[simple_crumbs root="Home" /]
kembali

Ujian, Pencobaan dan Kemenangan (13)

Pengkhotbah: Pdt. Agus Marjanto, M.Th
Matius 4:8-10 & Lukas 9:22-23

Kita sudah beberapa kali bicara berkenaan dengan temptation of Jesus Christ. Perhatikan, dari pencobaan pertama, kedua dan ketiga, setan menembus jantung dari pada Anak Allah. Ini adalah peperangan rohani yang besar sekali. Setan berusaha untuk menaklukkan Kristus di dalam hal ini. Setan menawarkan satu kemuliaan bagi Kristus Yesus tanpa salib. Bukankah itu satu pencobaan real bagi kita semua? Jikalau kita sudah lahir baru, kita makin bertumbuh secara rohani, ada satu keinginan di dalam hati kita yang tidak terkatakan, dan keinginan itu makin lama makin kuat, yaitu kita ingin hidup kita yang cuma satu kali itu mempermuliakan Bapa di Sorga. What is the chief end of man? To glorify God. Tetapi di dalam seluruh hidup kita, apa yang kita itu ingin hindari? Satu hal, yaitu salib. Lihatlah betapa setan berhasil menjebak kita semua di dalam temptation ketiga ini. Kita tertipu dengan satu pikiran bahwa kita sedang memuliakan Tuhan dan kita dapat memuliakan Tuhan tanpa salib. Jawabannya adalah tidak pernah. Alkitab menyatakan: “Bapa dipermuliakan jika dan hanya jika Anak dipermuliakan”. Anak dipermuliakan jika dan hanya jika Dia menjalani jalan salib. Hal ini juga menjadi dasar daripada seluruh kehidupan kita untuk mempermuliakan Bapa di Sorga. Kita akan mempermuliakan Bapa di Sorga jika dan hanya jika kita menjalani jalan salib.

Dalam Yohanes 12:20-36, saudara akan menemukan: relasi antara kemuliaan Kristus dengan mati di atas kayu salib, dan kemudian relasi antara kemuliaan Kristus dengan kemuliaan Bapa di Sorga, dan kemudian ini juga menjelaskan bagaimana seharusnya kita hidup mengikut Kristus untuk mempermuliakan Bapa di Sorga.

  1. Lihat apa relasi antara kemuliaan Kristus dengan mati di atas kayu salib. Perhatikan ayat 23, begitu Dia bicara Anak Manusia dimuliakan, Dia langsung menggabungkannya dengan kematian. Ayat 24-25, ketika Anak Manusia menyatakan bahwa telah tiba saatnya Anak Manusia itu dimuliakan, Dia memberikan satu definisi, Kemuliaan Anak Manusia adalah ketika Dia menanggung apa yang menjadi kehendak Allah bagi Dia, yaitu salib. Perhatikan ayat 27, 32-33. Ini pasal yang penting sekali, satu ayat kunci, menggabungkan antara kemuliaan Anak Allah, kemuliaan Anak Manusia, yaitu Yesus Kristus dengan salib.
  2. Apa relasi kemuliaan Kristus dengan kemuliaan Bapa? Dia menyatakannya di ayat 28. Ayat ini berbicara mengenai bahwa telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. Perhatikan, Bapa dipermuliakan, jika dan hanya jika Anak Manusia dipermuliakan dan Anak Manusia itu dipermuliakan, jika dan hanya jika Dia menjalani jalan salib.
  3. Dan kemudian apa yang Tuhan inginkan bagi kita semua. Perhatikan ayat 26. Banyak orang melayani karena ada waktu sisa untuk dia melayani. Banyak orang memberi karena dari kelimpahannya dia memberi. Tidak ada satu perasaaan korban atau sakit di dalamnya. Satu hal yang saya paling takuti di dalam hidup saya adalah saya itu melayani, tetapi Tuhan menyatakan engkau tidak melayani Aku, engkau melayani dirimu sendiri. Menakutkan! Aku melayani tanpa salib. Aku melayani tanpa kehendak Allah di dalam hidupku. Alkitab dengan jelas menyatakan untuk the glory of God, untuk memuliakan Bapa di Sorga, maka ada the glory of Son, Anak Manusia itu akan dimuliakan, tetapi harus dengan salib. Ini bukan satu berita yang menyenangkan, tetapi ini adalah sesuatu kebenaran. Apakah kita mencintai suffering? Jawabannya adalah tidak. Tetapi ini adalah Firman Allah yang harus dinyatakan.

Yesus mengatakan, “Kalau engkau mau menjadi murid-Ku, engkau harus menyangkal dirimu, memikul salibmu setiap hari.” Jelas bahwa Bapa di Sorga akan dipermuliakan jika dan hanya jika Anak dipermuliakan dan Anak dipermuliakan jika dan hanya jika harus melalui salib. Yesus Kristus mengatakan salib itu bukan sesuatu yang Dia pikul sendiri. Dia mau untuk seluruh pengikutnya mengikut Dia. Kehidupan Kristen itu adalah kehidupan yang memikul salib setiap hari, mungkin penuh dengan air mata tetapi ada kekuatan dan anugerah dan sukacita dari Tuhan sampai mati, dan itu adalah kemenangan. Salib Kristus adalah tempat di mana Kristus mati menggenapi kehendak Bapa yang melaluinya kita dilepaskan dari tuntutan kematian karena murka Allah, yang melaluinya kita mendapatkan hidup yang baru dan hidup yang baru itu adalah hidup yang dibenarkan dan hidup yang terjadinya proses pengudusan sampai kita bertemu dengan Tuhan. Kita mengerti, kita bisa mendefinisikan salib Kristus. Dan Kristus menyatakan dengan salib yang Dia tanggung, maka kita dibebaskan dari neraka, tetapi Alkitab juga menyatakan dengan salib yang Kristus tanggung, kita bukan saja dibebaskan dari neraka tetapi itu juga berarti kita diminta memikul salib kita setiap hari.

Lalu kemudian bagaimana kita bisa mendifinisikan salib kita? Apa bentuknya? Ini adalah satu kata yang seakan-akan kita mengerti tetapi begitu kita pikirkan, kita makin lama makin memikirkan kata ini begitu luas dan sulit untuk didefinisikan. Sama seperti mendefinisikan kasih. Orang mengkaitkan kasih dengan feeling atau afeksi yang dalam tetapi tetap tidak bisa mendefinisikannya. Sampai saya menemukan karena God is love. Kalau saya mau mendefinisikan kasih, maka itu artinya saya bisa menjabarkan dan mendefinisikan Tuhan itu siapa. 1 Korintus 13 berbicara mengenai kasih itu panjang sabar, kasih itu tidak mencari keuntungan lalu kemudian di bawahnya dan kasih itu tetap untuk selama-lamanya. Kasih itu tidak berkesudahan. Itu berarti menyangkut eternity. Itu menyangkut karakter. Itu bukan hanya feeling. Itu menyangkut kebenaran, kesucian, semuanya. Kalau engkau mau tahu kasih, engkau tidak bisa mendefinisikannya, tetapi engkau bisa mengenal Kasih, maka lihatlah Yesus Kristus. God is love. Ketika Yesus mengajar, itu kasih. Ketika Dia menyembuhkan, itu kasih. Ketika Dia itu menyerang dosa, itu kasih. Ketika Dia menghardik orang Farisi, ahli taurat dengan kalimat yang begitu tajam, itu kasih. Kita selalu salah, kalau ada orang memberikan senyumannya, itu kasih. Kalau menghardik tajam, bahkan mengatakan engkau munafik, itu bukan kasih. Kristus adalah penjelmaan dari kasih Allah. Dia adalah pribadi kasih yang pergi kemana-mana.

Sekarang balik lagi kepada salib. Kita bisa mendefinisikan salib Kristus tetapi apakah salib kita? Ini adalah sesuatu yang sulit untuk didefinisikan, tapi ini adalah sesuatu kehidupan yang harus kita jalani. Saya akan memberikan beberapa pendekatan.

  1. Salib kita itu bukan karena dosa.
    Segala penderitaan, ketidaknyamanan, sesuatu hal karena dosa atau akibat pilihan hidup yang bodoh, itu bukan salib. Saya harus mengatakan hal ini karena banyak orang mengatakan hal-hal yang salah mengenai salib. Ada orang itu berani mengatakan suamiku itu salibku. Itu adalah karena saudara salah menikah. Kehidupan yang kita derita karena dosa, karena akibat pilihan hidup yang bodoh, bukan salib. Jikalau Saudara tidak mendidik anak, tidak mengajarkan anak menjadi orang yang bertanggung jawab, jujur, dan tidak mengajarkan anak dengan sungguh-sungguh sepenuh hati untuk takut kepada Tuhan meskipun kita tidak tahu hasil akhirnya seperti apa karena itu adalah kedaulatan Allah. Jikalau Saudara tidak mengeluarkan air mata untuk itu, tidak mau untuk ambil waktu untuk itu, menjadikan anak itu kemudian bukan saja rebel kepada saudara, tetapi juga kepada kebenaran, maka anak itu menjadi orang yang hidup seenak-enaknya, susah sedikit langsung menangis, tidak mau kerja keras, tidak mau berjuang, tidak mau bersungguh-sungguh bagi hidupnya, dan kemudian menjadi beban seumur hidup di masa tua saudara. Saudara jangan mengatakan itu salib! Itu adalah kebodohan, dan dosa kita sendiri. Banyak orang melakukan free sex lalu kemudian ada AIDS, hamil di luar nikah, lalu kemudian mengatakan: ‘Anak ini salib yang Tuhan itu berikan.’ Tidak ada! Jangan merohanikan sesuatu yang dosa! Itu adalah kebodohan mereka sendiri. Tetapi adalah benar jikalau kita yang sudah jatuh di dalam kesalahan dan dosa seperti ini, kemudian kita bertobat, kita kembali ke jalan Tuhan, maka uniknya, Alkitab dengan jelas menyatakan itu ada sebuah rest yang engkau akan dapatkan di dalam jiwamu dan all things work together, segala sesuatu bekerja bersama-sama dengan kemudian engkau rela jalani dan engkau akan melihat bahwa kesulitan itu, penderitaan yang tadinya adalah karena dosa; Tuhan bisa ubah untuk menjadikan salib yang Dia berikan kepada kita menjadi kemuliaan bagi nama-Nya. Itu adalah miracle yang besar dari Tuhan. Orang-orang di dalam Kristus tetap akan diberikan anugerah jikalau kita kembali kepada Tuhan. Apapun saja kesalahan saudara dan dosa yang harus ditanggung, akibatnya harus ditanggung. Asal sungguh-sungguh kita bertobat, dan kemudian kita rela menjalani seluruh jalan yang memang karena kesalahan kita, di dalam anugerah yang besar, yang tidak terkatakan, Dia sanggup memutarnya dan akibat dosa menjadi kemuliaan bagi nama Dia.
  2. Salib juga tidak bisa kita lihat dari fenomenanya.
    Seseorang hidupnya miskin bukan karena dia menjalani salib. Apakah harus miskin baru namanya salib, seperti Abraham? Belum tentu. Apa yang terjadi pada Abraham tidak terjadi pada Ayub. Apakah harus ada kematian baru namanya salib? Tidak tentu. Ayub menjalaninya tetapi yang lain tidak. Apakah harus ada turun jabatan baru itu namanya salib? Belum tentu. Mungkin juga bisa naik jabatan tetapi pikul salib di dalamnya. Turun jabatan itu salib siapa? Nehemia. Apakah harus ditolak seperti Yesaya baru namanya salib? Memang kita akan ditolak oleh orang dunia tetapi tidak berarti orang yang memikul salib itu pasti tidak dikenal oleh orang lain dan tidak dihargai oleh orang lain. Apakah harus melayani musuh baru itu adalah pikul salib di dalam pelayanan seperti Yunus. Jawabannya dalah tidak. Apakah itu harus diberikan direct oleh Tuhan seperti Abraham itu: “Engkau keluar dari Ur-Kasdim.” Itu kalimat dari Tuhan. Jawabannya adalah tidak. Ayub mendapatkan salib yang dari Tuhan, kehendak Tuhan terjadi dari second cause of provident. Ada orang jahat yang akhirnya membunuh anak-anaknya. Ada orang lain dan tidak ada kalimat Tuhan di situ. Ketika melihat salib, sebenarnya melihat secara keseluruhan kehidupan manusia. Hidup memikul salib adalah hidup yang selalu disatukan di dalam Kristus.

Hidup memikul salib adalah hidup yang merupakan panggilan kita. Jikalau saya boleh memberikan beberapa hal, maka ketika bicara mengenai salib; maka hal yang pertama itu adalah adanya beban, penderitaan, kesulitan, adanya jalan hidup. Yang kedua, bukan saja jalan hidup beban, kesulitan, penderitaan tetapi diberikan oleh Allah baik secara langsung maupun menggunakan second causes. Hal yang ketiga adalah agar kita dibentuk serupa dengan Kristus. Dan yang keempat adalah: dan melaluinya nama Kristus itu dikenal. Keempat hal ini jika digabungkan menjadi satu menjadi hidup yang dikosongkan agar seluruh kehendak Allah jadi di dalam dan melalui hidup kita untuk menggenapi nama-Nya, untuk nama-Nya dipermuliakan.

Banyak orang menginginkan melalui hidupnya nama Tuhan dipermuliakan tetapi tidak masuk proses di dalam hidupnya. Ketika seseorang disatukan di dalam Kristus, union with Christ, dua hal ini terjadi, pertama adalah pembenaran (justification). Justification, didapat dari event pada masa lampau yaitu Christ died for us, Kristus mati bagi kita. Kita dilepaskan dari kematian kekal. Itu adalah pembenaran (justification). Tetapi aspek kedua, pengudusan (sanctification) kalau saudara-saudara mau mendefinisikannya berdasarkan salib adalah satu jalan hidup sekarang, setiap hari di dalam diri kita untuk kita mati setiap hari. Bagi orang Kristen, salib itu bukan hanya sesuatu tempat subtitusi pada masa yang lalu tetapi satu tempat eksekusi setiap hari, daily execution. Eksekusi terhadap diri kita, menjatuhkan kematian kepada diri kita. Mati terhadap kesombongan diri, mati terhadap rancangan-rancangan masa depan yang kita sendiri create bagi diri kita, mati untuk hidup yang berpusatkan pada diri. Salib akan membentuk hidup kita. Dan ketika itu ada, ketika bentukan itu ada di dalam, maka kemudian kita baru bisa menyatakan kemuliaan Allah di luar. Oswald Chambers menyatakan: Sebenarnya seluruh pengalaman hidup kita dirancang untuk menyanggupkan kita memasuki hubungan terakrab, kesatuan dengan Yesus Kristus dan kesatuan yang terakrab dengan Yesus Kristus adalah jikalau kita rela memikul salib yang disediakan bagi kita. Sekali lagi, ini bukan hal yang mudah. Tetapi tidak ada jalan lain, Alkitab tidak memberikan jalan yang lain. Alkitab tidak memberikan kemungkinan yang lain untuk hidup kita mulia kecuali melalui jalan salib dan tidak mungkin ada jalan yang lain untuk hidup kita mempermuliakan Bapa di Surga tanpa jalan salib.

Satu hal yang hilang di dalam kekristenan adalah berita tentang salib. Dan karena berita tentang salib itu sudah digeser dari mimbar gereja, maka banyak jemaat yang begitu sangat tulus, mereka tidak mengerti dan tidak mengenal apa itu salib yang Tuhan nyatakan di dalam hidup kita sehari-hari untuk kita tanggung setiap hari. Menjadikan kekristenan itu kelihatan sekali Kristen tetapi sebenarnya itu tidak pernah mempengaruhi dunia. Kelihatan besar tetapi sebenarnya intinya itu hilang. Ketika kebesaran itu meletus, itu seperti balon yang di tengah-tengahnya kosong. Dan itu yang sudah mencemari dunia ini, mencemari gereja ini, mencemari gereja di seluruh dunia karena berita tentang salib dan orang-orang yang memikul makin lama makin sedikit.

Mari kita lihat sekarang beberapa ayat penting berkenaan dengan salib Kristus. Lihat Filipi 3:17-19. Paulus menangis untuk hal ini. Orang-orang yang menjadi seteru salib. Ini adalah bicara mengenai gereja. Perhatikan ayat yang ke 19. Kemuliaan dunia, uang dan juga seluruh kemuliaan mereka, pikiran mereka adalah segala sesuatu yang duniawi yang dikhotbahkan, diajarkan di dalam gereja. Paulus mengatakan orang-orang seperti ini adalah seteru salib. Lihat 1 Korintus 1:23. Perhatikan, gereja yang akan terus menerus memberitakan salib dan kita yang mau untuk rela pikul salib, bagi orang-orang Yahudi, orang-orang beragama adalah satu batu sandungan. Bagi orang-orang gentile, orang-orang dunia, adalah sesuatu kebodohan. Saudara harus mengerti; gereja ini adalah gereja yang bodoh. Sungguh. Sebagai hamba Tuhan, saya musti mengatakan sesuatu. Saya tidak dipanggil untuk menyenangkan manusia. Saya tidak dipanggil untuk uang. Saya juga tidak dipanggil untuk masa depan saya itu gilang-gemilang dan dikenal oleh banyak orang. Gereja ini adalah gereja yang bodoh. Dan saudara adalah orang-orang yang bodoh jikalau mengikuti gereja ini. Saudara harus tahu, itu adalah hal yang disediakan Tuhan bagi kita.

Terakhir, lihat Lukas 14:25-26. Ada satu rahasia rohani di dalam hal ini. Perhatikan ayat 33-35. Perhatikan 2 hal ini yang menjadi dasar seluruh pelayanan kita.

  1. Beritakanlah Kristus yang tersalib. Jikalau Anak Manusia itu ditinggikan, Dia akan menarik banyak orang kepada-Nya. Jangan pernah mengganti berita salib untuk membawa banyak jiwa ke dalam gereja. Kita tidak dipanggil untuk membawa orang lain datang kepada kita, tetapi kepada Kristus. Orang lain datang kepada Kristus itu adalah harus dengan salib yang diberitakan. Dan camkan di dalam hati kita seumur hidup, kapanpun dan sampai kapanpun Tuhan memberikan kita untuk pelayanan kepada Dia. Kabarkan salib, percayalah kepada Firman itu dan lihat bagaimana Tuhan akan membangkitkan orang-orang yang bahkan kita tidak pernah duga sebelumnya. Bicarakan Tuhan yang tersalib dan itu adalah kunci pertumbuhan jumlah jemaat yang sejati. Perhatikan ayat yang tadi kita baca. “Barangsiapa yang tidak memikul salib dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.” Lalu Yesus Kristus menyatakan bagaimana kita harus menghitung harganya. Lalu kemudian yang terakhir itu Dia katakan: “Garam itu memang baik tetapi jika garam menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan?” Saya sangat terkejut dengan prinsip ini. Saudara dengarkan baik-baik. Gereja yang menghilangkan salib itu adalah gereja yang sudah jadi tawar. Saya menemukan satu prinsip ini, secara rohani, saudara dan saya mau menjadi garam yang tidak tawar? Kabarkan salib. Maka mari kita rela meskipun sulit, pikul salib.
  2. Belajarlah mengenal Allah yang mulia sehingga kita rela memikul salib kita. Salib itu memang sesuatu yang tidak mudah, tidak enak, menjadikan kita berair mata. Tetapi uniknya di dalam kerelaan, Tuhan sekali lagi, mengubahnya di dalam mujizat-Nya, salib itu menjadi mulia karena kita ketika memikul salib itu menjadi priviledge, hak istimewa yang Tuhan berikan dalam hidup kita. Salib itu menjadi sesuatu yang mulia. Lihatlah semua orang yang dipakai Tuhan, para misionaris dan bapak-bapak gereja. Mereka itu mulia bukan karena mereka diam saja, saat teduh setiap hari. Tidak. Mereka mulia itu karena mereka memikul salib. Apa yang menjadi saat teduh itu mereka jalankan di jalan. Di dalam perjalanan mereka memikul begitu banyak kesulitan dan aniaya. Tetapi itu menjadi kekuatan. Ketika memikul salib kita sedih, tetapi uniknya Alkitab mengatakan: kalau engkau memikul salib, engkau bisa tersenyum karena itu mulia. Alkitab mengatakan: Kekuatan kita adalah salib Kristus. Paulus menyatakan: Aku tidak mau bermegah selain dari salib Kristus. Dua hal ini sekali lagi, pertama; kabarkan salib. Kedua adalah kenallah Tuhan karena Dia itu begitu mulia dan karena kita makin lama makin melihat kemuliaan. Salib yang kecil itu yang kita tanggung, tidak menjadi sesuatu hal yang hina; menjadi sesuatu hal yang membuat kita mengasihani diri tetapi membuat kita menjadi terhormat, menjadi mulia, menjadi anugerah yang besar karena siapakah kami sehingga kami boleh memiliki salib untuk boleh mempermuliakan nama-Mu. Kiranya kita boleh berbangga di dalam salib Kristus.
^