[simple_crumbs root="Home" /]
kembali

Arti Panggilan: Follow Me (3)

Pengkhotbah: Pdt. Agus Marjanto, M.Th
Matius 4:18-22; Matius 16:21-24; Yohanes 21: 18-22

“Follow Me” adalah kalimat yang dikatakan oleh Yesus kepada orang-orang di sekitarnya. Tetapi, berapa banyak orang yang mau mengikut Kristus? Ini adalah panggilan yang agung, yang diutarakan oleh pribadi Allah yang agung itu sendiri, kepada manusia yang hina. Ini adalah panggilan untuk mendekat. Jangan pernah berpikir dan menganggap Allah itu seperti teman kita, yang bisa diperlakukan seenaknya. Gereja sudah tidak menghormati Allah, gereja sudah berkotbah dan sudah mendidik jemaatnya dengan menurunkan Allah dari singgasananya. Allah itu adalah Allah yang mencintai kita, tetapi cinta yang tidak bisa dipermainkan. Allah mencintai seluruh dunia, sehingga diberikan Anak-Nya yang tunggal sehingga setiap orang yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal dan tidak binasa, tetapi kalimat di bawahnya tidak pernah diperhatikan. Dia menyatakan bahwa yang tidak percaya, dia sudah berada di dalam hukuman. Martin Luther mengatakan, “Let God be God, let man be man”.

Apa makna “Follow Me”?

Pertama, panggilan untuk mengenal Kristus dengan dekat.

Kalimat yang sama diutarakan Kristus kepada gereja-Nya. Jikalau kita mempelajari kehidupan Kristus, kita bisa membaginya menjadi dua. (1) Pribadinya, the person of Christ. Kristus itu adalah Allah yang sejati, dan Manusia yang sejati. (2) the work of Christ. Teologi reformed, Calvin dan khususnya semua orang Puritan menyatakan satu pekerjaan Kristus yang inti, yang penting adalah membawa umat-Nya bersatu di dalam Dia (Union with Christ). Membawa umat-Nya bersekutu di dalam Dia, di dalam Dia maka kita mendapatkan keselamatan, di dalam Dia maka kita mendapatkan pengampunan dosa, di dalam Dia maka Bapa di Surga tidak menjadi murka kepada kita, karena seluruh kemurkaan sudah diberikan kepada Yesus Kristus. Di dalam tulisan-tulisan rasul-rasul Kristus, ada satu teologia, satu kalimat yang penting yaitu “di dalam Dia” (In Christ). Kristus di dalam kedaulatan dan anugerah-Nya membawa orang-orang yang dipilih-Nya, yang sebelumnya di dalam Adam dan mati di dalam dosa dan kegelapan, sekarang berada di dalam Dia. Ini yang dikerjakan oleh Kristus. Dia pergi dari kota ke kota, dari desa ke desa, untuk mencari yang terhilang. Dia pergi mengajar, mendidik jiwa bersekutu dengan Dia kepada Bapa. Dia membuat mujizat, melepaskan orang-orang dari setan, supaya mereka bisa bebas bersekutu dengan Bapa di Surga dan menyembah Allah. Persis seperti Musa mengatakan kepada Firaun, let my people go, biarkan umat-Ku keluar supaya dapat beribadah kepada-Ku. Kelepasan Tuhan dari seluruh ikatan dunia dan dosa, membuat kita dibebaskan. Bukan berarti hidup bebas liar tetapi hidup bebas untuk beribadah kepada Tuhan, hidup bebas untuk dimiliki oleh Tuhan sepenuhnya. Dia mati agar di dalam Dia kita dapat bersekutu dengan Bapa. Dia adalah mediator, pendamai itu sendiri dan setelah kematian dan kebangkitan-Nya, Dia naik ke Surga dan Dia mengutus Roh Kudus agar God with us, Immanuel. Supaya sekarang, tanpa tubuh, Kristus Yesus bersekutu dengan kita di dalam roh-Nya setiap hari dan setiap detik. Dia memberikan Roh Kudus kepada gereja-Nya, membangkitkan gereja-Nya dan gereja menjadi ibu dari seluruh orang yang ditebus oleh Kristus dan Dia menegaskan Sakramen Baptis Kudus maupun Sakramen Perjamuan Kudus agar dunia dapat merasakan persekutuan dengan Dia melalui indera kita.

Perhatikan seluruh apa yang dikerjakan oleh Kristus pada waktu Dia ada di dunia dan pada waktu Dia ke Surga. Dia mengutus Roh Kudus, Dia membentuk gereja-Nya dan pada waktu Dia berada di Surga, Alkitab mengatakan Dia berdoa syafaat untuk umat-Nya, seluruhnya berada di dalam satu terminologi ini, union with Christ. Kalimat Yesus Kristus kepada murid muridnya, “Follow Me, union with Me,” mendekatlah kepada-Ku, lihatlah Aku, lihatlah bagaimana Aku melayani, kenallah Aku. Berkali-kali, di dalam segala hal, Dia menarik hidup kita mendekat tetapi berkali-kali kita menolak panggilan itu. Kita menolak panggilan-Nya dengan alasan tidak ada waktu padahal kita lebih menyukai panggilan yang lain daripada panggilan Pencipta langit dan bumi. Kristus menyatakan untuk apa engkau menyebut-nyebut perjanjian dengan Aku, padahal pada waktu itu engkau tidak memperdulikan perjanjian itu. Biar kita mengerti siapa diri kita. Kita membutuhkan Dia. Satu kalimat dari Yesus Kristus, “Lakukanlah ini supaya engkau mengingat Aku, lakukanlah Perjamuan Kudus supaya engkau mengingat Aku”. Bukan Kristus perlu diingat, karena kalau kita tidak mengingat Dia yang celaka bukan Dia, melainkan kita. Kalau kita tidak ingat Dia, maka dosa akan banyak sekali dalam hidup kita tanpa terbendung, kalau kita tidak mengingat Dia di kayu salib maka kita akan menjadi manusia yang liar, kalau kita tidak mengingat hidup kita sudah ditebus, maka kita akan terus menerus berada di dalam kehidupan yang hina, dan kita pikir itu mulia, kecuali kita mengingat hidup kita ditebus, kecuali kita mengingat Tuhan sudah datang ke dunia dan mati bagi kita. Biar kita boleh sungguh-sungguh menghormati Dia.

Ada satu peristiwa di mana Tuhan digambarkan sebagai raja, mengutus seluruh bawahannya pergi kemanapun saja, mengundang orang-orang itu untuk datang ke tempat meja perjamuan, bersama-sama bersekutu, tetapi setiap orang yang diundang menolak dan tidak menghargai. Mereka mengatakan tidak ada waktu dan ada sesuatu yang lebih penting. Setiap kali gereja yang sejati menyatakan sesuatu hal untuk mendidik saudara dan saya, itu bukan panggilan supaya gereja penuh, tetapi panggilan untuk kita makin mengenal Kristus. Kita yang butuh gereja dan bukan gereja yang memerlukan kita. Ini adalah sesuatu kebenaran, biarlah kita boleh mendidik hati, jiwa dengan sungguh-sungguh di hadapan Allah. Jangan mempermainkan Tuhan, gereja yang sejati, atau hamba-hamba Tuhan yang sejati.

“Follow me, Peter”, maka ini adalah knowing God, mengenal Allah. Mengenal Allah dan tahu tentang Allah adalah dua hal yang beda. Mengenal Allah itu artinya memiliki satu keintiman, satu relasi encountering with God. Tetapi mengetahui tentang Allah itu adalah sesuatu pembicaraan dari buku, dari orang lain. Maka murid-murid diminta untuk datang, untuk mengenal Yesus Kristus, melihat sendiri apa yang dikerjakan, mendengar sendiri apa yang diajarkan. Kalau saudara memiliki buah apel, dari tampak luar saudara katakan buah apel ini bagus, merah, mengkilat, ranum, itu adalah saudara tahu tentang apel. Tetapi kalau saudara tahu tentang buah apel, lalu saudara gigit apel, kunyah, masukkan itu di dalam perutmu, itu artinya adalah saudara mengenal apel. Biarlah kita bukan saja pergi ke gereja, tetapi kenallah Tuhan, kenallah Firman, ini adalah sesuatu hal yang Tuhan sendiri nyatakan.

Dia sudah membuka diri-Nya untuk kita bisa mengenal Dia, masakan kita tolak satu undangan yang besar ini, dan bukan itu saja, Yesus mengatakan maka “Follow Me”, ikutlah Aku dan Aku akan menjadikan engkau penjala manusia. Ini adalah panggilan yang mulia, karena yang memanggil itu mulia dan akan menuju kepada kehidupan yang mulia. Semakin kita mengenal Kristus yang mulia, maka saudara dan saya kita akan tahu, hidup yang termulia itu hanya satu yaitu dipakai oleh Allah dan hidup yang dipakai oleh Allah adalah yang memperluas pengaruh Allah di bumi ini. Saya tidak menyatakan bahwa semua harus menjadi pendeta, tetapi yang saya mau katakan adalah di dalam hal apapun kita akan dipakai untuk menjangkau jiwa makin dekat dan makin mengenal Tuhan dan itu adalah sesuatu kemuliaan hidup.

Hidup itu selalu melihat Allah, hidup itu selalu dipakai oleh Allah, hidup itu selalu diurapi oleh Allah, hidup itu dipakai untuk membesarkan nama Allah di dunia ini dan menyebarkan pengaruhnya kepada bangsa demi bangsa itu adalah sesuatu hidup yang mulia.

Kedua, panggilan untuk memikul salib.

Beberapa bulan setelah itu dan menuju kepada hari terakhir, Yesus Kristus mengatakan kepada Petrus dan kepada murid-murid-Nya, “Aku akan pergi ke Yerusalem dan akan menanggung banyak siksaan dan Aku akan mati disalib di sana”. Maka, ketika bicara mengenai “Follow Me”, itu bukan saja panggilan untuk mendekat, tetapi juga panggilan untuk memikul salib. Ketika Petrus mendengarkan kalimat bahwa Yesus sebentar lagi akan dipaku di atas kayu salib maka Petrus menarik Yesus ke samping dan mengatakan itu tidak mungkin terjadi kepada-Mu, tetapi Kristus menyatakan, “Enyahlah Iblis, engkau memikirkan apa yang dipikirkan oleh manusia dan bukan yang dipikirkan oleh Allah”. Yang ada di dalam isi hati dan dipikirkan oleh Allah adalah Salib. Yesus Kristus mengatakan, “Pada-Ku ada makanan yang lain yang engkau tidak ketahui dan makanan itu adalah menjalankan kehendak Allah.” Kehendak Bapa yaitu salib adanya. Jadi, ketika kita bicara berkenaan dengan mengikuti Kristus maka kita bicara berkenaan dengan salib. Yang ada di dalam isi hati Allah terdalam bukan kemakmuran, bukan kehebatan Kristus, tetapi salib. Melalui salib Kristus akan dimuliakan, melalui salib maka seluruh raja akan bertekuk lutut di bawah Dia. Jadi yang harus menjadi inti dan pikiran dari gereja adalah salib dan bukan yang lain. Banyak orang mau menjadi Kristen tetapi tidak mau menjadi serupa dengan Kristus. Saya katakan kepada saudara-saudara, kelahiran baru itu artinya disatukan dengan Kristus Yesus, dan itu artinya salib. Salib adalah kehidupan yang dikosongkan sampai seluruh kehendak Allah itu jadi.

Melalui Alkitab kita dapat melihat bahwa yang dikehendaki Kristus Yesus adalah pemuridan bukan jemaat-Nya menjadi banyak. Karena hanya murid yang bisa mengguncangkan dunia dan bisa dipakai oleh Allah. Hanya kesejatian muridlah yang bisa diurapi oleh Allah dan dipakai untuk menjangkau dunia ini, menjala manusia. Aku akan menjadikan engkau penjala manusia. Dan sungguh-sungguh itu terjadi. Yesus tidak memerlukan orang yang banyak. Sebelumnya ada ribuan orang melihat mukjizat-Nya, memecahkan roti dan juga menggandakan ikan. Ribuan orang makan. Mereka menyanjung Yesus, Mesias yang ditunggu-tunggu dan di dalam Alkitab ada satu tulisan bahwa mereka mau mengusung Yesus menjadi raja. Tetapi Yesus kemudian mengundurkan diri, dan Dia tidak mau menjadi raja. Yesus menjadi raja itu memang kehendak Bapa, yaitu menjadi Raja diatas segala raja. Tetapi ketika orang banyak hendak menjadikan Yesus sebagai raja, Yesus tidak mau. Alkitab mengatakan karena Dia tahu apa yang ada di dalam isi hati mereka.

Hal yang terutama di dalam Kekristenan bukan berkat, bukan mukjizat. Hal yang terutama di dalam Kekristenan itu genuity, satu kesejatian Kekristenan, dan itu tergantung dari salib. Saudara mau mengetahui gereja itu sejati atau tidak bukan dari jumlah jemaatnya, atau Hamba Tuhannya tetapi apakah dia mengkotbahkan salib atau kesuksesan? Salib atau kemakmuran? Salib atau pikiran manusia?

Biarlah kita boleh kembali melihat apa yang Alkitab itu nyatakan. Salib. Salib adalah kesulitan, penderitaan, air mata disebabkan karena menjalankan kehendak Allah. Salib bukan penderitaan karena kita berdosa. Salib bukan penderitaan karena kita salah pilih jodoh. Salib bukan penderitaan karena aku mencuri, aku masuk ke jail, Itu adalah salibku. Tidak! Salib bukan dan tidak ada urusannya dengan bicara berkenaan dengan keinginanku yang tidak tercapai. Salib adalah berbicara dengan aku mau menjalankan kehendak Tuhan dan aku harus takluk dan aku harus taat dan aku harus menderita. Aku harus penuh dengan kesulitan seperti ini, tapi aku rela taat karena Dia itu mulia dan panggilannya adalah mulia adanya.

Ketiga, panggilan untuk hidup sepenuhnya dimiliki oleh Kristus sampai kita mati.

Sebanyak tiga kali Yesus memanggil Petrus, “Follow Me”. Yang pertama di danau Galilea, dan Petrus kemudian meletakkan jalanya. Petrus mengikut Yesus dan mau mengenal-Nya. Sekarang, ketika Yesus Kristus menyatakan isi hatinya yaitu Dia akan pergi ke salib, Dia akan disesah menderita, maka Petrus kemudian menarik, tidak mungkin. Yesus mengatakan “Follow me, Peter”. Petrus menyangkal Yesus dan kemudian Yesus Kristus sudah memulihkan seluruh relasinya. Tiga kali Petrus menyangkal Yesus dan tiga kali Yesus itu bertanya kepada Petrus apakah engkau mencintai Aku? Petrus menjawab, “aku mengasihi”. Dalam hati Petrus mengasihi tetapi Tuhan tahu begitu banyak dosa. Ini adalah suatu jawaban yang genuine di hadapan Tuhan. Kemudian Yesus menubuatkan bagaimana Petrus akan mati martir. Yesus mengatakan, saat ini engkau masih muda, engkau pergi ke tempat kemanapun saja engkau kehendaki. Tetapi pada waktu engkau sudah tua, maka engkau akan diikat dan engkau akan diseret menuju ke tempat yang engkau tidak kehendaki. Alkitab mengatakan bahwa itu menyatakan bagaimana Petrus mati martir. Dan sejarah gereja menyatakan Petrus mati martir dengan cara disalib dan salib itu diputar dengan kepala di bawah. Sebelumnya dia akan disalib seperti Yesus disalib, tetapi kemudian dia mengatakan kepada para penyalibnya bahwa dia tidak layak disalib seperti Tuhan Yesus, dia minta supaya disalibkan dengan kepala di bawah. Maka itulah menjadi akhir kehidupan Petrus. Petrus sudah menetapkan hidupnya. Petrus sudah mengerti arti mengikut Yesus. Ikutlah Aku untuk seluruh kehidupan yang Aku akan rancangkan bagimu. Ini adalah panggilan untuk hidup sepenuhnya dimiliki oleh Kristus sampai kita mati.

Tetapi setelah Petrus melihatnya Yohanes, teman sekerja Petrus, dia kemudian bertanya, “Guru, kalau aku nanti akan mati martir, apa yang akan terjadi kepada Yohanes?” Satu kalimat Yesus itu menggugah sekali. “Jikalau Aku menghendaki untuk dia tetap hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau ikut Aku!” Dia adalah Pencipta langit dan bumi. Dan Dialah yang menyatakan dengan kedaulatan-Nya dan kebesaran-Nya, jadilah terang, maka terang itu jadi. Dan Dia berbicara dengan danau itu, Diam! Dan danau itu kemudian langsung teduh. Dia menyatakan Akulah jalan. Dia menyatakan Akulah kebenaran. Dia menyatakan Akulah hidup. Dia menyatakan Akulah terang dunia. Seluruh kalimat Yesus begitu mempesona dan begitu besar tetapi ada satu kalimat yang diutarakannya kepada kita dan kalimat itu mengatakan: “Itu bukan urusanmu.” Kalimat ini begtu tajam. Apa yang membuat kita menghentikan langkah kita mengikut Kristus? Yaitu ketika kita membandingkan hidup orang lain yang lebih baik dari kita. Itu akan selalu mengganggu kerohanian kita. Ketika kita mengikut Kristus Yesus, biarlah hati kita boleh tenang untuk membuat mata kita selalu terarah kepada Kristus. Jikalau tidak seperti itu, kita akan kecewa. Kita tidak akan mengakhiri seluruh perjalanan iman kita sampai pada akhirnya dengan kemuliaan. Kita akan terus membandingkan diri kita dengan orang lain. Mata hanya melihat Kristus saja dan bukan yang lain.

Ketika Yunus mengikut Kristus, kotbahnya diterima. Ketika Yesaya mengikut Tuhan, kotbah Yesaya ditolak. Ketika Daud mengikut Tuhan, dari gembala menjadi raja. Tetapi ketika Nehemia mengikut Tuhan, dari istana raja menjadi mandor bangunan. Semuanya adalah bicara mengenai Follow Me”. Billy Graham, seorang hamba Tuhan yang terkenal dan besar yang dipakai Tuhan, ketika dia berkotbah, ribuan orang, bahkan satu juta orang berkumpul, dan setelah selesai berkotbah, dan banyak orang yang kemudian menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Tetapi, ketika saya membaca buku “Through The Gate of Splendor” tentang 5 orang misionaris, Auca Five dan pemimpinnya adalah Jim Elliot. Mereka pergi ke Ecuador dan kemudian dengan pesawat capungnya mereka sampai di sungai Curaray, penuh dengan lalat dan kemudian di situ berusaha untuk mengabarkan Injil. Tetapi belum sempat mengabarkan Injil, beberapa waktu kemudian mereka dibunuh oleh suku primitif. Auca Five itu mati dan mayatnya mengambang di sungai Curaray. Mereka meninggalkan istri dan anak-anaknya masih kecil. Dan ketika saya membacanya, air mata saya bercucuran dan saya bertanya kepada Tuhan. Mengapa? Ada orang yang dipanggil dan kemudian semua orang mendengarnya tetapi ada orang yang dipanggil tetapi kemudian tombak yang sampai kepada dia. Ada orang yang dipanggil sampai tua dan hidupnya mempermuliakan Kristus, tetapi ada orang yang dipanggil dan harus mati martir dalam usia yang begitu muda. Ada orang yang dipanggil bertemu raja demi raja, tetapi ada yang dipanggil masuk ke pelosok desa yang sama sekali tidak terkenal. Mengapa begitu berbeda? Satu hal: “Follow Me”. “Jikalau Aku menginginkan orang itu tetap ada sampai Aku datang, itu bukan urusanmu”. Kitab Ibrani mengatakan lihat selalu kepada Kristus Yesus yang memimpin iman kita dan membawa iman kita itu kepada kesempurnaan.

Saya akan mengakhiri dengan satu cerita yang sesungguhnya terjadi. Pada tanggal 7 Agustus 1954, kejuaraan lari satu mil British Empire di Vancouver, Kanada, menjadi mukjizat ketika dua pelari, Roger Bannister dan John Landy, dengan waktu yang mendekati 4 menit, berlari dalam kondisi puncak. Bannister terserang pilek selama seminggu sebelum perlombaan dan kaki Landy terluka sewaktu berjalan-jalan sehari sebelumnya namun keduanya masuk kualifikasi. Pada saat itu, Bannister berencana untuk agak melambatkan larinya selama putaran ketiga dan menyimpan tenaganya untuk putaran terakhirnya. Tetapi Landy tidak memperlambat kecepatannya. Dan dia menjadi jauh memimpin di depan. Bannister kemudian mengubah rencananya. Iya meningkatkan kecepatannya dan berhasil mendekati Landy. Landy tetap di depan, Bannister di belakangnya. Pada langkah-langkah terakhir sebelum mencapai garis akhir, orang banyak bersorak sorai. Landy tidak dapat mendengarkan Bannister di belakangnya, Landy lalu mengintai Bannister melalui bahunya. Pada saat itu, Bannister telah langsung melejit mendahuluinya dan kemudian menang. Intinya, Landy yang maksud awalnya berlari dengan baik sepanjang perlombaan untuk memenangkan perlombaan, akhirnya berlari untuk mengalahkan Bannister. Roger Bannister, menjadi orang pertama yang memecahkan rekor waktu itu. Dia bergerak dengan hati-hati pada awalnya, namun setelah menetapkan arah tujuannya, dia menyelesaikan dengan baik dan memenangkan perlombaan. Apa yang menjadi kekalahan iman kita? Saudara dan saya membandingkan diri kita dengan orang lain dan melupakan satu kalimat “Follow Me”

Panggilan Kristus bagi kita semua, “Follow Me”, panggilan untuk mengenal Dia, panggilan untuk memikul salib dan panggilan untuk hidup sepenuhnya dimiliki oleh Tuhan dan tidak membandingkan diri dengan orang lain.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

^