[simple_crumbs root="Home" /]
-->

Arti Panggilan: Follow Me (4)

Pengkotbah: Pdt. Agus Marjanto, M. Th
Nats: Matius 4:18-23, Efesus 3:1-13. Follow Me (4)

Yesus berkata, “Ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia”. Kalimat “Ikutlah Aku” dinyatakan oleh Kristus kepada Petrus bahkan minimal tiga kali di dalam seluruh ayat Alkitab. Pertama kali ketika Petrus sedang menjala ikan, maka Yesus katakan “Follow Me”. Kedua, saat Petrus imannya goyah karena Yesus Kristus menyatakan bahwa diri-Nya akan ditangkap, dan akan menderita, serta akan menjalani jalan salib, maka Petrus mengatakan, “Tidak Tuhan, itu tidak akan terjadi.” Yesus Kristus mengatakan “Follow Me, Peter”. Kemudian setelah Yesus mati dan bangkit dan setelah memulihkan seluruh kepercayaan diri Petrus yang tadinya runtuh karena sudah tiga kali menyangkal Yesus, maka kemudian Yesus menyatakan, “Engkau pada saat ini, masih muda, engkau bebas kemanapun engkau pergi, tetapi pada waktu tua, maka engkau akan diikat tanganmu dan engkau akan dibawa ke tempat yang engkau tidak kehendaki”. Alkitab mengatakan nubuatan Yesus bagaimana Petrus akan mati martir. Ketika Petrus mendengar kalimat itu, dia melihat Yohanes, kemudian dia membandingkan dirinya dengan apa yang akan terjadi mengenai kematian murid-murid yang lain. Lalu Yesus mengatakan, “Itu bukan urusanmu”, tetapi engkau ikut Aku.” Ketika kita mengikut Kristus, mata kita selalu memandang orang lain. Kita ingin membandingkan diri kita dengan orang lain. Yesus mengatakan, tidak Petrus, itu bukan urusanmu, engkau sekarang ikut Aku! Mata yang tertuju kepada Kristus Yesus, yang memimpin di dalam iman, dan membawa iman ini kepada kesempurnaan, demikian kata Ibrani. Ini adalah panggilan Yesus Kristus kepada Petrus untuk mengikut Dia seumur hidup, sebulat hati. Untuk apakah kita mengikut Yesus dan akan menuju ke mana? Yesus Kristus mengatakan, “Aku akan membuat engkau menjadi penjala manusia.” Perhatikan baik-baik, “Ikut Aku” itu berarti sekarang. “Aku akan” itu berarti ada sesuatu proses. Di dalam proses itu ada pemuridan, proses itu adalah proses untuk mengenal Kristus dan kemudian ujungnya adalah di dunia ini. Aku akan menjadikan engkau. Menjadikan apa? Menjadikan penjala manusia. Maka hari ini saya akan bicara berkenaan dengan apa itu menjadi penjala manusia. Apa relasi gereja dengan penjala manusia? Ini adalah sesuatu yang menjadi isi hati Tuhan sendiri.

Isi hati Tuhan adalah kita mengikut Kristus dan diproses dan kemudian menjadi penjala manusia. Menjadikan hidup itu memiliki arti yang sifatnya di dalam kekekalan. Di tengah seluruh pekerjaan di dunia, maka Tuhanlah yang menentukan di dalam Firman-Nya, apa yang bersifat kekal dan apa yang bersifat sementara. Apa yang berharga dan apa yang hina di tengah-tengah dunia ini. Maka masuklah di dalam bentukan Tuhan untuk menjadikan kita orang yang memiliki nilai yang kekal, memiliki pekerjaan yang sungguh-sungguh kekal adanya. Para murid-Nya melepaskan jalanya dan mengikut Kristus. Matius menuliskan, setelah Yesus Kristus mengatakan hal itu, maka Petrus kemudian mengikuti Dia, lalu kemudian Andreas mengikuti Dia. Semua murid mengikuti Dia dan Dia membentuk para murid menjadi penjala manusia. Ketika berbicara berkenaan dengan penjala manusia, ada satu hal yang penting di sini, yaitu Gospel. Penjala manusia tidak bisa dilepaskan dari Injil itu. Mari lihat Efesus. Mengapa lihat di dalam Efesus? Karena saudara akan mengerti, seorang yang tadinya mengabarkan agama, menjadi seorang yang mengabarkan Injil. Paulus sendiri menyatakan, “Dulu yang aku kerjakan itu sampah,” padahal agama adalah salah satu hal yang bernilai di dunia ini. Orang boleh membenci dan tidak menyukai agama, tetapi orang itu cepat atau lambat, akhirnya harus mengakui agama yang akan menang di seluruh dunia, tidak mungkin tidak. Agama itu adalah sesuatu yang selalu dimiliki oleh kita. Maka kalau kita melihat di dalam kitab Kejadian, maka manusia itu selalu diciptakan menjadi orang yang memiliki sifat budaya dan sifat agama. Tak mungkin saudara dan saya lepas dari hal itu. Saudara tidak mengakui sesuatu agama, saudara pada saat yang sama sedang beragama untuk yang sesuatu. Ini adalah sesuatu yang tidak mungkin akan lepas dari diri kita karena kita diciptakan sebagai makhluk yang berbudaya dan sekaligus makhluk yang beragama.

Tetapi Paulus, orang yang begitu ketat di dalam hukum Yahudi dan sangat meneliti seluruh agama Yahudi, dia mengatakan, “semua itu adalah sampah setelah aku bertemu dengan Kristus” Maka perhatikan baik-baik, ini bukan bicara mengenai agama, ini bicara mengenai Injil. Saudara-saudara mau untuk dibentuk dan dijadikan hidup yang berarti, maka saudara-saudara harus ada kaitan dengan Injil. Lalu apakah itu Injil? Sedemikian besarkah Injil itu sehingga memiliki nilai yang kekal? Kita akan menemukan 3 definisi Injil yang begitu jelas di dalam Efesus 3 yang dinyatakan Paulus kepada orang-orang Efesus.

1. Injil adalah sesuatu pewahyuan, rahasia, unsearchable riches of Christ.

Injil adalah satu pernyataan, rahasia, kekayaan, hikmat Allah, yang tidak terjangkau, yang tersembunyi berabad-abad. Perhatikan, di sini ada kata pernyataan rahasia, ini bicara berkenaan sesuatu yang misteri, pembukaan dan pewahyuan. Di dalam bahasa Yunani, pewahyuan atau Paneron, sesuatu yang sifatnya adalah apokaliptik, sesuatu yang tadinya tertutup, dibuka dan kemudian isinya dikeluarkan. Maka Injil itu adalah sesuatu pewahyuan. Injil adalah sesuatu pembukaan, sesuatu yang tadinya tersembunyi, rahasia, misteri tentang kekayaan hikmat Allah. Kekayaan hikmat Allah yang tidak terjangkau, yang tersembunyi berabad-abad. Di dalam bahasa Inggrisnya, maka Efesus 3 mengatakan Injil itu adalah sesuatu pewahyuan, rahasia, unsearchable riches of Christ. Karena hikmat Allah itu adalah Kristus, demikian kata Paulus di dalam Korintus. Kalimat ini mau menyatakan bahwa hikmat Allah yang tadinya tertutup, yang mulia, yang kaya, yang besar dan yang tidak mungkin satupun manusia bisa menjangkaunya, dibuka kepada umat manusia hanya melalui Injil. Injil inilah yang membuat kita mengerti berkenaan dengan pribadi Allah. Injil inilah yang membuat kita bisa mengerti siapa Allah itu, Injil inilah membuat kita bisa mengerti bahwa Dia adalah Allah yang memiliki sesuatu cara kerja dan memiliki isi hati. Paulus menyatakan inti Injil itu ada pada Kristus Yesus. Maka ketika kita membaca Injil, membaca Alkitab, maka kita akan makin mengenal Kristus. Semakin mengenal Kristus, kita akan makin mengenal hikmat Allah yang tersembunyi. Kita semakin mengenal The Glory of God dan rencana-Nya di dalam hidup kita, dan makin kita mengenal Allah yang mulia di dalam Kristus, maka makin kita takjub dan makin kita didorong, makin rindu untuk memberitakan Injil. Ini sesuatu proses yang begitu alamiah di dalam kerohanian Kristen. Semua orang yang makin mengenal Allah adalah orang yang rindu untuk menyatakan kepada dunia siapakah Allah itu. Orang yang makin mengenal Allah adalah orang yang dibakar di dalam hatinya rindu untuk makin mengenal Allah. Ini adalah satu kemuliaan, satu nilai yang lebih besar daripada apapun saja yang ditemukan di dunia. Mengapa kita tidak memberitakan Injil? Karena kita tidak mengenal Kristus. Kita tidak mengenal Kristus, karena kita tidak membaca Alkitab. Ini semua akan jadi satu kesatuan, itu adalah sesuatu yang tidak bisa ditipu, itu adalah sesuatu yang keluar dengan sendirinya. Ada hal-hal objektif dan subjektif di dalam rohani, dan dua ini menjadi satu tidak bisa dipisahkan. Kita tidak bisa dengan sesuatu cara, aku ingin, rindu memberitakan Injil, itu adalah sesuatu kebohongan. Bagaimana kita bisa memiliki kerinduan? Kenallah Kristus lebih dalam melalui Firman. Paulus menyatakan bahwa Injil itu adalah pernyataan rahasia, sesuatu yang tadinya tertutup, tentang apa? Tentang kekayaan hikmat Allah. Hikmat Allah adalah Kristus. Dan kekayaan hikmat Allah yang apa? Yang tidak terjangkau, yang tersembunyi berabad-abad, unsearchable reaches of Christ. Ada beberapa aplikasi di dalam point ini:

Aplikasi pertama, kita adalah orang-orang yang dipanggil untuk pergi memberitakan Injil kepada dunia. Tidak mungkin bangsa-bangsa menjangkaunya. Jangan pernah berpikir bahwa orang-orang itu akan datang ke gereja atau membaca Injil dengan sendirinya. Dunia bisa mengenal Injil jika dan hanya jika gereja yang pergi kesana. Sama seperti Petrus, Andreas, murid-muridNya, Paulus, mengenal Injil. Seperti Abraham, Nehemia, mengenal Allah di dalam Perjanjian Lama, itu adalah karena Allah yang turun, Allah yang menyatakan diri-Nya. Allah yang rela datang ke dunia. Tadi saya sudah katakan bahwa Yesus Kristus datang ke dalam dunia ini, voluntarily and independently, menyatakan rahasia Allah Tritunggal itu ke dalam dunia. Tanpa Dia datang, maka tidak mungkin sepandai apapun bisa mengenal Allah, isi hati-Nya dan pribadiNya. Maka di dalam ayat ini, apa yang menjadi isi hati Tuhan? Beritakan Injil, bergerak ke bawah, ke lapangan. Beritakan Injil itu meskipun itu mungkin bagi orang lain akan ditolak. Saudara dan saya panggilannya adalah bukan untuk diterima oleh mereka. Saudara dan saya panggilannya adalah untuk memberitakan Injil itu. Ketika Injil itu diberitakan, maka itu akan menjadi sesuatu yang terbuka bagi mereka. Dan suatu hari pemberitaan Injil itu tidak akan pernah menjadi sia-sia. Suatu hari itu akan menjadi sesuatu pengadilan atau sesuatu keselamatan bagi orang yang sudah mendengarkannya.

Aplikasi kedua, di dalam pengertian Injil yang begitu dalam dan begitu luas ini, maka ketika Alkitab menyatakan memberitakan Injil itu artinya adalah memberitakan segala sesuatu yang ada di dalam Alkitab (the whole Bible). Orang-orang Puritan mengatakan ketika kita dipanggil untuk memberitakan Injil, ketika jemaat dilatih untuk memberitakan Injil, itu adalah termasuk di dalamnya adalah khotbah, termasuk di dalamnya adalah guru-guru Sekolah Minggu yang mengajar. Pada waktu itu tentu belum ada guru Sekolah Minggu. Di dalamnya adalah pengajaran, katekismus, itu adalah sesuatu pemberitaan Injil. Saya mau saudara-saudara bisa mengerti apa yang disebut sebagai pemberitaan Injil. Pemberitaan Injil bukan saja saya datang ke tempat seseorang kemudian, “Ibu/Bapak sudah pernah dengar Kristus atau belum?” “Oh belum.” “Yesus Kristus itu mati bagi bapak dan bapak kalau pergi ke surga itu harus ada yang menebus, tidak bisa di dalam dosa.” Bukan itu saja. Itu termasuk, dan itu adalah sesuatu yang penting, tetapi bicara mengenai pemberitaan Injil adalah segala sesuatu yang dikerjakan untuk kita itu memberitakan the whole Bible. Sehingga, jikalau seseorang itu mengajar tentang Kristus dan membawa jemaat itu mengenal makin baik kepada Kristus, mengenal kedalaman Kristus, apakah dia sedang mengajar di mimbar, di kelas, ataukah dia sedang mengajar di remaja, atau Sekolah Minggu bahkan, atau pemuda, dia sedang memberitakan Injil. Ketika kita mengerti ini, maka di dalam aplikasi, kita jangan hanya senang tiap minggu mendengar kotbah. Kadang juga khotbahnya tidak karuan-karuan yang saudara dengar, bahkan mungkin saudara pikir, khotbahnya bagus. Lalu kemudian saudara-saudara pulang, tidak. Minta kepada Tuhan anugerah untuk mengangkat dari kehidupan saudara menjadi orang yang memberitakan Injil.

Maka bicara berkenaan Injil adalah the whole Bible. Bicara mengenai Injil adalah membuka siapakah Kristus itu, di dalam segala hal yang gereja itu nyatakan, bicara mengenai Injil bukan saja bicara mengenai saudara turun ke jalanan dan membagi traktat, tetapi di tempat yang lain saya harus katakan kepada saudara, terlalu banyak gereja, termasuk gereja ini, sangat kurang untuk turun ke jalanan dan membagi traktat. Kita diminta untuk menjadi garam. Garam di mana? Keluarga? Tidak. Yesus Kristus mengatakan engkau adalah garam dunia. Engkau adalah terang dunia, bukan kampung. Kita harus memberitakan Injil ke bawah, kita harus memberitakan injil ke Nias, kita harus memberitakan Injil dengan seluruh yang kita punya, dengan umur, kesehatan, keuangan, kita mesti turun ke lapangan. Gereja ini harus diisi dengan orang-orang lapangan. Kita semua adalah orang-orang di lapangan dunia untuk memberitakan Injil.

Hal yang lain, yang saya mau tegaskan di dalam hal ini. Di sini dikatakan bahwa Injil adalah pernyataan rahasia misteri kekayaan hikmat Allah yang tidak terjangkau, yang tersembunyi berabad-abad, unsearchable riches of Christ. Maka jikalau saudara-saudara tidak mengenal Injil, maka saudara tidak akan mengerti ini. Inti gereja adalah Kristus yang dinyatakan di dalam Injil. Saudara-saudara mungkin menjadi orang Kristen sudah bertahun-tahun lamanya tetapi saudara-saudara tidak mengenal Kristus yang dinyatakan di dalam Injil. Saudara tidak akan mengerti ada kekayaan, kemuliaan yang lain daripada hidup di dunia ini. Sebagai hamba Tuhan, saya mendorong saudara-saudara untuk membaca Alkitab, mendengarkan khotbah dan saudara-saudara makin hari makin bertumbuh melihat kemuliaan Injil Kristus, melihat kemuliaan Kristus yang dinyatakan di dalam Injil, di dalam Alkitab. Dan saudara-saudara akan melihat kemuliaan Allah. Dan saudara-saudara akan berubah hidupnya. Follow me, Peter, maka Petrus lihat Kristus yang adalah inti daripada Injil.

2. Injil diberitakan oleh satu institusi, yaitu oleh gereja.

Tugas dan panggilan Gereja ditentukan di dalam kekekalan sebagai alat Tuhan satu-satunya yang berdiri di hadapan kerajaan dunia dan di hadapan kerajaan setan untuk menyatakan rahasia kekayaan hikmat Allah yang tidak terjangkau, yang tersembunyi berabad-abad itu. Gereja yang tidak memberitakan Injil maka itu bukan gereja. Gereja yang tidak menyatakan Kristus itu bukan gereja. Sebenarnya kalau saudara-saudara bertanya kepada saya; saya sudah beberapa kali bersaksi, saya sebenarnya tidak suka masuk ke dalam gereja. Karena kalau bicara mengenai gereja, ada perkelahian di dalamnya, gereja berurusan dengan organisasi, ada tugas ini dan itu yang berurusan dengan organisasi. Saya berpikir kalau sudah bicara gereja, mungkin banyak orang sama seperti saya, 90% orang Kristen kalau bicara mengenai gereja adalah sesuatu hal yang negatif, bukan positif. Tetapi makin saya belajar Firman, makin saya menyadari isi hati Allah itu hanya pada gereja. Tentunya ketika saudara berbicara berkenaan dengan hal ini adalah bicara mengenai gereja yang tidak kelihatan. Dan gereja yang tidak kelihatan adalah gereja yang kumpulan umat Allah yang sejati. Tetapi kita harus mengetahui bahwa gereja yang tidak kelihatan itu dibentuk oleh Allah di dalam 1 gereja, institusi yang kelihatan dan melalui gereja yang kelihatan, Allah menyatakan Kerajaan Allah di tengah-tengah dunia. Ketika saya berbicara berkenaan dengan gereja, pertama-tama saya mengatakan kepada Tuhan: “Tuhan saya mau untuk saya lepas dari gereja.” Saya dapat berkeliling membagikan pengenalan saya akan Tuhan dari satu gereja ke gereja yang lain dan saya akan menjadi berkat bagi seluruh gereja. Sampai kemudian saya menyadari itu adalah sesuatu kesombongan. Saya tidak mungkin menjadi berkat bagi seluruh gereja karena selalu “saya ada di dalam gereja.”

Gereja yang sejati itu lebih besar daripada kita secara pribadi. Gereja yang sejati adalah gereja yang merupakan isi hati Allah dan isi hati Allah itu dinyatakan untuk menyatakan kepada dunia Injil Tuhan, kekayaan yang tersimpan berabad-abad, unsearchable riches of Christ. Maka mengerti ini kita harus menghargai gereja, kita harus berani berdiri di depan kerajaan dunia, manusia apapun saja dan di depan kerajaan setan untuk kita menyatakan Injil. Gereja yang sejati selalu sifatnya perang. Gereja yang sejati selalu sifatnya perjuangan. Gereja yang bukan sejati selalu sifatnya, isinya hanya persekutuan. Kita tidak membangun satu gereja untuk mengumpulkan orang Kristen. Tidak. Kita membangun 1 gereja, itu adalah isi hati Tuhan untuk menyatakan siapa Tuhan itu di tengah-tengah dunia. Maka ini adalah sesuatu hal yang Tuhan itu nyatakan sendiri supaya sekarang oleh jemaat, diberitahu berbagai ragam hikmat Allah kepada pemeritah-pemerintah dan penguasa-penguasa di Surga. Dan hasil dari hal ini. Saudara perhatikan sekarang. Injil adalah kekayaan hikmat Allah yang tersembunyi berabad-abad dan itu adalah pada Kristus Yesus, Injil, gereja. Berdiri di hadapan kerajaan dunia dan kerajaan setan ditentukan oleh Allah untuk memberitakan Injil itu.

3. Pemberitaan Injil yang sejati akan mengalami sesuatu penderitaan dan penganiayaan.

Paulus mengatakan: “Itu sebabnya aku ini Paulus, orang yang dipenjarakan karena Kristus Yesus untuk kamu.” Di dalam ayat 13, “sebab itu aku minta kepadamu supaya kamu jangan tawar hati melihat kesesakan ini.” Gereja yang sejati memberitakan Injil. Gereja yang sejati menyatakan siapa itu Kristus. Gereja yang sejati itu berperang dan gereja yang sejati itu secara hasil dari alamiahnya, akan menjadi gereja yang menderita, menjadi gereja yang dianiaya. Kita tidak mencari penganiayaan tetapi mau tidak mau, kalau kita menjadi gereja yang sejati, maka itu akan sesuatu implikasi yang terjadi di dalam kehidupan. Saudara-saudara, beritakan Injil, kenal Kristus, kenal Alkitab kita dan turunlah ke lapangan, ke jalanan, memberitakan Injil. Sebenarnya gereja yang kurang sehat adalah gereja yang seperti kita. Satu tahun satu kali pergi ke Nias memberitakan Injil. Semuanya senang pergi ke sana. Tetapi setelah satu minggu, lalu kemudian kita memberitakan Injil? Tidak. Itu kurang sehat. Saya tidak membandingkan gereja kita lebih baik daripada gereja lain. Saya membandingkan gereja kita seturut apa yang Alkitab itu nyatakan. Seharusnya yang kita kerjakan adalah kita harus setiap hari memberitakan Injil. Setiap hari makin mengenal Firman. Setiap hari makin mengenal Kristus dan setiap hari makin memberitakan Injil. Kristus Yesus mengatakan: “Follow Me, Peter and I will make you a fisher of men.” Kita tidak ditentukan untuk menunggu di rumah sampai maut mendatangi kita. Kita ditentukan sebelum maut menjemput, mengenal Kristus dan mengabarkan Kristus itu kepada dunia. Ini adalah sesuatu takdir yang baru bagi orang Kristen. Kristus menentukan satu hidup yang berkemenangan, hidup yang berguna, hidup yang diurapi oleh Tuhan, hidup yang dipimpin oleh Kristus agar dunia boleh mengenal Kristus melalui hidup dan melalui bibir mulut kita. Paulus menyatakan: “Ini adalah tugas penyelenggaraan yang dibebankan kepadaku karena kasih karunia-Mu, ya Tuhan.” Ini adalah sesuatu hidup yang diubahkan dan ketika orang itu diubahkan, Paulus diubahkan. Maka dia tahu, ini anugerah yang besar. “Peter, follow Me and I will make you a fisher of men.” Itu yang terjadi kepada Petrus, Andreas, bapak-bapak gereja, dan itu yang terjadi kepada orang-orang Kristen termasuk kita. Kenallah Kristus. Kenallah lebih dalam dan beritakan Dia seumur hidup kita. Kiranya Tuhan boleh menyatakan Firman-Nya.

 

Arti Panggilan: Follow Me (3)

Pengkhotbah: Pdt. Agus Marjanto, M.Th
Matius 4:18-22; Matius 16:21-24; Yohanes 21: 18-22

“Follow Me” adalah kalimat yang dikatakan oleh Yesus kepada orang-orang di sekitarnya. Tetapi, berapa banyak orang yang mau mengikut Kristus? Ini adalah panggilan yang agung, yang diutarakan oleh pribadi Allah yang agung itu sendiri, kepada manusia yang hina. Ini adalah panggilan untuk mendekat. Jangan pernah berpikir dan menganggap Allah itu seperti teman kita, yang bisa diperlakukan seenaknya. Gereja sudah tidak menghormati Allah, gereja sudah berkotbah dan sudah mendidik jemaatnya dengan menurunkan Allah dari singgasananya. Allah itu adalah Allah yang mencintai kita, tetapi cinta yang tidak bisa dipermainkan. Allah mencintai seluruh dunia, sehingga diberikan Anak-Nya yang tunggal sehingga setiap orang yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal dan tidak binasa, tetapi kalimat di bawahnya tidak pernah diperhatikan. Dia menyatakan bahwa yang tidak percaya, dia sudah berada di dalam hukuman. Martin Luther mengatakan, “Let God be God, let man be man”.

Apa makna “Follow Me”?

Pertama, panggilan untuk mengenal Kristus dengan dekat.

Kalimat yang sama diutarakan Kristus kepada gereja-Nya. Jikalau kita mempelajari kehidupan Kristus, kita bisa membaginya menjadi dua. (1) Pribadinya, the person of Christ. Kristus itu adalah Allah yang sejati, dan Manusia yang sejati. (2) the work of Christ. Teologi reformed, Calvin dan khususnya semua orang Puritan menyatakan satu pekerjaan Kristus yang inti, yang penting adalah membawa umat-Nya bersatu di dalam Dia (Union with Christ). Membawa umat-Nya bersekutu di dalam Dia, di dalam Dia maka kita mendapatkan keselamatan, di dalam Dia maka kita mendapatkan pengampunan dosa, di dalam Dia maka Bapa di Surga tidak menjadi murka kepada kita, karena seluruh kemurkaan sudah diberikan kepada Yesus Kristus. Di dalam tulisan-tulisan rasul-rasul Kristus, ada satu teologia, satu kalimat yang penting yaitu “di dalam Dia” (In Christ). Kristus di dalam kedaulatan dan anugerah-Nya membawa orang-orang yang dipilih-Nya, yang sebelumnya di dalam Adam dan mati di dalam dosa dan kegelapan, sekarang berada di dalam Dia. Ini yang dikerjakan oleh Kristus. Dia pergi dari kota ke kota, dari desa ke desa, untuk mencari yang terhilang. Dia pergi mengajar, mendidik jiwa bersekutu dengan Dia kepada Bapa. Dia membuat mujizat, melepaskan orang-orang dari setan, supaya mereka bisa bebas bersekutu dengan Bapa di Surga dan menyembah Allah. Persis seperti Musa mengatakan kepada Firaun, let my people go, biarkan umat-Ku keluar supaya dapat beribadah kepada-Ku. Kelepasan Tuhan dari seluruh ikatan dunia dan dosa, membuat kita dibebaskan. Bukan berarti hidup bebas liar tetapi hidup bebas untuk beribadah kepada Tuhan, hidup bebas untuk dimiliki oleh Tuhan sepenuhnya. Dia mati agar di dalam Dia kita dapat bersekutu dengan Bapa. Dia adalah mediator, pendamai itu sendiri dan setelah kematian dan kebangkitan-Nya, Dia naik ke Surga dan Dia mengutus Roh Kudus agar God with us, Immanuel. Supaya sekarang, tanpa tubuh, Kristus Yesus bersekutu dengan kita di dalam roh-Nya setiap hari dan setiap detik. Dia memberikan Roh Kudus kepada gereja-Nya, membangkitkan gereja-Nya dan gereja menjadi ibu dari seluruh orang yang ditebus oleh Kristus dan Dia menegaskan Sakramen Baptis Kudus maupun Sakramen Perjamuan Kudus agar dunia dapat merasakan persekutuan dengan Dia melalui indera kita.

Perhatikan seluruh apa yang dikerjakan oleh Kristus pada waktu Dia ada di dunia dan pada waktu Dia ke Surga. Dia mengutus Roh Kudus, Dia membentuk gereja-Nya dan pada waktu Dia berada di Surga, Alkitab mengatakan Dia berdoa syafaat untuk umat-Nya, seluruhnya berada di dalam satu terminologi ini, union with Christ. Kalimat Yesus Kristus kepada murid muridnya, “Follow Me, union with Me,” mendekatlah kepada-Ku, lihatlah Aku, lihatlah bagaimana Aku melayani, kenallah Aku. Berkali-kali, di dalam segala hal, Dia menarik hidup kita mendekat tetapi berkali-kali kita menolak panggilan itu. Kita menolak panggilan-Nya dengan alasan tidak ada waktu padahal kita lebih menyukai panggilan yang lain daripada panggilan Pencipta langit dan bumi. Kristus menyatakan untuk apa engkau menyebut-nyebut perjanjian dengan Aku, padahal pada waktu itu engkau tidak memperdulikan perjanjian itu. Biar kita mengerti siapa diri kita. Kita membutuhkan Dia. Satu kalimat dari Yesus Kristus, “Lakukanlah ini supaya engkau mengingat Aku, lakukanlah Perjamuan Kudus supaya engkau mengingat Aku”. Bukan Kristus perlu diingat, karena kalau kita tidak mengingat Dia yang celaka bukan Dia, melainkan kita. Kalau kita tidak ingat Dia, maka dosa akan banyak sekali dalam hidup kita tanpa terbendung, kalau kita tidak mengingat Dia di kayu salib maka kita akan menjadi manusia yang liar, kalau kita tidak mengingat hidup kita sudah ditebus, maka kita akan terus menerus berada di dalam kehidupan yang hina, dan kita pikir itu mulia, kecuali kita mengingat hidup kita ditebus, kecuali kita mengingat Tuhan sudah datang ke dunia dan mati bagi kita. Biar kita boleh sungguh-sungguh menghormati Dia.

Ada satu peristiwa di mana Tuhan digambarkan sebagai raja, mengutus seluruh bawahannya pergi kemanapun saja, mengundang orang-orang itu untuk datang ke tempat meja perjamuan, bersama-sama bersekutu, tetapi setiap orang yang diundang menolak dan tidak menghargai. Mereka mengatakan tidak ada waktu dan ada sesuatu yang lebih penting. Setiap kali gereja yang sejati menyatakan sesuatu hal untuk mendidik saudara dan saya, itu bukan panggilan supaya gereja penuh, tetapi panggilan untuk kita makin mengenal Kristus. Kita yang butuh gereja dan bukan gereja yang memerlukan kita. Ini adalah sesuatu kebenaran, biarlah kita boleh mendidik hati, jiwa dengan sungguh-sungguh di hadapan Allah. Jangan mempermainkan Tuhan, gereja yang sejati, atau hamba-hamba Tuhan yang sejati.

“Follow me, Peter”, maka ini adalah knowing God, mengenal Allah. Mengenal Allah dan tahu tentang Allah adalah dua hal yang beda. Mengenal Allah itu artinya memiliki satu keintiman, satu relasi encountering with God. Tetapi mengetahui tentang Allah itu adalah sesuatu pembicaraan dari buku, dari orang lain. Maka murid-murid diminta untuk datang, untuk mengenal Yesus Kristus, melihat sendiri apa yang dikerjakan, mendengar sendiri apa yang diajarkan. Kalau saudara memiliki buah apel, dari tampak luar saudara katakan buah apel ini bagus, merah, mengkilat, ranum, itu adalah saudara tahu tentang apel. Tetapi kalau saudara tahu tentang buah apel, lalu saudara gigit apel, kunyah, masukkan itu di dalam perutmu, itu artinya adalah saudara mengenal apel. Biarlah kita bukan saja pergi ke gereja, tetapi kenallah Tuhan, kenallah Firman, ini adalah sesuatu hal yang Tuhan sendiri nyatakan.

Dia sudah membuka diri-Nya untuk kita bisa mengenal Dia, masakan kita tolak satu undangan yang besar ini, dan bukan itu saja, Yesus mengatakan maka “Follow Me”, ikutlah Aku dan Aku akan menjadikan engkau penjala manusia. Ini adalah panggilan yang mulia, karena yang memanggil itu mulia dan akan menuju kepada kehidupan yang mulia. Semakin kita mengenal Kristus yang mulia, maka saudara dan saya kita akan tahu, hidup yang termulia itu hanya satu yaitu dipakai oleh Allah dan hidup yang dipakai oleh Allah adalah yang memperluas pengaruh Allah di bumi ini. Saya tidak menyatakan bahwa semua harus menjadi pendeta, tetapi yang saya mau katakan adalah di dalam hal apapun kita akan dipakai untuk menjangkau jiwa makin dekat dan makin mengenal Tuhan dan itu adalah sesuatu kemuliaan hidup.

Hidup itu selalu melihat Allah, hidup itu selalu dipakai oleh Allah, hidup itu selalu diurapi oleh Allah, hidup itu dipakai untuk membesarkan nama Allah di dunia ini dan menyebarkan pengaruhnya kepada bangsa demi bangsa itu adalah sesuatu hidup yang mulia.

Kedua, panggilan untuk memikul salib.

Beberapa bulan setelah itu dan menuju kepada hari terakhir, Yesus Kristus mengatakan kepada Petrus dan kepada murid-murid-Nya, “Aku akan pergi ke Yerusalem dan akan menanggung banyak siksaan dan Aku akan mati disalib di sana”. Maka, ketika bicara mengenai “Follow Me”, itu bukan saja panggilan untuk mendekat, tetapi juga panggilan untuk memikul salib. Ketika Petrus mendengarkan kalimat bahwa Yesus sebentar lagi akan dipaku di atas kayu salib maka Petrus menarik Yesus ke samping dan mengatakan itu tidak mungkin terjadi kepada-Mu, tetapi Kristus menyatakan, “Enyahlah Iblis, engkau memikirkan apa yang dipikirkan oleh manusia dan bukan yang dipikirkan oleh Allah”. Yang ada di dalam isi hati dan dipikirkan oleh Allah adalah Salib. Yesus Kristus mengatakan, “Pada-Ku ada makanan yang lain yang engkau tidak ketahui dan makanan itu adalah menjalankan kehendak Allah.” Kehendak Bapa yaitu salib adanya. Jadi, ketika kita bicara berkenaan dengan mengikuti Kristus maka kita bicara berkenaan dengan salib. Yang ada di dalam isi hati Allah terdalam bukan kemakmuran, bukan kehebatan Kristus, tetapi salib. Melalui salib Kristus akan dimuliakan, melalui salib maka seluruh raja akan bertekuk lutut di bawah Dia. Jadi yang harus menjadi inti dan pikiran dari gereja adalah salib dan bukan yang lain. Banyak orang mau menjadi Kristen tetapi tidak mau menjadi serupa dengan Kristus. Saya katakan kepada saudara-saudara, kelahiran baru itu artinya disatukan dengan Kristus Yesus, dan itu artinya salib. Salib adalah kehidupan yang dikosongkan sampai seluruh kehendak Allah itu jadi.

Melalui Alkitab kita dapat melihat bahwa yang dikehendaki Kristus Yesus adalah pemuridan bukan jemaat-Nya menjadi banyak. Karena hanya murid yang bisa mengguncangkan dunia dan bisa dipakai oleh Allah. Hanya kesejatian muridlah yang bisa diurapi oleh Allah dan dipakai untuk menjangkau dunia ini, menjala manusia. Aku akan menjadikan engkau penjala manusia. Dan sungguh-sungguh itu terjadi. Yesus tidak memerlukan orang yang banyak. Sebelumnya ada ribuan orang melihat mukjizat-Nya, memecahkan roti dan juga menggandakan ikan. Ribuan orang makan. Mereka menyanjung Yesus, Mesias yang ditunggu-tunggu dan di dalam Alkitab ada satu tulisan bahwa mereka mau mengusung Yesus menjadi raja. Tetapi Yesus kemudian mengundurkan diri, dan Dia tidak mau menjadi raja. Yesus menjadi raja itu memang kehendak Bapa, yaitu menjadi Raja diatas segala raja. Tetapi ketika orang banyak hendak menjadikan Yesus sebagai raja, Yesus tidak mau. Alkitab mengatakan karena Dia tahu apa yang ada di dalam isi hati mereka.

Hal yang terutama di dalam Kekristenan bukan berkat, bukan mukjizat. Hal yang terutama di dalam Kekristenan itu genuity, satu kesejatian Kekristenan, dan itu tergantung dari salib. Saudara mau mengetahui gereja itu sejati atau tidak bukan dari jumlah jemaatnya, atau Hamba Tuhannya tetapi apakah dia mengkotbahkan salib atau kesuksesan? Salib atau kemakmuran? Salib atau pikiran manusia?

Biarlah kita boleh kembali melihat apa yang Alkitab itu nyatakan. Salib. Salib adalah kesulitan, penderitaan, air mata disebabkan karena menjalankan kehendak Allah. Salib bukan penderitaan karena kita berdosa. Salib bukan penderitaan karena kita salah pilih jodoh. Salib bukan penderitaan karena aku mencuri, aku masuk ke jail, Itu adalah salibku. Tidak! Salib bukan dan tidak ada urusannya dengan bicara berkenaan dengan keinginanku yang tidak tercapai. Salib adalah berbicara dengan aku mau menjalankan kehendak Tuhan dan aku harus takluk dan aku harus taat dan aku harus menderita. Aku harus penuh dengan kesulitan seperti ini, tapi aku rela taat karena Dia itu mulia dan panggilannya adalah mulia adanya.

Ketiga, panggilan untuk hidup sepenuhnya dimiliki oleh Kristus sampai kita mati.

Sebanyak tiga kali Yesus memanggil Petrus, “Follow Me”. Yang pertama di danau Galilea, dan Petrus kemudian meletakkan jalanya. Petrus mengikut Yesus dan mau mengenal-Nya. Sekarang, ketika Yesus Kristus menyatakan isi hatinya yaitu Dia akan pergi ke salib, Dia akan disesah menderita, maka Petrus kemudian menarik, tidak mungkin. Yesus mengatakan “Follow me, Peter”. Petrus menyangkal Yesus dan kemudian Yesus Kristus sudah memulihkan seluruh relasinya. Tiga kali Petrus menyangkal Yesus dan tiga kali Yesus itu bertanya kepada Petrus apakah engkau mencintai Aku? Petrus menjawab, “aku mengasihi”. Dalam hati Petrus mengasihi tetapi Tuhan tahu begitu banyak dosa. Ini adalah suatu jawaban yang genuine di hadapan Tuhan. Kemudian Yesus menubuatkan bagaimana Petrus akan mati martir. Yesus mengatakan, saat ini engkau masih muda, engkau pergi ke tempat kemanapun saja engkau kehendaki. Tetapi pada waktu engkau sudah tua, maka engkau akan diikat dan engkau akan diseret menuju ke tempat yang engkau tidak kehendaki. Alkitab mengatakan bahwa itu menyatakan bagaimana Petrus mati martir. Dan sejarah gereja menyatakan Petrus mati martir dengan cara disalib dan salib itu diputar dengan kepala di bawah. Sebelumnya dia akan disalib seperti Yesus disalib, tetapi kemudian dia mengatakan kepada para penyalibnya bahwa dia tidak layak disalib seperti Tuhan Yesus, dia minta supaya disalibkan dengan kepala di bawah. Maka itulah menjadi akhir kehidupan Petrus. Petrus sudah menetapkan hidupnya. Petrus sudah mengerti arti mengikut Yesus. Ikutlah Aku untuk seluruh kehidupan yang Aku akan rancangkan bagimu. Ini adalah panggilan untuk hidup sepenuhnya dimiliki oleh Kristus sampai kita mati.

Tetapi setelah Petrus melihatnya Yohanes, teman sekerja Petrus, dia kemudian bertanya, “Guru, kalau aku nanti akan mati martir, apa yang akan terjadi kepada Yohanes?” Satu kalimat Yesus itu menggugah sekali. “Jikalau Aku menghendaki untuk dia tetap hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau ikut Aku!” Dia adalah Pencipta langit dan bumi. Dan Dialah yang menyatakan dengan kedaulatan-Nya dan kebesaran-Nya, jadilah terang, maka terang itu jadi. Dan Dia berbicara dengan danau itu, Diam! Dan danau itu kemudian langsung teduh. Dia menyatakan Akulah jalan. Dia menyatakan Akulah kebenaran. Dia menyatakan Akulah hidup. Dia menyatakan Akulah terang dunia. Seluruh kalimat Yesus begitu mempesona dan begitu besar tetapi ada satu kalimat yang diutarakannya kepada kita dan kalimat itu mengatakan: “Itu bukan urusanmu.” Kalimat ini begtu tajam. Apa yang membuat kita menghentikan langkah kita mengikut Kristus? Yaitu ketika kita membandingkan hidup orang lain yang lebih baik dari kita. Itu akan selalu mengganggu kerohanian kita. Ketika kita mengikut Kristus Yesus, biarlah hati kita boleh tenang untuk membuat mata kita selalu terarah kepada Kristus. Jikalau tidak seperti itu, kita akan kecewa. Kita tidak akan mengakhiri seluruh perjalanan iman kita sampai pada akhirnya dengan kemuliaan. Kita akan terus membandingkan diri kita dengan orang lain. Mata hanya melihat Kristus saja dan bukan yang lain.

Ketika Yunus mengikut Kristus, kotbahnya diterima. Ketika Yesaya mengikut Tuhan, kotbah Yesaya ditolak. Ketika Daud mengikut Tuhan, dari gembala menjadi raja. Tetapi ketika Nehemia mengikut Tuhan, dari istana raja menjadi mandor bangunan. Semuanya adalah bicara mengenai Follow Me”. Billy Graham, seorang hamba Tuhan yang terkenal dan besar yang dipakai Tuhan, ketika dia berkotbah, ribuan orang, bahkan satu juta orang berkumpul, dan setelah selesai berkotbah, dan banyak orang yang kemudian menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Tetapi, ketika saya membaca buku “Through The Gate of Splendor” tentang 5 orang misionaris, Auca Five dan pemimpinnya adalah Jim Elliot. Mereka pergi ke Ecuador dan kemudian dengan pesawat capungnya mereka sampai di sungai Curaray, penuh dengan lalat dan kemudian di situ berusaha untuk mengabarkan Injil. Tetapi belum sempat mengabarkan Injil, beberapa waktu kemudian mereka dibunuh oleh suku primitif. Auca Five itu mati dan mayatnya mengambang di sungai Curaray. Mereka meninggalkan istri dan anak-anaknya masih kecil. Dan ketika saya membacanya, air mata saya bercucuran dan saya bertanya kepada Tuhan. Mengapa? Ada orang yang dipanggil dan kemudian semua orang mendengarnya tetapi ada orang yang dipanggil tetapi kemudian tombak yang sampai kepada dia. Ada orang yang dipanggil sampai tua dan hidupnya mempermuliakan Kristus, tetapi ada orang yang dipanggil dan harus mati martir dalam usia yang begitu muda. Ada orang yang dipanggil bertemu raja demi raja, tetapi ada yang dipanggil masuk ke pelosok desa yang sama sekali tidak terkenal. Mengapa begitu berbeda? Satu hal: “Follow Me”. “Jikalau Aku menginginkan orang itu tetap ada sampai Aku datang, itu bukan urusanmu”. Kitab Ibrani mengatakan lihat selalu kepada Kristus Yesus yang memimpin iman kita dan membawa iman kita itu kepada kesempurnaan.

Saya akan mengakhiri dengan satu cerita yang sesungguhnya terjadi. Pada tanggal 7 Agustus 1954, kejuaraan lari satu mil British Empire di Vancouver, Kanada, menjadi mukjizat ketika dua pelari, Roger Bannister dan John Landy, dengan waktu yang mendekati 4 menit, berlari dalam kondisi puncak. Bannister terserang pilek selama seminggu sebelum perlombaan dan kaki Landy terluka sewaktu berjalan-jalan sehari sebelumnya namun keduanya masuk kualifikasi. Pada saat itu, Bannister berencana untuk agak melambatkan larinya selama putaran ketiga dan menyimpan tenaganya untuk putaran terakhirnya. Tetapi Landy tidak memperlambat kecepatannya. Dan dia menjadi jauh memimpin di depan. Bannister kemudian mengubah rencananya. Iya meningkatkan kecepatannya dan berhasil mendekati Landy. Landy tetap di depan, Bannister di belakangnya. Pada langkah-langkah terakhir sebelum mencapai garis akhir, orang banyak bersorak sorai. Landy tidak dapat mendengarkan Bannister di belakangnya, Landy lalu mengintai Bannister melalui bahunya. Pada saat itu, Bannister telah langsung melejit mendahuluinya dan kemudian menang. Intinya, Landy yang maksud awalnya berlari dengan baik sepanjang perlombaan untuk memenangkan perlombaan, akhirnya berlari untuk mengalahkan Bannister. Roger Bannister, menjadi orang pertama yang memecahkan rekor waktu itu. Dia bergerak dengan hati-hati pada awalnya, namun setelah menetapkan arah tujuannya, dia menyelesaikan dengan baik dan memenangkan perlombaan. Apa yang menjadi kekalahan iman kita? Saudara dan saya membandingkan diri kita dengan orang lain dan melupakan satu kalimat “Follow Me”

Panggilan Kristus bagi kita semua, “Follow Me”, panggilan untuk mengenal Dia, panggilan untuk memikul salib dan panggilan untuk hidup sepenuhnya dimiliki oleh Tuhan dan tidak membandingkan diri dengan orang lain.

 

Ketaatan (5): Sikap sejati di dalam ketaatan

Yohanes 14:15-27


Orang Kristen yang sejati adalah orang Kristen yang mendengarkan suara dari Gembala kita. Yesus Kristus mengatakan: Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku. Dan di dalam ayat ini dikatakan bahwa barangsiapa mengasihi Aku, dia akan mentaati Firman-Ku. Ini adalah sesuatu yang jelas terlihat, hitam di atas putih berkenaan dengan definisi orang Kristen. Ketika kita mengatakan: Aku mengasihi Kristus, Aku mencintai Dia, Aku merindukan Dia. Semua kalimat itu adalah kosong belaka, kecuali jikakalau di belakang kalimat itu ada satu obedience, ada satu hati yang rela taat di hadapan Allah. Seluruh gereja, pemimpinnya adalah Kristus. Kristus adalah kepala gereja. Dan Kristus mengajarkan satu kalimat yang merupakan inti semua gereja yang sejati adalah Thy will be done, kehendak-Mu jadi. Ini adalah kalimat yang sama, yang diucapkan oleh semua murid, oleh semua bapa gereja dan jikalau kita adalah orang-orang Kristen yang sejati di dalam Kristus. Kecuali kita adalah orang-orang palsu, yang mengaku diri pergi ke gereja, melayani, mendengarkan ibadah hari minggu tetapi tidak pernah taat di dalam hidup kita. Kristus itu kepala gereja dan kepada Dialah kita taat, melalui Dia, kita taat kepada Allah Bapa di Surga. Dan Roh Kudus, Allah oknum ketiga dikirimkan oleh Allah untuk mendampingi orang Kristen, Untuk apa? Ada orang mengatakan: Roh Kudus ada, untuk aku berkarunia Roh. Roh Kudus ada, untuk aku berbahasa roh. Yohanes pasal 14, 15, dan 16. Tiga pasal adalah bicara berkenaan dengan doktrin Roh Kudus. Ini adalah bicara mengenai person of Holy Spirit. Tiga pasal ini dengan jelas mengatakan: Aku akan memberikan kepadamu Penghibur, Aku akan memberikan kepadamu Penolong, Aku memberikan kepadamu Roh yang lain yang akan mendampingi kamu dan itu adalah Roh Kudus. Jadi untuk apa Roh Kudus itu? Jawabannya adalah supaya mengingatkan engkau akan Firman-Ku dan supaya engkau mentaati Firman-Ku. Roh Kudus itu ada, untuk membawa kita mengingat siapa Raja kita, mengingat apa yang dikatakan oleh Dia, dan membawa kita memiliki kuasa untuk boleh taat kepada Firman Tuhan.

Hari ini saya akan berbicara mengenai sikap yang genuine, sikap yang sejati di dalam ketaatan. Bagaimana saya harus taat? Dengan sikap seperti apa saya harus taat? Engkau Allah, aku tahu kehendak-Mu adalah aku taat. Maka sekarang aku mau taat. Tetapi Alkitab menyatakan; ada ketaatan yang pura-pura, ada ketaatan yang setengah hati, ada ketaatan yang tidak disukai oleh Tuhan. Ketaatan seperti apa yang Tuhan itu inginkan?

  1. Tuhan menginginkan kita taat tanpa menunda.

  2. Lihat Lukas 9:59-60. Kalimat Yesus dalam ayat ini begitu tajam dan seringkali mencengangkan. Yesus mengatakan “Biarkan orang mati menguburkan orang mati tetapi engkau ikutlah Aku”. Ini bukan perumpamaan, ini adalah sesuatu kenyataan. Mengapa seakan-akan Tuhan begitu kejam dan tidak berperasaan? Kalau orang mau menikah, tanggal pernikahannya masih dapat dirubah tetapi orang meninggal tidak dapat memilih atau mengubah tanggalnya. Dan orang yang meninggal itu bukan tetangganya, tetapi papanya. Alkitab bahkan mengatakan: “Hormatilah Papamu, Ibumu”. Orang ini mendengarkan suara Kristus dan mengikut Kristus, tetapi dia mau menguburkan papanya yang meninggal terlebih dahulu. Jawab Yesus, “Biarkan orang mati menguburkan orang mati”. Kalimat ini seakan-akan tidak masuk akal. Tetapi perhatikan baik-baik. Yesus itu menginginkan ketika kita mengerti apa yang sudah Dia lakukan di atas kayu salib, ketika mengerti siapa Raja yang memerintah dan siapa Allah yang sejati maka Dia adalah yang paling prioritas dari seluruh hidup kita, bukan papamu, bukan kematian, bahkan bukan istri dan anakmu. Ketika Allah memerintah biarlah kita mengerti bahwa ini adalah perintah dari oknum pertama dari seluruh dunia ini yang harus dihormati. Ini tidak berarti bahwa kalau ada kesulitan atau apapun saja, mungkin ada kematian lalu kemudian saudara-saudara harus bereskan di gereja dulu. Yesus itu mau hati.

    Suatu hari Elia bertemu dengan Elisa. Elia mengatakan kepada Elisa untuk ikut dia melayani Tuhan, tetapi Elisa bilang bahwa dia ingin pamit kepada orangtuanya dahulu. Setelah pamit, baru kemudian Elisa mengikuti Elia. Tidak salah untuk berpamitan tetapi mengapa di dalam Lukas 9:59-60 tidak diperbolehkan? Yesus itu menginginkan melihat hati. Ada orang yang mempunyai macam-macam alasan, rasionalisasi yang seakan-akan baik, berteologis tetapi sebenarnya hatinya memang tidak pernah mau taat. Biarlah kita boleh jujur dan sungguh-sungguh menjawab kepada Tuhan bukan dengan alasan ingin menunda ketaatanmu.

    Richard Baxter seorang puritan menyatakan: Penundaan itu adalah sesuatu temporary dari penolakan dan itu adalah bentuk dari penyangkalan. Ketika bicara mengenai ketaatan, poin yang pertama adalah Tuhan menginginkan kita taat tanpa menunda. Obedience itu bersifat here and now, di sini sekarang. Jikalau saudara mengerti Firman dan kemudian tidak mentaati-Nya dengan segera, maka ada masalah rohani. Makin saudara menunda ketaatan, makin hati kita sulit untuk taat. Sebenarnya ketaatan yang pertama itu adalah yang paling mudah. Maka ketika Firman itu datang, ketika tugas dari Tuhan itu datang, ketika Tuhan itu dengan jelas menyatakan sesuatu kepadamu, maka langsung hati itu harus siap mengatakan ya Tuhan aku mau, ya Tuhan beri aku kekuatan. Ya Tuhan, hatiku tidak terlalu suka tetapi aku mau taat. Jangan pernah menunda ketaatan.

  3. Tuhan menginginkan kita taat dengan tekun dan bersemangat.

  4. Taat dengan terus menerus semangat sampai akhir, bukan ketaatan hari ini lalu kemudian besok kita kehilangan api. Bukan kemudian ketaatan sampai besok lalu kemudian kita kelelahan sampai selanjutnya. Lihat Lukas 17:7-10. Yesus mengatakan ini menjadi prinsip dalam hidup kita melayani Dia dan berespon kepada Dia. Yesus mengatakan ada seorang pekerja menggembalakan ternak tuannya, membajak ladangnya dari pagi sampai sore, kecapean sekali dan begitu sampai di rumah kemudian ingin mandi, makan, dan berkumpul dengan istri dan anaknya. Tetapi ketika dia pulang, tuannya ingin makan bersama dengan istri dan anak-anaknya, sehingga dia harus menyiapkan makanan tuannya. Alkitab mengatakan “ikat pinggangmu dan layani aku.” Setelah menyaksikan tuan dan keluarganya makan, dia harus membereskan dan merapikannya, kemudian barulah dia boleh makan. Dan tidak ada satu kata terima kasih sekalipun! Perhatikan baik-baik apa yang Yesus Kristus itu katakan kepada kita. Dia adalah Allah yang menginginkan untuk kita mentaati dan melayani Dia dengan tekun dan bersemangat sampai akhir. Dan Alkitab mengatakan, “Setelah semuanya selesai maka katakanlah kepada tuan itu, kami hamba-hamba yang tidak berguna dan kalau kami melakukan semua itu adalah karena itu memang tugas yang harus diberikan kepada kami dan kami harus jalankan.” Jikalau saudara membaca bagian Alkitab ini maka saudara akan menemukan bahwa seakan-akan Allah yang kita layani itu persis seperti raja-raja kuno yang besar yang harus dihormati. Allah lebih daripada mereka, Yesus Kristus lebih daripada mereka. Jangan kita pernah berpikir kasihan hamba itu dan kejamnya tuan itu. Jikalau saudara mengerti siapa Dia, dan jikalau kita mengerti siapa yang kita layani, kita akan menemukan tidak ada hal yang lebih indah daripada melayani Tuhan yang seperti ini. Mengapa hamba ini mau? Karena tuannya mengasihi dia. Mengapa hamba ini rela? Karena melihat kebesaran tuan itu, kasihnya, dan bagaimana dia memperlakukan hamba-hambanya.

    Satu hari di tengah-tengah peperangan dengan Filistin, Daud sedang bersembunyi supaya tidak diketahui oleh orang Filistin dan sewaktu-waktu nyawa mereka terancam. Kemudian Daud mengatakan satu kalimat dengan tidak sengaja, dia mengatakan: “Oh alangkah senangnya jikalau aku bisa minum air dari perigi Betlehem”. Satu orang jendralnya mendengar apa yang menjadi isi hati Daud lalu kemudian dengan diam-diam, dia jalan pergi untuk mengambil air satu teguk untuk dipersembahkan kepada Daud. Seperti apa pengabdian orang ini? Jawabanya karena dia menghormati Daud yang besar, karena dia mengasihi Daud. Itupun kemudian Daud tahu tidak boleh minum ini kemudian dituangkan semuanya, dicurahkan tidak diminum satu tetespun. Daud mencintai orang-orang di bawahnya. Tuhan itu mencintai saudara dan saya. Kalau kita tidak mendalami, tidak mengenal Tuhan yang mencintai kita, maka setiap kali pelayanan kita akan sungut-sungut. Setiap kali kita diminta untuk taat, kita akan rasa berat sekali. Tetapi kalau kita makin mengenal Tuhan, makin melihat kebesaran Tuhan dan kebaikan-Nya dan keagungan-Nya dan kemuliaan-Nya maka akan ada sesuatu kerinduan yang taat dengan tekun dan bersemangat sampai akhir.

  5. Taat dengan ucapan syukur, obedience with thanksgiving.

  6. Melayani dan taat kepada Tuhan tanpa bersungut-sungut. Sungut-sungut itu adalah tanda ketaatan setengah hati, tidak sepenuhnya, dan setengah hati di hadapan Allah sama sekali tidak diperhitungkan. Perhatikan di dalam Alkitab ada orang-orang yang ketaatannya dengan setengah hati dan bersungut-sungut. Kain membawa persembahannya dengan bersungut-sungut dan dengan tidak rela. Israel yang keluar dari tanah Mesir, seakan-akan mereka mengikuti Allah karena Allah itu menjumpai mereka dan memimpin dengan tiang awan dan tiang api. Tetapi di dalamnya mereka terus menerus bersungut-sungut, tidak puas untuk hidup. Ketika Lot memimpin isteri dan anak-anaknya keluar, isteri Lot tidak bersungut-sungut, Alkitab tidak mengatakan complain-nya, tetapi gerakan tubuhnya sudah langsung tahu hatinya hanya setengah jalan mengikut Tuhan. Ketaatannya setengah hati dan terpaksa. Alkitab mengatakan, isteri Lot langsung jadi tiang garam. Allah tidak menghendaki sesuatu ketaatan yang sambil bersungut-sungut. Allah tidak menghendaki satu ketaatan yang setengah hati. Berikan semuanya atau tidak sama sekali. Relakan hati kita untuk diajar dalam hal ini. Ananias dan Safira memberikan persembahan setengahnya tetapi mereka katakan memberikan semuanya. Langsung Petrus yang ada Roh Kudus mengatakan, “hatimu tidak beres, Engkau menyembunyikan sesuatu.” Kemudian, mereka mati di saat itu.

    Allah dengan jelas menyatakan, Dia tidak menghendaki ketaatan yang setengah hati, biarlah kita boleh belajar dan minta Roh Kudus mengajarkan kepada kita ketaatan dengan thanksgiving. Mungkin saudara pernah menyuruh anak saudara mengerjakan sesuatu dan kemudian ketika sebelum dia mengerjakan, napasnya diambil dulu. Apa perasaan saudara? Jengkelnya luar biasa. Engkau mengerjakan bukan dengan ketaatan atau cinta. Engkau mengerjakan bukan dengan understanding tetapi terpaksa. Siapa suami yang tahan isterinya memberikan kepada dia pelayanan, makanan dengan terus bersungut-sungut? Ketika saya mengatakan seperti ini, karena saudara harus tahu, kita adalah mempelai wanita Kristus. Kristus adalah mempelai pria dari gereja-Nya. Banyak orang ke gereja itu terus bersungut-sungut atau sekedar tuntutan hati nurani supaya enak, supaya minggu ini tidak rasa bersalah. Ada thanksgiving? Sama sekali tidak. Di dalam hal-hal seperti ini, saudara harus mengerti itu mendukakan hati Tuhan dan sangat-sangat tidak berkenan di hadapan Tuhan dan semua ini adalah sesuatu kebuntuan rohani.

    Sekarang saya akan memberitahukan jalan keluarnya terhadap hal ini. Mintalah kepada Tuhan, berdoa kepada Tuhan untuk saudara boleh bertumbuh secara rohani, bertumbuh melihat kemuliaan Kristus dan gereja. Gereja itu mulia sekali dan saya berharap saudara-saudara bisa melihat apa yang saya lihat. Ada orang yang menikah lalu kemudian terus menerus sungut-sungut, melayani keluarganya dengan terus mengeluh. Mengapa? Karena cinta tanpa kedewasaan itu tidak cukup untuk menjalankan pernikahan. Hanya orang-orang yang dewasa/mature, yang bisa menjalani pernikahan itu sampai akhir. Dan apa artinya orang yang mature? Orang yang mature itu adalah orang yang mengerti tanggung jawabnya karena melihat pentingnya tugasnya, melihat pentingnya hal yang dikerjakannya. Itulah sebabnya Alkitab mengatakan kalau suami meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, keduanya menjadi satu daging. Kalimat meninggalkan ayahnya dan ibunya itu bicara berkenaan dengan independent. Meninggalkan ayahnya dan ibunya itu bicara berkenaan dengan satu kedewasaan. Orang dewasalah yang orang itu mengerti. Anak kecil tidak ngerti. Cinta itu tidak cukup, harus ada kedewasaan. Jika kita tidak melihat kemuliaan Kristus, pasti hidup kita mengikut Tuhan sambil bersungut-sungut. Saudara akan complain apapun saja. Alkitab menyatakan Allah begitu marah terhadap hal ini. Kita pikir Dia itu siapa? Dia begitu mulia, Dia menyatakan rahasia-Nya, menyatakan kehendak-Nya, Dia menyatakan penebusan-Nya kepadamu dan saya. Dia memberikan sepenuh hatinya. Dia dari surga turun ke dunia. Dan kita memberikan hidup kita, jangankan hidup, uang kita yang dari Dia pun kita berikan sambil kita sungut-sungut. Saudara mengatakan bahwa Allah itu mengerti? Alkitab menyatakan, tidak sama sekali. Ketaatan kita harus dengan thanksgiving. Saya mau mengingatkan saudara-saudara berkenaan dengan sepuluh perintah Allah, dan semua Israel harus mentaati sepuluh perintah Allah itu. Tuhan tidak langsung mengatakan, “Perintah pertama, kedua, ketiga, keempat.” Tidak. Tuhan mengatakan, “Akulah Allah yang menuntun engkau keluar dari tanah Mesir, yang memberikan pembebasan kepadamu.” Akulah Allah itu yang menegaskan kepada kita apa yang sudah dibuat-Nya sebelum kita taat kepada Dia. Siapa engkau Allah? Apa hak-Mu Engkau memberikan perintah-perintah ini supaya aku taat dan Engkau menginginkan aku taat sepenuhnya? Aku adalah Allah yang membebaskan engkau. Aku adalah Allah yang menyelamatkan engkau. Aku adalah Allah yang mengasihi engkau dengan sepenuh hati. Jangan sungut-sungut di hadapan Allah. Jangan engkau memberikannya dengan setengah hati. Jikalau hari ini, engkau memiliki sikap seperti itu, bertobatlah dan minta Roh Kudus untuk mengubah hatimu, membawa kita untuk melihat cinta kasih Kristus, dan itu akan menghilangkan sungut-sungut kita.

    Saudara-saudara, sungut-sungut itu adalah ketidak-relaan. Tidak rela karena tidak melihat sesuatu hal yang penting dan mulia. Ada orang yang tua yang lalu kemudian batuk-batuk terus minta dibelikan obat oleh anak laki-lakinya tetapi dia tidak mau melakukannya dengan alasan sudah jam 9 malam, apotek sudah pada tutup. Tetapi ketika jam 2 pagi, tiba-tiba anaknya ditelepon pacarnya yang juga minta dibelikan obat batuk dan segera dia belikan pacarnya obat dan mengantar obat tersebut. Apa yang membedakan? Yang membedakan adalah satu rela dan satu tidak rela. Apa yang membedakan rela dan tidak rela? Adalah melihat kemuliaan orang yang dilayani, melihat hatinya ada di situ atau tidak. Saya berharap Roh Kudus menumbuhkan rohani kita untuk melihat dan menghargai kemuliaan Kristus yang sudah mati bagi kita.

  7. Tuhan menghendaki ketaatan yang genuine.

  8. Taatlah dengan satu maksud yaitu The Glory of God. Thomas Watson menyatakan, “Let’s we obey the God’s will, with the pure eye to His Glory.” Biarlah kita boleh mentaati Dia dan kehendak-Nya dengan mata yang murni untuk kemuliaan Dia saja. Alkitab menyatakan begitu banyak perintah Tuhan dan setiap kali perintah terdapat janji. Alkitab menyatakan dan adalah benar bahwa ketika kita taat maka kita akan banyak berkat yang mengikuti kita. Penyediaan Allah, kesetiaan Allah akan dinyatakan kepada kita. Keselamatan yang dari Tuhan akan diberikan kepada orang-orang yang taat kepada Dia. Alkitab dengan jelas menyatakan misalnya seperti,”Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.” Kalimat itu berlaku dan sudah dibuktikan oleh semua orang yang taat kepada dia. Orang-orang yang menjalankan kehendak-Nya, mencari pimpinan-Nya, mau untuk mentaati rencana-Nya. Tidak pernah Allah itu berhutang. Tuhan akan menyediakan kepada kita apa yang kita memang perlukan. Kalau saudara melihat orang-orang yang dipakai Tuhan seperti Adoniram Judson, Charles Wesley, D.L. Moody, saudara akan melihat bagaimana pimpinan, penyertaan dan berkat-berkat Allah diberikan kepada orang-orang yang taat kepada Dia. D.L. Moody di tengah-tengah lautan yang luar biasa bergelombang, dia begitu takut, tetapi karena dia adalah orang yang memberitakan Injil, dan dia mau taat kepada Tuhan, maka kemudian Tuhan meredakan lautan itu. Charles Wesley, John Wesley, orang yang terus berkotbah dengan kuda itu, suatu hari, ada orang yang mau menembak dia. Tetapi pada saat yang sama Tuhan hentikan orang itu. Alkitab itu hidup. Kalau melihat autobiografi dan biografi orang-orang yang dipakai Tuhan, saudara akan melihat setiap janji Allah itu digenapi kepada orang-orang yang taat kepada Dia.

    Saya akan memberikan satu cerita yang sangat terkenal, perbandingan antara dua orang. Yang pertama adalah ateis Max Jukes dan satu lagi adalah orang yang Tuhan pakai dalam ke-Kristenan, Jonathan Edward. Perhatikan apa yang ada di tengah-tengah dua orang ini dengan keturunannya. Max Jukes tinggal di negara bagian New York, dia adalah seorang ateis. Dia menikah dengan seorang yang ateis juga. Dari pernikahan ini lahir 1029 keturunan. 300 orang mati muda. Dari mereka yang hidup, 100 orang pernah dikirim ke penjara selama rata-rata 13 tahun, 190 orang menjadi pelacur, 100 orang menjadi alkoholik. Keluarga itu merugikan negara bagian sebesar 1.2 juta US dolar. Mereka tidak memberikan kontribusi apapun kepada masyarakat kecuali hal yang jahat. Tetapi perhatikan kehidupan Jonathan Edward. Dia tinggal di negara bagian yang sama, state yang sama, dan pada waktu yang hampir-hampir sama. Ia adalah seorang yang percaya Tuhan, menyerahkan hidupnya bagi Tuhan, menikah dengan orang yang takut akan Tuhan, dari persatuan ini, dilacak 729 keturunan. 300 nya menjadi pengkotbah, 65 profesor perguruan tinggi, 13 presiden universitas, 60 pengarang, 30 dipilih menjadi anggota kongres, dan seorang menjadi wakil presiden Amerika Serikat. Saudara bisa perhatikan baik-baik orang yang takut akan Tuhan dan orang yang tidak takut akan Tuhan. Akan ada perbedaan yang besar, karena kita tidak bisa melihatnya pada waktu dia hidup, tetapi saudara akan melihatnya bagaimana berkat Tuhan itu menyertai karena memang Alkitab menyatakan berkat, penyertaan, dan pimpinan Tuhan kepada orang-orang yang takut dan taat kepada Dia. Tetapi, terlepas dari semua itu, Alkitab menyatakan, Alkitab mendorong kita untuk tidak hanya sekedar mengambil keuntungan yang diberikan kepada kita ketika kita itu mau taat, tetapi, biarlah kita boleh didorong di dalam ketaatan karena untuk satu hal ini, The Glory of The Father. Kemuliaan Allah di surga. Ini yang Alkitab nyatakan dan Tuhan dorong kepada semua nabi dan rasul-Nya.

    Musa diminta oleh Tuhan untuk masuk ke tanah perjanjian dan Tuhan sendiri menyatakan, Aku akan mengirimkan malaikat-Ku kepadanya dan engkau akan mendapatkan seluruh profit yaitu tanah yang berlimpah susu dan madu. Tetapi seluruh berkat Tuhan itu diberikan kepada dia di dalam ketaatan. Maka Musa itu menginginkan satu hal yaitu Engkau sendiri. Show me Thy Glory. Orang yang taat tidak akan ditinggalkan oleh Tuhan. Orang yang taat akan diberikan janji-janji oleh Tuhan dan janji-janji ini akan hidup. Tetapi poin keempat ini saudara lakukan bukan untuk mendapatkan profit, lakukanlah ini dengan sukacita karena Dia adalah Allah yang menebus kita, yang mati bagi kita, Allah yang kepadanya jiwa kita itu berasal dan jiwa kita itu menuju. Maka belajarlah di dalam ketaatan untuk nama Tuhan dipermuliakan dan tidak ada contoh yang lain selain Yesus Kristus pada waktu di Getsemani, di saat sebenarnya dia tidak memiliki sesuatu kewajiban untuk menebus manusia, Yesus Kristus itu diperhadapkan dengan cawan murka Allah. Dia tidak takut untuk mati, dia tidak takut untuk menderita, tetapi yang Dia takutkan adalah Allah itu murka kepada Dia. Maka, di saat seperti itu, ada keinginan dari hati-Nya yang terdalam, “Aku mau supaya cawan ini lalu dari pada-Ku.” Tetapi Alkitab menyatakan, Yesus berdoa, “Tetapi biarlah Kehendak-Mu saja yang jadi.” Ketaatan Yesus bukan karena profit atau karena ada berkat yang akan diberikan kepada Dia. Ketaatan Dia adalah supaya Kehendak Tuhan, Nama Tuhan dipermuliakan. Itu adalah satu-satunya keinginan hidup-Nya.

Biarlah kita boleh sekali lagi menginginkan apa yang Alkitab itu ajarkan kepada kita. Pertama taatlah dengan segera. Kedua, taatlah dengan tekun dan semangat sampai akhir. Ketiga, taatlah dengan thanksgiving dan jangan bersungut-sungut. Keempat, taatlah dengan satu tujuan dan satu maksud saja, The Glory of God. Kiranya Tuhan boleh memimpin hidup kita dan membawa hati kita untuk makin hari makin taat kepada Dia.

Ketaatan (4) Aplikasi

Yakobus 1:21-25, Roma 8:28, Kejadian 50:20

Hari ini saya akan mengajak saudara-saudara melihat bagian Firman Tuhan berkenaan dengan aplikasi ketaatan. Tuhan menyatakan kepada kita bahwa kita harus taat kepada Dia dan mengaplikasikannya setiap hari di dalam hidup kita. Kita ingin taat tetapi masalahnya adalah Tuhan tidak datang dengan kasat mata yang bisa kita lihat begitu saja dan Dia tidak berbicara langsung di telinga kita. Jika demikian, seperti apakah bentuk aplikasi ketaatan sehari-harinya?

Alkitab menyatakan kepada kita ada 4 prinsip aplikasi ketaatan.

  1. Taat kepada Tuhan melalui otoritas

  2. Allah menciptakan dunia ini, di dalamnya ada ordo dan tatanan. Yang di bawah harus taat kepada yang di atas, yang di atas harus taat lagi kepada yang di atasnya. Sampai demikian, yang paling atas di dalam dunia ini, manusia harus taat kepada Tuhan. Ini adalah sesuatu yang Tuhan nyatakan kepada kita. Dia memberikan tatanan di dalam pemerintahan; ada rakyat, ada pemerintah, dan pemerintah harus bertanggungjawab kepada Tuhan. Dalam keluarga, anak taat pada orang tua, dan orang tua harus bertanggung jawab kepada Tuhan. Dalam prinsip education, murid-murid harus taat kepada guru, dan guru harus taat kepada Tuhan. Dalam perdagangan Alkitab menyatakan: Hai hamba-hamba, engkau harus taat kepada tuanmu, dan tuan-tuan engkau harus taat dan takut kepada Allah. Ini adalah prinsip ketaatan kepada Allah melalui otoritas. Ini adalah prinsip Alkitab yang paling dasar.

    Di dalam kehidupan manusia, Allah menciptakan bukan semuanya berada di dalam kesejajaran. Tetapi ada ordo dan otoritas yang Tuhan nyatakan kepada kita. Kita diciptakan berdasarkan prinsip Allah Tritunggal, yaitu ada kesetaraan, sama-sama manusia tetapi ada ordo di dalam menjalankan fungsi dan pelayanan kita di tengah-tengah dunia. Jikalau kita tidak menghormati otoritas, sebenarnya kita juga tidak menghormati Tuhan. Anak-anak yang melawan orang tuanya, rakyat yang melawan pemerintah, murid yang melawan guru dan hamba yang melawan tuannya, pada prinsipnya adalah sama dengan melawan Allah secara langsung. Ini adalah prinsip-prinsip yang Tuhan nyatakan kepada kita dan perintah untuk memelihara ordo.

    Ketika Alkitab menyatakan seperti ini maka dalam pikiran kita sulit dan tidak mudah untuk dipahami. Firman Tuhan mengatakan untuk istri tunduk kepada suami, tetapi masalahnya adalah ada suami yang tidak bertanggung jawab dan memerintah istri macam-macam dan tidak bisa diterima. Perhatikan baik-baik, jika perintah suami bukan sesuatu perintah untuk kita itu berdosa langsung, istri tetap harus taat. Seorang anak tidak bisa mengatakan saya mau taat kepada Tuhan Yesus tetapi saya tidak mau taat kepada orang tua. Sekalipun seandainya orang tua kita belum mengenal Kristus, tidak takut akan Allah, tetapi kalau mereka menyatakan suatu perintah dan perintah itu tidak membawa kita kepada dosa langsung kepada Allah, maka kita harus taat dan tunduk. Ini adalah hal yang Tuhan nyatakan, karena Allah menciptakan seluruh dunia dengan ordo dan keserasian. Allah juga memberikan anugerah dan wahyu umum kepada mereka, dan mereka yang memelihara keluarga. Ini adalah prinsip-prinsip yang kita harus setujui. Akan tetapi, sampai berapa banyak dan berapa luas kita harus mentaati mereka? Jangan saudara taat atau tidak taat berdasarkan like or dislike. Tuhan sudah membawa kita berada di bawah orang itu, maka pasti ada rencana dan pimpinan Tuhan. Dalam konteks pekerjaan, mungkin saudara ingin keluar dari tempat kerja anda. Saudara boleh keluar secara baik-baik. Saudara menginginkan boss yang lebih baik itu tidak salah, tetapi seandainya itu tidak terjadi, seandainya Tuhan belum buka untuk hal itu, maka saudara taatlah.

    Sekali lagi, kecuali orang yang di atas kita meminta kita melakukan dosa langsung yang menghantam Allah melawan Allah; saudara dan saya harus di dalam ketaatan menjaga ordo. Di dalam ketaatan, Tuhan akan membentuk kita. Di dalam ketaatan itu ada penjagaan Allah terhadap kita ketika kita mau berbuat dosa. Celakalah jikalau kita ingin bebas. Kita akan celaka jika tidak ada orang yang akan memperingatkan, yang akan memberikan gesekan kepada kita dan yang akan memberikan warning kalau kita sudah berapa derajat lewat. Paling celaka itu adalah hamba Tuhan yang berusaha melepaskan ordo dari gereja. Padahal gerejalah yang menyatakan berkali-kali ada Pencipta dan ada ciptaan, ada Allah dan manusia. Gerejalah yang menyatakan bahwa kita harus taat kepada Allah, tetapi kita menyangkali. Kalau memang Tuhan meletakkan kita di situ biar kita boleh taat kepada Tuhan langsung. Tetapi kalau Tuhan belum nyatakan, belum meletakkan kita di situ, jangan memberontak. Banyak orang yang terus menerus memberontak. Jemaat memberontak kepada pengurus, pengurus memberontak kepada hamba Tuhan, hamba Tuhan memberontak kepada hamba Tuhan yang lebih senior. Itu seluruhnya mengacaukan ordo. Banyak perpecahan gereja yang bukan disebabkan karena teologia yang berbeda tetapi penyebabnya adalah ambisi manusia yang tidak mau berada di bawah ordo. Salah satu dari kecelakaan gereja yang saya takut sekali adalah kalau gereja itu independent, tidak memiliki sinode atau hanya sekedar nama agar pemerintah menaungi gereja itu. Hal seperti ini adalah penipuan, deception secara rohani yang tidak disadari. Jikalau Tuhan menyatakan sesuatu ordo kepada kita, biarkan itu ada. Karena itu artinya Tuhan mau membentuk kita, Tuhan mau menjagai kita. Prinsip kejatuhan Adam dan Hawa adalah “aku ingin seperti Allah, aku bebas, aku tidak mau ada di dalam ordo”. Biarlah keluargamu boleh harmonis, anak-anak mentaati orang tua, isteri taat kepada suami. Biarlah di dalam gereja boleh ada keharmonisan. Jemaat taat kepada pengurus, pengurus taat kepada hamba Tuhan, hamba Tuhan yang junior kepada yang senior, terus seperti itu dan kita semua takut kepada Tuhan. Biarlah di dalam satu pemerintahan, satu sekolah seluruhnya ordo ini tertanam. Apa yang akan dikerjakan oleh setan adalah untuk menjungkir-balikkan dan merusak ordo.

    Biarlah kita tidak menjadi orang yang begitu sombong di hadapan Allah. Miryam dan Harun, kakak kandung dari Musa sendiri. Miryam adalah orang yang berjasa kepada Musa, karena pada waktu Musa lahir, Musa lalu harus dihanyutkan di sungai, Miryamlah yang terus melihat adiknya sampai diambil oleh Putri Firaun. Pada waktu Musa sudah besar, Tuhan memilih Musa menjadi pemimpin. Miryam dan Harun suatu kali mengatakan, “bukankah Tuhan juga bicara kepada kita? Mengapa kita harus taat kepada Musa? “ Maka di situ Tuhan menyatakan penghakimannya kepada Miryam. Tuhan menghukum Miryam, Tuhan menyatakan Aku berbicara kepada hamba-hamba-Ku, tetapi lain kepada Musa, Aku berbicara muka dengan muka.

    Di tempat pekerjaan mungkin atasan kita adalah orang yang memiliki pendidikan yang lebih rendah dari kita, tetapi jika Tuhan menginginkan kita untuk taat, maka kita harus taat. Biarlah ini boleh menjadi pelajaran aplikasi pertama untuk kita taat kepada Tuhan. Biarlah kita boleh menjadi orang penurut-penurut Allah melalui Firman.

  3. Taat kepada Tuhan melalui Firman yang kita baca.

  4. Hal ini begitu jelas terdapat Yakobus 1:22-25. Ketika kita membaca dan mendengarkan Firman Tuhan, jangan hanya sekedar membaca tetapi renungkan Firman itu dan kemudian taatilah dan buat proyek ketaatan. Jangan membaca lalu melupakan. Alkitab menyatakan itu seperti seorang yang memandang kepada cermin, dia tahu, dia jelas tetapi begitu selesai dia meninggalkan cermin itu dan melupakannya. Tidak ada faedahnya sama sekali. Betapa banyaknya berkat yang dibuang karena kita memiliki sikap seperti itu. Begitu banyak orang di dalam gereja merasa begitu terinspirasi akan Firman yang di dengar, merasa disegarkan, dan tersentuh setelah mendengarkan Firman bahkan berlinang air mata tetapi begitu kotbah selesai, di dalam waktu hanya 5 menit melupakan semuanya. Sama sekali tidak memiliki satu komitmen untuk satu ketaatan. Kita seharusnya mendengarkan Firman dan kemudian memikirkan apa aplikasi dari Firman itu dalam hidup kita minimal di dalam satu minggu. Saya perkirakan 95% orang Kristen yang mendengarkan khotbah hanya mengingat ilustrasinya, tidak mengingat Firman-Nya. Bahkan banyak orang Kristen merasa diri pintar dan tidak perlu mencatat kotbah yang didengar. Kita seringkali dealing dengan Tuhan seperti main-main. Kita memperlakukan Firman seperti petasan. Orang begitu kagum akan petasan, setelah selesai melihatnya, lalu pulang, kemudian tidak ada urusan petasan dengan hidup kita dan tidak akan terjadi perubahaan hidup apapun. Kita memperlakukan Firman seperti itu.

    Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa jangan kita membaca Firman lalu kemudian melupakannya tetapi kita harus mengaplikasikannya. Sesudah membaca Firman, saudara kemudian mengaplikasikannya. Saya ambil contoh poin pertama yang sudah dibicarakan mengenai mentaati Allah melalui ordo, mentaati Allah melalui otoritas. Jikalau saudara sudah berkeluarga, sesampai di rumah, cek ordo di dalam keluarga saudara. Apakah istri-istri sungguh sudah taat kepada suami? Apakah suami-suami sudah mengatakan aku sudah mengasihi istri? Ada satu tulisan seperti ini: harus di sini mentaati suami yang takut akan Tuhan. Mentaati suami bukan mentaati suami yang tidak beres hidupnya. Suami harus mengasihi istri, suami harus takut akan Tuhan. Istri harus taat kepada kepada suami. Anak-anak harus taat kepada orang tua. Cek di dalam ordo keluarga saudara, cek di dalam ordo di dalam penghormatan kepada Tuhan di dalam gereja atau sekolah anda, dan ini menjadi sesuatu proyek ketaatan. Kalau tidak, maka seluruh Firman yang kita dengar dan mengerti, terinspirasi tapi tidak berbuah karena kita itu hanya mendengar lalu melupakannya. Ada seorang pernah mengatakan kepada saya, yang biasanya kita kerjakan itu adalah virtual obedience (ketaatan maya) tidak pernah ada bentuknya.

  5. Taat kepadaTuhan melalui Firman yang tertanam di dalam hati.

  6. Lihat Yakobus 1:21.“Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu, dan terimalah dengan lemah-lembut Firman yang tertanam di dalam hatimu yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.” Terimalah dengan lembut hati Firman yang ada di mana? Yang tertanam di dalam hatimu. Ini adalah cara kerja Roh Kudus yang mengingatkan kita. Di dalam Roma 1:14 dikatakan bahwa anak-anak Allah akan mentaati Roh Allah/Roh Kudus, dan salah satu aspek utama dalam pekerjaan Roh Kudus adalah Dia akan bekerja di dalam hati dan pikiran kita, mencerahkan hati nurani kita dengan Firman yang pernah kita baca atau dengar sebelumnya. Banyak orang Kristen memiliki pengalaman seperti ini, ketika berada dalam temptation atau sebuah kondisi, tiba-tiba Firman itu muncul dalam pikiran kita, bahkan kita sendiri tidak mengingat kapan membaca atau mendengar Firman itu, bahkan tidak ingat siapa pengkotbahnya. Mungkin pada waktu itu engkau sedang diperhadapkan dengan sesuatu yang membawamu kepada perzinahan, lalu tiba-tiba Firman itu muncul, “Kuduslah kamu sebab Aku itu kudus adanya”. Mungkin saudara mau menekan hati nuranimu, lalu Alkitab menimbulkan dalam pikiran saudara dan Roh Tuhan itu menyatakan, “Jangan mendukakan Roh Kudus.” Atau mungkin ada kekuatiran muncul, lalu kemudian saudara langsung teringat, “Jangan kamu kuatir.” Di saat seperti itu, saya sebagai hamba Tuhan menyatakan kepada saudara, jangan melawan/menekan/berusaha untuk mematikan Firman itu, tetapi Alkitab mengatakan terimalah dengan lembut hati dan kemudian taat. Jikalau kita tidak mau menerimanya, maka kita akan menekan dan merasionalisasi tindakan berdosa kita. Misalnya, ketika diperhadapkan dengan satu godaan untuk melihat video porno, pada saat itu Firman mengingatkan untuk hidup kudus tetapi saudara tidak mau taat dan mulai menekan, Roh Kudus beberapa kali mengingatkan tetapi saudara tekan sampai ke titik tertentu saudara bilang saya tetap bagaimanapun sebagai orang muda harus belajar sex itu apa, saudara mulai merasionalisasi, nontonnya hanya 3 menit, sesekali tidak akan apa-apa, terus merasionalisasikan/membenarkan diri, lalu kemudian saudara akan masuk di dalam temptation.

    Alkitab mengatakan terimalah Firman dengan lembut, adalah bahaya yang besar kalau kita menutup suara Roh Kudus dalam hati kita. Jikalau kita membiarkan dosa yang kecil sekalipun tetapi dilakukan berkali-kali dan setelah itu dirasionalisasikan maka hati nurani bisa membatu dan semakin jatuh ke dalam dosa yang dalam. Rasionalisasi dosa yang tertinggi adalah agama. Ada orang membunuh karena alasan disuruh oleh agamanya. Hati nuraninya dikaburkan, dimatikan, dan rasionalisasi sudah sampai yang tertinggi. Saudara mengerti itu proses mematikan hidup kita dengan dosa, menyakitkan, maka sebagai orang Kristen hiduplah dengan hati nurani yang murni. Sebagai orang Kristen, Alkitab mengatakan ingat akan cara kerja Roh Kudus. Roh Kudus akan mengingatkan kita, menyadarkan kita dan Roh Kudus memakai kalimat yang lembut di dalam hati nuranimu, dan sekali lagi Alkitab mengatakan jangan mendukakan Roh Kudus Allah.

  7. Taat kepada Allah melalui keadaan hidup kita.

  8. Lihat Roma 8:28,” Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”. Kejadian 50:20, “ Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-reka untuk kebaikan dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar”. Poin ini adalah kita taat kepada Allah dengan kita menerima dengan syukur atas Tuhan yang memimpin kehidupan kita, disebut sebagai providensia Allah. Providence dalam teologi adalah karya atau kerja Allah di dalam seluruh bagian hidup kita. Orang Kristen tidak mengenal arti kata sial atau kebetulan. Allah sedang merencanakan sesuatu dalam hidup kita. Bukan kebetulan seorang anak dilahirkan prematur atau kebetulan mendapatkan pekerjaan atau teman hidup. Ada rencana Allah langsung di dalam hidup kita.

    Kristus adalah kepala gereja dan Kristus yang sama adalah pemilik alam semesta, Dia mengontrol kejadian-kejadian di dunia ini untuk memberikan kebaikan yang tertinggi bagi gereja-Nya. Jangan mempercayai bahwa hidup anda itu adalah just natural event. Jikalau kita mengerti prinsip Alkitab mengenai providensia, maka saudara akan menyadari bahwa jalan Allah bukan saja membawa kita dari sini menuju ke Surga tetapi prinsip ini akan membawa Surga ke dalam jiwa kita. Berapa banyak orang yang tidak bisa rest, sakit hati berkepanjangan, discourage seumur hidup karena sesuatu hal terjadi tahun-tahun sebelumnya? Sebagai hamba Tuhan saya katakan bangun, berdiri, lihat Firman, berjalan di dalam iman, bukan berjalan di dalam pengertianmu sendiri. Alkitab dengan jelas mengatakan Allah-lah yang mengontrol hidupmu, dan yang menyatakan itu kepadamu. Tujuan-Nya adalah untuk satu, mendatangkan kebaikan bagi semua orang yang terpanggil, terpilih sesuai dengan rencana-Nya, kecuali saudara berada dalam dosa dan kemudian sesuatu yang jahat terjadi di dalam hidupmu, maka seandainya pun itu terjadi, sebagai hamba Tuhan saya katakan kepadamu, bertobatlah, dan ketika engkau bertobat, engkau akan menyadari misteri providensia Allah, yaitu Dia akan membalik sesuatu akibat dosa menjadi kecemerlangan yang besar di dalam Kristus. Ini adalah cara kerja Allah yang sulit sekali dimengerti yang Tuhan nyatakan. Apapun saja yang terjadi, apakah itu baik atau tidak beruntung, apakah menyenangkan atau mendukakan hati kita di masa lampau, maka sekarang kita boleh rest di dalam Tuhan, di dalam Firman-Nya, terimalah itu sebagai sesuatu kehendak Allah dan terimalah itu di dalam ketaatanmu kepada Allah dan nantikan Tuhan bertindak akan mengubah segala sesuatunya.

    Setan itu seakan-akan membawa pertaruhan di dalam hidup kita, dia ingin menghancurkan iman kita. Maka di situ saudara rela taat kepada Tuhan dan Tuhan akan balikkan, bahkan kalaupun berdosa, bertobatlah. Ingat peristiwa Daud. Tuhan memperhitungkan dosa Daud karena keadilan dan kesucian-Nya harus ditegakkan, tetapi uniknya, dari seluruh anak Daud, anak kedua dari dia dan Batsyeba, Salomo, itu yang dinaikkan Tuhan di atas tahtanya. Apapun saja yang terjadi, Tuhan itu Yesus Kristus adalah Kepala Gereja dan alam semesta, Dialah yang mengatur segala sesuatunya untuk kebaikan kita, nantikan Dia, dan lihat bagaimana Dia akan membalikkan semuanya untuk kebaikan kita dan itu adalah spesialis pekerjaan-Nya.

    Perhatikan dua tokoh ini, pertama adalah Yusuf, Yusuf itu adalah anak kesayangan, tetapi kemudian dimasukkan ke dalam perigi, diambil orang, kemudian menjadi budak Potifar. Yusuf berpikir hidupnya sudah habis, tidak lagi akan bertemu keluarganya tetapi kemudian di bekerja kepada Potifar, ternyata bagus, Yusuf diangkat jabatannya lalu istri Potifar memfitnah dia dan dia masuk penjara. Tetapi akhirnya Jusuf menjadi orang yang menafsirkan mimpi Firaun dan menjadi tangan kanan Firaun sampai bertemu kembali dengan keluarganya. Hidup Jusuf naik turun. Yusuf kemudian menyarikan hidupnya dengan satu hal (Kejadian 50:20) engkau mereka-rekakan yang jahat bagi hidupku, tetapi Allah mereka-rekakan yang baik yaitu melindungi seluruh bangsa ini dari kesusahan besar. Bersyukur untuk air mata, kesulitan untuk segala hal terjadi dalam hidup kita, karena Tuhan memberikannya kepada kita untuk kebaikan kita.

    Satu lagi adalah Daniel. Daniel pada waktu itu masih remaja, tentera Nebukadnezar datang dan membawa Daniel ke Babel. Berpuluh-puluh tahun dan tidak pernah kembali ke negerinya, tetapi kalimat pertama dari Daniel 1, menyatakan betapa kemahirannya, dia menyatakan Allah-lah yang menaklukan Yoyakim ini dan membawa Israel kepada Nebukadnezar, dia tahu peristiwa natural event itu sebenarnya adalah campur tangan Allah langsung di dalam hidupnya yang membawa Daniel dari Israel menuju kepada Babel. Daniel mengerti rahasia ini, dia mengerti bahwa natural event, hal yang kelihatannya kebetulan dan biasa saja, tetapi dia melihat natural event itu adalah tangan Allah yang tidak kelihatan memindahkan dia dari Israel ke Babel.

    Ada orang yang mengerti poin ke-4 ini dan ada orang yang tidak mengerti. Perbedaannya adalah kalau saudara mengerti Allah intervensi secara langsung dan tidak ada natural event dalam hidup kita, itu adalah intervensi providensia-Nya, membawa Daniel dari Israel menuju ke Babel, dia tahu bahwa ke Babel adalah calling, maka dia lakukan yang terbaik, dia bersaksi bagi Tuhan di tengah-tengah kondisi seperti ini, dia memuliakan Tuhan dan membuat orang-orang tahu bahwa YHWH itu hidup.Tetapi kalau Daniel tidak mengerti poin ini dan kemudian dia di bawa ke Babel, yang terjadi adalah seumur hidup dia akan mengasihani dirinya sendiri, dia tidak akan kembali lagi menjadi seorang pemuda yang bersinar, dia akan hancur di dalam hidup ini.

    Orang yang tahu hidupnya begitu menderita tetapi kehendak Allah jadi, maka dia tahu, this is my calling. Ini panggilanku, ini bukan sialku, aku dipanggil untuk ini dan aku memuliakan Tuhan untuk hal ini, aku akan bersaksi dengan seluruh kepahitan di dalam hidupku. Ada orang yang dipanggil untuk menjadi hamba Tuhan di perdesaan, ada orang yang dipanggil untuk menyatakan Tuhan itu hidup di perkotaan, ada orang yang dipanggil untuk menyatakan kebesaran Allah kepada orang orang rendah, ada orang yang dipanggil untuk menyatakan kebesaran Allah kepada orang-orang yang besar, aristokrat, ada orang yang dipanggil menyatakan kebesaran Allah melalui kesehatan, kesulitan, penderitaan dan sakit penyakit.

Saudara-saudara biar kita boleh mengerti, kita boleh taat kepada Tuhan, menerima seluruh yang dinyatakan-Nya di dalam Firman-Nya, di dalam ordo dan juga di dalam segala sesuatu yang terjadi di dalam hidup kita. Saudara mengerti hal ini, kita akan memiliki satu rest di dalam Tuhan dan kita akan mengerti panggilan kita setiap hari untuk mempermuliakan Dia dalam seluruh bagian hidup kita, dan nantikanlah Tuhan sampai Dia sendiri mengulurkan tangan kepada kita dan memberikan sesuatu kegemilangan dan sinar di dalam hidup kita, kiranya nama-Nya dipermuliakan.

Ketaatan (3)

Kejadian 2:16-17, Matius 4:5-7



Ketaatan adalah ujung dari seluruh relasi kita dengan Tuhan. Ketaatan merupakan tuntutan Tuhan kepada umat-Nya yang diciptakan dan ditebus-Nya. Satu-satunya jalan untuk hidup yang mulia adalah dengan ketaatan. Firman Tuhan menyatakan, Stefanus adalah orang yang dipimpin oleh Tuhan, dirajam dengan batu, dan kemudian dia menengadah ke langit, dan ketika dia menengadah ke langit, dia melihat Anak Allah, Yesus Kristus, berdiri untuk menghormati hamba-Nya yang taat sampai akhir. Kita adalah orang berdosa, Dia adalah Pencipta kita. Bukankah kalau kita bicara mengenai menghormati, itu berarti yang di bawah menghormati yang di atas? Bukankah itu yang hina menghormati yang mulia? Tetapi Yesus Kristus berdiri menyongsong Stefanus. Ada satu ayat Alkitab yang mengatakan bahwa jikalau kamu melayani Aku, kamu akan dihormati oleh Bapa-Ku. Ayat ini mau menyatakan itulah kemuliaan yang engkau akan dapatkan. Biarlah kita boleh mendidik diri kita, menyenangkan hati Tuhan bukan hati kita, mentaati Tuhan bukan dunia ini. Itulah jalan dari kemuliaan yang Tuhan berikan kepada kita. Tidak ada jalan dan kemungkinan yang lain. Ini dinyatakan oleh Alkitab. Ketika Allah menyatakan diri-Nya, adalah supaya kita mengenal Dia, kita memiliki relasi dengan Dia, kita dapat percaya kepada Dia sepenuhnya dan kita mau taat kepada Dia. Tetapi sering sekali kita tidak taat, kita memberontak dan menyakiti hati-Nya. Biarlah kita boleh mengerti bahwa ini adalah jalan pemberontakan dan jalan yang berbahaya.

Sekarang kita akan melihat 5 alasan ketidak-taatan yang biasanya kita sampaikan kepada Tuhan. Alasan-alasan ini adalah alasan yang salah, yang tidak mendasar dan tidak bisa diterima.

  1. Tidak taat karena tidak mengerti secara tuntas apa yang Tuhan mau.

  2. Tidak mau taat dengan alasan tidak tahu nanti ke depannya bagaimana. Misalnya tidak taat di dalam hal perpuluhan. Saudara tidak mau memberi perpuluhan karena ingin mengetahui terlebih dahulu bagaimana cara pengurus mengelola keuangan gereja. Siapakah kita boleh mengatakan hal itu? Adalah benar jikalau melihat ada hamba Tuhan yang tidak beres di dalam gereja, kita harus berhati-hati. Saudara tidak harus memberikan kepada hamba Tuhan atau gereja tersebut. Tetapi harus tetap memberikan perpuluhan saudara. Tidak bisa tidak. Itu adalah hal yang Tuhan sendiri nyatakan. Maka ini adalah bentuk ketaatan. Banyak orang tidak mau taat karena merasa belum mengerti dan tidak tahu ujungnya ke mana. Tuhan tidak harus menyatakan sesuatu kepada kita terlebih dahulu sampai kita mengerti baru Dia mengatakan bahwa engkau boleh taat. Allah menciptakan dan menempatkan manusia di taman Eden kemudian Dia mengatakan, “Jangan makan buah pohon ini, kalau engkau memakannya, pastilah engkau akan mati”. Pada saat itu Adam dan Hawa belum mengetahui artinya mati karena belum ada orang yang mati. Perhatikan baik-baik, kalau kita harus mengerti secara tuntas terlebih dahulu, maka tidak perlu ketaatan. Ketaatan itu perlu, ada sesuatu gap understanding. Bukan berarti seluruh ketaatan kita adalah ketaatan yang buta. Reformed Theology menolak Fideism. Fideism adalah isme yang menyatakan bahwa aku harus percaya kepada Allah, meskipun aku tidak tahu apa-apa. Jawabannya adalah tidak. Alkitab menyatakan, “I know whom I believe.” Aku tahu siapa yang aku percaya. Berarti ada pengetahuan, tetapi pengetahuan itu tetap tidak mungkin menggantikan ketaatan. Pengetahuan itu sampai di suatu titik, dan kemudian ada sesuatu hal yang membuat kita tetap tidak mengerti. Gap ini adalah Faith (Iman). Iman itu melampaui understanding(pengertian) kita. Di saat seperti itulah ketaatan itu diperlukan. Ketika kita membaca Firman, mungkin tidak mengerti seluruhnya tetapi pasti ada yang Roh Kudus jelaskan. Yang jelas itu, taatlah terlebih dahulu. Jikalau saudara tetap tidak mau taat, saudara tidak akan mengerti. Yohanes 7:17 mengatakan, “taat terlebih dahulu maka engkau akan mengerti”. Ini adalah rahasia rohani bagi banyak orang. Tetapi itu bukan rahasia lagi kalau saudara ada di dalam Kristus dan membaca Alkitab. Jikalau kita membaca Alkitab, dan Tuhan menyatakan harus melakukan sesuatu, meskipun tidak tahu secara tuntas ke depannya seperti apa dan tidak tahu apa yang menjadi alasan Tuhan untuk hal itu pada saat itu, tetapi bergeraklah dan taatlah. Jikalau tidak, maka kita tidak akan mengerti secara tuntas apa yang Tuhan kehendaki di dalam hidup kita. Ketaatan di depan dan pengertian di belakang.

  3. Tidak taat karena tidak menyukai pribadi yang berbicara.

  4. Banyak orang tidak mau taat dengan alasan seperti ini, karena merasa orang yang menegur/berbicara tidak qualified, masih muda atau orang yang lebih rendah. Ketika kita taat, maka kita taat kepada kebenaran bukan pribadi, bukan taat buta. Jikalau kebenaran itu dinyatakan oleh orang yang rendah maka kita harus taat kepada kebenaran itu. Ketika kebenaran dinyatakan kepada orang yang berpendidikan, kita tetap harus taat kepada kebenaran itu. Jika kebenaran itu dinyatakan oleh istri saudara pada waktu bertengkar, maka saudara harus taat kepada kebenaran itu. Ini adalah prinsip Alkitab. 1 Petrus mengatakan, “kita dikuduskan karena taat kepada kebenaran.” Lihat Musa, Ia adalah orang yang hebat luar biasa, manusia berdosa seperti kita tetapi kalimatnya adalah dari Tuhan dan kalimatnya adalah kebenaran dan kebenaran itulah yang ditanamkan Tuhan dalam hati dan mulutnya membuat kita mau taat kepada Dia. Ini adalah prinsip. Kebenaran itu kadang terbungkus dengan kepribadian yang tidak mudah. Jangan kita tidak taat kepada Tuhan padahal sudah mengerti kebenaran, hanya karena tidak bisa menerima pribadi seseorang. Saudara perhatikan ada satu orang yang ditolak pada jamannya yaitu Amos (Amos 7:10-15). Ini adalah salah satu ironi bangsa Israel. Israel pada waktu itu dalam pemberontakan yang besar, Tuhan mengirimkan Amos. Bangsa Israel tidak mendengarkan Amos karena pada waktu itu Israel sudah megah sekali, pada waktu itu ada dua orang yang menjadi kunci Israel, pertama Jeroboam, kedua adalah Amazia. Pada waktu itu Jeroboam adalah satu-satunya raja yang setelah Israel Utara dan Selatan itu pecah, dia bisa mengembalikan daerah teritorinya sebesar dari pecahan itu, menjadi sesuatu hal yang luar biasa gemilang. Setelah pecah, maka teritorinya makin lama makin mengecil. Tetapi Jeroboam kerja keras dan akhirnya besar dan besarnya itu hampir menandingi dari sebelum pecah. Jadi ini adalah jaman keemasan dari Israel. Lalu pada waktu itu, Israel Utara dipimpin oleh Amazia, imam yang sudah pecah, Utara dan Selatan. Di Utara mereka melakukan penyembahan kepada “allah”, katanya “allah” padahal sebenarnya itu bukan Allah. Kota Betel, kota Dan dan satu kota yang di Israel Selatan, Yerusalem, tiga kota ini seluruhnya untuk penyembahan kepada Yahweh. Pada saat kondisi yang luar biasa memuncak dan pemisahan seperti itu, Tuhan memanggil Amos dari Tekoa. Tekoa adalah kota yang kecil sekali dan tidak ada artinya sama sekali. Lalu Amos disuruh Tuhan pergi ke daerah Betel. Di sana dia bertemu dengan Amazia, seorang yang memiliki jabatan imam, lalu Amos berkotbah. Kotbahnya adalah mengenai Jeroboam dan Israel yang akan hancur. Tetapi Amazia tidak menanggapi bahkan mengusir Amos. Perhatikan baik-baik, ketika Allah memakai seseorang sekecil apapun untuk menyampaikan sesuatu maka kalimat itu adalah kalimat kebenaran. Kita harus mau dengar dan taat. Kadang Tuhan membuat bangsa-bangsa yang besar, kerajaan-kerajaan dihancurkan karena mereka tidak taat kebenaran. Jangan kita merendahkan orang yang menyatakan Firman. Suka atau tidak, kita harus taat. Jikalau Roh Kudus mengajarkan di dalam hatimu yang terdalam, ini adalah benar, maka saudara harus dengar.

  5. Tidak mau taat karena takut.

  6. Takut kalau taat maka hidup kita akan mengalami kesusahan, gelap dan tidak bahagia. Alkitab memberikan jaminan, “berbahagialah orang yang Allahnya itu Yahweh”. Alkitab memberikan jaminan bagi orang yang mengikut jalan Tuhan akan memperoleh kebahagiaan. Mungkin ucapan berbahagia yang paling banyak yang dinyatakan oleh pendiri agama di seluruh dunia adalah melalui mulut Yesus Kristus. Saudara kuatir jika mengikut Tuhan akan punya banyak resiko tetapi mengikuti pikiran sendiri dan mengikut setan juga memiliki resiko. Di dalam 1 Korintus dikatakan, Allah itu mempermalukan kepandaian orang-orang yang merasa diri benar, merasa diri pandai, tetapi orang itu bodoh karena itu adalah budak Kristus. Melalui budak yang bodoh itu, Alkitab mengatakan dalam 1 Korintus: Dia akan mempermalukan orang-orang yang rasa diri hikmat, merasa diri pandai. Biar kita boleh mengerti jalan mengikut Tuhan adalah jalan yang paling aman dan jalan yang akan membahagiakan hidupmu. Jalan mengikut Tuhan adalah jalan yang akan membuat kita sejahtera di depan. Jalan mengikut Tuhan adalah jalan yang akan mendapatkan sukacita. Itu adalah kalimat-kalimat dari Tuhan. Suatu hari ada satu raja yang luar biasa pada waktu itu sedang ketakutan, yaitu raja Ahas. Raja Ahas diserang sebangsanya sendiri yaitu orang Syria dan orang Efraim. Ahas adalah raja Israel Selatan. Efraim adalah Israel Utara. Tetapi Israel Utara menyerang Ahas. Tuhan lalu mengutus Yesaya. Tuhan mengatakan kepada Ahas untuk jangan takut dan percaya kepada-Nya, tetapi Ahas seperti orang Kristen kebanyakan yang tidak mempercayai Tuhan sepenuhnya. Banyak orang Kristen pergi ke gereja tetapi setelah keluar dari gedung gereja langsung lupa akan Firman yang didengarnya. Semua Firman itu hilang. Mengapa? Karena pada dasarnya memang sudah tetapkan bahwa tidak mau percaya. Ahas juga seperti ini. Setelah Yesaya pulang, lalu Ahas mulai kuatir lagi lalu dia langsung mengirimkan prajuritnya ke Asyur. Pada waktu itu raja Asyur sangat berkuasa, yang memerintah dunia pada waktu itu. Ahas meminta pertolongan dari raja Asyur. Betapa bodohnya manusia, ketika Tuhan memberikan pertolongan kepada kita tetapi kita tidak menerimanya. Manusia menginginkan sesuatu yang langsung terlihat. Seperti Ahas meminta bantuan dari raja Asyur. Kemudian raja Asyur menolongnya. Asyur menang atas Efraim dan Syria. Raja Ahas bebas. Tetapi kemudian Alkitab mengajarkan satu hal, setelah Asyur membantu Ahas, sejak saat itu tidak ada raja-raja di Israel Selatan yang tidak ditekan oleh Asyur. Sejak saat itu, Israel Selatan tidak bisa lagi bebas menyembah Yahweh. Sejak saat itu, mereka harus memberikan persembahan kepada dewa-dewa Asyur. Jikalau kita meminta pertolongan dari seseorang, kita harus mengetahui apakah orang tersebut takut akan Tuhan atau tidak. Jika orang yang tidak takut akan Tuhan, maka orang itu akan menolong dengan tangan kiri, tetapi mencekik dengan tangan kanan seumur hidup. Percayalah kepada Tuhan. Ada saatnya, ada waktunya Tuhan itu akan terus-menerus menyatakan kesetiaan-Nya. Alkitab menyatakan sampai masa tua aku membuktikan bahwa Dia tidak pernah curang.

  7. Tidak taat karena penipuan setan dengan menggunakan Firman.

  8. Setan menipu dengan menggunakan Firman yang diputar balikan. Ini sangat menakutkan dan merupakan teknik tertinggi setan. Di dalam hidup saya, ada 2 kali didatangi oleh orang yang bicara kepada saya dalam relasi suami istri. Ada seorang yang mengatakan bahwa dia begitu yakin mau menceraikan suaminya karena Tuhan sudah berbicara kepada dia pribadi melalui saat teduh tiap hari untuk menceraikan suaminya. Ada orang yang lain lagi berbicara hal yang sedikit berbeda kepada saya bahwa Tuhan berbicara kepada dia pribadi untuk menceraikan pasangannya. Saya katakan kepada dia bahwa saya yakin itu bukan suara Tuhan. Lalu orang tersebut marah kepada saya dan yang menyedihkan adalah setelah beberapa tahun kemudian ada berita bahwa ia loncat dari dari gedung dan meninggal karena Tuhan yang menyuruh ia loncat. Berapa banyak orang Kristen tertipu untuk tidak taat kepada Tuhan karena berdasarkan Firman? Dengan alasan berdasarkan Firman, aku meninggalkan keluargaku karena aku itu diberikan cinta oleh Tuhan untuk mencintai seseorang. Aku harus meninggalkan keluargaku karena Alkitab itu mengkonfirmasi. Hal yang paling sering adalah harus pisah, pecah dari gereja karena itu konfirmasi dari Tuhan. Itu paling jahat. Semua memakai kalimat-kalimat dari Alkitab untuk melakukan dosa, itu jelas sesuatu kejahatan. Ini adalah salah satu teknik tertinggi setan. Teknik itu ada di dalam Matius 4. Suatu hari Yesus dibawa menuju ke bumbungan bait suci, kemudian setan mengatakan: Engkau terjunkan diri-Mu, karena ada tertulis, ini berarti Firman, kalau Engkau jatuh, engkau akan ditopang oleh tangan Allah sehingga kaki-Mu tidak terantuk kepada batu. Kalimat yang bagus dan konfirmasi Firman. Tetapi perhatikan, jangan asal mengkutip ayat Alkitab, saudara lupa ayat yang lain. Yesus mengatakan, “Ada juga tertulis, setan, bahwa engkau jangan mencobai Tuhan Allahmu.” Ini peperangan. Saudara harus hati-hati di dalam hidup dan paling hati-hati adalah orang yang selalu berbicara Firman. Dari dahulu sampai sekarang, terlalu banyak guru, nabi dan rasul palsu, seperti Yudas, yang berpidato, Bileam, yang berbicara Firman di dalamnya hanya untuk uang. Banyak hamba Tuhan palsu yang menggunakan Firman untuk menipu jemaatnya. Setan menggunakan Firman untuk membuat manusia tidak taat kepada Tuhan. Kita harus berhati-hati, jangan asal mendengar. Kita harus terus menguji hati dan Firman yang kita dengar.

  9. Tidak taat karena tidak tahan dan akan dapat merugikan orang-orang yang dikasihi.

  10. Jikalau aku taat, itu akan merugikan orang-orang yang aku kasihi, sehingga akhirnya akan menyakiti hati mereka dan mereka akan menjauh daripadaku. Di dalam alasan kelima ini, saya mau katakan kepada saudara-saudara, itu adalah tepat dan benar. Kalau kita taat, menetapkan diri, hati kita taat kepada Tuhan, maka kalimat ketaatan itu secara filosofikal sendiri artinya adalah Dia lebih utama dari yang lain. Saudara tidak bisa mengatakan bahwa aku mau taat kepada Tuhan dan aku tidak menyakiti hati orang lain. Tidak pernah bisa. Bahkan Yesus sendiri sudah menyatakan dengan sesuatu kejujuran dan ketajaman di dalam prinsip ini. Di dalam Alkitab, ada orang yang mengatakan, “Tuhan, aku mau ikut Engkau tetapi biarkan aku menguburkan papaku terbebih dahulu.” Yesus mejawab dengan tepat, bahwa biarlah orang mati menguburkan orang mati. Kalimat ini tidak berarti kita tidak menghormati orang tua. Kalimat ini mau menyatakan bahwa di dalam hati anak muda tersebut Yesus melihat bahwa sebenarnya keinginan dia untuk taat itu adalah tetap di bawah penghormatannya kepada orang tuanya. Yesus mau membalik hal ini. Engkau memilih Aku atau orang tuamu? Di tempat yang lain Yesus mengatakan, “Jikalau engkau mau mengikut Aku, engkau harus menyangkal dirimu, memikul salibmu, dan mengikut Aku, dan jikalau kau mau mengikut Aku, mau menjadi murid-Ku, engkau harus membenci papamu, mamamu, istrimu, suamimu, saudaramu laki-laki, dan saudaramu perempuan. Alkitab memang menyatakan ketidaktaatan akan membuat hidup kita mudah, dengan orang-orang yang kita kasihi, dan Alkitab juga menyatakan ketaatan akan membuat saudara dan saya harus memilih dan akan ada sesuatu keremukan hati di sini. Saudara akan melihat orang-orang yang saudara kasihi hatinya juga akan diremukkan dan dirugikan. Apa yang membuat kita tidak taat? Adalah orang-orang yang kita kasihi. Tetapi Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa jikalau engkau mau mengikut Aku, maka engkau harus mencintai Aku lebih daripada suamimu, istrimu, anak-anakmu, siapapun saja. Kalimat itu terus mengiang. Tetapi Allah tidak pernah buta. Allah tidak akan berhutang kepada kita. Dia adalah Allah yang lebih besar daripada kekuatiran kita. Itu hanya menyatakan betapa kecil dan berdosanya kita di hadapan Dia. Lihatlah semua orang yang dikeluarkan dari rumahnya karena mengikut Kristus. Lihat bagaimana penganiayaan terjadi. Tuhan dapat memberikan pertobatan dan menyatukan keluarga yang terpecah kembali karena Dia mau menyatakan bahwa Dia adalah Allah yang patut untuk ditaati. Allah juga mengasihi umat-Nya dan terbukti tidak pernah curang. Kita bersyukur kepada Tuhan karena anugerah-Nya yang besar. Setiap langkah ketaatan, meskipun itu menyakitkan, tetapi percayalah bahwa itu adalah langkah ketaatan kepada Allah yang setia.

Kiranya Tuhan boleh terus-menerus memberikan kepada kita satu dorongan ketaatan. Biarlah kita boleh menyadari di tengah kegagalan kita, Allah mendorong kita untuk taat di dalam jalan-Nya, jalan kehidupan. Kiranya nama-Nya dipermuliakan.

Ketaatan (2)

Mazmur 95



Kita akan kembali membahas mengenai aspek-aspek ketaatan/obedience. Alkitab ditulis untuk kita membaca, mengerti, dan taat pada-Nya. Tuhan menyatakan diri-Nya kepada kita untuk boleh mengenal Dia dan taat kepada-Nya. Ketaatan adalah persembahan hidup kita di hadapan Allah. Jikalau itu tidak ada, maka seluruh ibadah kita menjadi kosong dan munafik. Jikalau itu tidak ada, maka ibadah kepada Allah itu menjadi suatu kekejian dan membuat Allah sangat muak terhadap ibadah kita. Ibadah yang sejati bukan hanya di hari Minggu saja, tetapi di dalam setiap hidup kita dari Senin sampai kembali kepada Senin, terus seumur hidup kita di dalam jalan obedience.

Minggu lalu saya sudah mengatakan 2 alasan mengapa harus taat yaitu:

  1. Kita harus menyadari bahwa Allah itu pencipta dan kita ciptaan.

  2. Kita adalah manusia yang Alkitab katakan seperti suatu butir pasir di dalam seluruh pantai di dunia. Umur-Nya kekal sampai kekal, sedangkan kita hanya berumur beberapa puluh tahun. Kuasa-Nya besar tanpa ada satupun yang bisa melawan, kita manusia yang hanya bisa seperti itu saja. Tetapi Allah dari dahulu sudah menanggung di dalam kerendahan hati-Nya, seluruh pemberontakan kita. Allah sudah menanggung di dalam hati-Nya seluruh kedurhakaan manusia yang tidak mau mengakui ke-Allahan-Nya. Jika engkau adalah orang-orang yang sudah diciptakan oleh Allah dan sudah ditebus oleh Kristus, biarlah engkau boleh memiliki hati nurani yang dilembutkan kembali. Kita harus taat karena Dia adalah pencipta dan kita ciptaan.

  3. Kita harus taat karena Dia adalah Allah yang mengasihi kita.

  4. Sebelum Allah memberikan 10 perintah, Dia sudah menyatakan kepada orang Israel: “Aku yang membawa engkau keluar dari Mesir”, kalimat itu sudah menyatakan bahwa Allah mengasihi menyelamatkan dan memimpin orang Israel. Setelah itu baru Allah berkata, “Jangan mencuri, berzinah, membunuh, jangan ada allah lain di hadapan-Ku, jangan membuat patung untuk menyerupai kebesaran-Ku”. Kalimat seperti ini membuat orang tidak suka menjadi orang Kristen karena mereka berpikir banyak yang tidak boleh kita lakukan. Tidak. Jikalau kita sebagai orang tua berkata kepada anak “jangan!”, karena kita tidak ingin anak kita melarat, mati, miskin dan hancur. Tetapi anak tidak akan tahu, pengertiannya belum sampai, pada saat seperti itu trust harus ada, iman harus ada. Meskipun kita tidak sadar, tidak mengerti, tapi kita boleh mengerti, menyadari satu hal bahwa Dia adalah Allah yang mengasihi engkau dan saya.

Pada hari ini akan saya tambahkan hal ketiga alasan mengapa harus taat.

  1. Karena Kristus menebus kita, kita milik Kristus dan kita menerima kebaikan Kristus.

  2. Kita orang berdosa yang ditebus oleh Kristus, harganya sudah dibayar lunas oleh Kristus bukan dengan pembayaran materi dunia yang fana tapi dengan darah-Nya yang sangat berharga, precious blood of Jesus Christ our Lord. Kalimat ini adalah kalimat yang orang Israel tahu karena kalimat ini adalah kalimat di dalam konteks perbudakan. Kalau saudara lihat di dalam Alkitab “Aku Paulus hamba Kristus”. Kalimat hamba dalam bahasa aslinya adalah “doulos” yang berarti budak. Jadi Paulus menyebut dirinya “aku budak Kristus”. Paulus begitu bangga mengatakan dirinya adalah budak. Ini orang bodoh, orang gila. Tidak. Perhatikan baik-baik konsep budak dalam Ibrani. Kalau ada seseorang menjadi budak, karena dibeli, karena orang miskin yang berhutang kemudian dibeli dari orang yang dia hutang. Orang Ibrani diatur oleh Tuhan mempunyai tahun tertentu saat budak itu harus dibebaskan, disebut Tahun Yobel. Pada Tahun Yobel budak harus bebas. Jadi dalam konsep orang Ibrani tidak pernah ada seorang tuan memiliki hak untuk memiliki budak seumur hidup atas kemauannya sendiri. Maka dia harus bebas. Begitu dia bebas, maka dia boleh bebas ke mana saja, dia tidak lagi menjadi budaknya. Tetapi kalau seorang budak kemudian berpikir bahwa tuannya begitu baik, sungguh-sungguh mengasihi dia dan menyadari tidak ada tuan yang seperti ini baiknya di seluruh dunia, maka, ketika budak ini sudah dibebaskan, dia boleh kembali kepada tuannya, dan mengatakan: “Tuan, saya ingin menjadi budakmu lagi”. Ketika dia kembali dan menjadi budak, maka hukum Ibrani adalah kalau mau sungguh-sungguh kembali dengan hatinya, dia menjadi budak seumur hidup dan tidak ditarik lagi. Konsep budak seperti ini ada dalam pikiran Paulus. Aku budak Kristus. Paulus mau menyatakan, di seluruh dunia, tidak ada yang lebih baik dan yang akan mengasihi dirinya lebih daripada Kristus. Dia menyertai, menebus kita dengan darah-Nya, memberi seluruh kebaikan kepada kita, tidak ada tuan yang lebih bijak, lebih benar, lebih baik, lebih indah daripada Kristus. Meskipun sudah dilepaskan, aku menjadi merdeka, aku tidak mau menjadi merdeka, aku mau menjadi budak Dia seumur hidup kita. Ini adalah konsep mengapa kita mau taat kepada Allah, karena kita sudah menerima kebaikan Kristus.

Sekarang saya akan masuk ke poin besar ketiga dari aspek ketaatan.

  1. Nature dari ketaatan, sangkal diri, pikul salib dan ikut Kristus.

  2. Berkenaan dengan mengapa harus taat, seperti yang sudah dibahas tadi

  3. Signifikansi atau pentingnya ketaatan
    1. Ketaatan adalah tanda kesejatian.

    2. Alkitab mengatakan dengan jelas ada guru palsu, nabi palsu ada iman yang palsu. Ini adalah sesuatu yang akan menghancurkan dunia kita, yaitu kepalsuan. Kalau saudara memberli jam tangan yang saudara pikir Rolex yang asli dan mahal yang berharga 50 juta, tapi setelah tahu itu palsu, ruginya 50 juta. Kalau saudara menikah dengan pasangan yang saudara pikir sama-sama saling mengasihi, tetapi setelah menikah baru mengetahui bahwa cintanya itu palsu dan hanya menginginkan uang saudara saja, maka maka saudara akan menangis seumur hidup. Kalau saudara memiliki gereja, pengajaran, doktrin Alkitab yang saudara pikir benar, tetapi ternyata salah, maka ruginya seumur kekekalan. Perhatikan, apa saja yang palsu akan merugikan kita. Salah satu hal yang penting mengenai tanda kesejatian iman kalau orang itu sungguh-sungguh sudah dilahirbarukan adalah obedience. Kemauan dan kerelaan untuk taat. Mungkin awalnya dia tidak rela, tetapi hati nuraninya terus diberi tahu oleh Tuhan untuk taat, dia lari, dia kembali lagi, mau taat karena dia tahu bahwa ketaatan adalah pengharapan jiwanya. Jiwanya tidak pernah tenang kalau tidak taat. Kalau dia adalah orang Kristen sejati, maka suara hati nuraninya akan menang terhadap hidupnya. Kalau dia orang Kristen palsu, maka dia akan mematikan suara hati nuraninya dan kemudian membatu dan tidak taat lagi. Yohanes 14:15,23. Yesus mengatakan, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menaati segala perintah-Ku”. Di dalam Reformed Theology, di dalam Alkitab, bahwa ketaatan adalah buah dari Roh Kudus yang ditanam di dalam hati kita. Roh Kudus ada dalam hati kita. Saudara dilahirbarukan dan buahnya adalah ketaatan. Ini adalah suatu hal yang penting. Biarlah kita boleh mengasihi Kristus dengan menaati Dia baik di dalam gereja maupun di dalam kehidupan sehari-hari. Jika ada teriakan-teriakan untuk taat, maka engkau adalah milik Kristus.

    3. Ketaatan adalah kunci membuka rahasia rohani dan berjalan di dalam pertumbuhan rohani.

    4. Oswald Chambers mengatakan bahwa Firman Allah bukanlah dimengerti dengan akademis. Untuk mengerti Firman Allah, saudara harus membuka pengertian itu dengan ketaatan. Firman Allah seakan-akan seperti amplop tertutup yang dimeteraikan oleh Tuhan kepada kita. Dari dahulu, bapa-bapa gereja sudah mengajarkan kepada kita, meterainya dibuka dengan ketaatan. Tanpa ketaatan, saudara tidak bisa mengerti Firman Allah. Ketaatan ada di depan baru pengertian di belakang. Ayat Alkitab mengandung rahasia-rahasia rohani yang Tuhan sudah nyatakan. Bukan rahasia lagi kecuali di dalam anugerah Tuhan. Yohanes 7:17. “Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, baru dia akan tahu”. Dalam pikiran kita, aku tahu dulu baru aku mau taat. Tapi di dalam prinsip rohani tidak. Saudara tetapkan hati dulu untuk taat, baru saudara tahu. Karena panggilan Allah adalah panggilan hati, Allah ingin hatimu diletakkan terlebih dahulu baru engkau mengerti jalan hidupmu seperti apa. Taat dahulu baru saudara akan tahu nanti Tuhan akan memberikan yang baik. Orang-orang yang Tuhan pakai di seluruh dunia, selalu taat dulu baru mengerti. Ini adalah prinsip dari poin ini bahwa orang bisa berjalan di dalam pertumbuhan rohani membuka rahasia rohani adalah dengan ketaatan.

      Dalam poin ini saya juga ingin share hal yang mungkin saudara juga pernah mengalaminya. Apakah saudara merasa tidak bertumbuh secara rohani? Hal ini bisa berjalan bertahun-tahun lamanya. Saudara bisa ikut di dalam pelayanan di koor, guru sekolah minggu, liturgis. Tetapi saudara menyadari bahwa saudara tidak bertumbuh pesat di dalam kerohanian, bahkan mungkin tidak bertumbuh. Saya sarankan kepada saudara-saudara, untuk berdoa minta anugerah dari Roh Kudus untuk sekali lagi mengingatkan saudara akan satu titik di masa lampau yang Tuhan pernah bicara pribadi kepada saudara dan kemudian saudara tidak taat pada waktu itu dan kemudian saudara melupakannya. Perhatikan baik-baik, di titik itu, kalau saudara tidak taat, saudara boleh berjalan terus bertahun-tahun, bahkan aktif di dalam pelayanan, mungkin orang lain mengatakan bahwa saudara menjadi berkat bagi orang lain, bagi gereja, tetapi Roh Kudus sebenarnya menginginkan, mengingatkan untuk kembali ke titik itu. Sampai saudara dealing dengan Tuhan kembali di titik itu dan mengatakan aku mau taat, baru akan ada pertumbuhan rohani yang pesat. Kita sering memberikan kepada Tuhan sesuatu yang Tuhan tidak minta dan kita pikir itu adalah ketaatan. Bayangkan seandainya saudara pulang rumah, kemudian anak anda menyambut, membukakan sepatu dan kaus kaki saudara bahkan membuatkan teh manis hangat untuk saudara. Tetapi saudara tahu sebenarnya bahwa anak yang baik sekali ini menyimpan sesuatu. Saudara tanya, “Apakah dia sudah belajar hari ini?” “Belum,” jawabnya. “Yang aku kehendaki kamu belajar, aku tidak menghendaki engkau malas. Aku menghendaki engkau belajar, bukan buka sepatu Papa.” Orang Kristen banyak yang seperti ini. Tuhan sudah bicara sesuatu kepada engkau, engkau tidak peduli, engkau lakukan apapun saja yang Tuhan tidak inginkan. Maka sebelum kembali ke titik itu, obedience, di tempat yang Tuhan itu nyatakan, kita tidak akan maju. Semua ketaatan adalah bicara mengenai here and now, saat ini, di tempat ini.

      Suatu hari Allah bicara kepada Abraham, “Abraham, aku mau engkau persembahkan anakmu yang tunggal itu, Ishak, di gunung Moria, besok.” Perhatikan kalimat Tuhan itu menyatakan bahwa Tuhanlah yang menentukan jenis persembahan (anakmu yang tunggal Ishak), tempat persembahan (di gunung Moria) dan waktu persembahan (besok). Seringkali Tuhan memberitahu apa tuntutannya, kapan waktunya yaitu sekarang, kemudian kita mengatakan, tidak Tuhan, aku beri yang lain. Kembali ke titik itu baru ada damai sejahtera dalam hatimu.

      Di dalam poin kedua ini hal yang lain yang saya akan share adalah jikalau ada kalimat-kalimat Allah yang secara umum di dalam Alkitab tidak kita taati, jangan bermimpi meminta petunjuk-Nya secara spesifik. Ini adalah prinsip. Siapakah Allah? Allah itu Suci, Besar, berkuasa, Pencipta kita, kalimat-Nya tidak pernah boleh gagal. Siapakah manusia? Bukankah kita boleh ada sekarang dan boleh tidak ada besok? Mengapa kalimat-Nya kita anggap seperti angin? Kalau engkau tidak taat di dalam kalimat-kalimat Allah yang begitu jelas, jangan mimpi minta penyertaan pimpinan-Nya yang secara spesifik. Kita sudah ditipu oleh setan dan oleh diri kita sendiri. Seluruh kalimat ini adalah kalimat-kalimat yang tidak mudah bagi kita, tapi ini adalah prinsip Alkitab.

    5. Jalan ketaatan itu adalah jalan yang paling aman.

    6. Orang berpikir mengikut Yesus itu beresiko. Alkitab memang mengatakan demikian: “orang benar itu banyak kemalangannya”. Jikalau mengikut Tuhan itu beresiko dan kita mau keluar, apakah ikut dunia atau ikut setan tidak ada resiko? Alkitab mengatakan bahwa mengikut setan jauh lebih beresiko. Mengikut dunia atau setan, kita pasti akan merasakan pahitnya racun itu di belakang. Mengikut Tuhan itu seperti obat, rasanya tidak enak pertama, tapi setelah minum akan merasa tubuhmu makin membaik. Ini adalah cara kerja Tuhan. Alkitab dengan jelas mengatakan jikalau mengikut Tuhan Itu adalah kehidupan yang paling aman dan paling berbahagia. Lihat Yeremia 7:23, biarlah ayat ini saudara hafal dan pegang seumur hidup saudara. Hati saya sering sekali sedih karena melihat begitu banyak orang di dalam gereja yang begitu bodoh. Dan ketika saya mengatakan bodoh, bukan saya mengatai mereka, tapi Alkitab mengatakan: “janganlah mengikuti dunia ini yang menguasai engkau pada waktu hari kebodohanmu”. Alkitab dengan jelas mengatakan ada puluhan nabi yang memberi kesaksian bahwa ikut Kristus itu adalah jalan yang paling aman. Tapi kita mengikut orang yang bahkan matinya-pun seperti apa kita tidak tahu. Kita mengikut prinsip hidup mereka yang sebenarnya di dalamnya ada kesia-siaan dan kekosongan. Janji Allah itu sungguh terbukti. Alkitab menyatakan: “Aku akan menjadi Allahmu dan engkau akan menjadi umat-Ku, dengarkan suara-Ku yang Ku-perintahkan kepadamu, supaya engkau berbahagia”.

    7. Hidup yang dipakai Allah.

    8. Jikalau engkau adalah orang Kristen sejati, maka Allah sudah mengubah hatimu dan melembutkan hatimu, dan Allah memberikan suatu kalimat di dalam hatimu dan jiwamu yang akan terus mengiang yaitu: “Tuhan pakai aku, aku hidup cuma satu kali, kalau tidak dipakai, untuk apa? Semua benda dipakai untuk kegunaannya. Jiwa kita yang sudah dilahirbarukan, terus akan berbicara minta untuk dipakai Tuhan. Satu hal yang paling membuat saya takut adalah bila Tuhan tidak pakai lagi. Suatu hari saya sudah sampai di depan kampus saya untuk tes sekolah teologia. Saya waktu itu di mobil, hujan turun lebat sekali, seiring dengan hujan, air mata saya terus berderai, takut sekali. Takut Tuhan tidak pakai. Orang yang sudah dilahirbarukan, ketika dia melihat Alkitab dan buku-buku rohani, dia akan melihat kemuliaan orang-orang yang dipakai. Jiwanya sama sekali tidak tertarik melihat orang-orang dunia yang kaya raya dan hebat. Aku tidak ingin seperti orang itu, aku ingin hidup terus dipakai oleh Tuhan. Bagaimana dan apa yang menjadi kondisi Tuhan memakai kita adalah di dalam ketaatan kepada Dia. Ketaatan akan memberikan kuasa ketika kita bersaksi menyatakan Firman. Salah satu hal lain lagi yang saya paling takutkan dalam hidup saya adalah jika saya banyak berkhotbah, tetapi semuanya tumpul, ini menakutkan. Jikalau tiap kali berkotbah akademisnya bagus, tetapi tidak ada kuasa, untuk apa? Pertanyaannya, kuasa lahir dari mana? Kuasa lahir dari urapan Roh Kudus, dan urapan Roh Kudus dinyatakan kepada kita dalam satu kondisi, bukan syarat, yaitu ketaatan.Saya punya satu gereja yang besar. Saya diletakkan di situ. Kalau Tuhan kehendaki saya keluar dari situ, tetapi saya tetap di situ, maka saya akan berkotbah tetapi tanpa ketaatan. Pendengar mungkin tidak tahu, tetapi hati nurani kita yang terdalam mengerti, Tuhan sebenarnya tidak menyuruh saya bicara di situ, itu adalah ketidaktaatan. Biarlah kita boleh menjadi orang Kristen yang bersaksi dengan penuh kuasa, yaitu di dalam ketaatan.

    9. Ketaatan adalah kemuliaan kita.

    10. Kalau saudara adalah orang yang lahir baru, maka saudara akan melihat biografi, dari orang-orang yang dipakai oleh Tuhan, melihat hidup mereka yang sulit. Adoniram Judson, Hudson Taylor, Martin Luther, Calvin hidupnya sulit. John Huss dibakar hidup-hidup. John Knox dianiaya, John Wycliffe hidupnya sulit sekali. John Owen, 12 anaknya seluruhnya mati satu persatu, hidup yang sulit. Tetapi ketika saudara membaca, hati saudara bergetar terus karena saudara lihat kemuliaan manusia yang hidup. Kemuliaannya bukan dari berapa banyak orang menyanjung dia atau dari kehidupannya yang nyaman dan bukan dari uangnya yang banyak. Kemuliaan yang membuat kita gemetar dalam hati kita adalah ketaatan orang itu di hadapan Allah. Kalau saudara adalah orang yang dilahirbarukan, saudara akan tahu itu adalah kemuliaan-Mu dan kemuliaanku Engkau di dalam kamarmu yang terdalam, ketika engkau sendiri dan berlutut dan menyembah Tuhan dan mengatakan: “Thy will be done”. Itu adalah kemuliaan-Mu dan kemuliaanku. Lihat seluruh rentangan sejarah hidup kita, satu persatu, apakah itu jalan dari ketaatan kepada ketaatan, jalan dari kemuliaan kepada kemuliaan. Mengapa engkau memberontak terhadap jiwamu yang sudah dilahir-barukan oleh Tuhan? Di dalam jiwamu ada Roh Kudus yang terus bicara kepadamu untuk terus taat, karena itu adalah jalan kemuliaan.

    11. Ketaatan akan memberikan God’s rest dalam hidup dan mati kita.

    12. Mazmur 95, memiliki beberapa bagian. Bagian pertama menyatakan kebesaran Tuhan, “Bersorak-soraklah …”. Itu bicara mengenai kebesaran Allah, tetapi untuk apa dinyatakan kebesaran itu? Jawabannya adalah untuk kita taat (ayat 7b). Orang yang tidak taat disebut mencobai Allah. Jangan keraskan hatimu. Allah yang besar memanggil untuk ketaatan, lalu kepada orang yang tidak taat (ayat 11), “Sebab itu … mereka tidak akan masuk ke dalam tempat perhentian-Ku”. Di dalam bahasa aslinya ini adalah quality of God’s rest. Orang-orang puritan mengatakan bahwa jika kita mau memiliki kenikmatan dan kemudahan di dalam ranjang kematian kita, tidak ada rahasia yang lain selain melakukan ketaatan di dalam hidup kita. Saya belajar banyak dari orang-orang puritan, mereka diurapi Tuhan, setiap kalimatnya begitu menusuk hati kita. Mari kita pikirkan perkataan itu lagi. Pada hari-hari terakhir orang yang mau mati, air mata terus mengalir karena mengingat masa lalunya yaitu seluruh pemberontakan dia di hadapan Allah, ketidaktaatan di hadapan Allah. Jikalau itu begitu banyak bagaimana mungkin orang itu bisa mati di dalam kenyamanan dan ketenangan. Ia ingin hidup lagi untuk menebus waktunya, tapi sudah tidak ada. Mari kita belajar dari hal ini. Bila Tuhan masih memberikan kita umur, mengapa menunggu sampai hari kematian kita. Hari itu tidak ada kenyamanan dan ketenangan dalam hidup kita. Alkitab menyatakan jalan ketaatan itu akan memberikan di dalam hati kita yang terdalam, God’s rest. Apa yang membuat kita mempunyai sukacita dan damai sejahtera? Mengingat bahwa di masa lalu, engkau berada dalam masa sulit tetapi taat. Itulah sebabnya ini adalah panggilan untuk ketenangan jiwa kita (Mazmur 95). John Flavel mengatakan bagian terakhir ini. The scriptures teach us (Alkitab mengajar kita) tiga hal ini. Pertama, the best way of living (jalan hidup terbaik). Kedua, the noblest way of suffering (jalan penderitaan yang luhur). Ketiga, the most comfortable way of dying (jalan kematian yang tenang, yang nyaman). Biarlah kita boleh di dalam beberapa minggu ini didorong oleh Tuhan untuk belajar taat.

Ketaatan (1)

Mazmur 95:1-11, 1 Petrus 1:14-16

Hari ini dan beberapa minggu di depan kita akan berbicara mengenai satu topik yang penting yaitu ketaatan. Ini adalah topik yang sangat penting, tetapi topik yang sulit. Tidak ada dari kita semua yang ahli dalam masalah ketaatan dan semua kita adalah orang yang bergumul di dalam ketaatan kepada Tuhan tetapi biarlah kita boleh memikirkannya karena seluruh esensi Allah menyatakan diri-Nya dan kehendak-Nya ujung akhirnya adalah obedience (ketaatan). Dia menyatakan diri-Nya kepada kita, menyatakan Firman-Nya, menebus hidup kita, memberikan Roh kudus untuk memimpin kita seumur hidup setiap hari, Dia memberikan Firman-Nya yang kita bisa baca maka seluruhnya berujung kepada satu hal yaitu ketaatan. Allah menyatakan diri-Nya kepada Musa berujung kepada satu hal yaitu Musa taat kepada Dia. Allah menyatakan Diri-Nya kepada Yehezkiel yang berujung kepada satu hal yaitu Yehezkiel taat kepada Dia. Allah menyatakan Diri-Nya kepada Abraham, kita dapat melihat ujungnya adalah Abraham taat kepada Dia. Ketaatan adalah hal yang essential di dalam kehidupan kekristenan. Biarlah kita tidak menipu diri kita sendiri, kita mungkin saja beribadah, memberikan persembahan, melakukan pelayanan demi pelayanan tetapi pertanyaan yang paling dasar di dalam hidup kita oleh Allah yaitu apakah kita berjalan di dalam jalan ketaatan atau tidak. Jalan ketaatan adalah jalan iman, jalan serupa dengan Kristus dan jalan di dalam pengudusan. Di dalam kitab Efesus, ada dua kata yang begitu tajam yaitu the son of obedience, dan the son of disobedience. Satu adalah anak-anak yang taat/penurut dan satunya lagi adalah anak-anak yang durhaka di hadapan Allah yang mata-Nya melihat seluruh jalan hidupmu dan yang mata-Nya tidak bisa dikelabui oleh fenomena beragama. Dia mengerti siapa sebenarnya orang yang sungguh-sungguh taat kepada Dia ataupun orang yang pura-pura taat di dalam ibadah kekristenan tetapi hatinya bengkok dan bahkan menggunakan Firman untuk tidak taat kepada Dia. Allah tidak melihat berapa saudara rajin, berapa saudara memberikan persembahan, berapa saudara melayani. Banyak orang memberikan persembahan untuk show dirinya, memberikan pelayanan karena di tempat lain dia tidak dihargai, berjuang keras untuk kebesarannya sendiri, maka semuanya itu putaran-putaran untuk diri dan bukan untuk ketaatan kepada Allah. Allah akan melihat jikalau melayani itu adalah karena saudara mau taat kepada Dia, memberikan persembahan karena saudara taat kepada Dia dan kalau saudara benar-benar berjuang untuk Kristus adalah karena saudara mau taat kepada Dia.

Tiga hal berkenaan dengan aspek ketaatan:

  1. Natur ketaatan (ontic, ontological)

  2. Pada hakekatnya ketaatan itu adalah hal yang Yesus katakan, sangkal diri, pikul salib dan ikut Aku. Biarlah kita boleh mengingat tiga hal ini. Kekristenan itu intinya adalah ketaatan dan ketaatan itu hakekatnya adalah sangkal diri, pikul salib dan mengikut Kristus. Suatu hari Yesus Kristus mengatakan kepada semua orang yang berduyun-duyun datang kepada Dia dan Dia menyatakan itu ketika Dia berjalan menuju ke Yerusalem, tetapi karena begitu banyak orang yang baru mendapatkan makanan dan berkat dan mujizat dari Dia, maka orang yang datang mungkin ratusan, mungkin ribuan orang berduyun-duyun lalu kemudian Dia berbalik, Dia menyatakan, “Barangsiapa tidak membenci ayahnya ibunya saudaranya laki laki perempuan dan orang-orang seisi rumahnya, dia tidak dapat menjadi murid-Ku, barangsiapa yang tidak menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti Aku dia tidak bisa menjadi murid-Ku”. Apa yang Yesus mau katakan dengan hal itu, perjalanan mengikut Dia, yang adalah Tuhan, dan perjalanan di dalam obedience (ketaatan). Saudara bisa menjadi pengikut gereja tetapi saudara tidak pernah menjadi pengikut Kristus. Tanda orang yang mengikut Aku adalah orang itu mentaati Firman-Ku, orang itu menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti Aku.

    Kalau saudara membaca buku William Ames (seorang Puritan), dia adalah orang pertama membangun Reformed Covenant Theology sebagai framework di dalam cara melihat Alkitab. William Ames mengatakan bahwa ibadah itu intinya adalah ketaatan, dan ketaatan itu adalah submissive performance of the will of God for the glory of God, suatu ketertundukan, suatu pernyataan dirinya mau tunduk kepada kehendak Allah untuk kemuliaan Allah. Mengikut Kristus adalah suatu panggilan ketika Firman itu sampai di dalam hidup kita. Saudara perhatikan poin ini, bandingkan apa yang dikatakan oleh para nabi di dalam Alkitab dengan para pemimpin dunia yang tidak bertanggung jawab ketika mereka mengatakan bahwa Allah berbicara kepada mereka. Pemimpin-pemimpin dunia yang tidak bertanggung jawab mengatakan bahwa mereka mendapatkan visi dari Tuhan dan yang mereka bicarakan adalah visi tentang kemakmuran, visi tentang hal yang besar, tetapi perhatikan apapun saja perkataan mereka baik itu visi maupun Tuhan berbicara kepada mereka atau penglihatan, lihat ujung akhirnya tidak ada ketaatan, di mana mereka harus sangkal diri, pikul salib dan ikut Kristus.

    Perhatikan baik-baik, ketika Allah berbicara kepada Yesaya, maka dia akan menjadi seorang yang sama sekali tidak dianggap oleh seluruh Israel ketika dia berkotbah, saudara lihat ketika Allah bicara kepada Yehezkiel maka dia harus dengan panas hati karena tidak rela, tapi dia harus taat, ketika Allah berbicara kepada Abraham, saudara-saudara bisa melihat orang yang hidupnya nyaman, tentram lalu dibuat oleh Tuhan terus menerus struggle setiap hari sampai mati. Allah memberikan Daniel pernyataan, dan ketika dinyatakan kepada Daniel maka dia harus dibawa ke Babel, dan seumur hidup harus berjalan di dalam sangkal diri, pikul salib, ikut Kristus, Thy will be done. Jikalau saudara mengerti ketaatan, saudara akan langsung mengetahui mana hamba Tuhan sejati mana palsu. Saudara langsung mengetahui mana kalimat Tuhan yang sejati, mana yang palsu, karena Allah itu suci adanya dan Allah itu benar adanya, dan apa yang dipikirkan berbeda dengan apa yang dipikirkan kita, dan cenderung hati kita adalah untuk diri kita, kenyamanan dan segala hal keberdosaan di dunia ini. Ketika Allah menyatakan diri-Nya di dalam kesucian pasti kita akan harus sangkal diri dan pikul salib, tidak bisa tidak. Ini begitu jelas di dalam Alkitab, ketika Allah berinteraksi menyentuh Ayub, maka seumur hidupnya berada dalam kesulitan demi kesulitan, pergumulan demi pergumulan. Jikalau Tuhan hadir di gereja ini, Tuhan hadir di dalam hidup-Mu, maka sebenarnya salah satu tanda adalah kita terus-menerus akan bergumul dan tidak ada rest (istirahat). Ketika Allah datang kepada Musa, Musa tidak bisa santai. Ketika Allah datang kepada Abraham, Abraham tidak bisa rest. Ketika Allah bicara kepada Ayub, apakah Ayub bisa tenang? Jawabannya adalah tidak. Jika demikian, apakah hidup orang Kristen tidak ada ketenangan? Tidak. Di luar kita mengalami kesulitan dan terus bergumul tetapi rest-nya ada di dalam hatimu karena engkau taat. Satu rest yang Tuhan ciptakan yang berbeda, kelihatannya tidak ada damai, tetapi ada damai, tidak ada sejahtera tapi ada sejahtera, itulah sebabnya Yesus katakan Aku memberikan sejahtera padamu dan sejahtera yang Aku berikan kepadamu lain daripada dunia ini, dunia ini sama sekali tidak mengenal sejahtera ini. Berbahagialah jikalau Tuhan memberikan pergumulan demi pergumulan. Kita tidak mencari pergumulan, kita tidak mencari-cari sendiri kesusahan. Tetapi kalau Tuhan menyatakan sesuatu kepada kita, maka ketika berjalan di dalam ketaatan kita akan penuh dengan pergumulan. Di luar, kita mengalami kesulitan yang luar biasa, tapi di dalamnya ada sejahtera Tuhan. Sejahtera itu adalah karena kita berjalan di dalam jalan Tuhan. Natur dari ketaatan adalah bicara mengenai sangkal diri, pikul salib, dan ikut Kristus.

  3. Mengapa saya harus taat

  4. Di dalam relasinya dengan Tuhan maka dua hal ini yang membuat kita harus taat kepada Dia yaitu:

    1. Dia Pencipta dan kita ciptaan.

    2. Kalimat pertama dari kitab Kejadian 1:1 sudah langsung membuat sebuah perbedaan kualitatif antara Pencipta dan ciptaan. Manusia sehebat apapun tetap dia adalah ciptaan. Kita boleh ada, boleh tidak ada. Dia selalu harus ada. Kalimat pertama dari Kejadian 1:1 sudah menghapus semua orang yang menginginkan dirinya sama seperti Allah ataupun mengangkat daripada ilah sama seperti Allah. Sama sekali berbeda, Dia adalah Pencipta dan kita adalah ciptaan-Nya. Implikasi dari kalimat Pencipta dan ciptaan adalah ordo. Kita harus menjadi orang yang mengerti ordo. Apakah saudara mengerti seluruh kesesakan, kehancuran dari dunia ini adalah karena tidak menghormati ordo. Bawahan melawan atasannya, rakyat melawan pemimpin yang ada yang diangkat oleh Tuhan, gereja yang di bawah melawan yang di atas, istri melawan suami, dan anak melawan orang tua. Jika manusia membalikkan seluruh ordo yang seharusnya maka seluruh tatanan dunia ini akan hancur. Lalu bagaimana dengan para pemimpin yang tidak beres, suami yang kejam dan pemerintah yang tidak benar? Itu satu-persatu akan kita selesaikan. Tetapi minimal di dalam hati, hal pertama yang harus ditetapkan adalah ordo. Dia Pencipta dan kita ciptaan. Begitu kalimat ini muncul, langsung terlihat perbedaan. Kita tidak akan pernah sama dengan Dia. Dia berhak untuk memutuskan segala sesuatu tanpa pertimbangan kita. Berkenaan dengan ordo, maka selalu di situ ada tuntutan dan kewajiban ketaatan.

      Jika kita perhatikan, seluruh pergumulan pergerakan agama-agama di dunia, baik di luar maupun di dalam Kristen selalu berusaha untuk menghancurkan konsep ordo atau berusaha untuk melunakkan ordo. Membuat ordo ini sedemikian rupa itu mengecil. Salah satu contohnya adalah atheist. A = tidak, Theist = God, maka Atheist = tidak ada Tuhan. Sebenarnya ketika bicara tidak ada Tuhan, apa motivasi dan implikasinya? Kalau tidak ada Tuhan, aku bisa bebas. Kalau tidak ada Tuhan, aku tidak perlu taat. Seluruh pergerakan agama itu sebenarnya hanya ingin satu, yaitu tidak mau mengakui adanya ordo, dan jika mau mengakui ada ordo itu sedemikian rupa dikecilkan. Ada pengajaran-pengajaran dari karismatik berusaha untuk menurunkan Kristus Yesus menjadi satu jajaran yang sama dengan kita. Mereka suka dengan kalimat-kalimat Yesus itu sahabat, teman yang baik dan teman yang manis. Semua itu tidak salah tetapi ketika mereka menyatakan hal itu, ‘Tuhan itu baik kepada engkau, Tuhan itu menyayangi engkau, Tuhan itu mengasihi dan menghibur engkau. Kalimat-kalimat itu tidak salah, tetapi saya mau tanya spirit-nya apa? Ujungnya apa? Apakah jemaat yang seperti itu adalah jemaat yang menghormati adanya hidup yang taat? Bukankah mereka akan berusaha untuk merendahkan Kristus dengan spirit mereka. Spirit itu penting. Di dalam Maleakhi dikatakan, engkau berikan perpuluhan maka tingkap-tingkap di langit akan dibukakan memberkati engkau. Kalimat dari Maleakhi ini tidak salah. Tetapi perhatikan baik-baik, Maleakhi menulis dan berkhotbah tentang hal itu untuk menghancurkan hati yang tamak, greedy. Mereka menyimpan uang untuk dirinya sendiri. Maka Maleakhi mengatakan, engkau tidak berikan perpuluhan. Berikan perpuluhan, uji Tuhan, Dia akan memberikan tingkap-tingkap langit itu dibukakan bagimu. Kau pikir Tuhan itu penipu? Saudara, itu mau menghancurkan dari hati yang tamak. Tetapi sekarang hamba-hamba Tuhan pakai ayat itu, ‘Berikan perpuluhan, kalau kau berikan perpuluhan, kau akan diberikan Tuhan begitu banyak uang. Engkau beri sepuluh diberikan seratus, seratus diberikan seribu, seribu diberikan sepuluh ribu, engkau akan kaya luar biasa. Lihat ini janji Tuhan, tingkap-tingkap langit itu dibukakan’. Saudara, kalimatnya sama bukan? Ayat Alkitabnya sama bukan? Tetapi spirit-nya berbeda. Spirit-nya yaitu aku memberikan, supaya aku dapat lebih banyak. Aku memberikan lebih banyak lagi. Maka itu spirit-nya adalah berusaha tamak! Satu kalimat yang sama, Maleakhi mengatakan itu untuk menghancurkan dosa ketamakan. Satu kalimat yang sama dari Maleakhi dipakai oleh hamba Tuhan dengan spirit yang lain yaitu membangkitkan dosa ketamakan. Yesus itu sahabat, Yesus itu Gembala yang baik, Yesus itu temanmu. Kalau engkau menangis, engkau akan diberikan “tissue” untuk menghapus air matamu, Tuhan akan menggendongmu. Kalimat itu tidak salah, karena memang itu dinyatakan di dalam Alkitab. Tetapi perhatikan ketika ada hamba Tuhan yang menyatakan hal itu, saya mau tahu ujung akhirnya untuk mendorong jemaat supaya taat atau sebenarnya melunakkan ordo? Biar kita boleh mengerti apa yang Alkitab nyatakan, Allah itu Pencipta dan kita adalah ciptaan. Ada Ordo, dan begitu ada ordo harus ada ketaatan.

    3. Karena Dia menyatakan diri-Nya, Dia Bapa dan kita anak.

    4. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Dia mengasihi kita dengan kasih yang suci. Ingat akan sepuluh perintah Allah. Kita tidak suka diperintah, tetapi saya mau membawa saudara mengerti cinta kasih Tuhan dan mengerti apa yang ada di dalam motivasi hati-Nya. Bukan untuk menurunkan ordo, tetapi untuk mendorong kita semakin taat kepada Dia. 10 perintah Allah dimulai dari ayat yang ketiga, Keluaran 20:3-17, semuanya berbicara mengenai, jangan. Kita mungkin tidak suka dengan kalimat-kalimat seperti itu. Tetapi ketika Tuhan menumbuhkan rohani kita, maka kita akan melihat secara comprehensive lebih daripada semuanya. Mengingat 10 perintah Allah, kita harus mengingat preamble / pembukaan Keluaran 20:1-2. Sebelum perintah itu dinyatakan, Allah menyatakan ‘Akulah yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, Akulah yang membawa engkau keluar dari tempat perbudakan’. Apa yang ada di dalam isi hati Allah sebelum Dia menyatakan hukum-hukum-Nya, yaitu love, cinta. Dia menyatakan Aku mengasihi engkau, mata-Ku ada padamu, Aku tidak membiarkan engkau, Aku tidak rela melihat engkau berada di dalam penderitaan, engkau Aku tuntun dengan tangan-Ku yang tidak kelihatan keluar dari mereka, dari tempat perbudakan dari Mesir itu. Aku mengasihi engkau.

      Ketika Firman, ketetapan dan perintah itu diberikan kepada kita, apa yang menjadi isi hati Allah? Love, cinta. Dia mencintai saudara dan saya, maka disini mengenal motivasi Allah itu penting sekali. Salah satu teknik dari Setan adalah dia berusaha membuat engkau tidak taat dengan engkau memikirkan hal yang salah, meragukan motivasi Allah. Jikalau itu terjadi, engkau merasa Dia adalah Allah yang kejam, Allah yang tidak suka ketika engkau tertawa, Allah yang tidak suka ketika engkau itu gembira. Tidak! Ketika Dia menyatakan perintah-Nya, itu keluar dari isi hati-Nya untuk care kepada kita, untuk memperhatikan kita. Mata-Nya melihat engkau dan saya supaya jangan celaka. Dia mencintai engkau dan saya. Pdt Rudi Gunawan, menyatakan di dalam bahasa aslinya, bahasa Ibrani, kata jangan ini adalah don’t, bukan no. Kalimat Tuhan itu boleh sebenarnya dikatakan jangan ada padamu allah lain. Jangan mencuri, jangan bersaksi dusta. Dia adalah Allah yang suci dan berdaulat. Tetapi Dia adalah Allah yang tidak pernah memaksa untuk kita taat. Dia adalah Allah suci, berdaulat dan Allah yang mengasihi kita. Ketika Firman-Nya diberitakan kepada kita maka itu adalah untuk kebaikan kita. Penting sekali kita mengenal Allah supaya mengenal motivasi-Nya dan mengenal motivasi-Nya dengan trust (percaya) kepada Dia. Banyak orang Kristen tidak membaca Firman sehingga tidak pernah trust kepada Tuhan. Banyak orang Kristen tidak membaca Firman, saudara mungkin beribadah, mendengarkan kotbah yang bagus, saudara mungkin pulang memuji Tuhan karena kotbahnya bagus. Tetapi engkau tidak pernah taat dan tidak ada keintiman dengan Tuhan karena engkau tidak membaca Firman, dan terus-menerus meragukan motivasi-Nya. Setan akan berusaha membuat engkau seperti itu, karena inti semuanya adalah Firman. Dari Firman, kita bisa mengenal Allah, kita bisa mengerti motivasi dan isi hati-Nya dan saudara mengerti hati-Nya yang tidak terlihat oleh matamu, mengerti kebaikan-Nya dan engkau mentaati-Nya. Firman itu penting untuk kita mengenal motivasi Pencipta dan penting untuk kita taati. Karena taat kepada Firman itu akan mengarahkan seluruh hidup kita. Dengan saudara membaca Firman baik-baik, saudara akan semakin mengenal Allah. Semakin saudara mengenal Allah, saudara tidak meragukan isi hati-Nya. Semakin saudara tidak meragukan isi hati-Nya, saudara akan belajar untuk mempercayai Dia dan saudara mentaati-Nya. Jangan mau ditipu oleh setan. Engkau mungkin memiliki banyak pelayanan, banyak ibadah, tetapi engkau sangat sedikit sekali di dalam obedience. Pada pagi hari ini, panggilan bagi saudara-saudara sekalian, belajar taat. Sepanjang satu tahun ini, bertumbuhlah di dalam ketaatan di dalam jalan Kristus. Belajar taat bukan belajar dengan, ‘aku mau taat!’, tidak mungkin. Belajar taat adalah dengan belajar mengenal Dia yang memiliki Firman yang akan kita taati. Kiranya nama-Nya ditakuti dan nama-Nya dikasih di dalam hati kita semua.

^