[simple_crumbs root="Home" /]
-->

Ketaatan (4) Aplikasi

Yakobus 1:21-25, Roma 8:28, Kejadian 50:20

Hari ini saya akan mengajak saudara-saudara melihat bagian Firman Tuhan berkenaan dengan aplikasi ketaatan. Tuhan menyatakan kepada kita bahwa kita harus taat kepada Dia dan mengaplikasikannya setiap hari di dalam hidup kita. Kita ingin taat tetapi masalahnya adalah Tuhan tidak datang dengan kasat mata yang bisa kita lihat begitu saja dan Dia tidak berbicara langsung di telinga kita. Jika demikian, seperti apakah bentuk aplikasi ketaatan sehari-harinya?

Alkitab menyatakan kepada kita ada 4 prinsip aplikasi ketaatan.

  1. Taat kepada Tuhan melalui otoritas

  2. Allah menciptakan dunia ini, di dalamnya ada ordo dan tatanan. Yang di bawah harus taat kepada yang di atas, yang di atas harus taat lagi kepada yang di atasnya. Sampai demikian, yang paling atas di dalam dunia ini, manusia harus taat kepada Tuhan. Ini adalah sesuatu yang Tuhan nyatakan kepada kita. Dia memberikan tatanan di dalam pemerintahan; ada rakyat, ada pemerintah, dan pemerintah harus bertanggungjawab kepada Tuhan. Dalam keluarga, anak taat pada orang tua, dan orang tua harus bertanggung jawab kepada Tuhan. Dalam prinsip education, murid-murid harus taat kepada guru, dan guru harus taat kepada Tuhan. Dalam perdagangan Alkitab menyatakan: Hai hamba-hamba, engkau harus taat kepada tuanmu, dan tuan-tuan engkau harus taat dan takut kepada Allah. Ini adalah prinsip ketaatan kepada Allah melalui otoritas. Ini adalah prinsip Alkitab yang paling dasar.

    Di dalam kehidupan manusia, Allah menciptakan bukan semuanya berada di dalam kesejajaran. Tetapi ada ordo dan otoritas yang Tuhan nyatakan kepada kita. Kita diciptakan berdasarkan prinsip Allah Tritunggal, yaitu ada kesetaraan, sama-sama manusia tetapi ada ordo di dalam menjalankan fungsi dan pelayanan kita di tengah-tengah dunia. Jikalau kita tidak menghormati otoritas, sebenarnya kita juga tidak menghormati Tuhan. Anak-anak yang melawan orang tuanya, rakyat yang melawan pemerintah, murid yang melawan guru dan hamba yang melawan tuannya, pada prinsipnya adalah sama dengan melawan Allah secara langsung. Ini adalah prinsip-prinsip yang Tuhan nyatakan kepada kita dan perintah untuk memelihara ordo.

    Ketika Alkitab menyatakan seperti ini maka dalam pikiran kita sulit dan tidak mudah untuk dipahami. Firman Tuhan mengatakan untuk istri tunduk kepada suami, tetapi masalahnya adalah ada suami yang tidak bertanggung jawab dan memerintah istri macam-macam dan tidak bisa diterima. Perhatikan baik-baik, jika perintah suami bukan sesuatu perintah untuk kita itu berdosa langsung, istri tetap harus taat. Seorang anak tidak bisa mengatakan saya mau taat kepada Tuhan Yesus tetapi saya tidak mau taat kepada orang tua. Sekalipun seandainya orang tua kita belum mengenal Kristus, tidak takut akan Allah, tetapi kalau mereka menyatakan suatu perintah dan perintah itu tidak membawa kita kepada dosa langsung kepada Allah, maka kita harus taat dan tunduk. Ini adalah hal yang Tuhan nyatakan, karena Allah menciptakan seluruh dunia dengan ordo dan keserasian. Allah juga memberikan anugerah dan wahyu umum kepada mereka, dan mereka yang memelihara keluarga. Ini adalah prinsip-prinsip yang kita harus setujui. Akan tetapi, sampai berapa banyak dan berapa luas kita harus mentaati mereka? Jangan saudara taat atau tidak taat berdasarkan like or dislike. Tuhan sudah membawa kita berada di bawah orang itu, maka pasti ada rencana dan pimpinan Tuhan. Dalam konteks pekerjaan, mungkin saudara ingin keluar dari tempat kerja anda. Saudara boleh keluar secara baik-baik. Saudara menginginkan boss yang lebih baik itu tidak salah, tetapi seandainya itu tidak terjadi, seandainya Tuhan belum buka untuk hal itu, maka saudara taatlah.

    Sekali lagi, kecuali orang yang di atas kita meminta kita melakukan dosa langsung yang menghantam Allah melawan Allah; saudara dan saya harus di dalam ketaatan menjaga ordo. Di dalam ketaatan, Tuhan akan membentuk kita. Di dalam ketaatan itu ada penjagaan Allah terhadap kita ketika kita mau berbuat dosa. Celakalah jikalau kita ingin bebas. Kita akan celaka jika tidak ada orang yang akan memperingatkan, yang akan memberikan gesekan kepada kita dan yang akan memberikan warning kalau kita sudah berapa derajat lewat. Paling celaka itu adalah hamba Tuhan yang berusaha melepaskan ordo dari gereja. Padahal gerejalah yang menyatakan berkali-kali ada Pencipta dan ada ciptaan, ada Allah dan manusia. Gerejalah yang menyatakan bahwa kita harus taat kepada Allah, tetapi kita menyangkali. Kalau memang Tuhan meletakkan kita di situ biar kita boleh taat kepada Tuhan langsung. Tetapi kalau Tuhan belum nyatakan, belum meletakkan kita di situ, jangan memberontak. Banyak orang yang terus menerus memberontak. Jemaat memberontak kepada pengurus, pengurus memberontak kepada hamba Tuhan, hamba Tuhan memberontak kepada hamba Tuhan yang lebih senior. Itu seluruhnya mengacaukan ordo. Banyak perpecahan gereja yang bukan disebabkan karena teologia yang berbeda tetapi penyebabnya adalah ambisi manusia yang tidak mau berada di bawah ordo. Salah satu dari kecelakaan gereja yang saya takut sekali adalah kalau gereja itu independent, tidak memiliki sinode atau hanya sekedar nama agar pemerintah menaungi gereja itu. Hal seperti ini adalah penipuan, deception secara rohani yang tidak disadari. Jikalau Tuhan menyatakan sesuatu ordo kepada kita, biarkan itu ada. Karena itu artinya Tuhan mau membentuk kita, Tuhan mau menjagai kita. Prinsip kejatuhan Adam dan Hawa adalah “aku ingin seperti Allah, aku bebas, aku tidak mau ada di dalam ordo”. Biarlah keluargamu boleh harmonis, anak-anak mentaati orang tua, isteri taat kepada suami. Biarlah di dalam gereja boleh ada keharmonisan. Jemaat taat kepada pengurus, pengurus taat kepada hamba Tuhan, hamba Tuhan yang junior kepada yang senior, terus seperti itu dan kita semua takut kepada Tuhan. Biarlah di dalam satu pemerintahan, satu sekolah seluruhnya ordo ini tertanam. Apa yang akan dikerjakan oleh setan adalah untuk menjungkir-balikkan dan merusak ordo.

    Biarlah kita tidak menjadi orang yang begitu sombong di hadapan Allah. Miryam dan Harun, kakak kandung dari Musa sendiri. Miryam adalah orang yang berjasa kepada Musa, karena pada waktu Musa lahir, Musa lalu harus dihanyutkan di sungai, Miryamlah yang terus melihat adiknya sampai diambil oleh Putri Firaun. Pada waktu Musa sudah besar, Tuhan memilih Musa menjadi pemimpin. Miryam dan Harun suatu kali mengatakan, “bukankah Tuhan juga bicara kepada kita? Mengapa kita harus taat kepada Musa? “ Maka di situ Tuhan menyatakan penghakimannya kepada Miryam. Tuhan menghukum Miryam, Tuhan menyatakan Aku berbicara kepada hamba-hamba-Ku, tetapi lain kepada Musa, Aku berbicara muka dengan muka.

    Di tempat pekerjaan mungkin atasan kita adalah orang yang memiliki pendidikan yang lebih rendah dari kita, tetapi jika Tuhan menginginkan kita untuk taat, maka kita harus taat. Biarlah ini boleh menjadi pelajaran aplikasi pertama untuk kita taat kepada Tuhan. Biarlah kita boleh menjadi orang penurut-penurut Allah melalui Firman.

  3. Taat kepada Tuhan melalui Firman yang kita baca.

  4. Hal ini begitu jelas terdapat Yakobus 1:22-25. Ketika kita membaca dan mendengarkan Firman Tuhan, jangan hanya sekedar membaca tetapi renungkan Firman itu dan kemudian taatilah dan buat proyek ketaatan. Jangan membaca lalu melupakan. Alkitab menyatakan itu seperti seorang yang memandang kepada cermin, dia tahu, dia jelas tetapi begitu selesai dia meninggalkan cermin itu dan melupakannya. Tidak ada faedahnya sama sekali. Betapa banyaknya berkat yang dibuang karena kita memiliki sikap seperti itu. Begitu banyak orang di dalam gereja merasa begitu terinspirasi akan Firman yang di dengar, merasa disegarkan, dan tersentuh setelah mendengarkan Firman bahkan berlinang air mata tetapi begitu kotbah selesai, di dalam waktu hanya 5 menit melupakan semuanya. Sama sekali tidak memiliki satu komitmen untuk satu ketaatan. Kita seharusnya mendengarkan Firman dan kemudian memikirkan apa aplikasi dari Firman itu dalam hidup kita minimal di dalam satu minggu. Saya perkirakan 95% orang Kristen yang mendengarkan khotbah hanya mengingat ilustrasinya, tidak mengingat Firman-Nya. Bahkan banyak orang Kristen merasa diri pintar dan tidak perlu mencatat kotbah yang didengar. Kita seringkali dealing dengan Tuhan seperti main-main. Kita memperlakukan Firman seperti petasan. Orang begitu kagum akan petasan, setelah selesai melihatnya, lalu pulang, kemudian tidak ada urusan petasan dengan hidup kita dan tidak akan terjadi perubahaan hidup apapun. Kita memperlakukan Firman seperti itu.

    Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa jangan kita membaca Firman lalu kemudian melupakannya tetapi kita harus mengaplikasikannya. Sesudah membaca Firman, saudara kemudian mengaplikasikannya. Saya ambil contoh poin pertama yang sudah dibicarakan mengenai mentaati Allah melalui ordo, mentaati Allah melalui otoritas. Jikalau saudara sudah berkeluarga, sesampai di rumah, cek ordo di dalam keluarga saudara. Apakah istri-istri sungguh sudah taat kepada suami? Apakah suami-suami sudah mengatakan aku sudah mengasihi istri? Ada satu tulisan seperti ini: harus di sini mentaati suami yang takut akan Tuhan. Mentaati suami bukan mentaati suami yang tidak beres hidupnya. Suami harus mengasihi istri, suami harus takut akan Tuhan. Istri harus taat kepada kepada suami. Anak-anak harus taat kepada orang tua. Cek di dalam ordo keluarga saudara, cek di dalam ordo di dalam penghormatan kepada Tuhan di dalam gereja atau sekolah anda, dan ini menjadi sesuatu proyek ketaatan. Kalau tidak, maka seluruh Firman yang kita dengar dan mengerti, terinspirasi tapi tidak berbuah karena kita itu hanya mendengar lalu melupakannya. Ada seorang pernah mengatakan kepada saya, yang biasanya kita kerjakan itu adalah virtual obedience (ketaatan maya) tidak pernah ada bentuknya.

  5. Taat kepadaTuhan melalui Firman yang tertanam di dalam hati.

  6. Lihat Yakobus 1:21.“Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu, dan terimalah dengan lemah-lembut Firman yang tertanam di dalam hatimu yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.” Terimalah dengan lembut hati Firman yang ada di mana? Yang tertanam di dalam hatimu. Ini adalah cara kerja Roh Kudus yang mengingatkan kita. Di dalam Roma 1:14 dikatakan bahwa anak-anak Allah akan mentaati Roh Allah/Roh Kudus, dan salah satu aspek utama dalam pekerjaan Roh Kudus adalah Dia akan bekerja di dalam hati dan pikiran kita, mencerahkan hati nurani kita dengan Firman yang pernah kita baca atau dengar sebelumnya. Banyak orang Kristen memiliki pengalaman seperti ini, ketika berada dalam temptation atau sebuah kondisi, tiba-tiba Firman itu muncul dalam pikiran kita, bahkan kita sendiri tidak mengingat kapan membaca atau mendengar Firman itu, bahkan tidak ingat siapa pengkotbahnya. Mungkin pada waktu itu engkau sedang diperhadapkan dengan sesuatu yang membawamu kepada perzinahan, lalu tiba-tiba Firman itu muncul, “Kuduslah kamu sebab Aku itu kudus adanya”. Mungkin saudara mau menekan hati nuranimu, lalu Alkitab menimbulkan dalam pikiran saudara dan Roh Tuhan itu menyatakan, “Jangan mendukakan Roh Kudus.” Atau mungkin ada kekuatiran muncul, lalu kemudian saudara langsung teringat, “Jangan kamu kuatir.” Di saat seperti itu, saya sebagai hamba Tuhan menyatakan kepada saudara, jangan melawan/menekan/berusaha untuk mematikan Firman itu, tetapi Alkitab mengatakan terimalah dengan lembut hati dan kemudian taat. Jikalau kita tidak mau menerimanya, maka kita akan menekan dan merasionalisasi tindakan berdosa kita. Misalnya, ketika diperhadapkan dengan satu godaan untuk melihat video porno, pada saat itu Firman mengingatkan untuk hidup kudus tetapi saudara tidak mau taat dan mulai menekan, Roh Kudus beberapa kali mengingatkan tetapi saudara tekan sampai ke titik tertentu saudara bilang saya tetap bagaimanapun sebagai orang muda harus belajar sex itu apa, saudara mulai merasionalisasi, nontonnya hanya 3 menit, sesekali tidak akan apa-apa, terus merasionalisasikan/membenarkan diri, lalu kemudian saudara akan masuk di dalam temptation.

    Alkitab mengatakan terimalah Firman dengan lembut, adalah bahaya yang besar kalau kita menutup suara Roh Kudus dalam hati kita. Jikalau kita membiarkan dosa yang kecil sekalipun tetapi dilakukan berkali-kali dan setelah itu dirasionalisasikan maka hati nurani bisa membatu dan semakin jatuh ke dalam dosa yang dalam. Rasionalisasi dosa yang tertinggi adalah agama. Ada orang membunuh karena alasan disuruh oleh agamanya. Hati nuraninya dikaburkan, dimatikan, dan rasionalisasi sudah sampai yang tertinggi. Saudara mengerti itu proses mematikan hidup kita dengan dosa, menyakitkan, maka sebagai orang Kristen hiduplah dengan hati nurani yang murni. Sebagai orang Kristen, Alkitab mengatakan ingat akan cara kerja Roh Kudus. Roh Kudus akan mengingatkan kita, menyadarkan kita dan Roh Kudus memakai kalimat yang lembut di dalam hati nuranimu, dan sekali lagi Alkitab mengatakan jangan mendukakan Roh Kudus Allah.

  7. Taat kepada Allah melalui keadaan hidup kita.

  8. Lihat Roma 8:28,” Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”. Kejadian 50:20, “ Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-reka untuk kebaikan dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar”. Poin ini adalah kita taat kepada Allah dengan kita menerima dengan syukur atas Tuhan yang memimpin kehidupan kita, disebut sebagai providensia Allah. Providence dalam teologi adalah karya atau kerja Allah di dalam seluruh bagian hidup kita. Orang Kristen tidak mengenal arti kata sial atau kebetulan. Allah sedang merencanakan sesuatu dalam hidup kita. Bukan kebetulan seorang anak dilahirkan prematur atau kebetulan mendapatkan pekerjaan atau teman hidup. Ada rencana Allah langsung di dalam hidup kita.

    Kristus adalah kepala gereja dan Kristus yang sama adalah pemilik alam semesta, Dia mengontrol kejadian-kejadian di dunia ini untuk memberikan kebaikan yang tertinggi bagi gereja-Nya. Jangan mempercayai bahwa hidup anda itu adalah just natural event. Jikalau kita mengerti prinsip Alkitab mengenai providensia, maka saudara akan menyadari bahwa jalan Allah bukan saja membawa kita dari sini menuju ke Surga tetapi prinsip ini akan membawa Surga ke dalam jiwa kita. Berapa banyak orang yang tidak bisa rest, sakit hati berkepanjangan, discourage seumur hidup karena sesuatu hal terjadi tahun-tahun sebelumnya? Sebagai hamba Tuhan saya katakan bangun, berdiri, lihat Firman, berjalan di dalam iman, bukan berjalan di dalam pengertianmu sendiri. Alkitab dengan jelas mengatakan Allah-lah yang mengontrol hidupmu, dan yang menyatakan itu kepadamu. Tujuan-Nya adalah untuk satu, mendatangkan kebaikan bagi semua orang yang terpanggil, terpilih sesuai dengan rencana-Nya, kecuali saudara berada dalam dosa dan kemudian sesuatu yang jahat terjadi di dalam hidupmu, maka seandainya pun itu terjadi, sebagai hamba Tuhan saya katakan kepadamu, bertobatlah, dan ketika engkau bertobat, engkau akan menyadari misteri providensia Allah, yaitu Dia akan membalik sesuatu akibat dosa menjadi kecemerlangan yang besar di dalam Kristus. Ini adalah cara kerja Allah yang sulit sekali dimengerti yang Tuhan nyatakan. Apapun saja yang terjadi, apakah itu baik atau tidak beruntung, apakah menyenangkan atau mendukakan hati kita di masa lampau, maka sekarang kita boleh rest di dalam Tuhan, di dalam Firman-Nya, terimalah itu sebagai sesuatu kehendak Allah dan terimalah itu di dalam ketaatanmu kepada Allah dan nantikan Tuhan bertindak akan mengubah segala sesuatunya.

    Setan itu seakan-akan membawa pertaruhan di dalam hidup kita, dia ingin menghancurkan iman kita. Maka di situ saudara rela taat kepada Tuhan dan Tuhan akan balikkan, bahkan kalaupun berdosa, bertobatlah. Ingat peristiwa Daud. Tuhan memperhitungkan dosa Daud karena keadilan dan kesucian-Nya harus ditegakkan, tetapi uniknya, dari seluruh anak Daud, anak kedua dari dia dan Batsyeba, Salomo, itu yang dinaikkan Tuhan di atas tahtanya. Apapun saja yang terjadi, Tuhan itu Yesus Kristus adalah Kepala Gereja dan alam semesta, Dialah yang mengatur segala sesuatunya untuk kebaikan kita, nantikan Dia, dan lihat bagaimana Dia akan membalikkan semuanya untuk kebaikan kita dan itu adalah spesialis pekerjaan-Nya.

    Perhatikan dua tokoh ini, pertama adalah Yusuf, Yusuf itu adalah anak kesayangan, tetapi kemudian dimasukkan ke dalam perigi, diambil orang, kemudian menjadi budak Potifar. Yusuf berpikir hidupnya sudah habis, tidak lagi akan bertemu keluarganya tetapi kemudian di bekerja kepada Potifar, ternyata bagus, Yusuf diangkat jabatannya lalu istri Potifar memfitnah dia dan dia masuk penjara. Tetapi akhirnya Jusuf menjadi orang yang menafsirkan mimpi Firaun dan menjadi tangan kanan Firaun sampai bertemu kembali dengan keluarganya. Hidup Jusuf naik turun. Yusuf kemudian menyarikan hidupnya dengan satu hal (Kejadian 50:20) engkau mereka-rekakan yang jahat bagi hidupku, tetapi Allah mereka-rekakan yang baik yaitu melindungi seluruh bangsa ini dari kesusahan besar. Bersyukur untuk air mata, kesulitan untuk segala hal terjadi dalam hidup kita, karena Tuhan memberikannya kepada kita untuk kebaikan kita.

    Satu lagi adalah Daniel. Daniel pada waktu itu masih remaja, tentera Nebukadnezar datang dan membawa Daniel ke Babel. Berpuluh-puluh tahun dan tidak pernah kembali ke negerinya, tetapi kalimat pertama dari Daniel 1, menyatakan betapa kemahirannya, dia menyatakan Allah-lah yang menaklukan Yoyakim ini dan membawa Israel kepada Nebukadnezar, dia tahu peristiwa natural event itu sebenarnya adalah campur tangan Allah langsung di dalam hidupnya yang membawa Daniel dari Israel menuju kepada Babel. Daniel mengerti rahasia ini, dia mengerti bahwa natural event, hal yang kelihatannya kebetulan dan biasa saja, tetapi dia melihat natural event itu adalah tangan Allah yang tidak kelihatan memindahkan dia dari Israel ke Babel.

    Ada orang yang mengerti poin ke-4 ini dan ada orang yang tidak mengerti. Perbedaannya adalah kalau saudara mengerti Allah intervensi secara langsung dan tidak ada natural event dalam hidup kita, itu adalah intervensi providensia-Nya, membawa Daniel dari Israel menuju ke Babel, dia tahu bahwa ke Babel adalah calling, maka dia lakukan yang terbaik, dia bersaksi bagi Tuhan di tengah-tengah kondisi seperti ini, dia memuliakan Tuhan dan membuat orang-orang tahu bahwa YHWH itu hidup.Tetapi kalau Daniel tidak mengerti poin ini dan kemudian dia di bawa ke Babel, yang terjadi adalah seumur hidup dia akan mengasihani dirinya sendiri, dia tidak akan kembali lagi menjadi seorang pemuda yang bersinar, dia akan hancur di dalam hidup ini.

    Orang yang tahu hidupnya begitu menderita tetapi kehendak Allah jadi, maka dia tahu, this is my calling. Ini panggilanku, ini bukan sialku, aku dipanggil untuk ini dan aku memuliakan Tuhan untuk hal ini, aku akan bersaksi dengan seluruh kepahitan di dalam hidupku. Ada orang yang dipanggil untuk menjadi hamba Tuhan di perdesaan, ada orang yang dipanggil untuk menyatakan Tuhan itu hidup di perkotaan, ada orang yang dipanggil untuk menyatakan kebesaran Allah kepada orang orang rendah, ada orang yang dipanggil untuk menyatakan kebesaran Allah kepada orang-orang yang besar, aristokrat, ada orang yang dipanggil menyatakan kebesaran Allah melalui kesehatan, kesulitan, penderitaan dan sakit penyakit.

Saudara-saudara biar kita boleh mengerti, kita boleh taat kepada Tuhan, menerima seluruh yang dinyatakan-Nya di dalam Firman-Nya, di dalam ordo dan juga di dalam segala sesuatu yang terjadi di dalam hidup kita. Saudara mengerti hal ini, kita akan memiliki satu rest di dalam Tuhan dan kita akan mengerti panggilan kita setiap hari untuk mempermuliakan Dia dalam seluruh bagian hidup kita, dan nantikanlah Tuhan sampai Dia sendiri mengulurkan tangan kepada kita dan memberikan sesuatu kegemilangan dan sinar di dalam hidup kita, kiranya nama-Nya dipermuliakan.

^