[simple_crumbs root="Home" /]
kembali

Ketaatan (5): Sikap sejati di dalam ketaatan

Yohanes 14:15-27


Orang Kristen yang sejati adalah orang Kristen yang mendengarkan suara dari Gembala kita. Yesus Kristus mengatakan: Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku. Dan di dalam ayat ini dikatakan bahwa barangsiapa mengasihi Aku, dia akan mentaati Firman-Ku. Ini adalah sesuatu yang jelas terlihat, hitam di atas putih berkenaan dengan definisi orang Kristen. Ketika kita mengatakan: Aku mengasihi Kristus, Aku mencintai Dia, Aku merindukan Dia. Semua kalimat itu adalah kosong belaka, kecuali jikakalau di belakang kalimat itu ada satu obedience, ada satu hati yang rela taat di hadapan Allah. Seluruh gereja, pemimpinnya adalah Kristus. Kristus adalah kepala gereja. Dan Kristus mengajarkan satu kalimat yang merupakan inti semua gereja yang sejati adalah Thy will be done, kehendak-Mu jadi. Ini adalah kalimat yang sama, yang diucapkan oleh semua murid, oleh semua bapa gereja dan jikalau kita adalah orang-orang Kristen yang sejati di dalam Kristus. Kecuali kita adalah orang-orang palsu, yang mengaku diri pergi ke gereja, melayani, mendengarkan ibadah hari minggu tetapi tidak pernah taat di dalam hidup kita. Kristus itu kepala gereja dan kepada Dialah kita taat, melalui Dia, kita taat kepada Allah Bapa di Surga. Dan Roh Kudus, Allah oknum ketiga dikirimkan oleh Allah untuk mendampingi orang Kristen, Untuk apa? Ada orang mengatakan: Roh Kudus ada, untuk aku berkarunia Roh. Roh Kudus ada, untuk aku berbahasa roh. Yohanes pasal 14, 15, dan 16. Tiga pasal adalah bicara berkenaan dengan doktrin Roh Kudus. Ini adalah bicara mengenai person of Holy Spirit. Tiga pasal ini dengan jelas mengatakan: Aku akan memberikan kepadamu Penghibur, Aku akan memberikan kepadamu Penolong, Aku memberikan kepadamu Roh yang lain yang akan mendampingi kamu dan itu adalah Roh Kudus. Jadi untuk apa Roh Kudus itu? Jawabannya adalah supaya mengingatkan engkau akan Firman-Ku dan supaya engkau mentaati Firman-Ku. Roh Kudus itu ada, untuk membawa kita mengingat siapa Raja kita, mengingat apa yang dikatakan oleh Dia, dan membawa kita memiliki kuasa untuk boleh taat kepada Firman Tuhan.

Hari ini saya akan berbicara mengenai sikap yang genuine, sikap yang sejati di dalam ketaatan. Bagaimana saya harus taat? Dengan sikap seperti apa saya harus taat? Engkau Allah, aku tahu kehendak-Mu adalah aku taat. Maka sekarang aku mau taat. Tetapi Alkitab menyatakan; ada ketaatan yang pura-pura, ada ketaatan yang setengah hati, ada ketaatan yang tidak disukai oleh Tuhan. Ketaatan seperti apa yang Tuhan itu inginkan?

  1. Tuhan menginginkan kita taat tanpa menunda.

  2. Lihat Lukas 9:59-60. Kalimat Yesus dalam ayat ini begitu tajam dan seringkali mencengangkan. Yesus mengatakan “Biarkan orang mati menguburkan orang mati tetapi engkau ikutlah Aku”. Ini bukan perumpamaan, ini adalah sesuatu kenyataan. Mengapa seakan-akan Tuhan begitu kejam dan tidak berperasaan? Kalau orang mau menikah, tanggal pernikahannya masih dapat dirubah tetapi orang meninggal tidak dapat memilih atau mengubah tanggalnya. Dan orang yang meninggal itu bukan tetangganya, tetapi papanya. Alkitab bahkan mengatakan: “Hormatilah Papamu, Ibumu”. Orang ini mendengarkan suara Kristus dan mengikut Kristus, tetapi dia mau menguburkan papanya yang meninggal terlebih dahulu. Jawab Yesus, “Biarkan orang mati menguburkan orang mati”. Kalimat ini seakan-akan tidak masuk akal. Tetapi perhatikan baik-baik. Yesus itu menginginkan ketika kita mengerti apa yang sudah Dia lakukan di atas kayu salib, ketika mengerti siapa Raja yang memerintah dan siapa Allah yang sejati maka Dia adalah yang paling prioritas dari seluruh hidup kita, bukan papamu, bukan kematian, bahkan bukan istri dan anakmu. Ketika Allah memerintah biarlah kita mengerti bahwa ini adalah perintah dari oknum pertama dari seluruh dunia ini yang harus dihormati. Ini tidak berarti bahwa kalau ada kesulitan atau apapun saja, mungkin ada kematian lalu kemudian saudara-saudara harus bereskan di gereja dulu. Yesus itu mau hati.

    Suatu hari Elia bertemu dengan Elisa. Elia mengatakan kepada Elisa untuk ikut dia melayani Tuhan, tetapi Elisa bilang bahwa dia ingin pamit kepada orangtuanya dahulu. Setelah pamit, baru kemudian Elisa mengikuti Elia. Tidak salah untuk berpamitan tetapi mengapa di dalam Lukas 9:59-60 tidak diperbolehkan? Yesus itu menginginkan melihat hati. Ada orang yang mempunyai macam-macam alasan, rasionalisasi yang seakan-akan baik, berteologis tetapi sebenarnya hatinya memang tidak pernah mau taat. Biarlah kita boleh jujur dan sungguh-sungguh menjawab kepada Tuhan bukan dengan alasan ingin menunda ketaatanmu.

    Richard Baxter seorang puritan menyatakan: Penundaan itu adalah sesuatu temporary dari penolakan dan itu adalah bentuk dari penyangkalan. Ketika bicara mengenai ketaatan, poin yang pertama adalah Tuhan menginginkan kita taat tanpa menunda. Obedience itu bersifat here and now, di sini sekarang. Jikalau saudara mengerti Firman dan kemudian tidak mentaati-Nya dengan segera, maka ada masalah rohani. Makin saudara menunda ketaatan, makin hati kita sulit untuk taat. Sebenarnya ketaatan yang pertama itu adalah yang paling mudah. Maka ketika Firman itu datang, ketika tugas dari Tuhan itu datang, ketika Tuhan itu dengan jelas menyatakan sesuatu kepadamu, maka langsung hati itu harus siap mengatakan ya Tuhan aku mau, ya Tuhan beri aku kekuatan. Ya Tuhan, hatiku tidak terlalu suka tetapi aku mau taat. Jangan pernah menunda ketaatan.

  3. Tuhan menginginkan kita taat dengan tekun dan bersemangat.

  4. Taat dengan terus menerus semangat sampai akhir, bukan ketaatan hari ini lalu kemudian besok kita kehilangan api. Bukan kemudian ketaatan sampai besok lalu kemudian kita kelelahan sampai selanjutnya. Lihat Lukas 17:7-10. Yesus mengatakan ini menjadi prinsip dalam hidup kita melayani Dia dan berespon kepada Dia. Yesus mengatakan ada seorang pekerja menggembalakan ternak tuannya, membajak ladangnya dari pagi sampai sore, kecapean sekali dan begitu sampai di rumah kemudian ingin mandi, makan, dan berkumpul dengan istri dan anaknya. Tetapi ketika dia pulang, tuannya ingin makan bersama dengan istri dan anak-anaknya, sehingga dia harus menyiapkan makanan tuannya. Alkitab mengatakan “ikat pinggangmu dan layani aku.” Setelah menyaksikan tuan dan keluarganya makan, dia harus membereskan dan merapikannya, kemudian barulah dia boleh makan. Dan tidak ada satu kata terima kasih sekalipun! Perhatikan baik-baik apa yang Yesus Kristus itu katakan kepada kita. Dia adalah Allah yang menginginkan untuk kita mentaati dan melayani Dia dengan tekun dan bersemangat sampai akhir. Dan Alkitab mengatakan, “Setelah semuanya selesai maka katakanlah kepada tuan itu, kami hamba-hamba yang tidak berguna dan kalau kami melakukan semua itu adalah karena itu memang tugas yang harus diberikan kepada kami dan kami harus jalankan.” Jikalau saudara membaca bagian Alkitab ini maka saudara akan menemukan bahwa seakan-akan Allah yang kita layani itu persis seperti raja-raja kuno yang besar yang harus dihormati. Allah lebih daripada mereka, Yesus Kristus lebih daripada mereka. Jangan kita pernah berpikir kasihan hamba itu dan kejamnya tuan itu. Jikalau saudara mengerti siapa Dia, dan jikalau kita mengerti siapa yang kita layani, kita akan menemukan tidak ada hal yang lebih indah daripada melayani Tuhan yang seperti ini. Mengapa hamba ini mau? Karena tuannya mengasihi dia. Mengapa hamba ini rela? Karena melihat kebesaran tuan itu, kasihnya, dan bagaimana dia memperlakukan hamba-hambanya.

    Satu hari di tengah-tengah peperangan dengan Filistin, Daud sedang bersembunyi supaya tidak diketahui oleh orang Filistin dan sewaktu-waktu nyawa mereka terancam. Kemudian Daud mengatakan satu kalimat dengan tidak sengaja, dia mengatakan: “Oh alangkah senangnya jikalau aku bisa minum air dari perigi Betlehem”. Satu orang jendralnya mendengar apa yang menjadi isi hati Daud lalu kemudian dengan diam-diam, dia jalan pergi untuk mengambil air satu teguk untuk dipersembahkan kepada Daud. Seperti apa pengabdian orang ini? Jawabanya karena dia menghormati Daud yang besar, karena dia mengasihi Daud. Itupun kemudian Daud tahu tidak boleh minum ini kemudian dituangkan semuanya, dicurahkan tidak diminum satu tetespun. Daud mencintai orang-orang di bawahnya. Tuhan itu mencintai saudara dan saya. Kalau kita tidak mendalami, tidak mengenal Tuhan yang mencintai kita, maka setiap kali pelayanan kita akan sungut-sungut. Setiap kali kita diminta untuk taat, kita akan rasa berat sekali. Tetapi kalau kita makin mengenal Tuhan, makin melihat kebesaran Tuhan dan kebaikan-Nya dan keagungan-Nya dan kemuliaan-Nya maka akan ada sesuatu kerinduan yang taat dengan tekun dan bersemangat sampai akhir.

  5. Taat dengan ucapan syukur, obedience with thanksgiving.

  6. Melayani dan taat kepada Tuhan tanpa bersungut-sungut. Sungut-sungut itu adalah tanda ketaatan setengah hati, tidak sepenuhnya, dan setengah hati di hadapan Allah sama sekali tidak diperhitungkan. Perhatikan di dalam Alkitab ada orang-orang yang ketaatannya dengan setengah hati dan bersungut-sungut. Kain membawa persembahannya dengan bersungut-sungut dan dengan tidak rela. Israel yang keluar dari tanah Mesir, seakan-akan mereka mengikuti Allah karena Allah itu menjumpai mereka dan memimpin dengan tiang awan dan tiang api. Tetapi di dalamnya mereka terus menerus bersungut-sungut, tidak puas untuk hidup. Ketika Lot memimpin isteri dan anak-anaknya keluar, isteri Lot tidak bersungut-sungut, Alkitab tidak mengatakan complain-nya, tetapi gerakan tubuhnya sudah langsung tahu hatinya hanya setengah jalan mengikut Tuhan. Ketaatannya setengah hati dan terpaksa. Alkitab mengatakan, isteri Lot langsung jadi tiang garam. Allah tidak menghendaki sesuatu ketaatan yang sambil bersungut-sungut. Allah tidak menghendaki satu ketaatan yang setengah hati. Berikan semuanya atau tidak sama sekali. Relakan hati kita untuk diajar dalam hal ini. Ananias dan Safira memberikan persembahan setengahnya tetapi mereka katakan memberikan semuanya. Langsung Petrus yang ada Roh Kudus mengatakan, “hatimu tidak beres, Engkau menyembunyikan sesuatu.” Kemudian, mereka mati di saat itu.

    Allah dengan jelas menyatakan, Dia tidak menghendaki ketaatan yang setengah hati, biarlah kita boleh belajar dan minta Roh Kudus mengajarkan kepada kita ketaatan dengan thanksgiving. Mungkin saudara pernah menyuruh anak saudara mengerjakan sesuatu dan kemudian ketika sebelum dia mengerjakan, napasnya diambil dulu. Apa perasaan saudara? Jengkelnya luar biasa. Engkau mengerjakan bukan dengan ketaatan atau cinta. Engkau mengerjakan bukan dengan understanding tetapi terpaksa. Siapa suami yang tahan isterinya memberikan kepada dia pelayanan, makanan dengan terus bersungut-sungut? Ketika saya mengatakan seperti ini, karena saudara harus tahu, kita adalah mempelai wanita Kristus. Kristus adalah mempelai pria dari gereja-Nya. Banyak orang ke gereja itu terus bersungut-sungut atau sekedar tuntutan hati nurani supaya enak, supaya minggu ini tidak rasa bersalah. Ada thanksgiving? Sama sekali tidak. Di dalam hal-hal seperti ini, saudara harus mengerti itu mendukakan hati Tuhan dan sangat-sangat tidak berkenan di hadapan Tuhan dan semua ini adalah sesuatu kebuntuan rohani.

    Sekarang saya akan memberitahukan jalan keluarnya terhadap hal ini. Mintalah kepada Tuhan, berdoa kepada Tuhan untuk saudara boleh bertumbuh secara rohani, bertumbuh melihat kemuliaan Kristus dan gereja. Gereja itu mulia sekali dan saya berharap saudara-saudara bisa melihat apa yang saya lihat. Ada orang yang menikah lalu kemudian terus menerus sungut-sungut, melayani keluarganya dengan terus mengeluh. Mengapa? Karena cinta tanpa kedewasaan itu tidak cukup untuk menjalankan pernikahan. Hanya orang-orang yang dewasa/mature, yang bisa menjalani pernikahan itu sampai akhir. Dan apa artinya orang yang mature? Orang yang mature itu adalah orang yang mengerti tanggung jawabnya karena melihat pentingnya tugasnya, melihat pentingnya hal yang dikerjakannya. Itulah sebabnya Alkitab mengatakan kalau suami meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, keduanya menjadi satu daging. Kalimat meninggalkan ayahnya dan ibunya itu bicara berkenaan dengan independent. Meninggalkan ayahnya dan ibunya itu bicara berkenaan dengan satu kedewasaan. Orang dewasalah yang orang itu mengerti. Anak kecil tidak ngerti. Cinta itu tidak cukup, harus ada kedewasaan. Jika kita tidak melihat kemuliaan Kristus, pasti hidup kita mengikut Tuhan sambil bersungut-sungut. Saudara akan complain apapun saja. Alkitab menyatakan Allah begitu marah terhadap hal ini. Kita pikir Dia itu siapa? Dia begitu mulia, Dia menyatakan rahasia-Nya, menyatakan kehendak-Nya, Dia menyatakan penebusan-Nya kepadamu dan saya. Dia memberikan sepenuh hatinya. Dia dari surga turun ke dunia. Dan kita memberikan hidup kita, jangankan hidup, uang kita yang dari Dia pun kita berikan sambil kita sungut-sungut. Saudara mengatakan bahwa Allah itu mengerti? Alkitab menyatakan, tidak sama sekali. Ketaatan kita harus dengan thanksgiving. Saya mau mengingatkan saudara-saudara berkenaan dengan sepuluh perintah Allah, dan semua Israel harus mentaati sepuluh perintah Allah itu. Tuhan tidak langsung mengatakan, “Perintah pertama, kedua, ketiga, keempat.” Tidak. Tuhan mengatakan, “Akulah Allah yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir, yang memberikan pembebasan kepadamu.” Akulah Allah itu yang menegaskan kepada kita apa yang sudah dibuat-Nya sebelum kita taat kepada Dia. Siapa engkau Allah? Apa hak-Mu Engkau memberikan perintah-perintah ini supaya aku taat dan Engkau menginginkan aku taat sepenuhnya? Aku adalah Allah yang membebaskan engkau. Aku adalah Allah yang menyelamatkan engkau. Aku adalah Allah yang mengasihi engkau dengan sepenuh hati. Jangan sungut-sungut di hadapan Allah. Jangan engkau memberikannya dengan setengah hati. Jikalau hari ini, engkau memiliki sikap seperti itu, bertobatlah dan minta Roh Kudus untuk mengubah hatimu, membawa kita untuk melihat cinta kasih Kristus, dan itu akan menghilangkan sungut-sungut kita.

    Saudara-saudara, sungut-sungut itu adalah ketidak-relaan. Tidak rela karena tidak melihat sesuatu hal yang penting dan mulia. Ada orang yang tua yang lalu kemudian batuk-batuk terus minta dibelikan obat oleh anak laki-lakinya tetapi dia tidak mau melakukannya dengan alasan sudah jam 9 malam, apotek sudah pada tutup. Tetapi ketika jam 2 pagi, tiba-tiba anaknya ditelepon pacarnya yang juga minta dibelikan obat batuk dan segera dia belikan pacarnya obat dan mengantar obat tersebut. Apa yang membedakan? Yang membedakan adalah satu rela dan satu tidak rela. Apa yang membedakan rela dan tidak rela? Adalah melihat kemuliaan orang yang dilayani, melihat hatinya ada di situ atau tidak. Saya berharap Roh Kudus menumbuhkan rohani kita untuk melihat dan menghargai kemuliaan Kristus yang sudah mati bagi kita.

  7. Tuhan menghendaki ketaatan yang genuine.

  8. Taatlah dengan satu maksud yaitu The Glory of God. Thomas Watson menyatakan, “Let’s we obey the God’s will, with the pure eye to His Glory.” Biarlah kita boleh mentaati Dia dan kehendak-Nya dengan mata yang murni untuk kemuliaan Dia saja. Alkitab menyatakan begitu banyak perintah Tuhan dan setiap kali perintah terdapat janji. Alkitab menyatakan dan adalah benar bahwa ketika kita taat maka kita akan banyak berkat yang mengikuti kita. Penyediaan Allah, kesetiaan Allah akan dinyatakan kepada kita. Keselamatan yang dari Tuhan akan diberikan kepada orang-orang yang taat kepada Dia. Alkitab dengan jelas menyatakan misalnya seperti,”Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.” Kalimat itu berlaku dan sudah dibuktikan oleh semua orang yang taat kepada dia. Orang-orang yang menjalankan kehendak-Nya, mencari pimpinan-Nya, mau untuk mentaati rencana-Nya. Tidak pernah Allah itu berhutang. Tuhan akan menyediakan kepada kita apa yang kita memang perlukan. Kalau saudara melihat orang-orang yang dipakai Tuhan seperti Adoniram Judson, Charles Wesley, D.L. Moody, saudara akan melihat bagaimana pimpinan, penyertaan dan berkat-berkat Allah diberikan kepada orang-orang yang taat kepada Dia. D.L. Moody di tengah-tengah lautan yang luar biasa bergelombang, dia begitu takut, tetapi karena dia adalah orang yang memberitakan Injil, dan dia mau taat kepada Tuhan, maka kemudian Tuhan meredakan lautan itu. Charles Wesley, John Wesley, orang yang terus berkotbah dengan kuda itu, suatu hari, ada orang yang mau menembak dia. Tetapi pada saat yang sama Tuhan hentikan orang itu. Alkitab itu hidup. Kalau melihat autobiografi dan biografi orang-orang yang dipakai Tuhan, saudara akan melihat setiap janji Allah itu digenapi kepada orang-orang yang taat kepada Dia.

    Saya akan memberikan satu cerita yang sangat terkenal, perbandingan antara dua orang. Yang pertama adalah ateis Max Jukes dan satu lagi adalah orang yang Tuhan pakai dalam ke-Kristenan, Jonathan Edward. Perhatikan apa yang ada di tengah-tengah dua orang ini dengan keturunannya. Max Jukes tinggal di negara bagian New York, dia adalah seorang ateis. Dia menikah dengan seorang yang ateis juga. Dari pernikahan ini lahir 1029 keturunan. 300 orang mati muda. Dari mereka yang hidup, 100 orang pernah dikirim ke penjara selama rata-rata 13 tahun, 190 orang menjadi pelacur, 100 orang menjadi alkoholik. Keluarga itu merugikan negara bagian sebesar 1.2 juta US dolar. Mereka tidak memberikan kontribusi apapun kepada masyarakat kecuali hal yang jahat. Tetapi perhatikan kehidupan Jonathan Edward. Dia tinggal di negara bagian yang sama, state yang sama, dan pada waktu yang hampir-hampir sama. Ia adalah seorang yang percaya Tuhan, menyerahkan hidupnya bagi Tuhan, menikah dengan orang yang takut akan Tuhan, dari persatuan ini, dilacak 729 keturunan. 300 nya menjadi pengkotbah, 65 profesor perguruan tinggi, 13 presiden universitas, 60 pengarang, 30 dipilih menjadi anggota kongres, dan seorang menjadi wakil presiden Amerika Serikat. Saudara bisa perhatikan baik-baik orang yang takut akan Tuhan dan orang yang tidak takut akan Tuhan. Akan ada perbedaan yang besar, karena kita tidak bisa melihatnya pada waktu dia hidup, tetapi saudara akan melihatnya bagaimana berkat Tuhan itu menyertai karena memang Alkitab menyatakan berkat, penyertaan, dan pimpinan Tuhan kepada orang-orang yang takut dan taat kepada Dia. Tetapi, terlepas dari semua itu, Alkitab menyatakan, Alkitab mendorong kita untuk tidak hanya sekedar mengambil keuntungan yang diberikan kepada kita ketika kita itu mau taat, tetapi, biarlah kita boleh didorong di dalam ketaatan karena untuk satu hal ini, The Glory of The Father. Kemuliaan Allah di surga. Ini yang Alkitab nyatakan dan Tuhan dorong kepada semua nabi dan rasul-Nya.

    Musa diminta oleh Tuhan untuk masuk ke tanah perjanjian dan Tuhan sendiri menyatakan, Aku akan mengirimkan malaikat-Ku kepadanya dan engkau akan mendapatkan seluruh profit yaitu tanah yang berlimpah susu dan madu. Tetapi seluruh berkat Tuhan itu diberikan kepada dia di dalam ketaatan. Maka Musa itu menginginkan satu hal yaitu Engkau sendiri. Show me Thy Glory. Orang yang taat tidak akan ditinggalkan oleh Tuhan. Orang yang taat akan diberikan janji-janji oleh Tuhan dan janji-janji ini akan hidup. Tetapi poin keempat ini saudara lakukan bukan untuk mendapatkan profit, lakukanlah ini dengan sukacita karena Dia adalah Allah yang menebus kita, yang mati bagi kita, Allah yang kepadanya jiwa kita itu berasal dan jiwa kita itu menuju. Maka belajarlah di dalam ketaatan untuk nama Tuhan dipermuliakan dan tidak ada contoh yang lain selain Yesus Kristus pada waktu di Getsemani, di saat sebenarnya dia tidak memiliki sesuatu kewajiban untuk menebus manusia, Yesus Kristus itu diperhadapkan dengan cawan murka Allah. Dia tidak takut untuk mati, dia tidak takut untuk menderita, tetapi yang Dia takutkan adalah Allah itu murka kepada Dia. Maka, di saat seperti itu, ada keinginan dari hati-Nya yang terdalam, “Aku mau supaya cawan ini lalu dari pada-Ku.” Tetapi Alkitab menyatakan, Yesus berdoa, “Tetapi biarlah Kehendak-Mu saja yang jadi.” Ketaatan Yesus bukan karena profit atau karena ada berkat yang akan diberikan kepada Dia. Ketaatan Dia adalah supaya Kehendak Tuhan, Nama Tuhan dipermuliakan. Itu adalah satu-satunya keinginan hidup-Nya.

Biarlah kita boleh sekali lagi menginginkan apa yang Alkitab itu ajarkan kepada kita. Pertama taatlah dengan segera. Kedua, taatlah dengan tekun dan semangat sampai akhir. Ketiga, taatlah dengan thanksgiving dan jangan bersungut-sungut. Keempat, taatlah dengan satu tujuan dan satu maksud saja, The Glory of God. Kiranya Tuhan boleh memimpin hidup kita dan membawa hati kita untuk makin hari makin taat kepada Dia.

^