[simple_crumbs root="Home" /]
-->

Ketaatan (1)

Mazmur 95:1-11, 1 Petrus 1:14-16

Hari ini dan beberapa minggu di depan kita akan berbicara mengenai satu topik yang penting yaitu ketaatan. Ini adalah topik yang sangat penting, tetapi topik yang sulit. Tidak ada dari kita semua yang ahli dalam masalah ketaatan dan semua kita adalah orang yang bergumul di dalam ketaatan kepada Tuhan tetapi biarlah kita boleh memikirkannya karena seluruh esensi Allah menyatakan diri-Nya dan kehendak-Nya ujung akhirnya adalah obedience (ketaatan). Dia menyatakan diri-Nya kepada kita, menyatakan Firman-Nya, menebus hidup kita, memberikan Roh kudus untuk memimpin kita seumur hidup setiap hari, Dia memberikan Firman-Nya yang kita bisa baca maka seluruhnya berujung kepada satu hal yaitu ketaatan. Allah menyatakan diri-Nya kepada Musa berujung kepada satu hal yaitu Musa taat kepada Dia. Allah menyatakan Diri-Nya kepada Yehezkiel yang berujung kepada satu hal yaitu Yehezkiel taat kepada Dia. Allah menyatakan Diri-Nya kepada Abraham, kita dapat melihat ujungnya adalah Abraham taat kepada Dia. Ketaatan adalah hal yang essential di dalam kehidupan kekristenan. Biarlah kita tidak menipu diri kita sendiri, kita mungkin saja beribadah, memberikan persembahan, melakukan pelayanan demi pelayanan tetapi pertanyaan yang paling dasar di dalam hidup kita oleh Allah yaitu apakah kita berjalan di dalam jalan ketaatan atau tidak. Jalan ketaatan adalah jalan iman, jalan serupa dengan Kristus dan jalan di dalam pengudusan. Di dalam kitab Efesus, ada dua kata yang begitu tajam yaitu the son of obedience, dan the son of disobedience. Satu adalah anak-anak yang taat/penurut dan satunya lagi adalah anak-anak yang durhaka di hadapan Allah yang mata-Nya melihat seluruh jalan hidupmu dan yang mata-Nya tidak bisa dikelabui oleh fenomena beragama. Dia mengerti siapa sebenarnya orang yang sungguh-sungguh taat kepada Dia ataupun orang yang pura-pura taat di dalam ibadah kekristenan tetapi hatinya bengkok dan bahkan menggunakan Firman untuk tidak taat kepada Dia. Allah tidak melihat berapa saudara rajin, berapa saudara memberikan persembahan, berapa saudara melayani. Banyak orang memberikan persembahan untuk show dirinya, memberikan pelayanan karena di tempat lain dia tidak dihargai, berjuang keras untuk kebesarannya sendiri, maka semuanya itu putaran-putaran untuk diri dan bukan untuk ketaatan kepada Allah. Allah akan melihat jikalau melayani itu adalah karena saudara mau taat kepada Dia, memberikan persembahan karena saudara taat kepada Dia dan kalau saudara benar-benar berjuang untuk Kristus adalah karena saudara mau taat kepada Dia.

Tiga hal berkenaan dengan aspek ketaatan:

  1. Natur ketaatan (ontic, ontological)

  2. Pada hakekatnya ketaatan itu adalah hal yang Yesus katakan, sangkal diri, pikul salib dan ikut Aku. Biarlah kita boleh mengingat tiga hal ini. Kekristenan itu intinya adalah ketaatan dan ketaatan itu hakekatnya adalah sangkal diri, pikul salib dan mengikut Kristus. Suatu hari Yesus Kristus mengatakan kepada semua orang yang berduyun-duyun datang kepada Dia dan Dia menyatakan itu ketika Dia berjalan menuju ke Yerusalem, tetapi karena begitu banyak orang yang baru mendapatkan makanan dan berkat dan mujizat dari Dia, maka orang yang datang mungkin ratusan, mungkin ribuan orang berduyun-duyun lalu kemudian Dia berbalik, Dia menyatakan, “Barangsiapa tidak membenci ayahnya ibunya saudaranya laki laki perempuan dan orang-orang seisi rumahnya, dia tidak dapat menjadi murid-Ku, barangsiapa yang tidak menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti Aku dia tidak bisa menjadi murid-Ku”. Apa yang Yesus mau katakan dengan hal itu, perjalanan mengikut Dia, yang adalah Tuhan, dan perjalanan di dalam obedience (ketaatan). Saudara bisa menjadi pengikut gereja tetapi saudara tidak pernah menjadi pengikut Kristus. Tanda orang yang mengikut Aku adalah orang itu mentaati Firman-Ku, orang itu menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti Aku.

    Kalau saudara membaca buku William Ames (seorang Puritan), dia adalah orang pertama membangun Reformed Covenant Theology sebagai framework di dalam cara melihat Alkitab. William Ames mengatakan bahwa ibadah itu intinya adalah ketaatan, dan ketaatan itu adalah submissive performance of the will of God for the glory of God, suatu ketertundukan, suatu pernyataan dirinya mau tunduk kepada kehendak Allah untuk kemuliaan Allah. Mengikut Kristus adalah suatu panggilan ketika Firman itu sampai di dalam hidup kita. Saudara perhatikan poin ini, bandingkan apa yang dikatakan oleh para nabi di dalam Alkitab dengan para pemimpin dunia yang tidak bertanggung jawab ketika mereka mengatakan bahwa Allah berbicara kepada mereka. Pemimpin-pemimpin dunia yang tidak bertanggung jawab mengatakan bahwa mereka mendapatkan visi dari Tuhan dan yang mereka bicarakan adalah visi tentang kemakmuran, visi tentang hal yang besar, tetapi perhatikan apapun saja perkataan mereka baik itu visi maupun Tuhan berbicara kepada mereka atau penglihatan, lihat ujung akhirnya tidak ada ketaatan, di mana mereka harus sangkal diri, pikul salib dan ikut Kristus.

    Perhatikan baik-baik, ketika Allah berbicara kepada Yesaya, maka dia akan menjadi seorang yang sama sekali tidak dianggap oleh seluruh Israel ketika dia berkotbah, saudara lihat ketika Allah bicara kepada Yehezkiel maka dia harus dengan panas hati karena tidak rela, tapi dia harus taat, ketika Allah berbicara kepada Abraham, saudara-saudara bisa melihat orang yang hidupnya nyaman, tentram lalu dibuat oleh Tuhan terus menerus struggle setiap hari sampai mati. Allah memberikan Daniel pernyataan, dan ketika dinyatakan kepada Daniel maka dia harus dibawa ke Babel, dan seumur hidup harus berjalan di dalam sangkal diri, pikul salib, ikut Kristus, Thy will be done. Jikalau saudara mengerti ketaatan, saudara akan langsung mengetahui mana hamba Tuhan sejati mana palsu. Saudara langsung mengetahui mana kalimat Tuhan yang sejati, mana yang palsu, karena Allah itu suci adanya dan Allah itu benar adanya, dan apa yang dipikirkan berbeda dengan apa yang dipikirkan kita, dan cenderung hati kita adalah untuk diri kita, kenyamanan dan segala hal keberdosaan di dunia ini. Ketika Allah menyatakan diri-Nya di dalam kesucian pasti kita akan harus sangkal diri dan pikul salib, tidak bisa tidak. Ini begitu jelas di dalam Alkitab, ketika Allah berinteraksi menyentuh Ayub, maka seumur hidupnya berada dalam kesulitan demi kesulitan, pergumulan demi pergumulan. Jikalau Tuhan hadir di gereja ini, Tuhan hadir di dalam hidup-Mu, maka sebenarnya salah satu tanda adalah kita terus-menerus akan bergumul dan tidak ada rest (istirahat). Ketika Allah datang kepada Musa, Musa tidak bisa santai. Ketika Allah datang kepada Abraham, Abraham tidak bisa rest. Ketika Allah bicara kepada Ayub, apakah Ayub bisa tenang? Jawabannya adalah tidak. Jika demikian, apakah hidup orang Kristen tidak ada ketenangan? Tidak. Di luar kita mengalami kesulitan dan terus bergumul tetapi rest-nya ada di dalam hatimu karena engkau taat. Satu rest yang Tuhan ciptakan yang berbeda, kelihatannya tidak ada damai, tetapi ada damai, tidak ada sejahtera tapi ada sejahtera, itulah sebabnya Yesus katakan Aku memberikan sejahtera padamu dan sejahtera yang Aku berikan kepadamu lain daripada dunia ini, dunia ini sama sekali tidak mengenal sejahtera ini. Berbahagialah jikalau Tuhan memberikan pergumulan demi pergumulan. Kita tidak mencari pergumulan, kita tidak mencari-cari sendiri kesusahan. Tetapi kalau Tuhan menyatakan sesuatu kepada kita, maka ketika berjalan di dalam ketaatan kita akan penuh dengan pergumulan. Di luar, kita mengalami kesulitan yang luar biasa, tapi di dalamnya ada sejahtera Tuhan. Sejahtera itu adalah karena kita berjalan di dalam jalan Tuhan. Natur dari ketaatan adalah bicara mengenai sangkal diri, pikul salib, dan ikut Kristus.

  3. Mengapa saya harus taat

  4. Di dalam relasinya dengan Tuhan maka dua hal ini yang membuat kita harus taat kepada Dia yaitu:

    1. Dia Pencipta dan kita ciptaan.

    2. Kalimat pertama dari kitab Kejadian 1:1 sudah langsung membuat sebuah perbedaan kualitatif antara Pencipta dan ciptaan. Manusia sehebat apapun tetap dia adalah ciptaan. Kita boleh ada, boleh tidak ada. Dia selalu harus ada. Kalimat pertama dari Kejadian 1:1 sudah menghapus semua orang yang menginginkan dirinya sama seperti Allah ataupun mengangkat daripada ilah sama seperti Allah. Sama sekali berbeda, Dia adalah Pencipta dan kita adalah ciptaan-Nya. Implikasi dari kalimat Pencipta dan ciptaan adalah ordo. Kita harus menjadi orang yang mengerti ordo. Apakah saudara mengerti seluruh kesesakan, kehancuran dari dunia ini adalah karena tidak menghormati ordo. Bawahan melawan atasannya, rakyat melawan pemimpin yang ada yang diangkat oleh Tuhan, gereja yang di bawah melawan yang di atas, istri melawan suami, dan anak melawan orang tua. Jika manusia membalikkan seluruh ordo yang seharusnya maka seluruh tatanan dunia ini akan hancur. Lalu bagaimana dengan para pemimpin yang tidak beres, suami yang kejam dan pemerintah yang tidak benar? Itu satu-persatu akan kita selesaikan. Tetapi minimal di dalam hati, hal pertama yang harus ditetapkan adalah ordo. Dia Pencipta dan kita ciptaan. Begitu kalimat ini muncul, langsung terlihat perbedaan. Kita tidak akan pernah sama dengan Dia. Dia berhak untuk memutuskan segala sesuatu tanpa pertimbangan kita. Berkenaan dengan ordo, maka selalu di situ ada tuntutan dan kewajiban ketaatan.

      Jika kita perhatikan, seluruh pergumulan pergerakan agama-agama di dunia, baik di luar maupun di dalam Kristen selalu berusaha untuk menghancurkan konsep ordo atau berusaha untuk melunakkan ordo. Membuat ordo ini sedemikian rupa itu mengecil. Salah satu contohnya adalah atheist. A = tidak, Theist = God, maka Atheist = tidak ada Tuhan. Sebenarnya ketika bicara tidak ada Tuhan, apa motivasi dan implikasinya? Kalau tidak ada Tuhan, aku bisa bebas. Kalau tidak ada Tuhan, aku tidak perlu taat. Seluruh pergerakan agama itu sebenarnya hanya ingin satu, yaitu tidak mau mengakui adanya ordo, dan jika mau mengakui ada ordo itu sedemikian rupa dikecilkan. Ada pengajaran-pengajaran dari karismatik berusaha untuk menurunkan Kristus Yesus menjadi satu jajaran yang sama dengan kita. Mereka suka dengan kalimat-kalimat Yesus itu sahabat, teman yang baik dan teman yang manis. Semua itu tidak salah tetapi ketika mereka menyatakan hal itu, ‘Tuhan itu baik kepada engkau, Tuhan itu menyayangi engkau, Tuhan itu mengasihi dan menghibur engkau. Kalimat-kalimat itu tidak salah, tetapi saya mau tanya spirit-nya apa? Ujungnya apa? Apakah jemaat yang seperti itu adalah jemaat yang menghormati adanya hidup yang taat? Bukankah mereka akan berusaha untuk merendahkan Kristus dengan spirit mereka. Spirit itu penting. Di dalam Maleakhi dikatakan, engkau berikan perpuluhan maka tingkap-tingkap di langit akan dibukakan memberkati engkau. Kalimat dari Maleakhi ini tidak salah. Tetapi perhatikan baik-baik, Maleakhi menulis dan berkhotbah tentang hal itu untuk menghancurkan hati yang tamak, greedy. Mereka menyimpan uang untuk dirinya sendiri. Maka Maleakhi mengatakan, engkau tidak berikan perpuluhan. Berikan perpuluhan, uji Tuhan, Dia akan memberikan tingkap-tingkap langit itu dibukakan bagimu. Kau pikir Tuhan itu penipu? Saudara, itu mau menghancurkan dari hati yang tamak. Tetapi sekarang hamba-hamba Tuhan pakai ayat itu, ‘Berikan perpuluhan, kalau kau berikan perpuluhan, kau akan diberikan Tuhan begitu banyak uang. Engkau beri sepuluh diberikan seratus, seratus diberikan seribu, seribu diberikan sepuluh ribu, engkau akan kaya luar biasa. Lihat ini janji Tuhan, tingkap-tingkap langit itu dibukakan’. Saudara, kalimatnya sama bukan? Ayat Alkitabnya sama bukan? Tetapi spirit-nya berbeda. Spirit-nya yaitu aku memberikan, supaya aku dapat lebih banyak. Aku memberikan lebih banyak lagi. Maka itu spirit-nya adalah berusaha tamak! Satu kalimat yang sama, Maleakhi mengatakan itu untuk menghancurkan dosa ketamakan. Satu kalimat yang sama dari Maleakhi dipakai oleh hamba Tuhan dengan spirit yang lain yaitu membangkitkan dosa ketamakan. Yesus itu sahabat, Yesus itu Gembala yang baik, Yesus itu temanmu. Kalau engkau menangis, engkau akan diberikan “tissue” untuk menghapus air matamu, Tuhan akan menggendongmu. Kalimat itu tidak salah, karena memang itu dinyatakan di dalam Alkitab. Tetapi perhatikan ketika ada hamba Tuhan yang menyatakan hal itu, saya mau tahu ujung akhirnya untuk mendorong jemaat supaya taat atau sebenarnya melunakkan ordo? Biar kita boleh mengerti apa yang Alkitab nyatakan, Allah itu Pencipta dan kita adalah ciptaan. Ada Ordo, dan begitu ada ordo harus ada ketaatan.

    3. Karena Dia menyatakan diri-Nya, Dia Bapa dan kita anak.

    4. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Dia mengasihi kita dengan kasih yang suci. Ingat akan sepuluh perintah Allah. Kita tidak suka diperintah, tetapi saya mau membawa saudara mengerti cinta kasih Tuhan dan mengerti apa yang ada di dalam motivasi hati-Nya. Bukan untuk menurunkan ordo, tetapi untuk mendorong kita semakin taat kepada Dia. 10 perintah Allah dimulai dari ayat yang ketiga, Keluaran 20:3-17, semuanya berbicara mengenai, jangan. Kita mungkin tidak suka dengan kalimat-kalimat seperti itu. Tetapi ketika Tuhan menumbuhkan rohani kita, maka kita akan melihat secara comprehensive lebih daripada semuanya. Mengingat 10 perintah Allah, kita harus mengingat preamble / pembukaan Keluaran 20:1-2. Sebelum perintah itu dinyatakan, Allah menyatakan ‘Akulah yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, Akulah yang membawa engkau keluar dari tempat perbudakan’. Apa yang ada di dalam isi hati Allah sebelum Dia menyatakan hukum-hukum-Nya, yaitu love, cinta. Dia menyatakan Aku mengasihi engkau, mata-Ku ada padamu, Aku tidak membiarkan engkau, Aku tidak rela melihat engkau berada di dalam penderitaan, engkau Aku tuntun dengan tangan-Ku yang tidak kelihatan keluar dari mereka, dari tempat perbudakan dari Mesir itu. Aku mengasihi engkau.

      Ketika Firman, ketetapan dan perintah itu diberikan kepada kita, apa yang menjadi isi hati Allah? Love, cinta. Dia mencintai saudara dan saya, maka disini mengenal motivasi Allah itu penting sekali. Salah satu teknik dari Setan adalah dia berusaha membuat engkau tidak taat dengan engkau memikirkan hal yang salah, meragukan motivasi Allah. Jikalau itu terjadi, engkau merasa Dia adalah Allah yang kejam, Allah yang tidak suka ketika engkau tertawa, Allah yang tidak suka ketika engkau itu gembira. Tidak! Ketika Dia menyatakan perintah-Nya, itu keluar dari isi hati-Nya untuk care kepada kita, untuk memperhatikan kita. Mata-Nya melihat engkau dan saya supaya jangan celaka. Dia mencintai engkau dan saya. Pdt Rudi Gunawan, menyatakan di dalam bahasa aslinya, bahasa Ibrani, kata jangan ini adalah don’t, bukan no. Kalimat Tuhan itu boleh sebenarnya dikatakan jangan ada padamu allah lain. Jangan mencuri, jangan bersaksi dusta. Dia adalah Allah yang suci dan berdaulat. Tetapi Dia adalah Allah yang tidak pernah memaksa untuk kita taat. Dia adalah Allah suci, berdaulat dan Allah yang mengasihi kita. Ketika Firman-Nya diberitakan kepada kita maka itu adalah untuk kebaikan kita. Penting sekali kita mengenal Allah supaya mengenal motivasi-Nya dan mengenal motivasi-Nya dengan trust (percaya) kepada Dia. Banyak orang Kristen tidak membaca Firman sehingga tidak pernah trust kepada Tuhan. Banyak orang Kristen tidak membaca Firman, saudara mungkin beribadah, mendengarkan kotbah yang bagus, saudara mungkin pulang memuji Tuhan karena kotbahnya bagus. Tetapi engkau tidak pernah taat dan tidak ada keintiman dengan Tuhan karena engkau tidak membaca Firman, dan terus-menerus meragukan motivasi-Nya. Setan akan berusaha membuat engkau seperti itu, karena inti semuanya adalah Firman. Dari Firman, kita bisa mengenal Allah, kita bisa mengerti motivasi dan isi hati-Nya dan saudara mengerti hati-Nya yang tidak terlihat oleh matamu, mengerti kebaikan-Nya dan engkau mentaati-Nya. Firman itu penting untuk kita mengenal motivasi Pencipta dan penting untuk kita taati. Karena taat kepada Firman itu akan mengarahkan seluruh hidup kita. Dengan saudara membaca Firman baik-baik, saudara akan semakin mengenal Allah. Semakin saudara mengenal Allah, saudara tidak meragukan isi hati-Nya. Semakin saudara tidak meragukan isi hati-Nya, saudara akan belajar untuk mempercayai Dia dan saudara mentaati-Nya. Jangan mau ditipu oleh setan. Engkau mungkin memiliki banyak pelayanan, banyak ibadah, tetapi engkau sangat sedikit sekali di dalam obedience. Pada pagi hari ini, panggilan bagi saudara-saudara sekalian, belajar taat. Sepanjang satu tahun ini, bertumbuhlah di dalam ketaatan di dalam jalan Kristus. Belajar taat bukan belajar dengan, ‘aku mau taat!’, tidak mungkin. Belajar taat adalah dengan belajar mengenal Dia yang memiliki Firman yang akan kita taati. Kiranya nama-Nya ditakuti dan nama-Nya dikasih di dalam hati kita semua.

^