[simple_crumbs root="Home" /]
-->

Ujian, Pencobaan dan Kemenangan (14)

Pengkhotbah: Pdt. Agus Marjanto, M.Th
Matius 4:8-11 & Lukas 4:13

Salib merupakan satu hal yang setan mau hindarkan di dalam diri Yesus Kristus. Salib adalah sesuatu yang Yesus sendiri sebenarnya tidak inginkan karena salib artinya Allah Bapa menyingkirkan muka-Nya dan menimpakan seluruh murka-Nya kepada Allah Anak. Dia sendiri berdoa mengutarakan isi hati-Nya di dalam kesendiriannya bahwa kalau mungkin cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi jikalau tidak mungkin biar kehendak-Mu saja yang jadi. Tetapi adalah jelas, di dalam paktum salutis, di dalam covenant of redemption antara Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus di dalam kekekalan, maka tidak ada penebusan tanpa ada jalan salib, tidak ada pelayanan tanpa jalan salib, tidak ada kemuliaan yang bisa dibuat oleh manusia tanpa mengikuti jalan salib dari Yesus Kristus. Maka di sini di dalam pencobaan ketiga, Yesus mengajarkan kepada kita bagaimana kita bisa menyangkal diri. Dia menyangkal diri-Nya, Dia memikul salib-Nya, Dia mengatakan kepada setan enyah engkau setan, karena hanya kepada Allah saja engkau harus berbakti. Tidak ada kemuliaan bagi Allah kalau Anak Allah tidak dimuliakan. Allah oknum pertama dimuliakan jika dan hanya jika Allah oknum kedua dipermuliakan dan Allah oknum kedua dipermuliakan jika dan hanya jika harus melalui jalan salib. Ini sesuatu yang tidak terhindarkan, sesuatu tipuan dari setan jika kita menjadi pengikut Kristus tanpa jalan salib. Adalah isi hati Kristus sendiri untuk kita boleh mengabarkan injil dan melakukan misi di tengah-tengah dunia, tetapi, tanpa berita salib dan tanpa jalan salib itu adalah penipuan dan tidak ada dampaknya di dalam hidup manusia. Biarlah ini menjadi pelajaran bagi kita, biarlah kita boleh mendidik diri kita, tidak menipu diri, dan sungguh-sungguh kembali kepada Alkitab. Tanpa berita salib itu bukan kekristenan sama sekali. Kekristenan yang sejati adalah sangkal diri dan pikul salib.

Salib adalah beban, kesulitan, jalan hidup, sesuatu penderitaan yang diberikan Allah, agar kita dibentuk menjadi serupa Kristus dan melaluinya nama Kristus dikenal. Salib adalah sesuatu hidup yang dikosongkan agar kehendak Kristus terjadi di dalam hidup kita dan melalui hidup kita. Ada 4 hal bagaimana sikap hati kita di dalam hal ini.

  1. Menyadari bahwa kita sangat lemah dan musuh sangat kuat untuk menyingkirkan kita dari jalan salib Tuhan.
    Lihat Lukas 22:31-34. Pada waktu perjamuan malam, Yesus mengatakan bahwa Dia akan diserahkan kepada pemimpin-pemimpin agama, Dia akan menerima jalan salib, Dia akan masuk di dalam penganiyaan yang luar biasa besar. Kemudian Petrus, yang adalah pemimpin dari seluruh murid, mengatakan walau semua murid pergi karena imannya tergoncang, maka ia tidak akan pergi. Petrus mengatakan dia berani mati dan mau masuk dalam penjara untuk Yesus. Oswald Chambers menyatakan Petrus jujur dan Petrus penuh dengan gagah berani tetapi dia naïf, dia bodoh. Kalau kita membaca seluruh dunia ini dari kacamata Alkitab, maka Tuhan sebenarnya memberikan kepada kita satu rahasia yaitu kita adalah makhluk yang sangat lemah dan setan adalah makhluk yang sangat kuat. Petrus adalah murid yang dipanggil sendiri oleh Yesus Kristus. Petrus melihat Yesus menyembuhkan, berjalan di atas air, Petrus sendiri bahkan berjalan di atas air, bukankah dia sendiri yang melihat bagaimana seorang anak dibangkitkan, dia sendiri dari tiga murid yang melihat transfigurasi Tuhan Yesus Kristus, tetapi seluruhnya itu menjadi seakan-akan tidak berguna sekarang, sekarang tidak kuat begitu dilawan oleh setan. Seharusnya bukankah dia berjalan mengikut Yesus di mana dia itu berada. Yesus sendiri menyatakan di mana aku berada maka pelayanku itu harus berada tetapi ketika dia mau menjalani jalan salib itu, jalan mengikut Yesus Kristus maka ketika dia sudah sampai titik tertentu, dia tidak kuat.

    Tetapi ada satu anugerah Tuhan yang Tuhan beritakan kepada kita di sini, yaitu Tuhan mengatakan “Aku sudah berdoa supaya imanmu tidak gugur” Hati saya hancur dan dalam doa saya, saya bicara kepada Tuhan, “Tuhan aku ingin mengenal Engkau tetapi terlebih lagi kenallah aku, ingatlah aku, berdoalah untuk aku Tuhan”. Janganlah kita sombong, kita ada sekarang itu hanya karena anugerah Tuhan. Kita harus terus menerus menyadari satu hal bahwa kita itu tidak mampu, orang yang tidak mampu adalah orang yang terus mencari wajah Tuhan minta belas kasihan Tuhan. Kalau kita menyadari betapa miskinnya jiwa kita dan begitu kuatnya musuh, maka kita terus menerus meratap karena salib itu harus kita pikul setiap hari, Tuhan tolong daku, Tuhan beri anugerah-Mu, ingat aku di dalam doa-Mu. Saya melihat sesuatu keindahan, karena pada hari ini Yesus itu duduk di sebelah kanan Allah Bapa, Dia tidak sedang bersantai, Dia melakukan doa syafaat terus menerus. Ada 2 pribadi Allah yang berdoa syafaat bagi kita yaitu pertama adalah pribadi Allah oknum kedua yang menjadi perantara dan pendoa syafaat terus menerus dan yang kedua adalah Roh Kudus yang di dalam diri kita yang berdoa dengan kalimat-kalimat yang kita sendiri mungkin tidak mengertinya untuk dia itu berbicara meminta kekuatan di dalam hidup kita.

  2. Belajar memiliki satu arah hati hanya kepada Tuhan saja.
    Tidak kompromi dan memiliki kesetiaan (Fidelity). Fide atau faith itu artinya satu arah hati tidak bercabang. Orang yang mendua hatinya tidak akan mendapatkan apapun saja dari Tuhan, bahkan ia tidak akan mendapatkan pengertian sedikitpun berkenaan dengan kehendak Allah di dalam hidupnya. Prinsip untuk mengerti kehendak Tuhan adalah tidak boleh mendua hati, harus meletakkan seluruh hidup, seluruh hatimu untuk mau tahu kehendak Tuhan. Sama halnya dengan memikul salib kita setiap hari berarti belajar memiliki satu arah hati hanya kepada Tuhan saja.

    Di dalam tiga peristiwa setan mencobai Yesus Kristus, saudara bisa melihat prinsip-prinsipnya. Pencobaan pertama maka setan mengatakan ubah batu menjadi roti, Yesus tidak mau. Itu artinya Dia mau terus menerus bergantung kepada Firman, bukan bergantung kepada dunia. Pencobaan kedua maka Dia dibawa ke bumbungan bait suci, loncatkan dirimu, tetapi Yesus mengatakan tidak. Ini adalah bicara berkenaan dengan ketaatan, jangan engkau mencobai Tuhan Allahmu. Orang yang taat, orang yang tidak mencobai Tuhan. Orang yang mencobai Tuhan orang yang memberontak kepada Tuhan, bersungut-sungut seperti Israel dipadang gurun. Pencobaan ketiga, setan mengatakan, “aku akan berikan seluruhnya”, tetapi Yesus mengatakan, “Enyahlah engkau! Hanya kepada Tuhan saja engkau harus berbakti” ini berarti setia hanya kepada Dia.

    Perhatikan baik-baik, point kedua ini yaitu kita harus memiliki satu arah hati, setia kepada Tuhan dan tidak berkompromi. Setelah Yesus dicobai yang ketiga, setan mundur untuk menunggu waktu yang tepat yaitu ketika Yesus Kristus mau pergi ke Yerusalem dan Yesus mengatakan kepada seluruh murid-Nya, “Anak manusia akan disesah sebentar lagi, akan mengalami jalan aniaya”. Lalu Petrus membawa Yesus ke samping mengatakan hal itu tidak mungkin terjadi pada Yesus. Lalu Yesus mengatakan kalimat yang sama persis seperti pencobaan yang ketiga, “Enyah engkau setan!” Perhatikan baik-baik mengapa satu arah hati, adalah karena di dalam menjalani salib ada kesulitan yang lain yaitu orang yang paling dekat dengan kita. Yesus Kristus sendiri pernah menyatakan ayat-ayat ini, lihat Matius 10: 34-38, Matius 16:23. Perhatikan, selama 3,5 tahun Yesus Kristus hidup bersama Petrus, mengajarkan seluruh jalan-Nya kepada Petrus, Dia menyatakan isi hatinya kepada seluruh murid-Nya dan di antara 12 murid itu yang menjadi soko guru jemaat dan 12 murid yang menjadi pilar seluruh bangunan gereja sampai di dalam kekekalan sampai bumi ini berhenti berputar, dan dari 12 murid itu yang paling atas adalah Petrus. Yang paling atas, yang paling dekat dengan Kristus, yang paling dipakai oleh setan. Betapa sakitnya hati Yesus Kristus, betapa Dia merasa satu kesendirian, orang yang paling dekat dengan Dia pun tidak bisa mengerti-Nya. Kalau saudara sudah bicara berkenaan dengan salib, saudara perhatikan dengan baik-baik orang yang paling dekat dengan kitapun tak akan mengerti. Ini adalah sesuatu keterpecahan yang luar biasa, tetapi Yesus menawarkan damai sejahtera. Damai sejahtera dan kesukacitaan yang Tuhan tawarkan berbeda dengan yang dunia tawarkan.

    Aplikasi dari prinsip ini adalah, suami jangan menjadi penghalang isteri, isteri jangan menjadi penghalang suami, anak-anak jangan menjadi penghalang orang tua, dan orang tua jangan menjadi penghalang anak-anak mereka, ingat kita masing-masing secara pribadi eksistensial kita dibeli oleh Kristus. Seluruh keluarga kita itu bukan milik kita. Mereka adalah milik Kristus yang saat ini untuk sementara dititipkan kepada kita.

    Sudah terlalu banyak kita mendukakan hati Tuhan, sudah berapa banyak isteri yang berusaha untuk terus menarik suaminya untuk tidak hidup bagi Tuhan. Berapa banyak suami yang terus tarik isterinya untuk tidak hidup bagi Tuhan. Saudara nanti akan berurusan dengan Tuhan sendiri, jangan engkau berpikir sudah menikahi seseorang, itu menjadi milikmu, tidak! Sebaliknya kalau saudara menyerahkan seluruh keluarga didedikasikan hidup bagi Kristus, keluarga saudara akan mengalami sukacita yang luar biasa besarnya.

    Di dalam hal ini, perhatikan bagaimana Yesus Kristus menjawab Petrus, tidak ada diskusi, “enyah engkau Setan! Ini adalah satu titik krusial, yang saudara harus mengerti kapan Yesus Kristus itu tidak lagi ada diskusi. Sampai di titik ini, persis seperti ketika Yesus Kristus bicara kepada Pontius Pilatus: “Aku datang, kerajaan-Ku bukan dari dunia ini, Aku datang menyatakan kebenaran”. Lalu Pontius Pilatus mengatakan: Apakah itu kebenaran? Sampai di situ, kalau dia sudah tidak mengakui adanya satu kebenaran yang bisa ditemukan di dunia ini, Yesus langsung diam. Banyak orang tidak tahu bagaimana bersikap. Saudara boleh debat apapun saja kalo sudah sampai orang itu mengatakan: Apa itu kebenaran? Saudara tidak usah debat lagi, Yesus pun tidak debat. Apakah engkau berpikir dengan berdebat bisa memenangkan jiwanya? Tidak perlu bicara lagi, lihat kapan Anak Allah itu diam.

    Tetapi ketika Yesus menjawab Petrus berbicara tidak seperti itu, “enyah! Tidak ada diskusi lagi. Maka kita harus mendidik diri kita, ini tidak mudah. Alkitab mengatakan, jangan berdiskusi kalau urusan dengan panggilan bahkan dengan isteri atau suami mu. Ini adalah sesuatu panggilan Allah di dalam hidup kita, saya harus taat. Itulah sebabnya banyak orang dipanggil oleh Tuhan untuk menjalani jalan salib, mengikut Tuhan menjadi hamba Tuhan, lepaskan semuanya. Yesus Kristus mengatakan, “seorang yang mau membajak lalu kemudian berpaling kebelakang, dia tidak layak bagi-Ku”.

    Hal-hal ini keras sekali. Yesus begitu sabar, murah hati, tekun mendidik tetapi kalau sudah berbicara mengenai salib, Dia diam, enyahlah engkau. Tidak perlu berdiskusi, karena makin berdiskusi hati kita makin lemah, makin diskusi kita sendiri makin sakit.

    Di dalam satu ayat Alkitab di Perjanjian Lama, ada satu tafsiran yang pernah dikotbahkan oleh seorang mengenai Abraham. Ketika Tuhan meminta Abraham untuk mempersembahkan anaknya di gunung, ia mentaatinya. Tidak ada di dalam bagian ini bicara mengenai Sara. Jika Abraham mendiskusikan terlebih dahulu salibnya dengan istrinya, Sara, mengenai persembahan anaknya itu, maka hari ini tidak ada Abraham bapa orang beriman. Ada hal-hal yang tidak perlu bicara kepada isteri, ada hal-hal yang tidak perlu bicarakan dengan isteri. Kalau itu dosa yah bicara, kalau itu salib, saudara lawan. Salib saudara harus jalani sendiri, itu sulit tetapi itu yang Tuhan nyatakan. Yesus Kristus mengajarkan satu arah hati, karena begitu mendua, kita akan mengalami kesulitan untuk memikul salib.

  3. Lembut hati.
    Marilah kita belajar rela pikul salib. Hanya ada dua benda yang di dalam Alkitab yang Yesus katakan kepada kita untuk kita pikul. Pertama, pikullah kuk yang kupasang, kuk itu lambang kerja keras. Kedua pikullah salibmu, itu adalah lambang kematian. Pikul kuk dan pikul salib. Jikalau kita tidak rela maka bebannya besar luar biasa, tetapi Yesus mengajarkan kepada kita dua-duanya itu menjadi sesuatu yang ringan. “Pikullah kuk yang kupasang dan belajarlah dari pada-Ku beban itu ringan”, Tidak ada kuk yang ringan. Tidak ada salib yang menyenangkan. Tetapi keduanya bisa ringan dan membahagiakan jikalau hati kita rela dan kerelaan itu dari kelembutan hati.

    Joni Eareckson Tada, adalah seorang tunadaksa (quadriplegic). Suatu hari ia melompat masuk ke dalam air, kepalanya terantuk batu di dasar air yang ternyata dangkal. Seketika itu juga seluruh tubuhnya mati rasa. Ia mederita kerusakan permanen pada tulang belakangnya. Beberapa kali Joni menghadiri kebaktian penyembuhan, tetapi ketika pulang dari kebaktian itu ia tetap di menggunakan kursi roda. Orang-orang mengatakan orang ini tidak beriman, karena ia tidak disembuhkan oleh Tuhan. Tetapi Joni Eareckson Tada sekarang dipakai oleh Tuhan keliling di mana-mana untuk menyatakan bahwa orang-orang cacat itu disayangi oleh Tuhan, dia dipakai oleh Tuhan di dalam penderitaan. Di dalam bukunya, Joni membicarakan berkenaan tentang kelembutan hati untuk rela memikul salib. Dia mengatakan bahwa gambaran lembut hati yang dipakai oleh Alkitab aslinya adalah tentara Romawi atau Yunani pada waktu itu yang berusaha untuk menaklukkan seekor kuda di hutan, untuk dipakai menjadi alat kerajaannya, semakin kuda itu liar, semakin punya kekuatan yang besar nanti di dalam pertarungan. Sebelum dipakai oleh tuannya di dalam pertarungan yang besar, maka tuannya harus bisa menaklukkan kuda itu dan kuda itu takluk, itu lembut hati. Sepanjang kuda itu tidak mau taat, sepanjang itu pula dia tidak bisa dipakai oleh tuannya. Tetapi kalau kuda itu mau takluk, mau menerima pimpinannya, agar kemudian dikeluarkan dari hutan, dilatih, dan dibentuk, kuda itu akan menjadi kuda perang yang akan memenangkan pertandingan. Kiranya kita berdoa minta agar Tuhan memberikan kelembutan hati sehingga kita rela.

    Alkitab menyatakan rahasia rohani bagaimana kelembutan hati itu muncul.

    a. Melihat Kristus menanggung salib lebih daripada kita. Lihat Ibrani 12:1-4. Jadi kelembutan dan kerelaan muncul karena mata yang melihat kepada Kristus yang memimpin kita dalam iman, membawa iman itu kepada kesempurnaan yang dengan mengabaikan kehinaan, tekun memikul salib. Jangan melihat orang lain. Bagi kita yang memikul salib, biarlah kita boleh belajar mengenal Kristus, baca Firman dan minta anugerah Tuhan untuk kita boleh memandang Kristus secara mata rohani, itu membuat kita lembut hati.

    b. Karena Allah itu setia kepada kita. Ada satu kalimat dalam Mazmur bahwa orang-orang yang sudah lanjut usianya pun akan menyatakan bahwa Dia, Allah yang setia dan tidak ada kecurangan dari pada-Nya. Maka kesetiaan Allah itu membuat kita rela. Allah itu setia, Allah tidak pernah hutang. Setan tidak pernah dagang rugi, Allah itu tidak pernah hutang. Kalau engkau sekarang ada sulit, ada air mata, jalani dengan rela, engkau akan lihat, akan adanya kemuliaan dan Dia akan memberikan berkat demi berkat didalam salib yang kita tanggung.

    c. Dengan mengingat bahwa Dia mengerjakan segala sesuatu untuk kebaikan kita (Roma 8:28). Ini menjadi suatu ayat penghiburan bagi kita sejatuh apapun kita dalam dosa. Kalau saudara kemudian bertobat, saudara baca ayat ini. Perhatikan baik-baik, salib itu adalah cara Allah membentuk hidup kita untuk kita hidup serupa dengan Kristus. Banyak orang menjadi Kristen, bahkan aktif di gereja tetapi tidak mau menjadi orang Kristen yang sejati dan orang Kristen yang sejati adalah orang yang berani pikul salib. Orang pikul salib itu adalah orang yang dibentuk rela untuk menjadi serupa Kristus. Tujuan Allah kepada kita, Dia membenarkan kita. Tujuan Allah menebus kita bukan membawa kita pergi ke surga saja, tujuan Allah membentuk hidup kita, menebus hidup kita, membeli hidup kita adalah untuk kita serupa dengan Kristus didunia ini.

    Biar kita boleh mengerti, kelembutan itu muncul karena tiga hal, pertama melihat Yesus Kristus yang tekun memikul salib, kedua ingat bahwa Allah itu setia adanya, ketiga bahwa apa yang Dia berikan kepada kita adalah untuk kebaikan kita.

  4. Dari kerelaan itu akan muncul sukacita karena melihat kemuliaan dari salib.
    Sukacita ini tak akan muncul sebelum kita rela, tetapi begitu rela maka akan ada sukacita yang besar, karena melihat kemuliaan salib. Salib itu bukan lagi menjadi tanggungan berat saja, salib itu menjadi privilege, hak istimewa. Orang Kristen yang benar adalah orang Kristen yang menjalani jalan salib dengan senyum dan memuji Tuhan. Ini rahasia yang besar sekali. Lihat Kolose 1:24, “aku bersukacita karena aku menderita”, ini bukan orang Asketisme yang suka menoreh-noreh, membuat derita pada tubuh, lalu kemudian mengasihani diri. Sekarang saudara-saudara, “aku boleh menggenapkan apa yang dalam dagingku, apa yang kurang pada penderitaan Kristus”. Perhatikan baik-baik, penderitaan Kristus secara substansi, secara kualitas tidak kurang, penderitaan Kristus secara hakekat, ontological itu cukup untuk meredakan murka Allah, itu cukup untuk menebus kita dari dosa. Yang kurang adalah penderitaan Kristus itu kurang dikenal bagi seluruh dunia. Dia mati di Yerusalem, 2000 tahun yang lalu, bagaimana mungkin Dia dikenal sampai saat ini di seluruh dunia? Perhatikan baik-baik, Injil itu berjalan ke seluruh dunia dari jaman ke jaman dengan cara seperti ini, orang-orang itu pergi memikul salib dan kemudian memberitakan Firman dan hidup sesungguhnya bagi Allah, di dalam sakit penyakit, kesulitan, aniaya mereka memuji Tuhan, sampai kemudian seluruh mata orang-orang di sekitarnya bertanya kepada mereka, siapa yang engkau percaya ini? Kenapa engkau mau mati bagi Dia? Berapakah mulianya orang seperti ini? Siapa Dia sehingga seluruh hidupmu itu memiliki kekuatan untuk bersukacita memuji Allah, ketika engkau menderita? Aku mau tahu siapa Dia! Dan dengan itulah seluruh Injil itu pergi ke seluruh dunia, dan genapkan apa yang kurang pada penderitaan Kristus.

    Perhatikan baik-baik, salib adalah metode Allah di dalam meluaskan kerajaan-Nya di bumi ini. Itu adalah privilege. Jikalau kita berada dalam kesulitan, asal itu bukan karena dosa, tetapi kesulitan yang Tuhan ijinkan dan kemudian kita rela taat dan minta kekuatan setiap hari, mengubah kesulitan itu akhirnya menjadi puji-pujian bagi nama-Nya, orang akan melihat saudara dan orang akan bertanya apa yang menjadi kekuatanmu? Siapakah Dia sehingga engkau itu mau menyerahkan seluruh hidup, masa depan dan segala yang engkau miiki bagi Dia? Apakah Dia itu sungguh-sungguh mulia? Orang akan tergerak di dalam hatinya. Paulus mengatakan sekarang aku boleh bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat. Belajarlah bersyukur ketika berada dalam kesulitan hidup, belajarlah berterima kasih ketika kita berada di dalam air mata. Bersyukur kepada Tuhan untuk semuanya bahkan karena Tuhan sedang membentuk kita dengan salib yang diletakkan untuk nama-Nya dipermuliakan. Itulah sukacita dipakai oleh Tuhan, dipakai untuk kemuliaan Tuhan, untuk kehendak-Nya jadi dan nama-Nya dipermuliakan. Kiranya Tuhan memimpin hidup kita, kiranya Tuhan boleh memberikan semakin dalam pengertian salib, dan kerelaan kita untuk memikul salib-Nya.

Ujian, Pencobaan dan Kemenangan (11)

Pengkhotbah: Pdt. Agus Marjanto, M.Th
Matius 4:1-7

Yesus dicobai, Dia adalah Allah yang sejati sekaligus adalah manusia yang sejati. Di dalam Alkitab ada tulisan-tulisan yang mempresentasikan Yesus sebagai Allah yang sejati. Kitab Yohanes mengatakan, “Pada mulanya adalah Firman. Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” Dari sejak ayat pertama sampai terakhir maka Yohanes mempresentasikan Yesus adalah Ilahi. Tetapi Matius memiliki sudut pandang yang sedikit berbeda. Matius mau menyatakan kepada orang-orang Yahudi, Yesus adalah Juruselamat. Dia adalah Mesias. Dia adalah manusia sejati yang diurapi oleh Roh Kudusnya Allah untuk menyatakan seluruh rencana dan pekerjaan Allah menyelamatkan umat manusia. Matius menyatakan bahwa Yesus suatu hari bertemu dengan Yohanes Pembaptis dan kemudian Dia minta untuk dibaptis. Seluruh rakyat pada waktu itu melihat Yesus adalah manusia, tetapi apakah sungguh-sungguh hanya manusia saja? Tidak. Dia adalah manusia sejati dan juga Allah yang sejati. Maka Alkitab menyatakan Roh Kudus datang dan mengurapi Dia. Di dalam ayat-ayat yang lain, maka penulis Injil menyatakan Roh Kudus diberikan oleh Bapa kepada Yesus Kristus tanpa hingga. Itu adalah sesuatu yang tidak tertakar, itu adalah sesuatu yang berlimpah-limpah. Dia adalah manusia yang sejati yang dipenuhi dan dipimpin oleh Roh Kudus. Dia adalah manusia yang sejati yang bergantung sepenuhnya oleh Roh Kudus. Dari pengertian-pengertian bahwa Dia adalah manusia yang sejati yang bergantung sepenuhnya kepada Roh Kudus, Dia menjadi contoh kita, Dia menjadi contoh gereja bagaimana hidup seharusnya di hadapan Allah.

Banyak orang selalu mengatakan, “O, Yesus bisa lepas dari seluruh pencobaan ini karena Dia adalah Allah.” Jawabannya adalah, Dia adalah Allah tetapi Dia adalah manusia yang sejati. Dan kalau saudara-saudara membaca ayat-ayat Alkitab, saudara harus menyadari maka penulis ini sedang menonjolkan sisi apa dari Yesus Kristus karena dia menyatakan sesuatu sisi keilahian dan kadang-kadang dia menyatakan sesuatu sisi kemanusiaan. Ketika menyatakan sisi keilahian supaya kita mengerti bahwa Dia adalah satu-satunya Allah oknum kedua yang diutus menjadi perantara antara Allah dan manusia. Tetapi ketika berbicara mengenai sisi kemanusiaan, saudara-saudara harus mengerti supaya kita mencontoh hidup-Nya. Itulah sebabnya Ibrani menyatakan bahwa Dia adalah satu pribadi yang dicobai dari segala lapisan tetapi Dia tidak berdosa. Nah saudara-saudara, saudara melihat di dalam Matius 4 ini maka Yesus dipimpin oleh Roh untuk dicobai oleh setan. Dia yang diurapi menjadi Mesias, sekarang Dia harus diuji terlebih dahulu. Dia yang diurapi menjadi Mesias, Dia sekarang dipergelarkan kepada semua orang apakah Dia benar-benar layak dan benar-benar memiliki kemampuan untuk melawan setan dengan bergantung sepenuhnya kepada Roh Kudus dan kepada Firman yang menuntun Dia. Maka ini adalah sesuatu hal yang menjadi penghiburan bagi kita.

Apa yang dilakukan setan kepada Yesus Kristus menjadi sesuatu yang kita mengerti, taktiknya, caranya, senjatanya setan seperti itu. Dan apa yang dilakukan Yesus Kristus kepada setan menjadikan Dia contoh bagaimana menghancurkan siasat setan. Salah satu siasat setan yang sangat jitu dan itu terjadi bahkan di dalam gereja, yaitu dia menggunakan Firman. Setan meminta Yesus Kristus menggenapi Firman di dalam Mazmur 91 untuk melakukan mujizat. Ini hal yang sangat licik. Setan itu mengerti Firman. Setan itu mendalami Firman. Setan itu mengeksposisi Firman, tetapi setan itu tidak pernah taat kepada Firman dan setan itu membalikkan Firman. Ini adalah pekerjaan setan dari Kejadian sampai Wahyu. Kalau merentang seluruh Kejadian-Wahyu maka akan ada kegagalan dan kehancuran umat Allah dan yang menyebabkan kehancuran umat Allah adalah karena imam-Ku berkata dusta, nabi-Ku bernubuat sesuatu yang tidak pernah Aku katakan kepada mereka. Ini adalah Firman yang diputar balik. Ujilah apa yang saya katakan dan uji untuk semua orang yang mengatakan Firman dan saudara baca bukunya. Biarlah saudara mengerti Firman yang diucapkan dan arah kotbah itu, apakah dia mengarah kepada takut akan Allah atau sebenarnya dia mengarah untuk mendapatkan suatu profit dari Firman ini untuk diri. Ini adalah sesuatu arah. Arah itu penting sekali. Yesus di dalam hal ini mengatakan, “Jangan engkau mencobai Allah.” Berarti Yesus menyatakan kepada kita, ini Firman dan ada di dalam Alkitab. Tetapi dikotbahkan oleh setan dan diputar, engkau harus tahu sebenarnya ini dusta. Orang Kristen yang bertumbuh adalah orang yang makin lama makin mengerti perbedaan. Orang Kristen yang tidak bertumbuh, dia pikir semuanya sama. Sama seperti anak kecil semuanya sama. Yesus Kristus mengajarkan kita harus punya kemampuan membedakan, tidak hanya menerima Firman. Maka baik-baik, milikilah hati nurani yang murni, milikilah penguasaan akan Firman dan engkau akan mengerti Firman ini dipakai secara jahat atau secara baik. Perhatikan baik-baik, tidak pernah ada satu orang pun termasuk kita, membaca Firman tanpa ada presaposisi. Tak pernah ada orang baca Firman itu otaknya kosong, pasti sebelumnya dia sudah isi lalu dia baca Firman dan celakanya adalah apa yang dia isi ini, baca Firman, Firman ini diputar sedemikian rupa untuk bisa menyalurkan apa yang dia mau. Semuanya sama. Maka dari itu, kemurnian hati dari anugerah Tuhan itu penting sekali. . Kalau saudara baca Firman setiap pagi, saudara bicara, Tuhan, murnikan hatiku, selidiki aku, apakah aku berdosa kepadamu atau tidak, apakah aku berjalan di dalam jalan yang serong atau tidak, dan tuntun aku di jalan yang kekal. Jaga hati dan pikiran kita di dalam segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan. Maka di sini Yesus Kristus mengatakan, “Jangan engkau mencobai Tuhan Allahmu.”

Di dalam seluruh Alkitab, minimal ada 5 tempat di mana Allah itu berkata kepada orang-orang Israel dan gereja-Nya, “Engkau mencobai aku.” Dua sudah saya pernah kotbahkan.

  1. Kita mencobai Tuhan dengan melimitasi, membatasi kuasa Allah.
    Itu terjadi ketika Israel di padang gurun. Israel sudah dijanjikan oleh Tuhan bahwa dia akan dipelihara oleh Allah tetapi kemudian Israel tidak mendapatkan daging dan air. Israel tiap hari dapat manna. Lalu mereka terus berkeluh kesah. Mereka terus menerus itu berteriak-teriak dan mereka memiliki suatu pergumulan dan sesuatu hal yang tidak puas hati. Mereka bersungut-sungut terus meminta kepada Tuhan. Kadang ketika orang itu bersungut-sungut kepada Tuhan seakan-akan kelihatan seperti sedang bergantung sama Tuhan. Itu adalah penipuan. “O, Engkau Maha Kuasa Tuhan, Engkau bisa lakukan ini.” Benar, Allah itu Maha Kuasa, tetapi di sini manusia membatasi Allah. Membatasi apa? Membatasi tempat, waktu dan cara Allah menolong kita. Kenapa harus sekarang? Kenapa harus di tempat ini? Kenapa harus pakai cara ini? Maka orang Israel bersungut-sungut. Masakan Engkau tidak bisa memberikan aku makanan? Masakan Engkau tidak bisa memberikan aku air? Musa begitu marah. Engkau mencobai Tuhan! Saudara-saudara, mereka pasti pikir Allah pasti bisa, tetapi masalahnya adalah engkau mencobai Dia dengan menyatakan, “Engkau Maha Kuasa, Engkau Maha Kuasa.” Maksudnya adalah, “Sekarang, dan di sini. Aku minta. Engkau harus mengikutiku!” Itu kekejian di hadapan Allah. Allah kemudian marah kepada sebagian besar dari mereka karena mereka mencobai Allah. Lihat dari Mazmur 78:18-19.
  2. Kita mencobai Tuhan dengan meminta tanda.
    Jikalau seseorang itu sungguh-sungguh mengetahui, menyadari dan mengenal Allah mencintai dirinya maka dia tidak pernah sangsi kepada Tuhan dan meminta tanda. Apakah minta tanda itu selalu tidak boleh? Tidak. Saya tidak katakan itu. Karena di dalam Alkitab ada beberapa orang yang meminta tanda. Misalnya saja Gideon itu minta tanda. Tetapi saudara perhatikan, Gideon minta tanda karena Tuhan itu sudah bicara kepada dia dan dia rasa dia tidak mampu. Dia rasa mungkin dia juga salah mengerti sehingga dia tidak mau melukai hati Tuhan dan dia mau minta tanda karena ketakutan melihat diri yang tidak kuat, tidak bisa, tidak mampu untuk memimpin seluruh prajurit Tuhan maka ia minta tanda. Tetapi itu beda dengan minta tanda karena ketidakpercayaan. Itu beda dengan meminta tanda karena sebenarnya meragukan terus menerus apa yang menjadi isi hati Tuhan. Perhatikan, kalau saudara-saudara bertumbuh mengenal Tuhan maka makin saudara itu mengenal Tuhan, makin saudara-saudara kadang tidak ada tanda tetapi saudara bisa peka akan isi hati Tuhan. Anak kecil selalu meminta tanda kepada orang tuanya, tetapi, kalau sudah remaja pemuda, dan saudara bergaul erat dengan orangtua, orangtua hanya diam, kadang tutupkan mata, langsung tahu, “Papaku kurang suka.” Mengerti maksud saya? Hal yang kecil, tidak ada sesuatu yang dilihat sama orang. You kok tau kalau papamu kurang suka? Tahu. Kerasa. Kok bisa tahu? Karena ada suatu kedekatan, tidak harus pakai tanda. Saya tidak katakan saudara tidak boleh meminta tanda. Saudara boleh minta tanda tetapi saudara-saudara bersyukur kepada Tuhan apapun saja yang Tuhan berikan terutama adalah konfirmasi di dalam hatimu.
  3. Kita mencobai Allah dengan terus menerus melakukan dosa.
    Itu mencobai Allah yang suci dan saudara-saudara seakan-akan tidak percaya bahwa pada akhirnya Dia akan menghakimi kita. Lihat di dalam Maleakhi 3:15 “…Oleh sebab itu kita ini menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan saja mujur orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allah pun, mereka luput juga.” Siapa yang mencobai mereka? Alkitab mengatakan siapa orang yang mencobai Dia? Yaitu orang yang terus menerus melakukan dosa yang sama. Orang yang terus menerus melakukan dosa tanpa dia takut akan Tuhan. Saya minta untuk saudara-saudara cek apa yang ada di dalam kehidupanmu, peristiwa hidupmu dan juga kondisi hatimu, dan juga untuk mungkin engkau bisnis dan engkau melakukan dosa; mungkin di dalam relasi suami istri engkau melakukan dosa; mungkin engkau di dalam pribadimu engkau melakukan dosa; uangmu engkau melakukan dosa ataupun di dalam perenungan di dalam hatimu engkau melakukan dosa. Saudara-saudara minta pengampunan dari Tuhan. Jangan terus menerus mengulang dosa-dosa yang sama yang begitu jelas, yang Tuhan sendiri sudah katakan kepada kita dan Tuhan sendiri sudah utus Roh Kudus-Nya untuk memberikan kepada kita kuasa untuk lepas daripada dosa itu. Perhatikan Bilangan 14:22. Mereka mencobai Tuhan, Tuhan hitung. Saya ketika baca ayat ini saya kaget. Kata-Mu adalah Engkau selalu tidak mengingat-ingat dosa. Tuhan tidak mengingat-ingat dosa kita kalau kita sudah bertobat, tetapi, Dia akan tuntut dosa kita sampai pada akhirnya di dalam kekekalan kalau saudara dan saya tidak bertobat. Ini adalah Firman yang begitu jelas.
  4. Kita mencobai Tuhan dengan menambahkan hal agamawi kepada karya Kristus yang sudah sempurna.
    Lihat Kisah Para Rasul 15:10, ini adalah ayat yang muncul karena persidangan di Yerusalem oleh para murid. Dan para murid adalah orang yang sudah menerima Yesus Kristus tetapi mereka berpikir bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah maka adalah terima Yesus Kristus ditambah melakukan hukum Taurat, terima Yesus Kristus ditambah melakukan sunat. Maka ini adalah sesuatu yang terus menerus mereka pikir dan mereka mau lakukan sampai kemudian rasul itu memutuskan, tidak, kita tidak bisa melakukan hal itu. Orang masuk ke dalam Kerajaan Surga adalah karena Yesus Kristus. Saudara-saudara, bagi orang-orang belum Kristen di tempat ini, saudara dengan perbuatan agamamu engkau tidak bisa masuk Surga. Dengan engkau punya kepandaian tidak bisa masuk surga kecuali engkau mendapatkan penebusan di dalam Yesus Kristus kalaupun engkau begitu baik melakukan seluruh kewajiban agamamu masakan engkau tidak memiliki sesuatu kecacatan dan dosa dan kelalaian di dalamnya? Saya mau tanya, dengan kecacatan dosa dan kelalaian di dalamnya siapa yang menebus engkau? Perhatikan ini terjadi di sepanjang sejarah gereja. Pada waktu jaman reformasi slogan mereka adalah: pertama Sola Gratia, kedua Sola Scriptura, ketiga Sola Fide, keempat Sola Kristus dan kemudian Soli Deo Gloria. 5 slogan Reformasi. Dan apa yang dikatakan yaitu Sola yaitu only, hanya. Sola Gratia berati hanya anugerah. Sola Fide berarti hanya iman. Sola Kristus itu berarti hanya Kristus. Sola Scriptura itu berarti hanya Alkitab.

    Lalu kemudian saudara-saudara mungkin berpikir, saya tahu yang penting adalah grace – gratia – anugerah, yang penting adalah iman, yang penting adalah dari Kristus, yang penting adalah Alkitab – bukan, pada waktu itu konteks gereja adalah gereja di pimpin oleh Roma Katolik, berbeda dengan Roma Katolik sekarang. Pada waktu itu Katolik menyatakan kalau engkau ingin diselamatkan, engkau ingin bertumbuh maka engkau harus mempercayai Kristus dan melakukan Taurat. Engkau kalau mau bertumbuh engkau harus punya iman kepada Kristus dan juga iman kepada bapa-bapa gereja yang sudah mati, seperti Petrus, Paulus dan semuanya. Kalau engkau mau bertumbuh maka engkau harus mengikuti Alkitab dan peraturan-peratuan gereja. Jadi sebenarnya yang dihancurkan, yang diteguhkan kembali oleh para reformasi itu bukan Gratia, bukan Fide, bukan Scripture, tetapi “Sola” – nya, “only, hanya.” Jadi apa yang diteguhkan oleh Reformed adalah Hanya Anugrah, Hanya Alkitab, Hanya Kristus, Hanya Iman, dan maka kalau semuanya sudah hanya, maka itu semua adalah perbuatan Allah – Soli Deo Gloria! Ini menjadi sesuatu hal yang penting kelihatannya sepele. Kalau Reformasi mengatakan, hanya Alkitab. Kitab para Rasul juga mengatakan hanya Kristus, jangan ditambah Taurat. Sekarang kalau ditambah Taurat itu masalahnya di mana? Salahnya adalah Kristus-nya tidak cukup. Sufficiency of Christ. Jadi kalau engkau mengatakan aku bisa pergi ke Surga adalah Kristus dengan Taurat itu berarti Kristus nya tidak cukup, aku bisa bertumbuh adalah karena Alkitab dan peraturan gereja, maka itu tidak cukup. Ini terus menerus terulang di dalam sejarah gereja. Ada aliran yang mengatakan engkau harus menerima Yesus Kristus kemudian dibaptis Roh Kudus. Harus ada 2 hal, Yesus dan Roh Kudus. Saudara-saudara sekarang saya tanya kalau itu 2 hal, orang bisa terima Yesus itu memangnya tidak pakai Roh Kudus? Orang bisa terima Yesus dan kemudian dia bertobat, menangis menyesali dosanya, mau hidup baru, itu pekerjaan siapa kalau bukan Roh Kudus? Maka ini sesuatu hal yang kelihatannya hampir benar tetapi di dalamnya ada sesuatu pengertian teologia yang totally wrong. Alkitab menyatakan kecukupan dari Kristus Yesus – The Sufficiency of Christ dan itu jikalau engkau tambahkan sesuatu maka Alkitab mengatakan maka engkau mencobai Allah.

  5. Kita mengabaikan ordinary providence dan menuntut extraordinary providence.
    Jikalau saudara tidak puas dengan hal-hal yang sehari-hari dan saudara-saudara menuntut sesuatu yang spektakuler selalu terjadi, di situ kita sedang mencobai Allah. Yesus Kristus, pada waktu itu baru saja dibaptis, lalu kemudian Dia dicobai oleh setan. Dan setelah itu Dia berjalan keluar masuk desa demi desa, kota demi kota, dengan melakukan hal yang biasa, dengan mengajarkan hal yang biasa. Dan setan mengatakan Engkau jangan lakukan itu, Engkau sekali saja loncat dan seluruh malaikat akan menatang Engkau dan kaki-Mu tidak terantuk kepada batu. Itu sesuatu yang spektakuler, semua orang akan melihat dan akan bertepuk-tangan, Engkau akan disanjung-sanjung, maka orang tidak perlu salah mengerti akan Engkau, Engkau akan langsung disebut sebagai Juruselamat. Mengapa harus mengajar? Mengapa harus pergi membesuk orang? Mengapa Engkau harus mengajar dari satu kampung ke kampung yang lain, dan orang-orang itu salah mengerti? Dan terutama, mengapa suatu hari Engkau harus dimahkotai duri? Mengapa Engkau harus dipecut sampai Engkau berdarah? Mengapa Engkau harus mati di atas kayu salib seperti itu? Tidak perlu! Lakukan sesuatu yang spektakuler, lakukan sesuatu yang Engkau sendiri inginkan yang paling penting tujuannya tercapai, yaitu semua orang percaya kepada-Mu. Kelihatannya sepele tetapi ini menghancurkan dan membuang suatu proses yang sebenarnya sedang ditonjolkan yaitu “aku” itu penting, “aku” tidak perlu melakukan semuanya ini, “aku” ini harus mendapatkan sesuatu hak istimewa, privilege. Tidak!

    Anak Allah tidak mengambil hak istimewa itu. Anak Allah tidak mengambil keuntungan untuk diri-Nya sendiri. Dia melakukan, Dia menjalani seluruh proses menggenapi kehendak Bapa. Dia tidak menganggap diri-Nya itu penting lebih penting daripada semua orang. Tidak! Ada satu orang yang memiliki satu perasaan seperti ini, persis seperti Yesus yaitu Daud. Suatu hari Daud harus lari dari musuh-musuhnya dan bersembunyi. Dia bersembunyi di depan tempat kota kelahirannya, Betlehem. Dia kemudian haus dan di hadapan beberapa jenderal, anak buahnya yang bersama-sama dengan dia, lalu kemudian dia berkata: “..kalau aku bisa dapat air dari sumur Betlehem itu aku puas.” Ini cerita yang indah sekali bagaimana seorang pemimpin yang sungguh-sungguh takut Tuhan dan satu anak buah yang sungguh-sungguh mendengarkan pemimpinnya. Satu daripada anak buahnya yaitu jenderalnya dengar, masuk dalam kupingnya, dan masuk dalam hatinya, mengenap-endap lari tanpa sepengetahuan Daud. Dia lari, mengusahakan supaya mendapatkan air, padahal kalau dia sampai ketahuan, mati. Lalu kemudian dia ambil satu cangkir saja, kemudian diberikan kepada Daud. Begitu Daud ambil, gemetar. “Ini apa?” “Ini air di Betlehem itu.” Langsung Daud buang air itu. “Tidak!” Daud berkata, “Masakan aku itu adalah orang yang lebih penting daripada seluruh nyawamu”. Saudara-saudara jangan menganggap diri itu lebih hebat dari orang lain, lebih penting dari orang lain. Kalaupun kita pemimpin, kalaupun kita adalah atasan, biar kita boleh menyadari Tuhan itu adalah di atas kita semua. Daud adalah satu orang yang tidak mau mencobai. Aku ini ordinary. Aku bukan extraordinary, aku biasa, aku bukan luar biasa. Yesus Kristus mau mengalami seluruh proses, kita yang tidak mau. Kita katakan, kalau aku anak Tuhan, aku harus sembuh cepat. Kalau aku anak Tuhan, aku harus kaya cepat. Kalau aku anak Tuhan, harus lancar. Siapakah kita? KIta hanya makhluk yang diciptakan dan dikasihani, dan semuanya dalam kedaulatan Allah. Jangan mencobai Tuhan Allahmu. Jangan mencobai Dia semasa kita hidup. Biar kita boleh taat, bersyukur, bersukacita akan seluruh rencana-Nya, dan biarlah namanya dipermuliakan.

Natal dan Kenapa Ada Kejahatan

Matius 2 : 13-18

Peristiwa di Martin Place, Sydney dan kemudian di Cairns, ada 8 anak dibunuh, peristiwa yang mengejutkan bagi orang-orang Australia ini sebenarnya biarlah mengingatkan kita apa yang sesungguhnya terjadi setiap hari dan setiap jam di dalam dunia ini. Di dalam Alkitab, Matius 2, sebenarnya ketika Kristus datang ke dalam dunia juga di dalam keadaan seperti itu. Dari jaman dulu sampai jaman sekarang. Kristus datang ke dalam dunia, bukan ke dalam dunia yang aman dan nyaman, most liveable city in the world, tidak, tetapi ketika Kristus datang ke dalam dunia itu di dalam kekacauan, kerusakan, bangsa Israel sedang dijajah oleh Roma, dan kalau kita lihat di situ ada pembunuhan oleh Herodes. Karena tertipu, dia marah sekali, dia ingin membunuh Anak itu dan kemudian karena tidak dapat Anak itu, maka dia membunuh bayi-bayi lain, anak-anak di bawah 2 tahun dibunuh semuanya karena Kristus datang ke dalam dunia. Ketika tahun ini kita merayakan Natal lagi, itu merupakan satu anugerah Tuhan yang besar dan sekaligus satu hal yang patut kita syukuri, kita memuji Tuhan atas segala kebaikan yang Tuhan berikan, akan segala pimpinan Tuhan. Tetapi sesungguhnya selalu di dalam Alkitab, di dalam hidup anak-anak Tuhan di tengah segala kesukaan, tetap kesukaan orang Kristen adalah di dalam kepedihan. Sorrowing but yet rejoicing. Di dalam kesedihan tetapi sekaligus di dalam sukacita. Kita akan pikirkan bersama bagaimana kita boleh berdukacita di tengah-tengah dunia yang melihat segala dosa dan kejahatan manusia, tetapi sekaligus kita boleh tetap bersukacita di dalam Tuhan di dalam kehendak dan pimpinan-Nya yang berdaulat atas kehidupan kita, seluruh alam semesta ini.

Dua hal yang saya coba pikirkan dengan peristiwa yang terjadi di Sydney, dan juga terjadi di tempat lain. Saya mengamati ada dua hal yang menurut prinsip Alkitab yang menarik sebenarnya. Dalam keadaan tegang, di dalam keadaan mereka khususnya ketika menunggu belasan jam akan orang-orang di dalam hostage. Dua kata yang sering muncul di dalam keadaan itu adalah let us hope and pray. Kita berharap dan berdoa. Saya kadang-kadang heran waktu mereka dalam keadaan seperti demikian mereka boleh mengatakan ini. Orang-orang di Australia, salah satu benua yang sangat gelap, yang semakin hari semakin sekuler, semakin hari semakin tidak ada Tuhan. Tetapi di dalam keadaan seperti itu maka kemudian mereka mengatakan marilah kita hope and pray, marilah kita berharap dan berdoa. Tetapi persoalannya adalah berdoa kepada siapa? Karena mereka sendiri sudah declare mereka atheis, mereka tidak percaya Tuhan, gereja-gereja Australia semakin kosong. Harap kita boleh melihat di situ, di dalam keadaan yang demikian, mereka mau tidak mau mengatakan mari kita berharap dan berdoa.

Kedua adalah kita sebenarnya hidup di jaman post modern yang sekali lagi menolak hal-hal yang bersifat absolut. Seorang penulis mengatakan satu-satunya yang mereka yakini yaitu bahwa there is no absolute truth. Tidak ada kebenaran yang absolut. Tetapi sekali lagi di dalam keadaan seperti Sydney siege, ISIS, Taliban membunuh 140 anak-anak yang masih kecil di sekolah mereka, orang-orang dunia mulai mengatakan ini adalah kejahatan, mereka boleh mengatakan dengan conviction yang dalam ini adalah pure evil. Di dalam jaman post modern adalah jaman yang sebenarnya tidak ada yang absolutely wrong, tidak ada absolutely evil, kejahatan dalam jaman post modern adalah seperti film Forest Gump. Film itu diawali dan diakhiri dengan bulu yang terbang kemana-mana. Tidak bisa ambil keputusan. Indecisiveness. Itu adalah ciri-ciri orang-orang post modern yang di dalam keadaan menghadapi kesulitan, penderitaan, kejahatan yang besar, maka sebenarnya mereka mulai mengatakan ini adalah pure evil, ini adalah kejahatan yang betul-betul absolut. Persoalannya adalah ketika mereka mengatakan ini adalah kejahatan yang absolut, dengan conviction mengatakan ini adalah pure evil, sesungguhnya mereka mau mengatakan sebenarnya mereka menerima adanya absolute truth, absolute goodness. C.S. Lewis mengatakan orang-orang yang membenci, yang marah dalam keadaan seperti demikian baru sadar ini adalah kejahatan, dengan yakin ini adalah kejahatan yang harus kita tolak, tetapi sesungguhnya sebenarnya secara tidak sadar mereka mengatakan di balik pikiran mereka adanya absolute good. Kebaikan yang absolut. Bahwa ada Allah yang memberi standar apa yang absolut yang jahat dan yang baik. Tuhanlah yang memberi standar itu sehingga mereka baru bisa mengatakan bahwa ini adalah absolute evil dan ini adalah absolute good.

Paling tidak ada 4 prinsip tentang apa yang Alkitab katakan tentang fakta mengapa adanya kejahatan dan pembunuhan, adanya kekejaman yang begitu rupa yang terjadi di tengah-tengah dunia ini.

  1. Kejahatan ada atas ijin Tuhan

  2. Dari Amsal 21:1. Ultimately adalah karena Allah yang mengijinkan kejahatan itu terjadi. Alkitab menyatakan kepada kita, dosa ada di tengah-tengah dunia ini bukan karena Allah tidak mampu menahan dosa, bukan karena Allah yang tidak berdaulat atas segala sesuatu, tidak! Alkitab dengan tegas mengatakan bahwa Allah adalah Allah yang berdaulat atas segala sesuatu. Hati raja adalah seperti batang air di tangan Tuhan, dialirkan ke mana Dia ingini. Dia mengalirkan sesuai dengan keinginan-Nya. Allah adalah Allah yang berdaulat atas segala sesuatu, selembar rambutmu pun tidak akan jatuh kecuali dikehendaki oleh Tuhan. Yesaya 46 mengatakan: Tuhan berkata, “Akulah Allah dan tidak ada seperti Aku.” Keputusan-Ku akan terjadi dan segala kehendak-Ku akan terlaksana. Jadi jikalau ada kejahatan dan kekejaman di tengah-tengah dunia ini, mengapa Tuhan mengijinkan terjadi seperti itu? Ultimately adalah karena sebenarnya Tuhan mengijinkan dosa masuk dari mulai Adam dan Hawa. Tuhan mengijinkan itu. Iblis sebenarnya tidak bisa berbuat apa-apa kalau tidak diijinkan. Tentu pertanyaan selanjutnya adalah kenapa Allah mengijinkan kejahatan-kejahatan yang begitu dahsyat terjadi di tengah-tengah dunia ini?

  3. Jahatnya Dosa

  4. Tuhan mau menunjukkan betapa mengerikannya dosa itu. Ketika Kristus lahir, ada bayi-bayi dibunuh. Mengapa hal itu terjadi? Ketika manusia melawan Tuhan, melawan kehendak-Nya, maka manusia menjadi begitu jahat dan begitu kejam. Suatu kali pemeran Passion of The Christ, Jim Caviezel, diwawancara di TV. Filem Passion of The Christ adalah filem yang penuh kekejaman, kekerasan terjadi di situ khususnya ketika Tuhan Yesus dicambuk, dihajar sampai mengerikan luar biasa. Reporter menanyakan kenapa engkau main film begitu mengerikan, ketika Tuhan Yesus disiksa seperti demikian, maka Jim mengatakan satu kalimat yang saya rasa tepat: Memang mengerikan. Memang betul yang kamu katakan mengerikan, kejam, dan mengerikan luar biasa dan itulah dosamu dan dosaku. Terjadi di tengah-tengah dunia ini karena memang itulah ketika manusia melawan Tuhan. Kejahatan-kejahatan yang terjadi secara real dinyatakan. Orang-orang marah luar biasa, orang-orang benci dan murka sedalam-dalamnya ketika melihat kekejaman, kejahatan yang sedemikian rupa. Tetapi sebenarnya itu adalah Tuhan mau menyatakan itulah dosa manusia yang sebenarnya kadang-kadang tidak kita pikir, tidak kita lihat. Tidak lihat seperti yang Alkitab katakan ketika Tuhan mengatakan Ia adalah terang dan di dalam Dia tidak ada kegelapan sama sekali. Dia adalah suci. Ketika kita mengenal Allah, berhadapan dengan Tuhan yang suci yang adalah terang, di dalam Dia tidak ada kegelapan sama sekali. Ketika para serafim berkeliling memuji tahta Tuhan yang duduk di atas tahta dan mereka memuji Tuhan: Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam, Yesaya melihat pandangan itu dan kemudian dia gemetar. Dia sadar, matilah aku, celakalah aku, aku manusia berdosa karena aku hidup di tengah bangsa yang najis bibir dan aku orang yang najis bibirnya. Najis yang melawan Tuhan. Dia mati. Seorang yang terhormat, Yesaya seorang yang sangat dihargai oleh orang Israel pada waktu itu, tetapi ketika dia berhadapan dengan Tuhan, melihat kesucian dan kemuliaan Tuhan, maka dia sadar betapa mengerikannya dosa. Celakalah aku, mati aku di hadapan Tuhan yang suci dan mulia itu. Tetapi di dunia ini tidak banyak orang menyadari kebobrokan seperti Yesaya menyadari kebobrokan dirinya di hadapan Tuhan. Manusia merasa sehari-hari seperti biasa saja terjadi. Ini sesuatu yang tidak kita lihat. Seperti mungkin kekayaan laut yang dicuri di Indonesia. Kita tidak tahu semua sebelum ini, kecuali orang-orang tertentu yang hidup di daerah kelautan dan perikanan. Kita tidak tahu bahwa menurut pemerintah, 300 trilyun setiap tahun kekayaan Indonesia, ikannya, lobsternya yang paling bagus dikeruk oleh negara asing. Ketika dibongkar, dikasih tahu inilah yang terjadi, baru orang marah dan mencaci maki serta setuju harus dibakar dan ditenggelamkan semua kapal asing itu. Demikianlah dosa manusia, yang kita baru sadari ketika kita melihat di depan mata kita. Puncak dari dosa, kejahatan, kekejaman dan juga sakit penyakit yang bukan hanya orang dunia alami tetapi juga orang Kristen alami, kita baru menyadari sebenarnya bahwa betapa mengerikannya dosa itu. Biarlah kita boleh sadar bahwa bukan hanya marah terhadap kejahatan, tetapi biarlah kita boleh melihat hati kita dan boleh menyadari itu adalah dosa kita juga. Tuhan murka dan membenci dosa karena di dalam Dia tidak ada kegelapan sama sekali. Dia adalah Terang itu. Kita perlu sekali menyadari akan hal ini, maka hal inilah yang mendorong kita untuk datang kepada Tuhan, kepada Kristus, sang Bayi kudus itu yang lahir 2000 tahun yang lalu.

  5. Tuhan ingin manusia mengenal-Nya

  6. Ultimately kedaulatan Tuhan. Tuhan yang mengijinkan dosa itu masuk. Kenapa manusia bisa jatuh dalam dosa, kita bisa pikir dengan segala macam cara, pasti pada akhirnya karena Tuhan mengijinkan itu terjadi karena Tuhan sendiri yang meletakkan pohon pengetahuan baik dan jahat di tengah-tengah taman itu. Kalau Tuhan tidak meletakkan pohon tersebut di taman itu, atau Tuhan tidak memberi perintah untuk tidak makan buah dari pohon pengetahuan baik dan jahat itu, maka manusia tidak akan jatuh dalam dosa. Tetapi karena ada pilihan dan kehendak bebas pada waktu itu, dan Tuhan menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah, boleh memilih atau mengambil keputusan seperti Tuhan sendiri yang juga adalah seorang pribadi yang mengambil keputusan, bertindak, punya kehendak. Manusia juga diciptakan menurut gambar dan rupa Allah yang seperti demikian. Kita mungkin tidak akan bisa jawab seluruhnya kenapa manusia bisa jatuh dalam dosa dalam keadaan yang begitu baik yang Tuhan ciptakan. Yang Tuhan ciptakan semuanya sempurna, sempurna sebagai permulaan. Semua buah dari pohon di taman boleh dimakan semuanya kecuali satu pohon. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, diberikan sepasang laki-laki dan perempuan dan kemudian mereka diberi kerja semua hal yang manusia boleh kerjakan untuk hidup memuliakan Tuhan, untuk hidup berkenan, beribadah, dan menjadi hidup yang berkelimpahan yang Tuhan sediakan, itu semua Tuhan sudah siapkan. Tetapi hanya ada satu larangan, yaitu pohon pengetahuan baik dan jahat. Tuhan sengaja letakkan pohon itu sebagai ujian kepada manusia. Ujian pada manusia supaya manusia taat pada Dia bukan karena ada benefit, karena segala yang menguntungkan bagi manusia, tetapi karena Tuhan mengatakan pada manusia: “Aku menaruh itu supaya engkau taat kepada-Ku, apapun yang Aku katakan. Taat kepada-Ku, yang Aku perintahkan sudah jelas, taat kepada-Ku tanpa ada pikiran apapun.” Taat dan percaya pada Tuhan, apa yang Tuhan katakan. Tuhan juga sebenarnya pasti sudah tahu bahwa Adam dan Hawa akan jatuh di dalam dosa. Tetapi kalau kita melihat selanjutnya, pertanyaannya adalah: Kenapa Tuhan mengijinkan hal itu? Dari situ pembunuhan, kekejaman dan kerusakan terjadi. Saya setuju dengan seorang teolog yang mengatakan bahwa Tuhan mengijinkan dosa itu masuk, untuk menyatakan karakter Dia yang lebih jelas kepada manusia. Allah mengijinkan dosa masuk supaya manusia sadar, makin mengenal Dia, karena ketika dosa masuk, Tuhan berjanji untuk mengampuni dosa manusia, Tuhan berjanji akan mengutus Anak-Nya yang tunggal, keturunan dari perempuan itu, untuk mati menanggung dosa manusia yang akan diremukkan tumit-Nya sementara Dia akan meremukkan kepala dari si ular. Dengan manusia jatuh dalam dosa dan kemudian Kristus datang ke dunia untuk menebus dosa manusia, maka Allah menyatakan karakter-Nya dengan lebih jelas. Karena di dalam konteks manusia yang berdosa itulah kemudian Allah mengutus Yesus Kristus datang ke dalam dunia. Dari mulai sebelumnya, dan konteks saat sampai Kristus datang sebagai bayi, banyak dosa, kekejaman dan kejahatan terjadi di situ. Tetapi dalam konteks itulah Kristus datang ke dalam dunia sebagai manusia, dan Dia mentaati, menderita seumur hidup-Nya bahkan sampai Dia mati di atas kayu salib untuk menebus dosa kita. Melalui seluruhnya itu, kejatuhan manusia dalam dosa, kedatangan Kristus, kematian-Nya, kebangkitan-Nya dari kematian, maka sebenarnya Tuhan mau menyatakan diri-Nya, menyatakan siapa Dia dengan lebih utuh dan jelas dan menunjukkan kemuliaan-Nya. Manusia baru menyadari bukan hanya betapa jahatnya dan ngerinya dosa, tetapi sekaligus manusia mulai menyadari betapa besarnya anugerah Tuhan melalui Yesus Kristus. Manusia makin menyadari melihat keadilan Tuhan yang murka terhadap dosa ketika menghukum Yesus Kristus di atas kayu salib, tetapi manusia sekaligus menyadari betapa besarnya kasih Allah. Keadilan Allah dan kasih-Nya dinyatakan melalui kedatangan, kematian di atas kayu salib, kebangkitan Kristus, manusia makin mengenal Dia. Melalui dosa masuk dan Kristus menebus dosa manusia, Allah juga menyatakan murka-Nya terhadap dosa tetapi sekaligus menyatakan belas kasihan-Nya kepada manusia. Tuhan juga menyatakan kesucian-Nya melalui hukuman-Nya terhadap dosa, tetapi sekaligus menyatakan bahwa Dia adalah Allah yang murah hati dan penuh dengan anugerah. Juga melalui kematian dan kebangkitan-Nya, kita boleh melihat kesabaran dan bijaksana Allah, sehingga melalui semuanya itu, Allah dan kemuliaan-Nya dinyatakan dengan lebih jelas daripada jika manusia tidak jatuh dalam dosa. Jadi dosa, Tuhan pakai di dalam kedaulatan-Nya, datang ke dalam dunia, kemudian Dia menebus langsung sejak manusia jatuh dalam dosa di Kejadian 3, bagaimana sejak kejadian itu Tuhan langsung berkata bahwa Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dengan perempuan ini, antara keturunannya dengan keturunanmu. Keturunannya akan meremukkan kepala si ular dan keturunan ular akan meremukkan tumitnya. Jadi sejak manusia jatuh dalam dosa sudah ada rencana, bahkan sejak dari kekekalan, itu dinyatakan pada saat itu bahwa Aku akan melakukan penebusan, akan mengampuni, akan memberikan jalan keluar bagi kesulitan manusia. Dan melalui seluruhnya itu Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya, diri-Nya, betapa besar-Nya kasih Tuhan sekaligus betapa murka-Nya Dia terhadap dosa. Dan inilah yang menguatkan dan mendorong kita. Tuhan bekerja di dalam segala sesuatu, termasuk penderitaan, dosa manusia untuk menyatakan diri-Nya, mau manusia kembali kepada Tuhan. Kisah Para Rasul 4:27-28, segala yang dilakukan Herodes, Pilatus, segenap Israel untuk melawan Yesus hanyalah untuk melaksanakan, tanpa mereka sadari sesungguhnya, segala sesuatu yang Allah telah tentukan dari semula. Jadi kalau kita bisa melihat, semua ditentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Nya. Kita makin mengenal, mengerti, sadar, betapa Allah di dalam segala kelimpahan karakter-Nya, kita makin mengagumi, menghormati dan taat kepada Tuhan. Inilah alasan yang ketiga kenapa Tuhan membiarkan dosa masuk, kenapa begitu banyak ada kejahatan di tengah dunia ini.

  7. Supaya kita memuliakan Kristus

  8. Supaya kita yang percaya kepada Kristus, mengalami dan menyatakan bahwa Kristus adalah segala-galanya. Dia lebih berharga dari apapun di dalam dunia ini. Kalau masih ada waktu yang Tuhan berikan, kita masuk akhir tahun 2014, biarlah kita boleh mengingat bahwa ini adalah kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita. Hal ini mendorong kita untuk menyatakan kepada dunia bahwa Kristus adalah segala-galanya. Bahwa Dia lebih berharga dari apapun di dalam dunia ini. Paulus mengatakan di dalam Filipi: “Segala sesuatu aku anggap rugi karena pengenalan akan Kristus Yesus Tuhanku lebih mulia dari semuanya, bahkan segala sesuatu kuanggap sampah”. Dalam bahasa Yunani, sampah sebenarnya kotoran hewan. Seperti kotoran hewan, aku jijik, aku mau buang, dibandingkan dengan memperoleh Kristus. Ketika kita mengalami kesulitan, penderitaan, bahkan kematian, bagaimana kita yang di dalam Tuhan meresponi. Tuhan menginginkan kita, mengingatkan kita bahwa Dia adalah segala-galanya, yang paling utama, Dia yang seharusnya dipegang sebagai harta yang paling berharga, bukan apa yang kita miliki, bukan rumah, bukan uang, bahkan bukan istri atau suami atau anak-anak kita. Itu adalah anugrah yang Tuhan berikan tetapi tidak boleh menjadi yang utama dalam kehidupan kita. Kesulitan, malapetaka, penderitaan, kematian yang kita alami yaitu menjadi suatu peringatan kepada kita bahwa kita boleh berkata seperti Paulus: “Hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan”. Habakuk 3:17-18 menjadi suatu keindahan yang baik yang dinyatakan kepada kita. Kesimpulan dari kitab Habakuk, kelaparan, segala penderitaan, kemiskinan yang mereka alami, aniaya, penderitaan, kehilangan yang mereka alami, anak-anak Tuhan khususnya, bagaimana kita bisa berespon pada keadaan itu baiklah menjadi suatu pengalaman dan kenyataan di tengah dunia ini bahwa sumber sukacitaku bukanlah hal-hal yang ada di dunia ini, tetapi biarlah kita boleh menyatakan bahwa sumber sukacitaku hanyalah di dalam Tuhan, di dalam Kristus. Seperti pemazmur mengatakan: “Sekalipun hatiku dan dagingku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya”. Biarlah kesulitan yang kita hadapi, penderitaan, aniaya mengingatkan kita bahwa segala yang kita miliki ini bukan menjadi tujuan utama yang paling berharga dan penting di tengah dunia ini. Tuhan mengijinkan kesulitan dan aniaya terjadi, penderitaan, kejahatan terjadi di dunia ini bukan hanya bagi orang yang tidak percaya tetapi juga bagi anak-anak Tuhan. Tetapi bagi kita, anak-anak Tuhan, hal itu justru memberi pengharapan, kesadaran. Respons kita kepada dunia, hati kita yang mengalami, biarlah kita boleh menyatakan kepada dunia bahwa Tuhan adalah segala-galanya, yang paling berharga, bahwa sekalipun hatiku dan dagingku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya. Karena di hadapan Allah ada sukacita berlimpah-limpah dan di tangan kanan-Nya ada nikmat senantiasa.

Biarlah natal kali ini mengingatkan kita di tengah segala penderitaan yang ada di tengah dunia ini mengingatkan kita kembali kepada Tuhan, pada fokus, pada apa yang Tuhan inginkan, kembali kepada menyatakan Kristus adalah segala-galanya, Dia yang paling utama sehingga kita bisa berkata seperti Paulus bahwa hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Kita bisa mengalami mati itu sebagai keuntungan, to die is gain. Saya tutup dengan satu kisah dari Alkitab bagaimana Abraham disuruh untuk mempersembahkan Ishak, anaknya. Abraham membawa Ishak ke Gunung Muria. Di atas gunung itu Abraham mempersembahkan, mengikat Ishak dan siap menyembelih anaknya yang dikasihinya. Maka Malaikat Tuhan datang dan berkata: “Abraham, jangan kau apa-apakan anak itu karena Aku sudah melihat hatimu, mengerti bahwa engkau tidak segan-segan mempersembahkan anakmu satu-satunya yang kau kasihi kepada-Ku.” A.W. Tozer mengatakan suatu kalimat yang indah dari kalimat Tuhan kepada Abraham itu. Tuhan seolah-olah berkata kepada Abraham, “Aku sudah melihat hatimu. Kau siap mempersembahkan yang paling penting, yang paling berharga, yang paling kau kasihi di dalam dunia ini. Biarlah ini mendorong kita, menghiburkan kita, dan pada Natal kali ini kita boleh diingatkan sekali lagi bahwa Kristus adalah segala-galanya, Dialah yang paling utama, Dialah yang paling berharga. Kepada Dialah kita boleh datang, pada Dialah kita bahkan ketika meninggal-pun kita boleh berkata itu adalah untungku karena aku bertemu Kristus, aku mendapatkan Kristus untuk selama-lamanya.

^