[simple_crumbs root="Home" /]
-->

Hal-hal yang diajarkan Alkitab tentang keluarga

Amsal 31:1-31

Sebenarnya di dalam seluruh pergumulan keluarga dan di dalam relasi suami-istri dan di dalam relasi keluarga dengan gereja dan pekerjaan, maka sebenarnya ada 3 hal yang paling utama, tetapi hari ini saya tidak mungkin menyelesaikan ketiga-tiganya karena khususnya yang terakhir itu akan membahas masalah yang besar. Pertama berkenaan dengan keseimbangan antara keluarga dan gereja. Kedua berkenaan dengan perkataan Yesus, “Jikalau engkau itu tidak membenci suamimu, istrimu, ayahmu, ibumu, anak-anakmu, engkau tidak bisa mengikuti Aku.” Ini adalah sesuatu yang sering sekali disalah mengerti. Ketiga sebenarnya adalah bicara mengenai ordo. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa suami itu kepala rumah tangga, kepala istri. Sekarang gerakan feminism sedang melanda luar biasa untuk membuat wanita sejajar dengan laki-laki.

Saya tidak akan menjelaskan point yang ketiga karena itu akan memerlukan seminar sendiri dan waktu berjam-jam untuk menjelaskan dengan tepat berkenaan dengan ordo ini. Tetapi saya akan memberi hint terlebih dahulu point yang ketiga, meskipun saya tidak jelaskan di sini, supaya jangan ada unsur dosa di dalam diri kita mengambil advantage dari ayat tersebut. Ketika Paulus meyatakan suami adalah kepala istri dan istri harus tunduk kepada suami, sama seperti Kristus adalah kepala jemaat dan jemaat itu harus tunduk kepada Kristus. Sebagai suami tidak berarti saudara boleh abuse istri. Harus diingat, relasi suami-istri, suami adalah kepala keluarga dan istri adalah pewaris tahta kasih karunia Allah itu adalah relasi cinta dan hormat. Kalau suami tidak mencintai istri, kalau suami tidak korban untuk istri, kalau suami itu tidak sungguh-sungguh mengerti pergumulan istri, tak mungkin istri itu akan menghormati suami. Standarnya itu adalah Kristus dan jemaat. Bukankah Kristus yang mati terlebih dahulu bagi jemaat? Jemaat itu tidak kenal Kristus, tetapi Kristus terlebih dahulu mati, maka jemaat kemudian mau menyerahkan hatinya. Jaman sekarang terjadi peperangan yang besar antara laki-laki dan perempuan, tetapi kalau saudara mengerti prinsip ini, yang disebut sebagai biblical order, biblical ordo, itu akan menjadikan sesuatu hal yang indah di dalam kehidupan keluarga kita. Suatu hari kalau Tuhan pimpin, maka saya akan berbicara lebih dalam lagi tentang hal ini. Sekarang saya akan masuk ke dalam kesulitan di dalam pikiran kita mengerti ayat-ayat Alkitab tentang keluarga yang sering sekali disalah mengerti.

  1. Berkenaan antara kerja, keluarga dan gereja.
    Ini adalah hal yang terus-menerus akan menarik hati dan pikiran kita, dan kemana pun saja saudara-saudara melangkah, kalau kita tidak mengerti prinsip Alkitab, selalu akan dipenuhi dengan guilty feeling yang tidak perlu. Kita berpikir bahwa keseimbangan itu adalah masalah dengan waktu, sebenarnya tidak demikian. Sebelum saya jelaskan prinsip Alkitab, maka kita harus hati-hati dengan perenungan pikiran kita, kalau tidak, nanti kita akan bersalah kepada Tuhan. Apa yang saya mau katakan adalah sering sekali kita selalu against berkenaan dengan gereja dan keluarga. Padahal kalau kita mau berpikir dengan cermat, yang menghabiskan paling banyak waktu bukan gereja, tetapi kerja. Tetapi mengapa di dalam hidup kita, kita tidak pernah complaint mengenai kerja? Kita sedang tidak fair untuk menempatkan masalah ini. Mari kita baik-baik memikirkan Firman. Baik-baik untuk kita berhati-hati di dalam pikiran kita yang sudah jatuh di dalam dosa. Di luar sana orang-orang yang tidak mengenal Allah mengambil waktu orang-orang yang sudah ditebus oleh Kristus dari pagi sampai malam dan kita tidak pernah complaint sekalipun. Tetapi ketika kita bicara berkenaan dengan gereja, hanya 1 minggu 2 jam, kalau saudara-saudara mengikuti 1 persekutuan yang lain mungkin 2 jam lagi, 1 minggu hanya 4 jam, saudara bekerja 1 hari 8 jam, saudara tidak pernah complaint terhadap dia. Biarlah kita boleh berhati-hati akan hati kita. Apakah sungguh-sungguh kita takut kepada Tuhan? Kenapa yang selalu dibenturkan adalah keluarga dan gereja? Kenapa saudara tidak pernah membenturkan antara keluarga dan pekerjaan? Apa yang sedang terjadi dalam hidup kita? Nah saudara-saudara, biarlah perkataan-perkataan yang tajam ini biarlah boleh menembus hati kita, dan biarlah Roh Kudus boleh menyadarkan kita.

    Saya tidak sedang berbicara berkenaan dengan kepentingan keluarga yang lebih rendah daripada kepentingan gereja, sama sekali tidak. Perhatikan baik-baik, prinsip di dalam Alkitab bukan keseimbangan tetapi keutuhan. Prinsip di dalam Alkitab tidak seperti ini, untuk keluarga, untuk pekerjaan dan untuk gereja masing-masing 5 jam. Bukan di dalam area jam, bukan fenomenanya, tetapi adalah esensinya secara keseluruhan, the wholeness, integrate. Salah satu masalah ketika dosa sudah masuk di dalam hidup manusia, maka manusia itu menjadi disintegrate. Manusia tidak pernah bisa wholeness, tidak pernah bisa berintegrasi. Manusia tidak pernah utuh hidup di hadapan Allah. Kalimat itu sama seperti yang dikatakan oleh Yesaya, padahal Yesaya adalah orang yang dipakai oleh Tuhan, yang ketika berhadapan dengan Allah, kemudian dia melihat dan mendengar malaikat itu berseru: “Suci, suci, sucilah Tuhan!” Langsung dia itu mengatakan: “Celaka aku! Aku orang yang berdosa! Celaka aku!” Kalimat itu boleh diumpamakan seperti satu gelas beling yang jatuh ke lantai dan hancur berkeping-keping (disintegrate).

    Hidup kita ini penuh dengan dimensi-dimensi, ada pasangan hidup kita, perlu uang untuk makan, perlu berelasi dengan mertua dan orang tua, berelasi dengan teman-teman sosial. Kita perlu untuk beribadah di dalam gereja, kita perlu ada talenta studi, saya perlu waktu studi, ada anak-anak yang menuntut kita 24 jam, dan lain sebagainya. Seluruh area hidup ini, kalau kita tidak mengerti core-nya, kita akan ditarik-tarik terus. Seorang anak muda yang terus pergi bersama teman-temannya, orang tuanya akan bertanya dan menariknya. Seorang suami yang terus pulang larut malam, istrinya akan bertanya dan meminta ia memperhatikan anak-anaknya. Hidup kita yang sudah jatuh di dalam dosa terus akan pecah dan terjebak kalau kita tidak mengerti bagaimana kita bergantung sepenuhnya kepada Tuhan di dalam Firman dan Firman itu meluruskan hidup kita. Dan saya mengerti, bahkan di dalam diri saya, ketika kita itu melakukan sesuatu yang begitu sangat meminta waktu di satu tempat, lalu kemudian mulai muncul guilty feeling. Saudara tidak usah bicara mengenai gereja dan keluarga, saudara lama di tempat pekerjaan pun ada guilty feeling terhadap keluarga. Kita berpikir untuk menyeimbangkan, saudara tidak akan pernah mungkin bisa menyeimbangkan sampai saudara mendapatkan core-nya.

    Mari kita perhatikan baik-baik Amsal 31:10-31. Amsal 31 menyatakan seorang istri yang bekerja. Masalahnya bukan di sana, tetapi bagaimana cara menyeimbangkannya? Saya tidak pernah mengatakan bahwa istri tidak boleh bekerja, hanya mengurus anakmu terus di rumah. Istri-istri yang tidak bekerja belum tentu lebih baik anaknya daripada istri-istri yang bekerja. Tetapi apa motivasinya bekerja? Saudara mesti hati-hati karena itu akan mempengaruhi spirit anak kita dan membuat anak kita entah mencintai Tuhan atau membenci Tuhan. Kita tidak bisa melihatnya sekarang. Kita akan melihatnya belasan tahun setelah itu. Apakah seorang istri bertanggung jawab untuk bekerja mengembangkan talenta, atau jika memang keuangan sangat kurang? Jawabannya adalah ya. Di tempat yang lain, apakah istri bertanggung jawab untuk mengasuh anak? Jawabannya adalah ya. Apakah ia bertanggung jawab untuk mengabarkan Injil? Jawabannya adalah ya. Apakah ia bertanggung jawab untuk berdoa syafaat? Jawabannya adalah ya. Maka seluruh aspek ini bukan aspek keseimbangan. Ini adalah bicara mengenai wholeness. Lihatlah perempuan dalam Amsal 31 ini, dia bekerja, tetapi perhatikan, domestic job, tanggung jawab internal itu diselesaikan. Banyak orang bekerja untuk keluar dari tanggung jawabnya karena tidak suka terhadap tanggung jawab yang ada. Kita harus hati-hati karena itu akan mempengaruhi spirit seluruh keluarga kita. Jikalau saudara bekerja karena merasa perlu untuk memenuhi segala keinginanmu (misalnya beli apartemen 5, mobil 6 dll), jika demikian yang mendorong kita itu bukan takut akan Tuhan, tetapi greedy. Pasti rumah tanggamu hancur karena itu dilihat oleh anak. Maka orang perempuan boleh kerja? Maka saya mendorong saudara bekerja, apalagi kalau saudara-saudara adalah orang yang pandai, tetapi keluarga saudara harus tetap diselesaikan.

    Saya cerita dua peristiwa yang benar-benar terjadi. Satu adalah seorang anak yang punya mama dan kemudian akhirnya keluarga itu sulit sekali, lalu kemudian mamanya dari pagi sampai hampir larut malam bekerja keras untuk membiayai keluarganya. Ketika dia harus keluar rumah, dia keluar dengan air mata, terus memikirkan keluarganya, minta belas kasihan Tuhan untuk boleh mendapatkan makanan supaya anaknya bisa hidup. Setelah anaknya itu besar, menikah, maka dia mengatakan, “Mama, terima kasih karena engkau sudah bekerja keras, berkorban bagi aku. Terima kasih.” Dia peluk mamanya dan seumur hidup, maka anak ini terus-menerus akan membiayai mamanya karena sayang, mengetahui mamanya bekerja keras untuk dia. Orang yang kedua, pada saat pernikahan, ketika acara penghormatan kepada orang tuanya, anak yang menikah ini memberikan bunga lalu berbicara,” Mama, saya berterima kasih karena pada waktu aku kecil aku masih ingat mama akhirnya memutuskan keluar dari pekerjaan untuk mengasuh aku. Aku berterima kasih, Ma.” Inti dari semuanya adalah mama yang pertama dan mama yang kedua itu satu, yaitu pikul salib. Jikalau engkau mau keluar kerja, kerja karena engkau pikul salib, tetapi kalau engkau keluar kerja karena engkau tidak suka di rumah, itu adalah hal yang salah. Sama halnya dengan hamba Tuhan. Sebagai hamba Tuhan, saya harus mengasihi jemaat, saya harus kerja keras untuk jemaat, dan saya harus mengasihi keluarga, saya harus bekerja keras untuk keluarga. Saudara harus kerja keras untuk menghidupi keluarga, saudara harus mengasihi keluarga, saudara harus kerja keras untuk nama Kristus dipermuliakan di dalam gereja. Kita harus berjuang, dengan lutut kita berdoa kepada Tuhan, itu seluruhnya adalah tanggung jawab kita.

    Perempuan di Amsal 31 itu ketika dia bekerja dan urusan rumah tangga diselesaikannya, suaminya bangga. Perhatikan baik-baik, suaminya tidak diperdaya oleh wanita ini. Dari kerja keras wanita ini, maka suaminya menjadi orang yang dihormati, anak-anaknya berbahagia. Di sini kita melihat bagaimana dia bekerja keras di luar rumah, di dalam rumah, dan kemudian dikatakan bahwa ia membuat pakaian dari lenan, menjualnya. Pakaiannya adalah kekuatan, kemuliaannya, dan ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya. Dia sedang berbicara tentang Firman kepada anak, kepada seluruh keluarga. Jikalau seorang perempuan bekerja adalah karena untuk superioritas, untuk mendapatkan profit, maka di situ kegagalan dari keluarga itu. Bagaimana ibu di Amsal 31 ini bisa tetap memiliki keseimbangan? Dalam ayat 30: “Istri yang takut akan Allah dipuji-puji.” Jadi ini adalah core-nya. Jadi sekarang, apa yang ada di tengah-tengah isi hatimu dan keluargamu? Kalau Allah tidak ada di tengah, maka engkau pasti akan hancur. Engkau mendapatkan segala sesuatu tetapi hidup pernikahanmu tidak akan bahagia. Perhatikan sekarang seluruh area hidup itu akan terus menerus akan tarik menarik kecuali saudara mendapatkan core-nya untuk membuat sesuatu hal yang firm, yang balance dan di titik tengah itu siapa? Alkitab mengatakan fear of the Lord – takut akan Allah.

    Jikalau ada fear of the Lord – maka saudara mencari nafkah karena tahu itu adalah panggilan. Saudara berdamai dengan mertua itu adalah panggilan. Saudara bergaul dengan banyak teman, itu adalah calling, menjadi saksi dan garam bagi dunia ini. Saudara keluar untuk study karena itu panggilan dan semuanya karena fear of the Lord. Ketika ada seseorang bertanya kepada saya ingin melayani, saya katakan melayani dengan sungguh-sungguh tetapi satu hal yaitu ketika waktumu begitu banyak dipakai untuk pelayanan sekaligus engkau harus perhatikan dan bereskan seluruh keluargamu. Karena ini adalah the wholeness, integrate, seluruhnya. Engkau melakukannya karena takut akan Allah. Apakah fear of the Lord ada di dalam hatimu? Kalau iya jalankan saja dan kau tidak akan merasa bersalah karena Tuhan akan mengkonfirmasi engkau. Tetapi jikalau tidak ada, maka sebenarnya seluruh kehidupan kita adalah kehidupan yang self-centered, tidak mau dipakai oleh Tuhan dan tidak mau pikul salib, tidak mau bayar harganya. Sekali lagi kuncinya adalah apakah aku melakukan ini karena takut akan Tuhan? Amsal 4:23 ayat yang berkali-kali saya katakan. Mari periksa diri kita masing-masing dengan jujur dengan tulus terbuka di hadapan Allah, apakah inti dari hati kita? Apakah itu fear of the Lord? Ataukah hal-hal yang lain? Karena dari hati terpancar seluruh kehidupan. Kalau hati kita hedonism, pleasure at any cost, terpancar dari seluruh kehidupan. Kalau hati kita fear of the Lord terpancar dari seluruh kehidupan.

    Saya berharap dalam poin pertama ini saudara mengerti sekali lagi, mengerti tidak ada yang lebih tinggi dan tidak ada yang lebih rendah, semuanya the wholeness, saudara harus persembahkan kepada Allah. Pada saat penghakiman terakhir Dia akan tanya: Bagaimana hubungan dengan suami/istrimu? Beres? Menjaga kesucian? Engkau mengasihi dia? Bagaimana hubungan dengan anak-anak? Beres? Engkau mendidik dia? Bagaimana dengan talenta yang Aku berikan kepadamu? Banyak orang yang malas tidak mau untuk menggali talentanya di dalam pekerjaan dengan alasan-alasan sebenarnya adalah dia malas. Biarlah kita boleh mengerti, jagailah hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari sanalah terpancar kehidupan. Saya akan akhiri poin pertama ini dengan Firman Tuhan yang mengatakan, orang yang takut akan Tuhan, Roh Kudus akan bekerja di dalamnya dan salah satu tandanya adalah dia suka diam di rumah Tuhan. Jangan terbalik, bukan semua orang yang ada di gereja pasti cinta sama Kristus, tetapi orang yang cinta Kristus pasti akan pergi ke gereja. Mazmur 84:2-8. Sekali lagi, bukan masalah keseimbangan tetapi keseluruhan, the wholeness, hidup yang utuh dipersembahkan kepada Allah dalam seluruh hidup dan keluarganya, dan boleh menjadi satu hati melayani bersama keluarganya terus di rumah Tuhan, terus itu menjadi keinginan kesukaannya, karena dia melihat ada visi yang baru dan dia akan membawa, menggunakan apapun saja yang menjadi talentanya, yang menjadi uangnya, yang menjadi pekerjaannya untuk kemuliaan bagi nama Tuhan. Pikirkan baik-baik dan biarlah saudara boleh mengerti core-nya, The commitment of your heart.

  2. Lihat Matius 10 : 34-38. Apakah benar bahwa Yesus meminta kita untuk membenci seluruh keluarga kita sama seperti Dia membenci pekerjaan setan? Perhatikan baik-baik, salah satu dari ciri interpretasi bidat adalah mengambil satu ayat Alkitab, menekannya dan melupakan ayat-ayat yang lain. Bukankah di Alkitab dikatakan: Hormatilah orang tuamu? Bukankah di dalam Alkitab dikatakan bahwa suami cintailah istri dan istri tunduklah kepada suami? Bukankah di dalam Alkitab bahkan Yesus mengatakan bahwa engkau harus mencintai musuhmu dan bukan membencinya? Dia bahkan mengatakan: Jikalau ditampar pipi kiri, engkau berikan pipi kanan. Engkau disuruh berjalan 1, engkau berjalan 3 langkah bersama dia. Bukankah itu adalah bentuk dari cinta? Bukankah Allah sendiri mengatakan bahwa Aku mengasihi engkau dan God is love? Ayat ini bukan anti-tesis. Ayat ini adalah paradoks.

    Anti-tesis adalah 2 hal yang akan bertentangan dan sampai kapan pun saja dan di dalam kekekalan pun, saudara tidak pernah mungkin akan mendamaikannya. Contoh kalimat anti-tesis dalam Alkitab yaitu engkau tidak bisa memilih 2 tuan. Engkau harus pilih salah satu, God or mammon. Kalau saudara mencintai uang, saudara tidak pernah bisa, sampai kapan pun saja, engkau mengatakan: Aku mencintai ini untuk hidupku untuk mulia bagi Kristus. Tidak pernah mungkin, itu adalah kebohongan. Alkitab mengatakan: Cinta akan uang adalah sumber seluruh kejahatan. Tuhan tidak katakan: Punya uang sumber kejahatan. Yang membuat orang itu jahat, itu cinta uang, bukan uangnya. Jadi uang itu netral. Itu adalah milik Allah yang dipercayakan kepada kita. Tetapi cinta uang itu berarti hati kita itu mendekap pada dia. Itu akar segala kejahatan. Maka itu adalah kalimat anti-tesis.

    Tetapi ketika kita bicara berkenaan dengan suami-istri, orang tua-anak, ini bukan anti-tesis. Ini adalah paradoks. Paradoks itu adalah dua hal yang secara fenomena luar itu bertentangan tetapi di dalamnya ada satu keindahan kalau saudara menemukan kuncinya untuk menyatukan semuanya. Tuhan mau supaya kita mengasihi keluarga kita, supaya gereja memiliki keluarga-keluarga yang sehat dan saling mengasihi. Orang-orang yang dipakai menjadi kesaksian di luar adalah orang-orang yang Tuhan berikan anugerah dalam persekutuan yang indah dalam suami istri di dalam gereja. Tuhan mau engkau makin lama saling mengasihi antara suami-isteri, orangtua dan anak-anakmu. Tetapi mengapa ayat ini begitu sangat tajam? Sekarang saya akan jelaskan arti ayat ini bukan membenci seperti saudara itu tidak suka dan membuang.

    Arti ayat ini dalam bahasa aslinya adalah love-less. Love-less itu adalah sesuatu sedikit atau boleh dikatakan lebih sedikit daripada cinta kepada Kristus. Apa artinya? Jikalau kita adalah orang yang lahir baru, anak-anak Tuhan yang sejati, maka Roh Kudus akan memberikan pertumbuhan rohani dan saudara-saudara perhatikan pertumbuhan rohani itu akan makin lama makin kita itu mengasihi keluarga kita. Tetapi jikalau belum lahir baru maka belum terjadi demikian. Orang yang sungguh mengasihi Tuhan, makin lama makin mengasihi keluarga dengan kesucian dan kemurnian bukan dengan interest pribadi. Dan ketika kita mengasihi keluarga kita dengan makin lama makin suci dan murni, Roh Kudus akan memberikan sesuatu pertumbuhan rohani lagi, yaitu kita melihat kemuliaan Kristus dan Dia menjadi segala-galanya dalam hidup kita. Kita makin mencintai Dia dan apa yang Yesus katakan adalah jikalau kita masuk ke dalam stage seperti ini dalam pertumbuhan rohani tentu seumur hidup tidak ada yang sempurna, maka kita akan sadar makin lama kita akan makin mengasihi Kristus lebih daripada mereka dan gap itu, perbandingan itu, seperti cinta dan benci. Karena mengasihi Kristus jauh lebih besar daripada mengasihi keluarga kita.

    C.S. Lewis mengatakan, jikalau kita makin lama makin mengasihi Kristus dan seakan-akan itu cinta pada Kristus lebih besar dibandingkan dengan cinta kepada keluarga seperti cinta dan benci, tetapi pada saat yang sama engkau akan menyadari bahwa engkau akan mengasihi keluargamu jauh lebih besar dan lebih dalam dari sebelumnya. Ketika saya mendapatkan pengertian ini hati saya melonjak kegirangan. Tuhan, Engkau itu begitu penuh dengan hikmat, dan hikmat-Mu itu benar-benar tersembunyi kecuali kalau engkau memberikan kepada kami Roh Kudus-Mu. Yesus mengatakan kalimat-kalimat paradoks ini, barangsiapa mau mempertahankan, engkau akan kehilangan. Barangsiapa mau menyerahkan nyawanya, engkau akan mendapatkannya. Jikalau engkau merelakan seluruh keluargamu, mengasihi Kristus lebih daripada anakmu, engkau akan tahu, anakmu akan semakin mengasihi engkau. Jikalau engkau mau melepaskan hakmu dan berdoa, “Tuhan meskipun suami saya itu begitu kejam tapi aku tidak akan mencari untuk dia mencintai aku, Tuhan tolong untuk dia boleh takut kepada nama-Mu.” Begitu suamimu mencintai Tuhan maka dia akan menuju ke rumahmu dan mencintai engkau lebih daripada sebelumnya. Ini adalah jalan keselamatan yang Tuhan itu berikan pada kita. Saudara berpikir kalau dia sudah cinta pada Kristus pasti dia tidak cinta sama aku, tidak, sama sekali tidak.

Saya akan akhiri seluruh khotbah ini dengan dua cerita yang sungguh-sungguh terjadi. Pertama adalah cerita John Sung. Suatu hari dia sebenarnya sudah memiliki satu perjanjian untuk dia pergi keluar kota untuk sebuah kebaktian kebangunan rohani yang besar dan John Sung adalah orang yang sangat sibuk, dia jarang sekali bertemu dengan keluarganya. Tetapi hari itu dia sempat pulang rumah dan kemudian dia tetap harus pergi lagi untuk beberapa bulan atau beberapa minggu, saya lupa. Tetapi hari itu, ketika dia akan berangkat, istrinya sekarat, hampir mati, istrinya itu berada di dalam kesakitan yang begitu besar dan John Sung sangat mencintai istrinya. Maka di dalam posisi seperti ini, John Sung tidak bicara banyak, dia pandang istrinya, dia berlutut di depan ranjang istrinya, dia berdoa kepada Tuhan minta belas kasihan untuk istrinya. Tidak ada air mata. Tulisan itu mengatakan John Sung kemudian menguatkan dirinya, berdiri dan kemudian melangkah untuk melayani Tuhan di kota yang lain karena sudah ada perjanjian dan dia sama sekali tidak membelokkan kepalanya. Kalau saudara orang yang tidak dewasa, jikalau saudara menjadi istri John Sung, saudara akan terluka dan berkata bahwa engkau laki-laki yang tidak cinta kepada istri. Tetapi kalau engkau melihat the whole story, mengapa dia tidak mau berlinang air mata karena supaya istrinya tidak sedih dan dia meninggalkan istrinya, dia tidak membalikkan badan, kenapa? Karena dia sangat mencintai istrinya tetapi dia mesti mencintai Tuhan dan pada saat itu, hatinya mencintai istrinya dengan cinta yang jauh lebih besar daripada sebelumnya. Itu adalah rahasia-rahasia misteri kehidupan.

Orang yang kedua adalah Hudson Taylor. Sebelum Hudson Taylor menjadi misionaris, orang tuanya terus mendoakannya agar anaknya dipakai Tuhan di China. Pada hari itu setelah dia menjadi besar akhirnya dia memutuskan memang panggilan Tuhan pergi ke China. Ketika orang tua Hudson Taylor akan pergi ke suatu tempat dan papanya harus berpisah karena harus pergi ke kota lain, catatan itu mengatakan bahwa papanya naik kereta api, Hudson Taylor dan mamanya itu kemudian menunggu dan kereta api itu perlahan-lahan bergerak meninggalkan mereka. Hudson Taylor lari-lari kecil karena tahu pergi ke luar negeri pada waktu itu sangat mungkin untuk tidak kembali ke rumah seumur hidup. Dan itu adalah perpisahan hampir sama dengan perpisahan kematian tetapi dia tahu panggilan Tuhan dan kemudian dia melambaikan tangan ke papanya sampai ujung dari jalan itu. Dia bersama dengan mamanya. Beberapa hari kemudian kapal itu berangkat, dan mamanya dengan berat hati melepaskan dia dan kemudian dia ada di geladak kapal itu. Hudson Taylor terus melambaikan tangan ke mamanya. Kapal itu mulai makin lama makin meninggalkan pelabuhan itu, air mata terus ada, mungkin tidak bertemu, mungkin bertemu di Surga. Terus kemudian Hudson Taylor ingat sesuatu, dia masuk ke tempatnya tempat dia simpan bukunya, dia ambil buku lalu kemudian dia tulis I love you Mom, lempar buku itu dan kemudian mamanya itu lihat dan pegang, I love you Mom.

Jikalau kita mau menyerahkan seluruh orang yang kita kasihi untuk mengasihi Kristus lebih daripada kita, saudara-saudara akan melihat satu hal bahwa orang tersebut mencintai kita lebih dari sebelumnya. Jangan salah mengerti ini dan jangan bodoh dan jangan ditipu oleh setan. Kasihilah Kristus lebih daripada sebelumnya, jangan engkau pertahankan dirimu dan engkau kehilangan dirimu. Kau pertahankan hakmu dan engkau kehilangan suamimu. Engkau pertahankan cintamu kepada anakmu dan anakmu melihat mama begitu egois dan engkau tidak akan mendapatkan cinta anakmu. Ini adalah cinta Kristus yang murni yang suci yang membuat kita boleh memiliki satu keluarga yang indah bagi Tuhan. Kiranya Kristus dipermuliakan. Kiranya keluarga kita boleh diberkati.

Ujian, Pencobaan dan Kemenangan (1)

Matius 3:13-4:11

Matius ditulis untuk orang Yahudi yang sampai saat ini masih terus menerus berdoa, menunggu kedatangan Mesias. Matius mau mempresentasikan, menyatakan, dan memberikan satu kepercayaan kepada orang Yahudi bahwa Mesias itu sudah datang dan Mesias itu adalah Yesus Kristus yang mereka salib.

Matius mempresentasikan mengenai lima hal berkenaan dengan Mesias:

  1. Natur Mesias.

  2. Orang Yahudi berpikir bahwa Kristus adalah panglima tentara, Dia adalah manusia. Matius menyatakan Dia bukan saja manusia, Dia adalah manusia yang sejati dan sekaligus Dia adalah Allah yang sejati. Ketika Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis maka pada saat yang sama terbukalah suara dari langit, “Inilah Anak-Ku yang Ku-kasihi”. Injil Yohanes mengatakan Dia adalah Anak Allah yang tunggal, tidak ada duanya. Di sini Allah mengatakan Dia adalah Anak, maksudnya adalah bicara berkenaan dengan kesatuan, kesamaan natur Kristus dengan natur Allah Bapa, ini adalah berbicara berkenaan dengan sama seperti kunci dan anak kunci. Itu mau berbicara berkenaan adanya kesatuan natur. Matius menyatakan Yesus sungguh manusia, yang bisa dijamah, bisa dilihat, tetapi pada saat yang sama Dia adalah Allah yang sejati. Di dalam kekristenan maka ada satu topik yang penting dalam Kristologi, Kristus yang menyelamatkan kita dari dosa dan membawa kita kepada Allah Bapa adalah Allah yang sejati sekaligus adalah manusia yang sejati dan kita dapat melihat pernyataan yang dari sorga pada waktu Yesus Kristus dibaptis oleh Yohanes.

  3. Di dalam baptisan Yesus oleh Yohanes maka Allah menyatakan diri-Nya bahwa Dia adalah Allah Tritunggal.

  4. Di dalam peristiwa ini Allah Tritunggal hadir bersama-sama. Di saat seperti itu Allah Anak sedang dibaptis oleh Yohanes, Allah Bapa menyatakan Diri melalui suara, dan burung merpati yang Alkitab nyatakan itu adalah Roh Kudus yang datang dan mengurapi Dia, maka ini adalah berbicara berkenaan Allah yang menyatakan Diri di dalam Mesias.

  5. Jabatan Mesias.

  6. Baptisan Yesus Kristus oleh Yohanes itu adalah bukan baptisan kepada Kristus yang berdosa. Semua dari kita ketika sudah mengaku dosa lalu kemudian kita dibaptis, maka baptis itu menyatakan pertobatan, makna baptisan bagi orang Yahudi, artinya adalah purification (pemurnian). Tetapi Yesus Kristus tidak berdosa, Yesus Kristus murni di dalam natur-Nya. Dia dibaptis dengan air, pada saat yang sama Roh Kudus datang, itu berbicara mengenai pernyataan tentang satu urapan yang dari surga hadir. Di dalam Perjanjian Lama, ada 3 jabatan yang memiliki urapan dari sorga, yaitu raja, imam, dan nabi. Sepanjang Perjanjian Lama kita akan menemukan beberapa orang khusus memiliki dua jabatan, tetapi tidak ada yang memiliki tiga jabatan, berkenaan dengan satu pribadi selain dari Yesus Kristus. Daud adalah raja dan nabi, Yesaya adalah nabi dan imam, Melkisedek adalah raja dan imam, itu adalah orang yang memiliki dua jabatan dengan urapan. Sebagian besar yang lain hanya diurapi untuk satu jabatan raja. Tetapi tidak ada sepanjang sejarah satu pribadi yang memiliki tiga jabatan ini diurapi bersama-sama selain dari Yesus Kristus. Pada saat Dia dibaptis, maka secara teologikal dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Dia diurapi sebagai Raja, yang nantinya Dia adalah Raja di atas segala raja, Dia diurapi sebagai Imam, yang nantinya Dia adalah Imam di atas segala imam, Dia diurapi sebagai Nabi yang intinya adalah Nabi di atas segala nabi.

  7. Pekerjaan Mesias.

  8. Bagi orang Yahudi, Mesias akan membela mereka menghancurkan Romawi. Tetapi di dalam Alkitab pada waktu Matius menulis, jelas sekali menyatakan dua pekerjaan Mesias yang akan bergabung menjadi satu. Pertama, Mesias akan disalib. Baptisan Yesus Kristus adalah tanda perendahan diri pertama kali di depan publik. Semua orang berpikir bahwa yang membaptis lebih tinggi dari yang dibaptis. Ketika Dia dipakukan di atas kayu salib, ini adalah perendahan diri di depan publik. Dan satu ayat yang menghubungkannya adalah suatu hari maka mama Yohanes dan Yakobus datang kepada Yesus, dia bertanya, “Tuan bolehkah aku minta supaya anakku ini, satu di sebelah kanan-Mu, satu di sebelah kiri-Mu, ketika Engkau memerintah?” Lalu Yesus mengatakan “Engkau tidak tahu apa yang engkau minta, ini adalah bagian yang Bapa sendiri yang tentukan tetapi maukah dan bisakah engkau menerima cawan yang harus Aku minum dan menerima baptisan yang di mana Aku harus lalui?” Padahal pada waktu itu Yesus sudah dibaptis, kenapa Yesus mengatakan bisakah engkau melalui baptisan yang Aku akan dapatkan? Kapan lagi Dia mendapatkan baptisan? Baptisan itu bukan bicara mengenai air, baptisan bagi Yesus Kristus adalah bicara mengenai urapan dan bicara mengenai perendahan diri di depan publik, ini adalah pekerjaan Mesias yang pertama. Kedua adalah Mesias itu akan mengurapi membaptis kita dengan Roh Kudus. Ini muncul dari mulut Yohanes Pembaptis. Kalau Mesias datang, kalau Dia datang membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak, aku membaptis engkau dengan air tetapi Dia yang akan datang akan membaptis engkau dengan Roh Kudus. Itulah sebabnya dua peristiwa ini tidak bisa dipisahkan, Salib dan Pentakosta. Dua peristiwa yang seakan-akan terpisah, tetapi menjadi sekali untuk selamanya dan tak mungkin bisa dipisahkan. Dia yang membaptis dengan Roh Kudus Dia harus mati terlebih dahulu. Dia yang mati, Dialah yang memiliki hak untuk membaptis dengan Roh Kudus, ini Alkitab katakan begitu jelas di dalam baptisan Yesus Kristus.

  9. Menyatakan Jaman Mesias.

  10. Jaman Mesias adalah jaman yang baru, di mana Perjanjian Baru ini dihadirkan. Pada waktu Yesus dibaptis maka langit terbuka dan kemudian suara itu datang, inilah Anak-Ku yang Ku-kasihi, kepada-Nyalah aku berkenan. Kapan pernah Allah dari surga menyatakan suara-Nya? Satu kali dalam Perjanjian Lama, dan itu adalah ketika sepuluh Hukum Taurat dinyatakan, seluruh orang Israel ketakutan dan gemetar, Allah dengan angin rebut dan halilintar, dengan kekuatan kuasa dan ketegasan-Nya menyatakan hukum-hukum-Nya, itu adalah jaman Perjanjian Lama dan setelah itu tidak ada lagi yang signifikan. Lalu mulai muncul lagi satu kali di mana Allah menyatakan suara-Nya. Tetapi suara-Nya ini berlainan, suara ini lembut, meskipun tegas, suara ini seperti angin sepoi-sepoi dan bahkan bisa disalahmengerti oleh manusia, tetapi pada waktu ini Allah menyatakan sesuatu yang baru, ini adalah jaman Kristus, jaman anugerah. Pada waktu Perjanjian Lama, Allah menyatakan hukum-Nya dengan suara-Nya. Dan dalam Perjanjian Baru Allah menyatakan Kristus dengan mulut-Nya sekali lagi, maka ini adalah sesuatu pernyataan yang penting sekali.

Setelah Matius menuliskan semuanya itu, Dia diurapi. Maka dikatakan, Roh Kudus memimpin Yesus Kristus di padang gurun untuk dicobai oleh setan. Sekarang kita masuk ke dalam hal yang baru, kehidupan Kristus yang kita akan soroti. Sebelum kita masuk satu persatu apa yang menjadi percobaan setan kepada Yesus Kristus, hari ini saya akan berbicara mengenai prinsip-prinsip teologi di dalam masalah ujian dan pencobaan.

Kita akan bicara berkenaan dengan apa arti ujian dan pencobaan, kapan ujian dan pencobaan itu muncul adanya, dan mengapa harus ada ujian dan pencobaan:

  1. Arti ujian dan pencobaan

  2. Di dalam Kejadian, manusia diciptakan oleh Allah dan diletakkan di dalam ruang dan waktu, itu berarti ada proses. Allah menciptakan manusia bukan di dalam kekekalan. Allah menciptakan manusia dan ditempatkan di dalam ruang dan waktu. Berarti ada proses yang harus dijalani oleh manusia, dan di dalam ruang dan waktu itu maka Allah di surga di dalam kedaulatan-Nya dan di dalam kasih-Nya menyatakan, mengijinkan manusia mengalami ujian dan pencobaan. Ujian adalah sesuatu yang Tuhan nyatakan kepada manusia untuk menguji, motivasi Allah ketika bicara mengenai menguji adalah berbicara mengenai naik kelas. Di dalam teologi ujian dan pencobaan, itu berarti motivasi Allah melalui satu proses untuk menguji, untuk membawa manusia untuk naik kelas. Lalu pada saat yang sama, maka setan itu menggunakan proses itu untuk mencobai. Mencobai motivasinya adalah mengoda, untuk menurunkan dan mengocoh manusia. Ini adalah hal pertama yang kita harus mengerti, tanamkan di dalam hati, setiap kali ada ujian, setiap kali ada pencobaan, saudara mengerti ini diijinkan Tuhan untuk membawa kita makin naik ke atas, ini diijinkan oleh Tuhan untuk membawa kita makin hidup mulia, tapi pada saat yang sama kita harus hati-hati karena ada pribadi, ada setan yang berusaha untuk mengunakan ujian ini menjadi sesuatu pencobaan yang menghancurkan hidup kita.

  3. Kapan ujian pencobaan ini terjadi

  4. Banyak orang berpikir bahwa kalau dicobai itu adalah karena manusia sudah jatuh di dalam dosa. Tidak! Allah menciptakan Adam dan Hawa dan menempatkan di taman Eden dan pada waktu itu ada pohon pengetahuan baik dan jahat, pada waktu itu ada setan yang masuk ke taman itu, dan pada waktu itu belum ada dosa. Ujian pencobaan kepada Adam dan Hawa hadir sebelum dosa masuk. Ujian dan pencobaan itu hadir kepada Yesus Kristus yang sama sekali tidak berdosa dan bahkan di dalam Alkitab maka dikatakan Yesus Kristus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobain oleh Iblis. Roh Kudus memimpin hidup Yesus Kristus, di Injil yang lain dikatakan bahwa Yesus dipenuhi oleh Roh Kudus dan kemudian dibawa ke padang gurun untuk dicobai oleh setan. Yesus tidak pernah tidak dipenuhi oleh Roh Kudus, tetapi kalimat ini muncul. Itu mau menyatakan bahwa Yesus Kristus sama sekali tidak berdosa, itu mau menyatakan bahwa ada saat-saatnya di dalam kedaulatan, Roh itu memimpin ke tempat yang sulit untuk kita dicobai. Yesus Kristus penuh dengan Roh, dan dibawa oleh Roh pergi ke padang gurun artinya adalah kehendak langsung dari Allah untuk menguji Dia.

    Joni Eareckson Tada, dia adalah seorang perempuan yang seluruh tubuhnya dari atas sampai bawah tidak ada yang bisa digerakkan, hanya dari lehernya saja ke atas. Suatu hari seorang pengkotbah karismatik minta dia untuk maju ke depan, dan mengatakan bahwa orang ini tidak disembuhkan oleh Tuhan karena tidak memiliki iman. Pengkotbah ini bodoh sekali dan tidak tahu prinsip Alkitab, dia tidak tahu dengan apa Kristus itu menyatakan diri yaitu melalui kesulitan penderitaan yang diijinkan oleh Allah. Jangan saudara berpikir kalau tiap kali ada yang susah, air mata, pasti itu adalah karena dosa, mungkin engkau berdosa, mungkin sekali kita berdosa tapi kalau kita harus uji, begitu uji kita bersih, begitu uji kita kemudian menyadari ada dosa, lalu kemudian kita minta ampun kepada Tuhan maka tidak ada yang lepas dari anugerah Allah datang kepada kita. Di dalam dua tempat ini, maka ujian pencobaan itu sangat mungkin datang bukan karena dosa, tapi perhatikan baik-baik respon terhadap ujian pencobaan itu akan membawa kita benar atau berdosa di hadapan Allah.

  5. Mengapa harus ada ujian dan pencobaan?

  6. Jawabannya adalah untuk konfirmasi kesempurnaan. Socrates mengatakan hidup tanpa diuji, tidak layak untuk dihidupi. Maka mengerti filosofi seperti ini, mengerti teologia di dalam Alkitab seperti ini, maka Tuhan diuji dan dicobai itu harus ada untuk konfirmasi kesempurnaan. Apa dan mengapa harus ada konfirmasi kesempurnaan? Ketika kita melihat bayi lahir, kita mendapatkan bayi yang sempurna. Apa artinya? Sempurna itu tidak ada cacatnya, semuanya lengkap tetapi pada saat kita bicara bayi itu sempurna, di dalamnya sendiri mengandung potensi kesempurnaan. Dan potensi kesempurnaan ini kemudian akan menyatakan realisasi, sempurnanya di dalam time and space.

    David Livingstone, seorang misionaris yang pergi ke Afrika berjuang untuk misi dan juga arkeologi. Dia mengabarkan Injil bertahun-tahun di tengah-tengah bahaya. Istrinya bahkan datang dan kemudian mati di sana. Dia sangat-sangat menderita pada waktu itu. Sampai akhir hidupnya, David Livingstone itu mati secara berlutut di tenda yang kecil di Afrika. Setelah mati, maka sejarah menyatakan jantungnya ditanam di Afrika dan tubuhnya dikembalikan ke Inggris dan begitu banyak orang menguburkan dia. David Livingstone menjadi seorang yang begitu matang. Tulisan, khotbahnya menjadi inspirasi bagi banyak orang. Hidup yang begitu memberi manfaat kepada seluruh dunia. Coba saudara bayangkan bayi David Livingstone. Apakah bayi ini sempurna? Sempurna. Tetapi saudara perhatikan. Di dalam kesempurnaan sebagai bayi, ada potensi kesempurnaan dia sebagai manusia. Dan saudara bandingkan sekali lagi dengan David Livingstone yang sudah tua; seorang yang dipakai oleh Tuhan untuk memberkati semua manusia bukan saja pada jamannya, pada tempatnya tetapi setelah beratus-ratus tahun menjadi berkat bagi semua orang. Kemahirannya di dalam kerohanian, di dalam tulisan pena dan urapan Tuhan menyertai dia ketika dia berkotbah. Dari bayi menjadi orang tua. Di dalam bayi yang sempurna ada potensi kesempurnaan dan kepada orang tua ini ada konfirmasi kesempurnaan. Dari potensi menjadi konfirmasi kesempurnaan. Untuk bisa terjadi seperti itu, hal yang harus ada yaitu ujian, pencobaan di dalam waktu. Kalau ini tidak ada, maka tidak ada konfirmasi kesempurnaan. Itulah sebabnya Alkitab dengan jelas menyatakan: Kita suka atau tidak, maka Tuhan di dalam anugerah-Nya memberikan kepada kita bentuk-bentuk ujian dan pencobaan yang mutlak harus ada karena Dia menginginkan adanya konfirmasi kesempurnaan.

    Yesus Kristus adalah sempurna pada naturnya. Kalau demikian, mengapa Dia harus dicobai? Ada beberapa hal:

    1. Dia dicobai untuk Allah di surga menyatakan kepada kita bahwa Dia adalah Mesias yang benar-benar memiliki, qualified untuk menyelamatkan kita, menyatakan ini Kristus-nya yang memang berkualifikasi, yang mutlak dan yang benar yang akan menyelamatkan kita. Kristus itu kemudian diuji dan Dia luluss dari ujian. Dia adalah satu pribadi yang completely qualified untuk menyelamatkan engkau, untuk menjadi Kepala Gereja. Itulah Kristus yang dibaptis, adalah Kristus yang menang terhadap ujian dan pencobaan. Inilah adalah pernyataan dari Tuhan. Sekali lagi di dalam pencobaan Yesus Kristus, mau menyatakan bahwa Dia adalah completely qualified.
    2. Di dalam pencobaan Yesus Kristus, Ibrani menyatakan satu kalimat yang mengandung kata “sempurna” tapi jangan kita salah mengerti. Mari kita lihat Ibrani 5: 7-10. Kata “konfirmasi kesempurnaan” adalah sebuah kata yang memang terjadi kepada kita, manusia yang memiliki potensi kesempurnaan dan konfirmasi kesempurnaan. Di tengah-tengahnya ada ujian dan pencobaan. Tetapi ujian dan pencobaan kepada Yesus Kristus itu bukan untuk mengkonfirmasi kesempurnaan-Nya karena Dia secara natur itu sempurna adanya. Dia secara natur, penuh adanya. Dia sama sekali tidak perlu membuktikan diri-Nya bahwa Dia adalah Mesias. Yesus Kristus itu sempurna adanya, Dia tidak pernah meragukan diri-Nya. Tetapi Dia menyatakan itu kepada kita: supaya kita mengerti bahwa Dia adalah Mesias yang sungguh-sungguh bisa menang terhadap pencobaan. Tetapi hal yang kedua, kesempurnaan yang ditulis oleh Ibrani ini, bukan kesempurnaan secara natur bukan juga Dia itu berproses di dalam natur-Nya dari potensi menjadi konfirmasi tetapi ketika bicara berkenaan Ia mencapai kesempurnaan itu adalah suatu kepenuhan menjalankan kehendak Allah. Sekali lagi, kesempurnaan di dalam Ibrani adalah Yesus itu secara completely, penuh, menjalankan kehendak Allah. Maka Yesus Kristus, Dia adalah Allah, datang ke dalam dunia, masuk di dalam proses waktu, Dia harus dicobai, Dia harus menerima hukuman, aniaya, Dia harus dipaku di atas kayu salib, seluruhnya itu bukan untuk memberikan sesuatu konfirmasi kesempurnaan dari potensi kesempurnaan. Tidak. Tetapi ini mau menyatakan bahwa Dia rela menjalankan seluruh keputusan dari Allah Bapa di dalam seluruh hidup-Nya untuk keselamatan kepada umat itu dinyatakan. Saudara perhatikan ketika membaca ayat 9, jangan salah mengerti. Saudara boleh lihat, sesudah Ia mencapai “kepenuhan” menjalankan kehendak Allah.

  7. Apa itu kemenangan?

  8. Adam dan Hawa kalah ketika dicobai demikian juga dengan Israel. Yesus Kristus yang adalah Adam kedua dan Israel yang sejati, menang ketika dicobai. Sekarang pertanyaannya; Apa itu kemenangan? Apa itu menang? Untuk mengerti ini, saudara-saudara, kita harus mengerti bagian Alkitab; apa itu kalah. Saudara-saudara, 2 yang kalah di dalam hal ini, yang begitu jelas di dalam Alkitab. Yang pertama adalah kekalahan atau kejatuhan dari Lucifer. Yang kedua adalah kejatuhan dari Adam dan Hawa. Lucifer itu jatuh dan manusia itu jatuh di dalam dosa. Apa yang terjadi ketika Lucifer itu jatuh dan manusia itu jatuh di dalam dosa? Dua-duanya adalah kalah dan jatuh adanya. Dua-duanya memiliki kesamaan di dalam natur kejatuhannya. Pertama, Lucifer jatuh karena dia ingin menjadi seperti Allah. Dia mengangkat dirinya dari bawah ke atas. Maka ini adalah keinginan untuk mengubah ordo. Demikian juga dengan Adam dan Hawa, karena ingin untuk seperti Allah. Apa itu kalah? Yaitu tidak menjaga ordo. Secara garis besar, manusia itu adalah satu pribadi yang diciptakan oleh Allah secara unik. Manusia diciptakan di bawah Allah dan di atas alam. Ini menjadi satu posisi tengah. Allah, manusia, alam. Setelah setan jatuh di dalam dosa. Maka posisi ini menjadi bertambah, yaitu manusia diciptakan di tengah-tengah Allah dan setan. Pertama adalah manusia diciptakan di bawah Allah, di atas alam. Kedua, manusia diciptakan di antara Allah dan setan. Maka ini adalah ordo manusia. Manusia harus menggunakan alam untuk menyembah kepada Allah dan manusia harus mendekat kepada Allah dan melawan setan. Dua ordo ini jikalau kita sangkali maka itu adalah kekalahan bagi kita, apapun saja bentuknya. Manusia diciptakan di bawah Allah, di atas alam. Manusia sudah diberikan kepada Allah, itu satu pengertian konsep nilai. Kita boleh menguasai alam tetapi kita harus dikuasai oleh Allah. Kita harus menggunakan alam ini untuk kita beribadah kepada Allah. Kita harus menggunakan segala sesuatu yang Tuhan berikan di bawah kita untuk kita boleh taat kepada Allah. Sekarang semuanya terbalik. Adam dan Hawa jatuh di dalam dosa karena dia mementingkan alam untuk dia boleh menggeser ordo. Manusia diciptakan di dalam tatanan ini, yaitu dia di bawah Allah untuk dikuasai oleh Allah dan dia di atas alam untuk menguasai alam. Kita harus menguasai waktu untuk kita boleh beribadah kepada Tuhan. Kita harus menguasai diri di dalam penggunaan uang untuk nama Tuhan dipermuliakan. Kita harus menguasai segala sesuatu yang diberikan oleh Allah di bawah kita untuk kita boleh semakin takut kepada Tuhan dan beribadah kepada Tuhan. Jangan terbalik. Tetapi selain itu, manusia diciptakan di tengah-tengah Allah dan Setan. Manusia diciptakan untuk boleh menyembah Allah dan memerangi Setan. Tetapi pada waktu Adam dan Hawa tidak. Pada waktu Adam dan Hawa taat kepada Setan, pada saat yang sama dia mengusir Allah. Ketika dia lebih percaya kepada Setan, pada saat yang sama, dia tidak percaya kepada Tuhan. Adam dan Hawa menyembah setan pada saat mereka melakukan kehendak mereka sendiri bukan kehendak Allah. Itulah sebabnya Yesus Kristus mengatakan: “Barangsiapa mau menjadi murid-Ku, dia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti Aku.” Setiap kali hati kita yang berdosa menginginkan dari kehendaknya jadi, pada saat yang sama kita memihak kepada Setan. Setiap kali hati kita yang berdosa memaksa, menginginkan sesuatu dan kita menjadikannya, saudara jangan katakan itu dari Tuhan. Itu pasti dari setan. Biar kita boleh sungguh-sungguh berhati-hati. Kecuali di dalam diri kita itu murni, Roh Kudus menerangi kita dengan Firman-Nya dan kita hidup di dalam menyangkal diri kita; maka di situ sangat mungkin baru Roh Kudus membalikkan hati kita dan memberikan keinginanNya ditanam di dalam keinginan kita. Tapi kalau tidak, tidak ada Firman, kita tidak membaca Firman, kita tidak menjaga hidup suci, kita tidak takut kepada Tuhan, lalu kemudian kita menginginkan sesuatu dan kita menjadikan sesuatu, itu sangat mungkin adalah kehendak setan yang dipenuhi. Padahal Alkitab menyatakan: Jaga ordo, Allah di atas, alam di bawah. Kita harus memihak kepada Allah dan kita harus membuang setan. Kiranya Tuhan memimpin hidup kita.

Ketaatan (4) Aplikasi

Yakobus 1:21-25, Roma 8:28, Kejadian 50:20

Hari ini saya akan mengajak saudara-saudara melihat bagian Firman Tuhan berkenaan dengan aplikasi ketaatan. Tuhan menyatakan kepada kita bahwa kita harus taat kepada Dia dan mengaplikasikannya setiap hari di dalam hidup kita. Kita ingin taat tetapi masalahnya adalah Tuhan tidak datang dengan kasat mata yang bisa kita lihat begitu saja dan Dia tidak berbicara langsung di telinga kita. Jika demikian, seperti apakah bentuk aplikasi ketaatan sehari-harinya?

Alkitab menyatakan kepada kita ada 4 prinsip aplikasi ketaatan.

  1. Taat kepada Tuhan melalui otoritas

  2. Allah menciptakan dunia ini, di dalamnya ada ordo dan tatanan. Yang di bawah harus taat kepada yang di atas, yang di atas harus taat lagi kepada yang di atasnya. Sampai demikian, yang paling atas di dalam dunia ini, manusia harus taat kepada Tuhan. Ini adalah sesuatu yang Tuhan nyatakan kepada kita. Dia memberikan tatanan di dalam pemerintahan; ada rakyat, ada pemerintah, dan pemerintah harus bertanggungjawab kepada Tuhan. Dalam keluarga, anak taat pada orang tua, dan orang tua harus bertanggung jawab kepada Tuhan. Dalam prinsip education, murid-murid harus taat kepada guru, dan guru harus taat kepada Tuhan. Dalam perdagangan Alkitab menyatakan: Hai hamba-hamba, engkau harus taat kepada tuanmu, dan tuan-tuan engkau harus taat dan takut kepada Allah. Ini adalah prinsip ketaatan kepada Allah melalui otoritas. Ini adalah prinsip Alkitab yang paling dasar.

    Di dalam kehidupan manusia, Allah menciptakan bukan semuanya berada di dalam kesejajaran. Tetapi ada ordo dan otoritas yang Tuhan nyatakan kepada kita. Kita diciptakan berdasarkan prinsip Allah Tritunggal, yaitu ada kesetaraan, sama-sama manusia tetapi ada ordo di dalam menjalankan fungsi dan pelayanan kita di tengah-tengah dunia. Jikalau kita tidak menghormati otoritas, sebenarnya kita juga tidak menghormati Tuhan. Anak-anak yang melawan orang tuanya, rakyat yang melawan pemerintah, murid yang melawan guru dan hamba yang melawan tuannya, pada prinsipnya adalah sama dengan melawan Allah secara langsung. Ini adalah prinsip-prinsip yang Tuhan nyatakan kepada kita dan perintah untuk memelihara ordo.

    Ketika Alkitab menyatakan seperti ini maka dalam pikiran kita sulit dan tidak mudah untuk dipahami. Firman Tuhan mengatakan untuk istri tunduk kepada suami, tetapi masalahnya adalah ada suami yang tidak bertanggung jawab dan memerintah istri macam-macam dan tidak bisa diterima. Perhatikan baik-baik, jika perintah suami bukan sesuatu perintah untuk kita itu berdosa langsung, istri tetap harus taat. Seorang anak tidak bisa mengatakan saya mau taat kepada Tuhan Yesus tetapi saya tidak mau taat kepada orang tua. Sekalipun seandainya orang tua kita belum mengenal Kristus, tidak takut akan Allah, tetapi kalau mereka menyatakan suatu perintah dan perintah itu tidak membawa kita kepada dosa langsung kepada Allah, maka kita harus taat dan tunduk. Ini adalah hal yang Tuhan nyatakan, karena Allah menciptakan seluruh dunia dengan ordo dan keserasian. Allah juga memberikan anugerah dan wahyu umum kepada mereka, dan mereka yang memelihara keluarga. Ini adalah prinsip-prinsip yang kita harus setujui. Akan tetapi, sampai berapa banyak dan berapa luas kita harus mentaati mereka? Jangan saudara taat atau tidak taat berdasarkan like or dislike. Tuhan sudah membawa kita berada di bawah orang itu, maka pasti ada rencana dan pimpinan Tuhan. Dalam konteks pekerjaan, mungkin saudara ingin keluar dari tempat kerja anda. Saudara boleh keluar secara baik-baik. Saudara menginginkan boss yang lebih baik itu tidak salah, tetapi seandainya itu tidak terjadi, seandainya Tuhan belum buka untuk hal itu, maka saudara taatlah.

    Sekali lagi, kecuali orang yang di atas kita meminta kita melakukan dosa langsung yang menghantam Allah melawan Allah; saudara dan saya harus di dalam ketaatan menjaga ordo. Di dalam ketaatan, Tuhan akan membentuk kita. Di dalam ketaatan itu ada penjagaan Allah terhadap kita ketika kita mau berbuat dosa. Celakalah jikalau kita ingin bebas. Kita akan celaka jika tidak ada orang yang akan memperingatkan, yang akan memberikan gesekan kepada kita dan yang akan memberikan warning kalau kita sudah berapa derajat lewat. Paling celaka itu adalah hamba Tuhan yang berusaha melepaskan ordo dari gereja. Padahal gerejalah yang menyatakan berkali-kali ada Pencipta dan ada ciptaan, ada Allah dan manusia. Gerejalah yang menyatakan bahwa kita harus taat kepada Allah, tetapi kita menyangkali. Kalau memang Tuhan meletakkan kita di situ biar kita boleh taat kepada Tuhan langsung. Tetapi kalau Tuhan belum nyatakan, belum meletakkan kita di situ, jangan memberontak. Banyak orang yang terus menerus memberontak. Jemaat memberontak kepada pengurus, pengurus memberontak kepada hamba Tuhan, hamba Tuhan memberontak kepada hamba Tuhan yang lebih senior. Itu seluruhnya mengacaukan ordo. Banyak perpecahan gereja yang bukan disebabkan karena teologia yang berbeda tetapi penyebabnya adalah ambisi manusia yang tidak mau berada di bawah ordo. Salah satu dari kecelakaan gereja yang saya takut sekali adalah kalau gereja itu independent, tidak memiliki sinode atau hanya sekedar nama agar pemerintah menaungi gereja itu. Hal seperti ini adalah penipuan, deception secara rohani yang tidak disadari. Jikalau Tuhan menyatakan sesuatu ordo kepada kita, biarkan itu ada. Karena itu artinya Tuhan mau membentuk kita, Tuhan mau menjagai kita. Prinsip kejatuhan Adam dan Hawa adalah “aku ingin seperti Allah, aku bebas, aku tidak mau ada di dalam ordo”. Biarlah keluargamu boleh harmonis, anak-anak mentaati orang tua, isteri taat kepada suami. Biarlah di dalam gereja boleh ada keharmonisan. Jemaat taat kepada pengurus, pengurus taat kepada hamba Tuhan, hamba Tuhan yang junior kepada yang senior, terus seperti itu dan kita semua takut kepada Tuhan. Biarlah di dalam satu pemerintahan, satu sekolah seluruhnya ordo ini tertanam. Apa yang akan dikerjakan oleh setan adalah untuk menjungkir-balikkan dan merusak ordo.

    Biarlah kita tidak menjadi orang yang begitu sombong di hadapan Allah. Miryam dan Harun, kakak kandung dari Musa sendiri. Miryam adalah orang yang berjasa kepada Musa, karena pada waktu Musa lahir, Musa lalu harus dihanyutkan di sungai, Miryamlah yang terus melihat adiknya sampai diambil oleh Putri Firaun. Pada waktu Musa sudah besar, Tuhan memilih Musa menjadi pemimpin. Miryam dan Harun suatu kali mengatakan, “bukankah Tuhan juga bicara kepada kita? Mengapa kita harus taat kepada Musa? “ Maka di situ Tuhan menyatakan penghakimannya kepada Miryam. Tuhan menghukum Miryam, Tuhan menyatakan Aku berbicara kepada hamba-hamba-Ku, tetapi lain kepada Musa, Aku berbicara muka dengan muka.

    Di tempat pekerjaan mungkin atasan kita adalah orang yang memiliki pendidikan yang lebih rendah dari kita, tetapi jika Tuhan menginginkan kita untuk taat, maka kita harus taat. Biarlah ini boleh menjadi pelajaran aplikasi pertama untuk kita taat kepada Tuhan. Biarlah kita boleh menjadi orang penurut-penurut Allah melalui Firman.

  3. Taat kepada Tuhan melalui Firman yang kita baca.

  4. Hal ini begitu jelas terdapat Yakobus 1:22-25. Ketika kita membaca dan mendengarkan Firman Tuhan, jangan hanya sekedar membaca tetapi renungkan Firman itu dan kemudian taatilah dan buat proyek ketaatan. Jangan membaca lalu melupakan. Alkitab menyatakan itu seperti seorang yang memandang kepada cermin, dia tahu, dia jelas tetapi begitu selesai dia meninggalkan cermin itu dan melupakannya. Tidak ada faedahnya sama sekali. Betapa banyaknya berkat yang dibuang karena kita memiliki sikap seperti itu. Begitu banyak orang di dalam gereja merasa begitu terinspirasi akan Firman yang di dengar, merasa disegarkan, dan tersentuh setelah mendengarkan Firman bahkan berlinang air mata tetapi begitu kotbah selesai, di dalam waktu hanya 5 menit melupakan semuanya. Sama sekali tidak memiliki satu komitmen untuk satu ketaatan. Kita seharusnya mendengarkan Firman dan kemudian memikirkan apa aplikasi dari Firman itu dalam hidup kita minimal di dalam satu minggu. Saya perkirakan 95% orang Kristen yang mendengarkan khotbah hanya mengingat ilustrasinya, tidak mengingat Firman-Nya. Bahkan banyak orang Kristen merasa diri pintar dan tidak perlu mencatat kotbah yang didengar. Kita seringkali dealing dengan Tuhan seperti main-main. Kita memperlakukan Firman seperti petasan. Orang begitu kagum akan petasan, setelah selesai melihatnya, lalu pulang, kemudian tidak ada urusan petasan dengan hidup kita dan tidak akan terjadi perubahaan hidup apapun. Kita memperlakukan Firman seperti itu.

    Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa jangan kita membaca Firman lalu kemudian melupakannya tetapi kita harus mengaplikasikannya. Sesudah membaca Firman, saudara kemudian mengaplikasikannya. Saya ambil contoh poin pertama yang sudah dibicarakan mengenai mentaati Allah melalui ordo, mentaati Allah melalui otoritas. Jikalau saudara sudah berkeluarga, sesampai di rumah, cek ordo di dalam keluarga saudara. Apakah istri-istri sungguh sudah taat kepada suami? Apakah suami-suami sudah mengatakan aku sudah mengasihi istri? Ada satu tulisan seperti ini: harus di sini mentaati suami yang takut akan Tuhan. Mentaati suami bukan mentaati suami yang tidak beres hidupnya. Suami harus mengasihi istri, suami harus takut akan Tuhan. Istri harus taat kepada kepada suami. Anak-anak harus taat kepada orang tua. Cek di dalam ordo keluarga saudara, cek di dalam ordo di dalam penghormatan kepada Tuhan di dalam gereja atau sekolah anda, dan ini menjadi sesuatu proyek ketaatan. Kalau tidak, maka seluruh Firman yang kita dengar dan mengerti, terinspirasi tapi tidak berbuah karena kita itu hanya mendengar lalu melupakannya. Ada seorang pernah mengatakan kepada saya, yang biasanya kita kerjakan itu adalah virtual obedience (ketaatan maya) tidak pernah ada bentuknya.

  5. Taat kepadaTuhan melalui Firman yang tertanam di dalam hati.

  6. Lihat Yakobus 1:21.“Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu, dan terimalah dengan lemah-lembut Firman yang tertanam di dalam hatimu yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.” Terimalah dengan lembut hati Firman yang ada di mana? Yang tertanam di dalam hatimu. Ini adalah cara kerja Roh Kudus yang mengingatkan kita. Di dalam Roma 1:14 dikatakan bahwa anak-anak Allah akan mentaati Roh Allah/Roh Kudus, dan salah satu aspek utama dalam pekerjaan Roh Kudus adalah Dia akan bekerja di dalam hati dan pikiran kita, mencerahkan hati nurani kita dengan Firman yang pernah kita baca atau dengar sebelumnya. Banyak orang Kristen memiliki pengalaman seperti ini, ketika berada dalam temptation atau sebuah kondisi, tiba-tiba Firman itu muncul dalam pikiran kita, bahkan kita sendiri tidak mengingat kapan membaca atau mendengar Firman itu, bahkan tidak ingat siapa pengkotbahnya. Mungkin pada waktu itu engkau sedang diperhadapkan dengan sesuatu yang membawamu kepada perzinahan, lalu tiba-tiba Firman itu muncul, “Kuduslah kamu sebab Aku itu kudus adanya”. Mungkin saudara mau menekan hati nuranimu, lalu Alkitab menimbulkan dalam pikiran saudara dan Roh Tuhan itu menyatakan, “Jangan mendukakan Roh Kudus.” Atau mungkin ada kekuatiran muncul, lalu kemudian saudara langsung teringat, “Jangan kamu kuatir.” Di saat seperti itu, saya sebagai hamba Tuhan menyatakan kepada saudara, jangan melawan/menekan/berusaha untuk mematikan Firman itu, tetapi Alkitab mengatakan terimalah dengan lembut hati dan kemudian taat. Jikalau kita tidak mau menerimanya, maka kita akan menekan dan merasionalisasi tindakan berdosa kita. Misalnya, ketika diperhadapkan dengan satu godaan untuk melihat video porno, pada saat itu Firman mengingatkan untuk hidup kudus tetapi saudara tidak mau taat dan mulai menekan, Roh Kudus beberapa kali mengingatkan tetapi saudara tekan sampai ke titik tertentu saudara bilang saya tetap bagaimanapun sebagai orang muda harus belajar sex itu apa, saudara mulai merasionalisasi, nontonnya hanya 3 menit, sesekali tidak akan apa-apa, terus merasionalisasikan/membenarkan diri, lalu kemudian saudara akan masuk di dalam temptation.

    Alkitab mengatakan terimalah Firman dengan lembut, adalah bahaya yang besar kalau kita menutup suara Roh Kudus dalam hati kita. Jikalau kita membiarkan dosa yang kecil sekalipun tetapi dilakukan berkali-kali dan setelah itu dirasionalisasikan maka hati nurani bisa membatu dan semakin jatuh ke dalam dosa yang dalam. Rasionalisasi dosa yang tertinggi adalah agama. Ada orang membunuh karena alasan disuruh oleh agamanya. Hati nuraninya dikaburkan, dimatikan, dan rasionalisasi sudah sampai yang tertinggi. Saudara mengerti itu proses mematikan hidup kita dengan dosa, menyakitkan, maka sebagai orang Kristen hiduplah dengan hati nurani yang murni. Sebagai orang Kristen, Alkitab mengatakan ingat akan cara kerja Roh Kudus. Roh Kudus akan mengingatkan kita, menyadarkan kita dan Roh Kudus memakai kalimat yang lembut di dalam hati nuranimu, dan sekali lagi Alkitab mengatakan jangan mendukakan Roh Kudus Allah.

  7. Taat kepada Allah melalui keadaan hidup kita.

  8. Lihat Roma 8:28,” Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”. Kejadian 50:20, “ Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-reka untuk kebaikan dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar”. Poin ini adalah kita taat kepada Allah dengan kita menerima dengan syukur atas Tuhan yang memimpin kehidupan kita, disebut sebagai providensia Allah. Providence dalam teologi adalah karya atau kerja Allah di dalam seluruh bagian hidup kita. Orang Kristen tidak mengenal arti kata sial atau kebetulan. Allah sedang merencanakan sesuatu dalam hidup kita. Bukan kebetulan seorang anak dilahirkan prematur atau kebetulan mendapatkan pekerjaan atau teman hidup. Ada rencana Allah langsung di dalam hidup kita.

    Kristus adalah kepala gereja dan Kristus yang sama adalah pemilik alam semesta, Dia mengontrol kejadian-kejadian di dunia ini untuk memberikan kebaikan yang tertinggi bagi gereja-Nya. Jangan mempercayai bahwa hidup anda itu adalah just natural event. Jikalau kita mengerti prinsip Alkitab mengenai providensia, maka saudara akan menyadari bahwa jalan Allah bukan saja membawa kita dari sini menuju ke Surga tetapi prinsip ini akan membawa Surga ke dalam jiwa kita. Berapa banyak orang yang tidak bisa rest, sakit hati berkepanjangan, discourage seumur hidup karena sesuatu hal terjadi tahun-tahun sebelumnya? Sebagai hamba Tuhan saya katakan bangun, berdiri, lihat Firman, berjalan di dalam iman, bukan berjalan di dalam pengertianmu sendiri. Alkitab dengan jelas mengatakan Allah-lah yang mengontrol hidupmu, dan yang menyatakan itu kepadamu. Tujuan-Nya adalah untuk satu, mendatangkan kebaikan bagi semua orang yang terpanggil, terpilih sesuai dengan rencana-Nya, kecuali saudara berada dalam dosa dan kemudian sesuatu yang jahat terjadi di dalam hidupmu, maka seandainya pun itu terjadi, sebagai hamba Tuhan saya katakan kepadamu, bertobatlah, dan ketika engkau bertobat, engkau akan menyadari misteri providensia Allah, yaitu Dia akan membalik sesuatu akibat dosa menjadi kecemerlangan yang besar di dalam Kristus. Ini adalah cara kerja Allah yang sulit sekali dimengerti yang Tuhan nyatakan. Apapun saja yang terjadi, apakah itu baik atau tidak beruntung, apakah menyenangkan atau mendukakan hati kita di masa lampau, maka sekarang kita boleh rest di dalam Tuhan, di dalam Firman-Nya, terimalah itu sebagai sesuatu kehendak Allah dan terimalah itu di dalam ketaatanmu kepada Allah dan nantikan Tuhan bertindak akan mengubah segala sesuatunya.

    Setan itu seakan-akan membawa pertaruhan di dalam hidup kita, dia ingin menghancurkan iman kita. Maka di situ saudara rela taat kepada Tuhan dan Tuhan akan balikkan, bahkan kalaupun berdosa, bertobatlah. Ingat peristiwa Daud. Tuhan memperhitungkan dosa Daud karena keadilan dan kesucian-Nya harus ditegakkan, tetapi uniknya, dari seluruh anak Daud, anak kedua dari dia dan Batsyeba, Salomo, itu yang dinaikkan Tuhan di atas tahtanya. Apapun saja yang terjadi, Tuhan itu Yesus Kristus adalah Kepala Gereja dan alam semesta, Dialah yang mengatur segala sesuatunya untuk kebaikan kita, nantikan Dia, dan lihat bagaimana Dia akan membalikkan semuanya untuk kebaikan kita dan itu adalah spesialis pekerjaan-Nya.

    Perhatikan dua tokoh ini, pertama adalah Yusuf, Yusuf itu adalah anak kesayangan, tetapi kemudian dimasukkan ke dalam perigi, diambil orang, kemudian menjadi budak Potifar. Yusuf berpikir hidupnya sudah habis, tidak lagi akan bertemu keluarganya tetapi kemudian di bekerja kepada Potifar, ternyata bagus, Yusuf diangkat jabatannya lalu istri Potifar memfitnah dia dan dia masuk penjara. Tetapi akhirnya Jusuf menjadi orang yang menafsirkan mimpi Firaun dan menjadi tangan kanan Firaun sampai bertemu kembali dengan keluarganya. Hidup Jusuf naik turun. Yusuf kemudian menyarikan hidupnya dengan satu hal (Kejadian 50:20) engkau mereka-rekakan yang jahat bagi hidupku, tetapi Allah mereka-rekakan yang baik yaitu melindungi seluruh bangsa ini dari kesusahan besar. Bersyukur untuk air mata, kesulitan untuk segala hal terjadi dalam hidup kita, karena Tuhan memberikannya kepada kita untuk kebaikan kita.

    Satu lagi adalah Daniel. Daniel pada waktu itu masih remaja, tentera Nebukadnezar datang dan membawa Daniel ke Babel. Berpuluh-puluh tahun dan tidak pernah kembali ke negerinya, tetapi kalimat pertama dari Daniel 1, menyatakan betapa kemahirannya, dia menyatakan Allah-lah yang menaklukan Yoyakim ini dan membawa Israel kepada Nebukadnezar, dia tahu peristiwa natural event itu sebenarnya adalah campur tangan Allah langsung di dalam hidupnya yang membawa Daniel dari Israel menuju kepada Babel. Daniel mengerti rahasia ini, dia mengerti bahwa natural event, hal yang kelihatannya kebetulan dan biasa saja, tetapi dia melihat natural event itu adalah tangan Allah yang tidak kelihatan memindahkan dia dari Israel ke Babel.

    Ada orang yang mengerti poin ke-4 ini dan ada orang yang tidak mengerti. Perbedaannya adalah kalau saudara mengerti Allah intervensi secara langsung dan tidak ada natural event dalam hidup kita, itu adalah intervensi providensia-Nya, membawa Daniel dari Israel menuju ke Babel, dia tahu bahwa ke Babel adalah calling, maka dia lakukan yang terbaik, dia bersaksi bagi Tuhan di tengah-tengah kondisi seperti ini, dia memuliakan Tuhan dan membuat orang-orang tahu bahwa YHWH itu hidup.Tetapi kalau Daniel tidak mengerti poin ini dan kemudian dia di bawa ke Babel, yang terjadi adalah seumur hidup dia akan mengasihani dirinya sendiri, dia tidak akan kembali lagi menjadi seorang pemuda yang bersinar, dia akan hancur di dalam hidup ini.

    Orang yang tahu hidupnya begitu menderita tetapi kehendak Allah jadi, maka dia tahu, this is my calling. Ini panggilanku, ini bukan sialku, aku dipanggil untuk ini dan aku memuliakan Tuhan untuk hal ini, aku akan bersaksi dengan seluruh kepahitan di dalam hidupku. Ada orang yang dipanggil untuk menjadi hamba Tuhan di perdesaan, ada orang yang dipanggil untuk menyatakan Tuhan itu hidup di perkotaan, ada orang yang dipanggil untuk menyatakan kebesaran Allah kepada orang orang rendah, ada orang yang dipanggil untuk menyatakan kebesaran Allah kepada orang-orang yang besar, aristokrat, ada orang yang dipanggil menyatakan kebesaran Allah melalui kesehatan, kesulitan, penderitaan dan sakit penyakit.

Saudara-saudara biar kita boleh mengerti, kita boleh taat kepada Tuhan, menerima seluruh yang dinyatakan-Nya di dalam Firman-Nya, di dalam ordo dan juga di dalam segala sesuatu yang terjadi di dalam hidup kita. Saudara mengerti hal ini, kita akan memiliki satu rest di dalam Tuhan dan kita akan mengerti panggilan kita setiap hari untuk mempermuliakan Dia dalam seluruh bagian hidup kita, dan nantikanlah Tuhan sampai Dia sendiri mengulurkan tangan kepada kita dan memberikan sesuatu kegemilangan dan sinar di dalam hidup kita, kiranya nama-Nya dipermuliakan.

^