[simple_crumbs root="Home" /]
-->

Natal dan Kenapa Ada Kejahatan

Matius 2 : 13-18

Peristiwa di Martin Place, Sydney dan kemudian di Cairns, ada 8 anak dibunuh, peristiwa yang mengejutkan bagi orang-orang Australia ini sebenarnya biarlah mengingatkan kita apa yang sesungguhnya terjadi setiap hari dan setiap jam di dalam dunia ini. Di dalam Alkitab, Matius 2, sebenarnya ketika Kristus datang ke dalam dunia juga di dalam keadaan seperti itu. Dari jaman dulu sampai jaman sekarang. Kristus datang ke dalam dunia, bukan ke dalam dunia yang aman dan nyaman, most liveable city in the world, tidak, tetapi ketika Kristus datang ke dalam dunia itu di dalam kekacauan, kerusakan, bangsa Israel sedang dijajah oleh Roma, dan kalau kita lihat di situ ada pembunuhan oleh Herodes. Karena tertipu, dia marah sekali, dia ingin membunuh Anak itu dan kemudian karena tidak dapat Anak itu, maka dia membunuh bayi-bayi lain, anak-anak di bawah 2 tahun dibunuh semuanya karena Kristus datang ke dalam dunia. Ketika tahun ini kita merayakan Natal lagi, itu merupakan satu anugerah Tuhan yang besar dan sekaligus satu hal yang patut kita syukuri, kita memuji Tuhan atas segala kebaikan yang Tuhan berikan, akan segala pimpinan Tuhan. Tetapi sesungguhnya selalu di dalam Alkitab, di dalam hidup anak-anak Tuhan di tengah segala kesukaan, tetap kesukaan orang Kristen adalah di dalam kepedihan. Sorrowing but yet rejoicing. Di dalam kesedihan tetapi sekaligus di dalam sukacita. Kita akan pikirkan bersama bagaimana kita boleh berdukacita di tengah-tengah dunia yang melihat segala dosa dan kejahatan manusia, tetapi sekaligus kita boleh tetap bersukacita di dalam Tuhan di dalam kehendak dan pimpinan-Nya yang berdaulat atas kehidupan kita, seluruh alam semesta ini.

Dua hal yang saya coba pikirkan dengan peristiwa yang terjadi di Sydney, dan juga terjadi di tempat lain. Saya mengamati ada dua hal yang menurut prinsip Alkitab yang menarik sebenarnya. Dalam keadaan tegang, di dalam keadaan mereka khususnya ketika menunggu belasan jam akan orang-orang di dalam hostage. Dua kata yang sering muncul di dalam keadaan itu adalah let us hope and pray. Kita berharap dan berdoa. Saya kadang-kadang heran waktu mereka dalam keadaan seperti demikian mereka boleh mengatakan ini. Orang-orang di Australia, salah satu benua yang sangat gelap, yang semakin hari semakin sekuler, semakin hari semakin tidak ada Tuhan. Tetapi di dalam keadaan seperti itu maka kemudian mereka mengatakan marilah kita hope and pray, marilah kita berharap dan berdoa. Tetapi persoalannya adalah berdoa kepada siapa? Karena mereka sendiri sudah declare mereka atheis, mereka tidak percaya Tuhan, gereja-gereja Australia semakin kosong. Harap kita boleh melihat di situ, di dalam keadaan yang demikian, mereka mau tidak mau mengatakan mari kita berharap dan berdoa.

Kedua adalah kita sebenarnya hidup di jaman post modern yang sekali lagi menolak hal-hal yang bersifat absolut. Seorang penulis mengatakan satu-satunya yang mereka yakini yaitu bahwa there is no absolute truth. Tidak ada kebenaran yang absolut. Tetapi sekali lagi di dalam keadaan seperti Sydney siege, ISIS, Taliban membunuh 140 anak-anak yang masih kecil di sekolah mereka, orang-orang dunia mulai mengatakan ini adalah kejahatan, mereka boleh mengatakan dengan conviction yang dalam ini adalah pure evil. Di dalam jaman post modern adalah jaman yang sebenarnya tidak ada yang absolutely wrong, tidak ada absolutely evil, kejahatan dalam jaman post modern adalah seperti film Forest Gump. Film itu diawali dan diakhiri dengan bulu yang terbang kemana-mana. Tidak bisa ambil keputusan. Indecisiveness. Itu adalah ciri-ciri orang-orang post modern yang di dalam keadaan menghadapi kesulitan, penderitaan, kejahatan yang besar, maka sebenarnya mereka mulai mengatakan ini adalah pure evil, ini adalah kejahatan yang betul-betul absolut. Persoalannya adalah ketika mereka mengatakan ini adalah kejahatan yang absolut, dengan conviction mengatakan ini adalah pure evil, sesungguhnya mereka mau mengatakan sebenarnya mereka menerima adanya absolute truth, absolute goodness. C.S. Lewis mengatakan orang-orang yang membenci, yang marah dalam keadaan seperti demikian baru sadar ini adalah kejahatan, dengan yakin ini adalah kejahatan yang harus kita tolak, tetapi sesungguhnya sebenarnya secara tidak sadar mereka mengatakan di balik pikiran mereka adanya absolute good. Kebaikan yang absolut. Bahwa ada Allah yang memberi standar apa yang absolut yang jahat dan yang baik. Tuhanlah yang memberi standar itu sehingga mereka baru bisa mengatakan bahwa ini adalah absolute evil dan ini adalah absolute good.

Paling tidak ada 4 prinsip tentang apa yang Alkitab katakan tentang fakta mengapa adanya kejahatan dan pembunuhan, adanya kekejaman yang begitu rupa yang terjadi di tengah-tengah dunia ini.

  1. Kejahatan ada atas ijin Tuhan

  2. Dari Amsal 21:1. Ultimately adalah karena Allah yang mengijinkan kejahatan itu terjadi. Alkitab menyatakan kepada kita, dosa ada di tengah-tengah dunia ini bukan karena Allah tidak mampu menahan dosa, bukan karena Allah yang tidak berdaulat atas segala sesuatu, tidak! Alkitab dengan tegas mengatakan bahwa Allah adalah Allah yang berdaulat atas segala sesuatu. Hati raja adalah seperti batang air di tangan Tuhan, dialirkan ke mana Dia ingini. Dia mengalirkan sesuai dengan keinginan-Nya. Allah adalah Allah yang berdaulat atas segala sesuatu, selembar rambutmu pun tidak akan jatuh kecuali dikehendaki oleh Tuhan. Yesaya 46 mengatakan: Tuhan berkata, “Akulah Allah dan tidak ada seperti Aku.” Keputusan-Ku akan terjadi dan segala kehendak-Ku akan terlaksana. Jadi jikalau ada kejahatan dan kekejaman di tengah-tengah dunia ini, mengapa Tuhan mengijinkan terjadi seperti itu? Ultimately adalah karena sebenarnya Tuhan mengijinkan dosa masuk dari mulai Adam dan Hawa. Tuhan mengijinkan itu. Iblis sebenarnya tidak bisa berbuat apa-apa kalau tidak diijinkan. Tentu pertanyaan selanjutnya adalah kenapa Allah mengijinkan kejahatan-kejahatan yang begitu dahsyat terjadi di tengah-tengah dunia ini?

  3. Jahatnya Dosa

  4. Tuhan mau menunjukkan betapa mengerikannya dosa itu. Ketika Kristus lahir, ada bayi-bayi dibunuh. Mengapa hal itu terjadi? Ketika manusia melawan Tuhan, melawan kehendak-Nya, maka manusia menjadi begitu jahat dan begitu kejam. Suatu kali pemeran Passion of The Christ, Jim Caviezel, diwawancara di TV. Filem Passion of The Christ adalah filem yang penuh kekejaman, kekerasan terjadi di situ khususnya ketika Tuhan Yesus dicambuk, dihajar sampai mengerikan luar biasa. Reporter menanyakan kenapa engkau main film begitu mengerikan, ketika Tuhan Yesus disiksa seperti demikian, maka Jim mengatakan satu kalimat yang saya rasa tepat: Memang mengerikan. Memang betul yang kamu katakan mengerikan, kejam, dan mengerikan luar biasa dan itulah dosamu dan dosaku. Terjadi di tengah-tengah dunia ini karena memang itulah ketika manusia melawan Tuhan. Kejahatan-kejahatan yang terjadi secara real dinyatakan. Orang-orang marah luar biasa, orang-orang benci dan murka sedalam-dalamnya ketika melihat kekejaman, kejahatan yang sedemikian rupa. Tetapi sebenarnya itu adalah Tuhan mau menyatakan itulah dosa manusia yang sebenarnya kadang-kadang tidak kita pikir, tidak kita lihat. Tidak lihat seperti yang Alkitab katakan ketika Tuhan mengatakan Ia adalah terang dan di dalam Dia tidak ada kegelapan sama sekali. Dia adalah suci. Ketika kita mengenal Allah, berhadapan dengan Tuhan yang suci yang adalah terang, di dalam Dia tidak ada kegelapan sama sekali. Ketika para serafim berkeliling memuji tahta Tuhan yang duduk di atas tahta dan mereka memuji Tuhan: Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam, Yesaya melihat pandangan itu dan kemudian dia gemetar. Dia sadar, matilah aku, celakalah aku, aku manusia berdosa karena aku hidup di tengah bangsa yang najis bibir dan aku orang yang najis bibirnya. Najis yang melawan Tuhan. Dia mati. Seorang yang terhormat, Yesaya seorang yang sangat dihargai oleh orang Israel pada waktu itu, tetapi ketika dia berhadapan dengan Tuhan, melihat kesucian dan kemuliaan Tuhan, maka dia sadar betapa mengerikannya dosa. Celakalah aku, mati aku di hadapan Tuhan yang suci dan mulia itu. Tetapi di dunia ini tidak banyak orang menyadari kebobrokan seperti Yesaya menyadari kebobrokan dirinya di hadapan Tuhan. Manusia merasa sehari-hari seperti biasa saja terjadi. Ini sesuatu yang tidak kita lihat. Seperti mungkin kekayaan laut yang dicuri di Indonesia. Kita tidak tahu semua sebelum ini, kecuali orang-orang tertentu yang hidup di daerah kelautan dan perikanan. Kita tidak tahu bahwa menurut pemerintah, 300 trilyun setiap tahun kekayaan Indonesia, ikannya, lobsternya yang paling bagus dikeruk oleh negara asing. Ketika dibongkar, dikasih tahu inilah yang terjadi, baru orang marah dan mencaci maki serta setuju harus dibakar dan ditenggelamkan semua kapal asing itu. Demikianlah dosa manusia, yang kita baru sadari ketika kita melihat di depan mata kita. Puncak dari dosa, kejahatan, kekejaman dan juga sakit penyakit yang bukan hanya orang dunia alami tetapi juga orang Kristen alami, kita baru menyadari sebenarnya bahwa betapa mengerikannya dosa itu. Biarlah kita boleh sadar bahwa bukan hanya marah terhadap kejahatan, tetapi biarlah kita boleh melihat hati kita dan boleh menyadari itu adalah dosa kita juga. Tuhan murka dan membenci dosa karena di dalam Dia tidak ada kegelapan sama sekali. Dia adalah Terang itu. Kita perlu sekali menyadari akan hal ini, maka hal inilah yang mendorong kita untuk datang kepada Tuhan, kepada Kristus, sang Bayi kudus itu yang lahir 2000 tahun yang lalu.

  5. Tuhan ingin manusia mengenal-Nya

  6. Ultimately kedaulatan Tuhan. Tuhan yang mengijinkan dosa itu masuk. Kenapa manusia bisa jatuh dalam dosa, kita bisa pikir dengan segala macam cara, pasti pada akhirnya karena Tuhan mengijinkan itu terjadi karena Tuhan sendiri yang meletakkan pohon pengetahuan baik dan jahat di tengah-tengah taman itu. Kalau Tuhan tidak meletakkan pohon tersebut di taman itu, atau Tuhan tidak memberi perintah untuk tidak makan buah dari pohon pengetahuan baik dan jahat itu, maka manusia tidak akan jatuh dalam dosa. Tetapi karena ada pilihan dan kehendak bebas pada waktu itu, dan Tuhan menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah, boleh memilih atau mengambil keputusan seperti Tuhan sendiri yang juga adalah seorang pribadi yang mengambil keputusan, bertindak, punya kehendak. Manusia juga diciptakan menurut gambar dan rupa Allah yang seperti demikian. Kita mungkin tidak akan bisa jawab seluruhnya kenapa manusia bisa jatuh dalam dosa dalam keadaan yang begitu baik yang Tuhan ciptakan. Yang Tuhan ciptakan semuanya sempurna, sempurna sebagai permulaan. Semua buah dari pohon di taman boleh dimakan semuanya kecuali satu pohon. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, diberikan sepasang laki-laki dan perempuan dan kemudian mereka diberi kerja semua hal yang manusia boleh kerjakan untuk hidup memuliakan Tuhan, untuk hidup berkenan, beribadah, dan menjadi hidup yang berkelimpahan yang Tuhan sediakan, itu semua Tuhan sudah siapkan. Tetapi hanya ada satu larangan, yaitu pohon pengetahuan baik dan jahat. Tuhan sengaja letakkan pohon itu sebagai ujian kepada manusia. Ujian pada manusia supaya manusia taat pada Dia bukan karena ada benefit, karena segala yang menguntungkan bagi manusia, tetapi karena Tuhan mengatakan pada manusia: “Aku menaruh itu supaya engkau taat kepada-Ku, apapun yang Aku katakan. Taat kepada-Ku, yang Aku perintahkan sudah jelas, taat kepada-Ku tanpa ada pikiran apapun.” Taat dan percaya pada Tuhan, apa yang Tuhan katakan. Tuhan juga sebenarnya pasti sudah tahu bahwa Adam dan Hawa akan jatuh di dalam dosa. Tetapi kalau kita melihat selanjutnya, pertanyaannya adalah: Kenapa Tuhan mengijinkan hal itu? Dari situ pembunuhan, kekejaman dan kerusakan terjadi. Saya setuju dengan seorang teolog yang mengatakan bahwa Tuhan mengijinkan dosa itu masuk, untuk menyatakan karakter Dia yang lebih jelas kepada manusia. Allah mengijinkan dosa masuk supaya manusia sadar, makin mengenal Dia, karena ketika dosa masuk, Tuhan berjanji untuk mengampuni dosa manusia, Tuhan berjanji akan mengutus Anak-Nya yang tunggal, keturunan dari perempuan itu, untuk mati menanggung dosa manusia yang akan diremukkan tumit-Nya sementara Dia akan meremukkan kepala dari si ular. Dengan manusia jatuh dalam dosa dan kemudian Kristus datang ke dunia untuk menebus dosa manusia, maka Allah menyatakan karakter-Nya dengan lebih jelas. Karena di dalam konteks manusia yang berdosa itulah kemudian Allah mengutus Yesus Kristus datang ke dalam dunia. Dari mulai sebelumnya, dan konteks saat sampai Kristus datang sebagai bayi, banyak dosa, kekejaman dan kejahatan terjadi di situ. Tetapi dalam konteks itulah Kristus datang ke dalam dunia sebagai manusia, dan Dia mentaati, menderita seumur hidup-Nya bahkan sampai Dia mati di atas kayu salib untuk menebus dosa kita. Melalui seluruhnya itu, kejatuhan manusia dalam dosa, kedatangan Kristus, kematian-Nya, kebangkitan-Nya dari kematian, maka sebenarnya Tuhan mau menyatakan diri-Nya, menyatakan siapa Dia dengan lebih utuh dan jelas dan menunjukkan kemuliaan-Nya. Manusia baru menyadari bukan hanya betapa jahatnya dan ngerinya dosa, tetapi sekaligus manusia mulai menyadari betapa besarnya anugerah Tuhan melalui Yesus Kristus. Manusia makin menyadari melihat keadilan Tuhan yang murka terhadap dosa ketika menghukum Yesus Kristus di atas kayu salib, tetapi manusia sekaligus menyadari betapa besarnya kasih Allah. Keadilan Allah dan kasih-Nya dinyatakan melalui kedatangan, kematian di atas kayu salib, kebangkitan Kristus, manusia makin mengenal Dia. Melalui dosa masuk dan Kristus menebus dosa manusia, Allah juga menyatakan murka-Nya terhadap dosa tetapi sekaligus menyatakan belas kasihan-Nya kepada manusia. Tuhan juga menyatakan kesucian-Nya melalui hukuman-Nya terhadap dosa, tetapi sekaligus menyatakan bahwa Dia adalah Allah yang murah hati dan penuh dengan anugerah. Juga melalui kematian dan kebangkitan-Nya, kita boleh melihat kesabaran dan bijaksana Allah, sehingga melalui semuanya itu, Allah dan kemuliaan-Nya dinyatakan dengan lebih jelas daripada jika manusia tidak jatuh dalam dosa. Jadi dosa, Tuhan pakai di dalam kedaulatan-Nya, datang ke dalam dunia, kemudian Dia menebus langsung sejak manusia jatuh dalam dosa di Kejadian 3, bagaimana sejak kejadian itu Tuhan langsung berkata bahwa Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dengan perempuan ini, antara keturunannya dengan keturunanmu. Keturunannya akan meremukkan kepala si ular dan keturunan ular akan meremukkan tumitnya. Jadi sejak manusia jatuh dalam dosa sudah ada rencana, bahkan sejak dari kekekalan, itu dinyatakan pada saat itu bahwa Aku akan melakukan penebusan, akan mengampuni, akan memberikan jalan keluar bagi kesulitan manusia. Dan melalui seluruhnya itu Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya, diri-Nya, betapa besar-Nya kasih Tuhan sekaligus betapa murka-Nya Dia terhadap dosa. Dan inilah yang menguatkan dan mendorong kita. Tuhan bekerja di dalam segala sesuatu, termasuk penderitaan, dosa manusia untuk menyatakan diri-Nya, mau manusia kembali kepada Tuhan. Kisah Para Rasul 4:27-28, segala yang dilakukan Herodes, Pilatus, segenap Israel untuk melawan Yesus hanyalah untuk melaksanakan, tanpa mereka sadari sesungguhnya, segala sesuatu yang Allah telah tentukan dari semula. Jadi kalau kita bisa melihat, semua ditentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Nya. Kita makin mengenal, mengerti, sadar, betapa Allah di dalam segala kelimpahan karakter-Nya, kita makin mengagumi, menghormati dan taat kepada Tuhan. Inilah alasan yang ketiga kenapa Tuhan membiarkan dosa masuk, kenapa begitu banyak ada kejahatan di tengah dunia ini.

  7. Supaya kita memuliakan Kristus

  8. Supaya kita yang percaya kepada Kristus, mengalami dan menyatakan bahwa Kristus adalah segala-galanya. Dia lebih berharga dari apapun di dalam dunia ini. Kalau masih ada waktu yang Tuhan berikan, kita masuk akhir tahun 2014, biarlah kita boleh mengingat bahwa ini adalah kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita. Hal ini mendorong kita untuk menyatakan kepada dunia bahwa Kristus adalah segala-galanya. Bahwa Dia lebih berharga dari apapun di dalam dunia ini. Paulus mengatakan di dalam Filipi: “Segala sesuatu aku anggap rugi karena pengenalan akan Kristus Yesus Tuhanku lebih mulia dari semuanya, bahkan segala sesuatu kuanggap sampah”. Dalam bahasa Yunani, sampah sebenarnya kotoran hewan. Seperti kotoran hewan, aku jijik, aku mau buang, dibandingkan dengan memperoleh Kristus. Ketika kita mengalami kesulitan, penderitaan, bahkan kematian, bagaimana kita yang di dalam Tuhan meresponi. Tuhan menginginkan kita, mengingatkan kita bahwa Dia adalah segala-galanya, yang paling utama, Dia yang seharusnya dipegang sebagai harta yang paling berharga, bukan apa yang kita miliki, bukan rumah, bukan uang, bahkan bukan istri atau suami atau anak-anak kita. Itu adalah anugrah yang Tuhan berikan tetapi tidak boleh menjadi yang utama dalam kehidupan kita. Kesulitan, malapetaka, penderitaan, kematian yang kita alami yaitu menjadi suatu peringatan kepada kita bahwa kita boleh berkata seperti Paulus: “Hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan”. Habakuk 3:17-18 menjadi suatu keindahan yang baik yang dinyatakan kepada kita. Kesimpulan dari kitab Habakuk, kelaparan, segala penderitaan, kemiskinan yang mereka alami, aniaya, penderitaan, kehilangan yang mereka alami, anak-anak Tuhan khususnya, bagaimana kita bisa berespon pada keadaan itu baiklah menjadi suatu pengalaman dan kenyataan di tengah dunia ini bahwa sumber sukacitaku bukanlah hal-hal yang ada di dunia ini, tetapi biarlah kita boleh menyatakan bahwa sumber sukacitaku hanyalah di dalam Tuhan, di dalam Kristus. Seperti pemazmur mengatakan: “Sekalipun hatiku dan dagingku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya”. Biarlah kesulitan yang kita hadapi, penderitaan, aniaya mengingatkan kita bahwa segala yang kita miliki ini bukan menjadi tujuan utama yang paling berharga dan penting di tengah dunia ini. Tuhan mengijinkan kesulitan dan aniaya terjadi, penderitaan, kejahatan terjadi di dunia ini bukan hanya bagi orang yang tidak percaya tetapi juga bagi anak-anak Tuhan. Tetapi bagi kita, anak-anak Tuhan, hal itu justru memberi pengharapan, kesadaran. Respons kita kepada dunia, hati kita yang mengalami, biarlah kita boleh menyatakan kepada dunia bahwa Tuhan adalah segala-galanya, yang paling berharga, bahwa sekalipun hatiku dan dagingku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya. Karena di hadapan Allah ada sukacita berlimpah-limpah dan di tangan kanan-Nya ada nikmat senantiasa.

Biarlah natal kali ini mengingatkan kita di tengah segala penderitaan yang ada di tengah dunia ini mengingatkan kita kembali kepada Tuhan, pada fokus, pada apa yang Tuhan inginkan, kembali kepada menyatakan Kristus adalah segala-galanya, Dia yang paling utama sehingga kita bisa berkata seperti Paulus bahwa hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Kita bisa mengalami mati itu sebagai keuntungan, to die is gain. Saya tutup dengan satu kisah dari Alkitab bagaimana Abraham disuruh untuk mempersembahkan Ishak, anaknya. Abraham membawa Ishak ke Gunung Muria. Di atas gunung itu Abraham mempersembahkan, mengikat Ishak dan siap menyembelih anaknya yang dikasihinya. Maka Malaikat Tuhan datang dan berkata: “Abraham, jangan kau apa-apakan anak itu karena Aku sudah melihat hatimu, mengerti bahwa engkau tidak segan-segan mempersembahkan anakmu satu-satunya yang kau kasihi kepada-Ku.” A.W. Tozer mengatakan suatu kalimat yang indah dari kalimat Tuhan kepada Abraham itu. Tuhan seolah-olah berkata kepada Abraham, “Aku sudah melihat hatimu. Kau siap mempersembahkan yang paling penting, yang paling berharga, yang paling kau kasihi di dalam dunia ini. Biarlah ini mendorong kita, menghiburkan kita, dan pada Natal kali ini kita boleh diingatkan sekali lagi bahwa Kristus adalah segala-galanya, Dialah yang paling utama, Dialah yang paling berharga. Kepada Dialah kita boleh datang, pada Dialah kita bahkan ketika meninggal-pun kita boleh berkata itu adalah untungku karena aku bertemu Kristus, aku mendapatkan Kristus untuk selama-lamanya.

^