[simple_crumbs root="Home" /]
kembali

Eksposisi Matius (13) Kerendahan Hati Kristus

Matius 3:11-17



Yesus Kristus dimunculkan oleh Allah Bapa di tengah-tengah pelayanan Yohanes Pembaptis. Pada waktu itu, banyak orang berduyun-duyun dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Ini adalah suatu KKR besar yang kita lihat di dalam Perjanjian Baru, sebelumnya tidak pernah ada. Ini adalah seseorang yang diurapi dan dipakai oleh Roh Kudus dengan luar biasa untuk berkotbah di padang belantara. Baptisan Yohanes Pembaptis adalah baptisan untuk pertobatan. Pada waktu itu, arti pertobatan bagi seluruh orang Yahudi karena mereka menyadari satu kalimat: “Bertobatlah! Kerajaan Allah sudah dekat”. Berarti Kerajaan Allah sudah dekat, berarti Tuhan akan berintervensi, berarti Mesias akan hadir maka mereka harus mempersiapkan harinya Tuhan. Satu persatu orang Yahudi bertobat sampai kemudian Yesus datang. Yesus dibaptis bukan karena Dia perlu disucikan atau dimurnikan. Yesus dibaptis bukan karena Dia perlu bertobat. Ketika Yesus datang, Yohanes Pembaptis mengatakan: “Aku tidak bisa membaptis Engkau”. Tetapi kemudian Yesus mengatakan: “Biarlah kita melakukan hal ini, karena ini untuk menggenapkan perintah dari Allah”. Yesus kemudian berlutut di bawah Yohanes Pembaptis dan baptisan itu diberikan. Pada waktu itu Roh Kudus datang serupa dengan burung merpati dan ada kalimat dari Allah Bapa: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan”. Saya sudah mengatakan minggu yang lalu bahwa baptisan menyatakan siapa Mesias dan apa pekerjaan Mesias.

Pekerjaan Mesias yang pertama adalah Dia akan direndahkan. Dia akan direndahkan di depan seluruh umat manusia dan direndahkan sampai di atas kayu salib. Ini adalah perendahan diri Yesus Kristus. Mesias yang diutus oleh Allah yaitu Yesus. Yesus yang adalah Kristus memiliki dua pekerjaan utama. Pertama, Dia harus mati untuk umat-Nya. Untuk menebus umat-Nya, dia harus direndahkan. Perjalanan Kristus adalah perjalanan dari baptisan kepada salib. Baptisan adalah tempat pertama kali Yesus melayani di depan publik dan itu sudah langsung direndahkan karena yang membaptis lebih tinggi dari yang dibaptis. Yesus Kristus adalah yang dibaptis dan semua orang melihat Yohanes Pembaptis pasti lebih tinggi dari Yesus. Tidak! Ini adalah perendahan diri dari Kristus dan kemudian Kristus akan mengakhiri pelayanan-Nya secara publik di atas kayu salib. Jika sekarang kita melihat dalam Perjanjian Baru, begitu jelas tentang perjalanan Mesias yaitu dari satu perendahan menuju kepada perendahan yang lain, dari satu tempat untuk disalah-mengerti ke tempat lain yang disalah-mengerti. Ini adalah suatu perjalanan salib. Jika kita adalah orang Kristen maka disebut sebagai pengikut Kristus. Maka saudara dan saya rela pikul salib, rela untuk memiliki hati taat kepada Tuhan, rela untuk dibentuk oleh Tuhan. Yang disebut sebagai orang Kristen bukan kalau kita berdoa sebelum makan dan pergi ke gereja. Yang disebut sebagai orang Kristen artinya kita rela untuk memikul salib. Perhatikan baik-baik, orang yang rela untuk memikul salib di dalam Alkitab dinyatakan sebagai orang yang rendah hati. Sebagai aplikasi dari satu konsep teologia ini, hari ini saya akan berbicara beberapa hal rohani berkenaan dengan kerendahan hati.

  1. Rendah hati adalah taat kepada Allah.

  2. Definisi rendah hati adalah aku mau mendengarkan Firman-Mu dan mentaati-Mu. Rendah hati bukan sopan santun, bukan suatu kebaikan hati, bukan diukur oleh orang lain. Definisi rendah hati di dalam hidup dan di dalam Firman Tuhan menyatakan satu hal yang paling utama yaitu ketaatan kepada Tuhan. Yang taat adalah yang rendah hati, yang tidak taat meskipun orangnya suka memberi, meskipun murah hati, orang itu di hadapan Allah adalah orang yang sombong. Orang yang membuka telinganya, yang mau menyimpan Firman-Nya, yang mau mendengarkan pengajaran-Nya, dan menjalankan kehendak-Nya adalah orang yang rendah hati. Ketika melihat baptisan itu, selain kita akan menemukan hal yang paling utama di dalam Kerajaan Allah di dalam biblical theology berkenaan dengan Yesus adalah Mesias, hari itu adalah hari pagelaran Sang Anak Allah merendahkan hati-Nya, merendahkan diri-Nya di depan publik. Ketika saya merenungkan hal ini, hati saya tersentuh. Dua pribadi yang bisa dilihat dalam Perjanjian Baru dan dua pribadi yang luar biasa besar ini melebihi seluruh rasul. Yang satu adalah Yesus Kristus dan Dia adalah Anak Allah, yang satunya lagi adalah Yohanes Pembaptis, nabi yang dikatakan lebih besar dari seluruh nabi dalam Perjanjian Lama. Dua-duanya begitu rendah hati meskipun ini ada suatu perbedaan yang tidak bisa dibandingkan karena Yesus pasti jauh lebih rendah hati dari Yohanes Pembaptis tetapi saudara bisa melihat suatu keindahan yang luar biasa. Anak Allah turun, Alkitab mengatakan Dia adalah Anak yang ada di dalam dekapan Allah Bapa, Dia mendapatkan sukacita di dalam kekekalan dan kegembiraan yang tiada henti-hentinya. Sekarang Dia mau menjelma menjadi manusia, bersalutkan tubuh yang berpeta teladan dosa, yang bisa mati, yang bisa rusak, yang bisa disakiti. Sekarang Anak Allah bukan saja berpeta teladan dosa dalam tubuh-Nya tetapi Dia mau datang kepada seorang manusia yang diciptakan dengan tangan dan hembusan mulut-Nya, kemudian mau berlutut di depan umum. Ini adalah seorang yang luar biasa. Kalau melihat siapa Yesus Kristus dari ukuran manusia saja, Dia adalah orang yang luar biasa. Kalau saudara melihat Dia adalah Allah yang kekal yang datang dan mau berlutut di depan Yohanes Pembaptis, saudara bisa melihat bagaimana dia merendahkan diri-Nya dan merendahkan hati-Nya. Itulah sebabnya Yohanes Pembaptis mengatakan bahwa dirinya tidak layak untuk membaptiskan Yesus. Tetapi kemudian saudara perhatikan apa definisi rendah hati yang tadi saya katakan, Yesus menjawab: “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah”. Rendah hati tidak diukur orang itu baik kepada saya atau tidak, yang memberikan makanan kepada kita, yang senyum kepada saya adalah orang yang rendah hati karena saya adalah somebody yang diperhitungkan sebagai manusia, tidak! Itu adalah suatu pikiran yang self-centered (diri menjadi patokan untuk mendefinisikan sesuatu) tetapi kita harus melihat orang rendah hati atau tidak dari satu pikiran saja yaitu dia mau menggenapkan seluruh rencana Allah atau tidak, dia mau taat kepada Allah atau tidak. Itu namanya rendah hati dan di luar itu adalah kesombongan. Saudara mungkin baik sama saya, saudara mungkin baik dengan beberapa orang atau seluruh orang di sini, saudara pikir saudara adalah orang baik tetapi Alkitab tidak mengatakan hal demikian. Itulah sebabnya Alkitab mengatakan setiap perbuatan baik pun adalah sesuatu kekotoran di hadapan Allah seperti kain kotor. Jangan bangga kepada dirimu sendiri, kepada moralitasmu sendiri! Ketika kita tidak mau mendengar Firman Tuhan, tidak mau bertobat, tidak mau untuk melakukan ketaatan di hadapan Allah, kita diperhitungkan sebagai orang yang luar biasa sombong/angkuh dan Allah begitu marah kepada orang-orang yang sombong. Orang-orang yang rendah hati mungkin keras kepada orang lain, orang-orang yang rendah hati mungkin sulit untuk dimengerti orang lain. Yesus adalah orang yang paling sulit dimengerti oleh seluruh manusia sampai saat ini termasuk kita tapi Dia adalah seorang yang rendah hati, Dia pemimpin dari seluruh umat-Nya, Dia Mesias, Dia adalah Anak Allah yang menghapus dosa dunia tapi Dia juga Anak Allah yang memberikan kepada kita contoh bagaimana kita hidup. Dia adalah pribadi yang rendah hati.

  3. Hanya orang yang rendah hati memiliki pertumbuhan rohani.

  4. Kerendahan hati adalah mau mendengarkan Firman dan menetapkan hati untuk mau taat maka itu adalah kunci untuk mengenal seluruh pribadi Allah dan rencana-Nya yang akan dibukakan kepada kita. Hanya orang yang rendah hati memiliki pertumbuhan rohani. Kalau saudara dan saya berada pada posisi yang tidak bertumbuh rohani berarti karena kita sombong di hadapan Allah. Kalau kita mau mengenal Allah, mengetahui rencana-Nya, jadilah orang rendah hati dan saudara akan mengerti Firman Tuhan dengan begitu jelas. C.S Lewis adalah seorang penulis yang brilliant sekali, awalnya adalah seorang atheis lalu kemudian menjadi orang Kristen. Dia adalah penulis buku anak-anak misalnya The Chronicles of Narnia dan banyak tulisan-tulisan lainnya. C.S Lewis menyatakan orang sombong sama sekali tidak mungkin akan mengenal Allah dan rencana-Nya, tidak mungkin mendapatkan apapun dari Tuhan karena C.S Lewis dengan sedikit bercanda mengatakan orang sombong selalu melihat orang lain lebih rendah dari dia tetapi engkau harus tahu Allah ada di atasmu. Orang yang selalu melihat/memandang lebih rendah orang lain dan segala sesuatu, tidak mau diajar, tidak mungkin akan kenal Tuhan karena untuk mengenal Allah harus melihat ke atas. Ini adalah suatu prinsip. Yesus Kristus mengatakan: “Aku bersyukur kepada-Mu Bapa di surga karena Engkau sembunyikan bagi orang-orang bijak/sombong tapi Engkau bukakan kepada orang-orang miskin yang kecil”. Ini tidak berarti kalau saudara tidak punya uang dan ada di kolong jembatan baru rendah hati. Ini tidak berarti orang kaya semuanya sombong. Banyak orang kaya yang hatinya baik dan rendah hati. Banyak orang miskin, yang tidak punya apa-apa tetap sombong luar biasa. Prinsip ini sama seperti akar segala kejahatan adalah cinta uang, bukan akar segala kejahatan adalah punya uang. Ada orang tak punya uang tapi jahatnya luar biasa karena hatinya cinta uang. Ada orang kaya punya uang tapi dia tak cinta uang, tetapi banyak juga orang kaya yang cinta uang. Hal-hal seperti ini bukan dilihat di depan tapi di dalam hatinya. Orang yang rendah hati akan dibukakan jalan Tuhan, orang yang rendah hati akan mengerti rencana Tuhan. Satu sikap yang baik adalah jikalau kita berada dalam kesulitan, air mata dan segala kepedihan apa pun saja, biarlah kita boleh berlutut kepada Tuhan dan mau belajar taat. Jikalau kita berada dalam posisi seperti itu, tak pernah tidak, Tuhan akan bukakan satu persatu. Tetapi kalau kita berpikir Dia adalah Allah yang sederajat dengan kita, Dia tak pernah akan membuka isi hati-Nya kepada kita. Itu adalah kunci dan sesuatu yang penting sekali. Kalau kita sungguh-sungguh takut kepada Tuhan, minta belas kasihan Tuhan untuk dibukakan seluruh rencana-Nya maka tak mungkin tidak, di dalam anugerah Tuhan yang besar di dalam Alkitab Tuhan akan berbicara kepada kita menyatakan rencana-Nya, menyatakan hal-hal yang mulia karena ini adalah jalan yang dituntut oleh Kristus karena Dia adalah contoh hidup sebagai satu pribadi manusia sejati yang menyatakan bagaimana harus hidup di hadapan Allah yaitu dengan kerendahan hati.

  5. Kerendahan hati adalah state of heart/attitude of heart.

  6. Kerendahan hati tidak tergantung dari posisi tinggi atau rendah. Saudara harus mengerti bahwa kerendahan hati adalah state of heart/attitude of heart. Kerendahan hati adalah di dalam hati kita mau taat kepada Tuhan atau tidak. Kalau orang sudah menetapkan diri taat kepada Tuhan, kadang Tuhan membawanya untuk menjadi kecil, dia harus taat; kadang Tuhan membawanya menjadi besar, dia harus taat. Semuanya bukan untuk diri tetapi semuanya demi Kristus yang kita taati. Biar kita boleh melihat prinsip Firman Tuhan ini dan tidak tertipu dengan fenomena. Seperti mengatakan hamba Tuhan yang bangun gedung gereja besar itu pasti dia sombong, maunya besar-besar, pasti sombong. Tidak! Segala sesuatu adalah dari ketaatan. Ada orang yang dipanggil kecil, ada orang yang dipanggil besar, ada orang yang dipanggil menjadi orang yang kaya dan ada orang yang dipanggil menjadi orang yang miskin, ada orang yang dari bawah dinaikkan ke atas dan yang dari atas diturunkan ke bawah. Saudara perhatikan baik-baik, Abraham keluar dari Ur-Kasdim maka Abraham keluar dari orang yang kaya menjadi perantau biasa. Sebaliknya dengan Daud, anak yang sama sekali tidak dilihat oleh orang tuanya dan orang lain tetapi Tuhan mengurapi dia dari seorang penjaga kawanan kambing domba saja kemudian Tuhan naikkan dia sampai memiliki kekayaan yang luar biasa, saudara tidak pernah bisa mengatakan Daud adalah seorang yang sombong karena dia adalah orang yang sungguh-sungguh dekat di hati Tuhan. Kalau melihat Nehemia yang merupakan juru minuman raja dan dia ada di istana raja lalu Tuhan menyuruh dia pulang ke Yerusalem untuk membangun tembok Yerusalem, mengawasinya dan orang seperti ini artinya menjadi mandor bangunan. Saudara bisa bayangkan seorang juru minuman raja diturunkan pangkatnya menjadi mandor bangunan. Sebaliknya, Daniel adalah orang yang tak ada apa-apanya pada waktu remaja, mungkin pada waktu Nebukadnezar datang, dia sedang main bola dan dibawa secara paksa pergi ke Babel, dilatih dan Tuhan menyertai dia dan dia menjadi seorang perdana menteri yang melayani 6-7 raja yang pernah hidup. Ini adalah orang-orang yang Tuhan angkat. Saudara tidak akan mendapatkan dosa Daniel dituliskan di dalam Alkitab, Tuhan berkenan kepada dia. Maka sekali lagi, masalah menjadi orang rendah hati atau orang sombong bukan pada kedudukan. Menjadi orang rendah hati atau sombong adalah pada hati saudara yang saudara tetapkan di hadapan Allah seperti apa.

  7. Kerendahan hati akan mendapatkan pengujian pada titik-titik krusial.

  8. Saudara tidak akan memiliki satu kerendahan hati atau memiliki satu kesombongan kalau dibandingkan dengan orang yang jauh melebihi saudara. Misalnya saya tidak pernah iri dengan Pak Tong, mau iri sampai selangit pun tak bisa mengejar dia. Semua orang mengatakan: saya tidak iri, saya orang rendah hati dan saya mau belajar dari dia. Semua mengatakan demikian karena dia ada di atas dan penuh dengan talenta, kita mau iri apanya. Tapi kalau saudara-saudara bertemu dengan seorang yang satu level, yang kurang lebih ekonominya, pekerjaannya kurang lebih sama, bidangnya sama, sama-sama diperhadapkan di dalam satu gereja dan dalam satu pelayanan yang sama, di situ ujian kerendahan hati muncul. Tak mudah! Di saat seperti itu, saudara mulai iri hati, mulai ingin lebih besar dari orang itu, mulai untuk tidak mau mengikut Kristus Yesus. Apalagi kalau saudara adalah orang yang sudah makan asam garam, sudah berumur, sudah kerja di mana-mana lalu ketemu orang yang lebih muda, biasanya saudara akan hina dia, biasanya saudara akan berkata bahwa dia tidak tahu apa-apa, saya sudah tahu dari dulu. Saya sudah sering mendengar kalimat itu ratusan kali tetapi saya bersyukur kepada Tuhan karena memang lebih baik kita pada status posisi tidak tahu apa-apa sehingga saya bisa belajar. Salah satu pelajaran yang saya pelajari adalah jangan sombong. Kalau saudara adalah orang yang sudah makan asam garam dan mengerti banyak hal, saudara pikir anak-anak kecil dengan hal-hal sederhana tak ada gunanya lalu kemudian meninggikan diri. Yesus Kristus mengatakan jangan engkau hina anak kecil karena merekalah yang empunya kerajaan Surga. Saya katakan satu prinsip ini yaitu Yesus tunduk, Yesus menekuk lututnya menghadap Yohanes Pembaptis. Siapa Yohanes Pembaptis? Nothing, di hadapan Kristus tidak ada apa-apanya, dia manusia yang berdosa, tetapi Dia menjadi contoh seluruh gereja untuk mau menundukkan diri kepada seorang yang juga memiliki umur yang tidak beda jauh dari Dia, se-level dengan Dia dan kemudian Dia menundukkan diri kepada Yohanes Pembaptis. Ini adalah perendahan diri, perendahan hati dari Anak Allah kepada satu manusia yang berdosa. Saudara melihat cara Tuhan yang Tuhan inginkan untuk kita boleh hidup di tengah-tengah dunia ini. Jadilah orang yang rendah hati dan kita melihat ini yang dikerjakan oleh Yesus Kristus.

Apa pekerjaan Mesias? Pekerjaan Mesias yang pertama adalah salib dan untuk memikul salib, Dia harus merendahkan diri-Nya di hadapan Allah. Pekerjaan Mesias yang kedua yang besar adalah Pentakosta maka dikatakan Roh Kudus turun ke atas Yesus Kristus. Itu mau menyatakan siapa yang nantinya akan membaptis umat-Nya dengan Roh Kudus yaitu Mesias ini. Pada waktu hari Pentakosta, ketika Yesus Kristus sudah naik ke atas kemudian mencurahkan Roh Kudus-Nya kepada gereja-Nya. Itu adalah hari lahirnya gereja. Gereja ada karena Roh Kudus bekerja di dalamnya dan ketika Roh Kudus bekerja di dalamnya maka gereja dicelikkan dengan pekerjaan Kristus yang ada di atas kayu salib. Ini adalah pekerjaan Mesias yaitu pertama harus mati di atas kayu salib dan kedua membaptis umat-Nya dengan Roh Kudus. Dua hal ini yaitu salib dan Pentakosta adalah satu hubungan yang tidak terpisahkan dan ini adalah pekerjaan Mesias yang menghasilkan dua hal ini.

Pentakosta selalu dimengerti memberikan karunia-karunia. Pentakosta harus dimengerti sebagai kuasa untuk mengerti secara penuh apa arti salib. Maka orang-orang yang ada di Pentakosta diurapi oleh Roh Kudus. Petrus berkotbah tentang Yesus Kristus yang tersalib, bukan berkotbah mengenai karunia bahasa roh, karunia lidah, karunia yang lain, dia berkotbah tentang siapa Yesus Kristus. Itulah sebabnya maka Yohanes Pembaptis mengatakan satu kalimat “aku bukan Mesias” saat orang-orang bertanya kepada dia. Aku membaptis kamu dengan air tapi nanti Mesias yang datang akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. Roh Kudus bicara mengenai keselamatan, api bicara mengenai penghakiman dan penghukuman. Di dalam ayat 12 dikatakan alat penampi sudah di tangan Kristus, Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan. Yohanes Pembaptis bukan Mesias lalu siapa engkau dan siapa Mesias itu? Aku membaptis dengan air dan akulah orang yang berseru-seru di padang gurun itu, aku bukan Mesias. Kalau Mesias itu datang, Dia akan membaptis engkau dengan Roh Kudus dan dengan api. Sekali lagi, pekerjaan Mesias yang kedua adalah Pentakosta dan karena Pentakosta itu Mesias akan membaptis dengan Roh Kudus dan dengan api yaitu yang satu diselamatkan, yang satu dihakimi. Tidak pernah dari saudara, saya dan seluruh umat manusia di dunia ini yang berada dalam status quo. Ketika saudara mendengarkan Injil, ketika mendengarkan hamba Tuhan berkotbah, ketika membaca Firman Tuhan, ketika melihat Kristus Yesus maka hanya dua kemungkinan di dalam diri umat manusia sepanjang jaman yaitu saudara diselamatkan atau saudara dihakimi di dalam kekekalan. Ini adalah berita yang satu penghiburan dan yang satu kecelakaan. Dikatakan dalam Alkitab, Yesus Kristus datang jangan sangka Aku akan memberikan damai di bumi, tidak! Aku datang untuk menyatakan api, Aku datang akan memberikan pedang. Orang-orang akan terpisah dari isi keluarganya satu persatu. Itu mau menyatakan pekerjaan Mesias adalah salib dan Pentakosta. Salib dan Pentakosta akan menghasilkan dua golongan yang berbeda yaitu yang satu akan diselamatkan dan satu lagi yang tidak percaya akan dihukum/dihakimi. Saya tidak tahu saudara ada di bagian mana. Ayat-ayat ini selalu saya ingat ketika saya berada di dalam setiap KKR, saya selalu ingat ketika mengabarkan injil sudah dengan sepenuh hati dan berpeluh lalu saya mengatakan siapa yang mau menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat? Siapa yang membuka hati dan mau taat kepada Dia? Saya tahu bahwa panggilan itu akan membelah seluruh pendengar menjadi dua bagian. Ada yang mengatakan “saya mau” dan ada yang mengatakan “tidak, aku tidak percaya, aku tidak mau terima”. Maka orang-orang tersebut dikatakan di dalam Alkitab adalah orang-orang yang akan dihakimi. Gereja memiliki kuasa untuk itu, gereja memiliki kuasa untuk menutup dan membuka, Firman Tuhan memiliki kuasa untuk memisahkan domba dan kambing, semua dikatakan dalam Alkitab. Jika saudara beritakan Injil kepada satu demi satu orang, saudara akan tahu Injil akan memisahkan, Injil akan membuat orang takluk, Injil akan membuat orang berontak. Alkitab dengan jelas menyatakan Dia yang akan datang akan membaptis engkau dengan Roh Kudus dan dengan api. Dia akan memisahkan umat manusia bahkan kita sendiri di sini menjadi dua bagian. Saya tidak tahu saudara ada di mana, saya tidak tahu saudara yang menerima Roh Kudus atau saudara yang akan menerima api. Kiranya Tuhan menolong membuat kita diselamatkan.

^