[simple_crumbs root="Home" /]
-->

Ujian, Pencobaan dan Kemenangan (11)

Pengkhotbah: Pdt. Agus Marjanto, M.Th
Matius 4:1-7

Yesus dicobai, Dia adalah Allah yang sejati sekaligus adalah manusia yang sejati. Di dalam Alkitab ada tulisan-tulisan yang mempresentasikan Yesus sebagai Allah yang sejati. Kitab Yohanes mengatakan, “Pada mulanya adalah Firman. Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” Dari sejak ayat pertama sampai terakhir maka Yohanes mempresentasikan Yesus adalah Ilahi. Tetapi Matius memiliki sudut pandang yang sedikit berbeda. Matius mau menyatakan kepada orang-orang Yahudi, Yesus adalah Juruselamat. Dia adalah Mesias. Dia adalah manusia sejati yang diurapi oleh Roh Kudusnya Allah untuk menyatakan seluruh rencana dan pekerjaan Allah menyelamatkan umat manusia. Matius menyatakan bahwa Yesus suatu hari bertemu dengan Yohanes Pembaptis dan kemudian Dia minta untuk dibaptis. Seluruh rakyat pada waktu itu melihat Yesus adalah manusia, tetapi apakah sungguh-sungguh hanya manusia saja? Tidak. Dia adalah manusia sejati dan juga Allah yang sejati. Maka Alkitab menyatakan Roh Kudus datang dan mengurapi Dia. Di dalam ayat-ayat yang lain, maka penulis Injil menyatakan Roh Kudus diberikan oleh Bapa kepada Yesus Kristus tanpa hingga. Itu adalah sesuatu yang tidak tertakar, itu adalah sesuatu yang berlimpah-limpah. Dia adalah manusia yang sejati yang dipenuhi dan dipimpin oleh Roh Kudus. Dia adalah manusia yang sejati yang bergantung sepenuhnya oleh Roh Kudus. Dari pengertian-pengertian bahwa Dia adalah manusia yang sejati yang bergantung sepenuhnya kepada Roh Kudus, Dia menjadi contoh kita, Dia menjadi contoh gereja bagaimana hidup seharusnya di hadapan Allah.

Banyak orang selalu mengatakan, “O, Yesus bisa lepas dari seluruh pencobaan ini karena Dia adalah Allah.” Jawabannya adalah, Dia adalah Allah tetapi Dia adalah manusia yang sejati. Dan kalau saudara-saudara membaca ayat-ayat Alkitab, saudara harus menyadari maka penulis ini sedang menonjolkan sisi apa dari Yesus Kristus karena dia menyatakan sesuatu sisi keilahian dan kadang-kadang dia menyatakan sesuatu sisi kemanusiaan. Ketika menyatakan sisi keilahian supaya kita mengerti bahwa Dia adalah satu-satunya Allah oknum kedua yang diutus menjadi perantara antara Allah dan manusia. Tetapi ketika berbicara mengenai sisi kemanusiaan, saudara-saudara harus mengerti supaya kita mencontoh hidup-Nya. Itulah sebabnya Ibrani menyatakan bahwa Dia adalah satu pribadi yang dicobai dari segala lapisan tetapi Dia tidak berdosa. Nah saudara-saudara, saudara melihat di dalam Matius 4 ini maka Yesus dipimpin oleh Roh untuk dicobai oleh setan. Dia yang diurapi menjadi Mesias, sekarang Dia harus diuji terlebih dahulu. Dia yang diurapi menjadi Mesias, Dia sekarang dipergelarkan kepada semua orang apakah Dia benar-benar layak dan benar-benar memiliki kemampuan untuk melawan setan dengan bergantung sepenuhnya kepada Roh Kudus dan kepada Firman yang menuntun Dia. Maka ini adalah sesuatu hal yang menjadi penghiburan bagi kita.

Apa yang dilakukan setan kepada Yesus Kristus menjadi sesuatu yang kita mengerti, taktiknya, caranya, senjatanya setan seperti itu. Dan apa yang dilakukan Yesus Kristus kepada setan menjadikan Dia contoh bagaimana menghancurkan siasat setan. Salah satu siasat setan yang sangat jitu dan itu terjadi bahkan di dalam gereja, yaitu dia menggunakan Firman. Setan meminta Yesus Kristus menggenapi Firman di dalam Mazmur 91 untuk melakukan mujizat. Ini hal yang sangat licik. Setan itu mengerti Firman. Setan itu mendalami Firman. Setan itu mengeksposisi Firman, tetapi setan itu tidak pernah taat kepada Firman dan setan itu membalikkan Firman. Ini adalah pekerjaan setan dari Kejadian sampai Wahyu. Kalau merentang seluruh Kejadian-Wahyu maka akan ada kegagalan dan kehancuran umat Allah dan yang menyebabkan kehancuran umat Allah adalah karena imam-Ku berkata dusta, nabi-Ku bernubuat sesuatu yang tidak pernah Aku katakan kepada mereka. Ini adalah Firman yang diputar balik. Ujilah apa yang saya katakan dan uji untuk semua orang yang mengatakan Firman dan saudara baca bukunya. Biarlah saudara mengerti Firman yang diucapkan dan arah kotbah itu, apakah dia mengarah kepada takut akan Allah atau sebenarnya dia mengarah untuk mendapatkan suatu profit dari Firman ini untuk diri. Ini adalah sesuatu arah. Arah itu penting sekali. Yesus di dalam hal ini mengatakan, “Jangan engkau mencobai Allah.” Berarti Yesus menyatakan kepada kita, ini Firman dan ada di dalam Alkitab. Tetapi dikotbahkan oleh setan dan diputar, engkau harus tahu sebenarnya ini dusta. Orang Kristen yang bertumbuh adalah orang yang makin lama makin mengerti perbedaan. Orang Kristen yang tidak bertumbuh, dia pikir semuanya sama. Sama seperti anak kecil semuanya sama. Yesus Kristus mengajarkan kita harus punya kemampuan membedakan, tidak hanya menerima Firman. Maka baik-baik, milikilah hati nurani yang murni, milikilah penguasaan akan Firman dan engkau akan mengerti Firman ini dipakai secara jahat atau secara baik. Perhatikan baik-baik, tidak pernah ada satu orang pun termasuk kita, membaca Firman tanpa ada presaposisi. Tak pernah ada orang baca Firman itu otaknya kosong, pasti sebelumnya dia sudah isi lalu dia baca Firman dan celakanya adalah apa yang dia isi ini, baca Firman, Firman ini diputar sedemikian rupa untuk bisa menyalurkan apa yang dia mau. Semuanya sama. Maka dari itu, kemurnian hati dari anugerah Tuhan itu penting sekali. . Kalau saudara baca Firman setiap pagi, saudara bicara, Tuhan, murnikan hatiku, selidiki aku, apakah aku berdosa kepadamu atau tidak, apakah aku berjalan di dalam jalan yang serong atau tidak, dan tuntun aku di jalan yang kekal. Jaga hati dan pikiran kita di dalam segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan. Maka di sini Yesus Kristus mengatakan, “Jangan engkau mencobai Tuhan Allahmu.”

Di dalam seluruh Alkitab, minimal ada 5 tempat di mana Allah itu berkata kepada orang-orang Israel dan gereja-Nya, “Engkau mencobai aku.” Dua sudah saya pernah kotbahkan.

  1. Kita mencobai Tuhan dengan melimitasi, membatasi kuasa Allah.
    Itu terjadi ketika Israel di padang gurun. Israel sudah dijanjikan oleh Tuhan bahwa dia akan dipelihara oleh Allah tetapi kemudian Israel tidak mendapatkan daging dan air. Israel tiap hari dapat manna. Lalu mereka terus berkeluh kesah. Mereka terus menerus itu berteriak-teriak dan mereka memiliki suatu pergumulan dan sesuatu hal yang tidak puas hati. Mereka bersungut-sungut terus meminta kepada Tuhan. Kadang ketika orang itu bersungut-sungut kepada Tuhan seakan-akan kelihatan seperti sedang bergantung sama Tuhan. Itu adalah penipuan. “O, Engkau Maha Kuasa Tuhan, Engkau bisa lakukan ini.” Benar, Allah itu Maha Kuasa, tetapi di sini manusia membatasi Allah. Membatasi apa? Membatasi tempat, waktu dan cara Allah menolong kita. Kenapa harus sekarang? Kenapa harus di tempat ini? Kenapa harus pakai cara ini? Maka orang Israel bersungut-sungut. Masakan Engkau tidak bisa memberikan aku makanan? Masakan Engkau tidak bisa memberikan aku air? Musa begitu marah. Engkau mencobai Tuhan! Saudara-saudara, mereka pasti pikir Allah pasti bisa, tetapi masalahnya adalah engkau mencobai Dia dengan menyatakan, “Engkau Maha Kuasa, Engkau Maha Kuasa.” Maksudnya adalah, “Sekarang, dan di sini. Aku minta. Engkau harus mengikutiku!” Itu kekejian di hadapan Allah. Allah kemudian marah kepada sebagian besar dari mereka karena mereka mencobai Allah. Lihat dari Mazmur 78:18-19.
  2. Kita mencobai Tuhan dengan meminta tanda.
    Jikalau seseorang itu sungguh-sungguh mengetahui, menyadari dan mengenal Allah mencintai dirinya maka dia tidak pernah sangsi kepada Tuhan dan meminta tanda. Apakah minta tanda itu selalu tidak boleh? Tidak. Saya tidak katakan itu. Karena di dalam Alkitab ada beberapa orang yang meminta tanda. Misalnya saja Gideon itu minta tanda. Tetapi saudara perhatikan, Gideon minta tanda karena Tuhan itu sudah bicara kepada dia dan dia rasa dia tidak mampu. Dia rasa mungkin dia juga salah mengerti sehingga dia tidak mau melukai hati Tuhan dan dia mau minta tanda karena ketakutan melihat diri yang tidak kuat, tidak bisa, tidak mampu untuk memimpin seluruh prajurit Tuhan maka ia minta tanda. Tetapi itu beda dengan minta tanda karena ketidakpercayaan. Itu beda dengan meminta tanda karena sebenarnya meragukan terus menerus apa yang menjadi isi hati Tuhan. Perhatikan, kalau saudara-saudara bertumbuh mengenal Tuhan maka makin saudara itu mengenal Tuhan, makin saudara-saudara kadang tidak ada tanda tetapi saudara bisa peka akan isi hati Tuhan. Anak kecil selalu meminta tanda kepada orang tuanya, tetapi, kalau sudah remaja pemuda, dan saudara bergaul erat dengan orangtua, orangtua hanya diam, kadang tutupkan mata, langsung tahu, “Papaku kurang suka.” Mengerti maksud saya? Hal yang kecil, tidak ada sesuatu yang dilihat sama orang. You kok tau kalau papamu kurang suka? Tahu. Kerasa. Kok bisa tahu? Karena ada suatu kedekatan, tidak harus pakai tanda. Saya tidak katakan saudara tidak boleh meminta tanda. Saudara boleh minta tanda tetapi saudara-saudara bersyukur kepada Tuhan apapun saja yang Tuhan berikan terutama adalah konfirmasi di dalam hatimu.
  3. Kita mencobai Allah dengan terus menerus melakukan dosa.
    Itu mencobai Allah yang suci dan saudara-saudara seakan-akan tidak percaya bahwa pada akhirnya Dia akan menghakimi kita. Lihat di dalam Maleakhi 3:15 “…Oleh sebab itu kita ini menyebut berbahagia orang-orang yang gegabah: bukan saja mujur orang-orang yang berbuat fasik itu, tetapi dengan mencobai Allah pun, mereka luput juga.” Siapa yang mencobai mereka? Alkitab mengatakan siapa orang yang mencobai Dia? Yaitu orang yang terus menerus melakukan dosa yang sama. Orang yang terus menerus melakukan dosa tanpa dia takut akan Tuhan. Saya minta untuk saudara-saudara cek apa yang ada di dalam kehidupanmu, peristiwa hidupmu dan juga kondisi hatimu, dan juga untuk mungkin engkau bisnis dan engkau melakukan dosa; mungkin di dalam relasi suami istri engkau melakukan dosa; mungkin engkau di dalam pribadimu engkau melakukan dosa; uangmu engkau melakukan dosa ataupun di dalam perenungan di dalam hatimu engkau melakukan dosa. Saudara-saudara minta pengampunan dari Tuhan. Jangan terus menerus mengulang dosa-dosa yang sama yang begitu jelas, yang Tuhan sendiri sudah katakan kepada kita dan Tuhan sendiri sudah utus Roh Kudus-Nya untuk memberikan kepada kita kuasa untuk lepas daripada dosa itu. Perhatikan Bilangan 14:22. Mereka mencobai Tuhan, Tuhan hitung. Saya ketika baca ayat ini saya kaget. Kata-Mu adalah Engkau selalu tidak mengingat-ingat dosa. Tuhan tidak mengingat-ingat dosa kita kalau kita sudah bertobat, tetapi, Dia akan tuntut dosa kita sampai pada akhirnya di dalam kekekalan kalau saudara dan saya tidak bertobat. Ini adalah Firman yang begitu jelas.
  4. Kita mencobai Tuhan dengan menambahkan hal agamawi kepada karya Kristus yang sudah sempurna.
    Lihat Kisah Para Rasul 15:10, ini adalah ayat yang muncul karena persidangan di Yerusalem oleh para murid. Dan para murid adalah orang yang sudah menerima Yesus Kristus tetapi mereka berpikir bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah maka adalah terima Yesus Kristus ditambah melakukan hukum Taurat, terima Yesus Kristus ditambah melakukan sunat. Maka ini adalah sesuatu yang terus menerus mereka pikir dan mereka mau lakukan sampai kemudian rasul itu memutuskan, tidak, kita tidak bisa melakukan hal itu. Orang masuk ke dalam Kerajaan Surga adalah karena Yesus Kristus. Saudara-saudara, bagi orang-orang belum Kristen di tempat ini, saudara dengan perbuatan agamamu engkau tidak bisa masuk Surga. Dengan engkau punya kepandaian tidak bisa masuk surga kecuali engkau mendapatkan penebusan di dalam Yesus Kristus kalaupun engkau begitu baik melakukan seluruh kewajiban agamamu masakan engkau tidak memiliki sesuatu kecacatan dan dosa dan kelalaian di dalamnya? Saya mau tanya, dengan kecacatan dosa dan kelalaian di dalamnya siapa yang menebus engkau? Perhatikan ini terjadi di sepanjang sejarah gereja. Pada waktu jaman reformasi slogan mereka adalah: pertama Sola Gratia, kedua Sola Scriptura, ketiga Sola Fide, keempat Sola Kristus dan kemudian Soli Deo Gloria. 5 slogan Reformasi. Dan apa yang dikatakan yaitu Sola yaitu only, hanya. Sola Gratia berati hanya anugerah. Sola Fide berarti hanya iman. Sola Kristus itu berarti hanya Kristus. Sola Scriptura itu berarti hanya Alkitab.

    Lalu kemudian saudara-saudara mungkin berpikir, saya tahu yang penting adalah grace – gratia – anugerah, yang penting adalah iman, yang penting adalah dari Kristus, yang penting adalah Alkitab – bukan, pada waktu itu konteks gereja adalah gereja di pimpin oleh Roma Katolik, berbeda dengan Roma Katolik sekarang. Pada waktu itu Katolik menyatakan kalau engkau ingin diselamatkan, engkau ingin bertumbuh maka engkau harus mempercayai Kristus dan melakukan Taurat. Engkau kalau mau bertumbuh engkau harus punya iman kepada Kristus dan juga iman kepada bapa-bapa gereja yang sudah mati, seperti Petrus, Paulus dan semuanya. Kalau engkau mau bertumbuh maka engkau harus mengikuti Alkitab dan peraturan-peratuan gereja. Jadi sebenarnya yang dihancurkan, yang diteguhkan kembali oleh para reformasi itu bukan Gratia, bukan Fide, bukan Scripture, tetapi “Sola” – nya, “only, hanya.” Jadi apa yang diteguhkan oleh Reformed adalah Hanya Anugrah, Hanya Alkitab, Hanya Kristus, Hanya Iman, dan maka kalau semuanya sudah hanya, maka itu semua adalah perbuatan Allah – Soli Deo Gloria! Ini menjadi sesuatu hal yang penting kelihatannya sepele. Kalau Reformasi mengatakan, hanya Alkitab. Kitab para Rasul juga mengatakan hanya Kristus, jangan ditambah Taurat. Sekarang kalau ditambah Taurat itu masalahnya di mana? Salahnya adalah Kristus-nya tidak cukup. Sufficiency of Christ. Jadi kalau engkau mengatakan aku bisa pergi ke Surga adalah Kristus dengan Taurat itu berarti Kristus nya tidak cukup, aku bisa bertumbuh adalah karena Alkitab dan peraturan gereja, maka itu tidak cukup. Ini terus menerus terulang di dalam sejarah gereja. Ada aliran yang mengatakan engkau harus menerima Yesus Kristus kemudian dibaptis Roh Kudus. Harus ada 2 hal, Yesus dan Roh Kudus. Saudara-saudara sekarang saya tanya kalau itu 2 hal, orang bisa terima Yesus itu memangnya tidak pakai Roh Kudus? Orang bisa terima Yesus dan kemudian dia bertobat, menangis menyesali dosanya, mau hidup baru, itu pekerjaan siapa kalau bukan Roh Kudus? Maka ini sesuatu hal yang kelihatannya hampir benar tetapi di dalamnya ada sesuatu pengertian teologia yang totally wrong. Alkitab menyatakan kecukupan dari Kristus Yesus – The Sufficiency of Christ dan itu jikalau engkau tambahkan sesuatu maka Alkitab mengatakan maka engkau mencobai Allah.

  5. Kita mengabaikan ordinary providence dan menuntut extraordinary providence.
    Jikalau saudara tidak puas dengan hal-hal yang sehari-hari dan saudara-saudara menuntut sesuatu yang spektakuler selalu terjadi, di situ kita sedang mencobai Allah. Yesus Kristus, pada waktu itu baru saja dibaptis, lalu kemudian Dia dicobai oleh setan. Dan setelah itu Dia berjalan keluar masuk desa demi desa, kota demi kota, dengan melakukan hal yang biasa, dengan mengajarkan hal yang biasa. Dan setan mengatakan Engkau jangan lakukan itu, Engkau sekali saja loncat dan seluruh malaikat akan menatang Engkau dan kaki-Mu tidak terantuk kepada batu. Itu sesuatu yang spektakuler, semua orang akan melihat dan akan bertepuk-tangan, Engkau akan disanjung-sanjung, maka orang tidak perlu salah mengerti akan Engkau, Engkau akan langsung disebut sebagai Juruselamat. Mengapa harus mengajar? Mengapa harus pergi membesuk orang? Mengapa Engkau harus mengajar dari satu kampung ke kampung yang lain, dan orang-orang itu salah mengerti? Dan terutama, mengapa suatu hari Engkau harus dimahkotai duri? Mengapa Engkau harus dipecut sampai Engkau berdarah? Mengapa Engkau harus mati di atas kayu salib seperti itu? Tidak perlu! Lakukan sesuatu yang spektakuler, lakukan sesuatu yang Engkau sendiri inginkan yang paling penting tujuannya tercapai, yaitu semua orang percaya kepada-Mu. Kelihatannya sepele tetapi ini menghancurkan dan membuang suatu proses yang sebenarnya sedang ditonjolkan yaitu “aku” itu penting, “aku” tidak perlu melakukan semuanya ini, “aku” ini harus mendapatkan sesuatu hak istimewa, privilege. Tidak!

    Anak Allah tidak mengambil hak istimewa itu. Anak Allah tidak mengambil keuntungan untuk diri-Nya sendiri. Dia melakukan, Dia menjalani seluruh proses menggenapi kehendak Bapa. Dia tidak menganggap diri-Nya itu penting lebih penting daripada semua orang. Tidak! Ada satu orang yang memiliki satu perasaan seperti ini, persis seperti Yesus yaitu Daud. Suatu hari Daud harus lari dari musuh-musuhnya dan bersembunyi. Dia bersembunyi di depan tempat kota kelahirannya, Betlehem. Dia kemudian haus dan di hadapan beberapa jenderal, anak buahnya yang bersama-sama dengan dia, lalu kemudian dia berkata: “..kalau aku bisa dapat air dari sumur Betlehem itu aku puas.” Ini cerita yang indah sekali bagaimana seorang pemimpin yang sungguh-sungguh takut Tuhan dan satu anak buah yang sungguh-sungguh mendengarkan pemimpinnya. Satu daripada anak buahnya yaitu jenderalnya dengar, masuk dalam kupingnya, dan masuk dalam hatinya, mengenap-endap lari tanpa sepengetahuan Daud. Dia lari, mengusahakan supaya mendapatkan air, padahal kalau dia sampai ketahuan, mati. Lalu kemudian dia ambil satu cangkir saja, kemudian diberikan kepada Daud. Begitu Daud ambil, gemetar. “Ini apa?” “Ini air di Betlehem itu.” Langsung Daud buang air itu. “Tidak!” Daud berkata, “Masakan aku itu adalah orang yang lebih penting daripada seluruh nyawamu”. Saudara-saudara jangan menganggap diri itu lebih hebat dari orang lain, lebih penting dari orang lain. Kalaupun kita pemimpin, kalaupun kita adalah atasan, biar kita boleh menyadari Tuhan itu adalah di atas kita semua. Daud adalah satu orang yang tidak mau mencobai. Aku ini ordinary. Aku bukan extraordinary, aku biasa, aku bukan luar biasa. Yesus Kristus mau mengalami seluruh proses, kita yang tidak mau. Kita katakan, kalau aku anak Tuhan, aku harus sembuh cepat. Kalau aku anak Tuhan, aku harus kaya cepat. Kalau aku anak Tuhan, harus lancar. Siapakah kita? KIta hanya makhluk yang diciptakan dan dikasihani, dan semuanya dalam kedaulatan Allah. Jangan mencobai Tuhan Allahmu. Jangan mencobai Dia semasa kita hidup. Biar kita boleh taat, bersyukur, bersukacita akan seluruh rencana-Nya, dan biarlah namanya dipermuliakan.

Eksposisi Matius (11) Datanglah Kerajaan-Mu

Matius 3:1-12,Maleakhi 4:5-6

Sebelum kita masuk eksposisi kitab Matius, mari kita melihat Maleakhi 4:5-6, melihat bagaimana sebelum Tuhan mengakhiri Perjanjian Lama, Dia sudah menubuatkan seorang yang akan hadir di Perjanjian Baru. Mari kita meneruskan eksposisi kitab Matius 3:1-12. Setelah 400 tahun masa kegelapan, tidak ada satu orang yang berteriak, maka Yohanes Pembaptis memecahkan seluruh keheningan itu, “Bertobatlah karena Kerajaan Surga sudah dekat, ini adalah satu khotbah yang menjadi isi hati Tuhan dinyatakan kepada Yohanes Pembaptis. Jika kita perhatikan khotbah yang diucapkan oleh Yohanes Pembaptis adalah sama dengan khotbah yang diucapkan oleh Yesus Kristus, dan khotbah yang diucapkan oleh para murid-Nya. Ini adalah khotbah yang dinyatakan di dalam Alkitab dan khotbah yang kelihatannya begitu sederhana tetapi menarik banyak orang. Khotbah ini juga begitu dipakai oleh Roh Kudus, karena pada saat itu di Bait Suci, para Imam mengkhotbahkan apapun saja tetapi bukan isi hati Tuhan, bukan inti iman. Celakalah gereja yang mengkhotbahkan apapun saja tetapi bukan inti iman. Gereja harus mempersiapkan manusia hidup bertanggung jawab kepada Tuhan setiap hari, pada hari akhir manusia harus mempertanggungjawabkan seluruh hidupnya yang hanya satu kali itu. Yohanes Pembaptis mengkhotbahkan satu kalimat, yang bahkan pada waktu pertama Allah Bapa berbicara kepada Adam dan Hawa itu adalah kalimat yang sama yaitu Kerajaan Allah, Kingdom of God harus ditegakkan di muka bumi, seluruh dunia yang Allah Bapa sendiri ciptakan. Ini adalah khotbah yang merupakan isi hati Tuhan, khotbah yang diulang-ulang oleh para nabi dan merupakan benang merah antara Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru. Di dalam kalimat, “Bertobatlah, Kerajaan Allah sudah dekat,” ada dua doktrin/pengajaran/elemen yang penting. Elemen yang pertama adalah repent, bertobat. Mengenai arti pertobatan sudah dibicarakan minggu lalu. Elemen kedua yaitu Kingdom of God, Kerajaan Allah. Ini adalah doktrin yang kedua yang kita harus mengerti, doktrin yang luar biasa dalam dan luas, karena ini akan menyangkut paut dengan segala sesuatu kehidupan orang-orang di dalam Perjanjian Lama, yang kelihatannya orang sudah tahu, tetapi ketika dia mendalami Alkitab, pengertiannya tidak sama seperti yang dia tahu. Hari ini saya akan berbicara berkenaan dengan apa yang dimengerti oleh Israel tentang Kerajaan Allah, dan apa yang dinyatakan oleh Yesus Kristus tentang konsep Kerajaan Allah di dalam Perjanjian Baru.


  1. Apa yang dimengerti oleh orang Israel pada waktu jaman Yesus Kristus mengenai Kerajaan Allah, dan bagaimana mereka salah di dalam selective perception. Saya akan berbicara pertama adalah mengenai apa yang orang Israel tahu tentang Kerajaan Allah ketika mereka membaca di dalam Perjanjian Lama. Di dalam Perjanjian Lama, kata Kerajaan Allah tidak pernah muncul satu kalipun. Kita tidak akan menemukan Kingdom of God atau Kingdom of Heaven muncul di dalam Perjanjian Lama, tetapi konsep bahwa Allah memerintah, Allah memberikan berkat kepada umat-Nya, Allah berdaulat akan menghimpun umat-Nya kembali, ada di dalam konsep orang Israel, sehingga ketika Yohanes Pembaptis mengatakan, “Bertobatlah karena Kerajaan Surga sudah dekat!” maka pada saat itu semua orang berduyun-duyun datang kepada Yohanes Pembaptis. Kerajaan Allah dan Kerajaan Surga adalah sesuatu yang sama. Lukas, Markus, Yohanes,mereka menuliskan Kerajaan Allah, tetapi hampir sebagian besar, Matius menyatakan Kerajaan Surga. Mengapa? Karena Matius menuliskan kepada orang Yahudi, dan orang Yahudi adalah orang yang sangat menghormati Allah. Mereka mengutamakan kata Allah, mereka tidak sembarangan untuk berbicara atau menuliskannya. Mereka menggantikan Kingdom of God menjadi Kingdom of Heaven. Maka ketika Yohanes Pembaptis mengkhotbahkan, “Bertobatlah! Kerajaan Allah sudah dekat”, orang Israel tidak lagi mempertanyakan arti dari Kerajaan Allah karena konsep itu ada pada mereka. Di dalam Perjanjian Lama dikatakan the day of the Lord, harinya Tuhan. Pada hari itu Tuhan akan hadir, akan memulihkan, akan menghukum, dan bagi orang Yahudi yang hidup pada jaman Yesus Kristus ketika mendengar Kerajaan Allah datang itu berarti pada hari itu Mesias akan datang.

    Pada saat Kristus datang, ada 2 hal yang akan dikerjakan oleh Kristus:

    1. Penghakiman kepada seluruh musuh Israel karena Israel adalah umat Allah.
    2. Restorasi, berkat belas kasihan dan seluruh hal anugerah demi anugerah diberikan kepada orang Israel, kemenangan diberikan kepada orang Israel.

    Kita harus mengingat bahwa orang Israel adalah orang yang sudah ditindas ratusan bahkan ribuan tahun lamanya, mereka adalah orang yang terus menerus dihancurkan oleh Mesir, Babel, Asyur, Media Persia, Romawi, dan Yunani. Mereka terus menerus di dalam kondisi penuh dengan darah, air mata, keringat, kerja paksa, meskipun pada saat itu mereka berada di dalam satu bait Allah yang besar, itupun dimiliki dan diatur oleh Romawi. Romawi mengatur hidup mereka, mereka tidak pernah menjadi negara yang bebas, itulah sebabnya mereka menunggu kapan Mesias datang, karena itu dijanjikan oleh Allah. Ini adalah konsep yang ada, berkait erat di dalam pikiran dan hati orang Israel pada waktu jaman Yesus Kristus dan sebelumnya. Konsep Tuhan akan menghakimi bangsa-bangsa lain dan Tuhan akan memulihkan Israel ada di seluruh Perjanjian Lama. Yesaya 13:9, bicara mengenai ucapan Ilahi terhadap Babel. Secara keseluruhan ayat ini ditujukan bukan untuk Israel, tetapi ditujukan kepada Babel yang adalah musuh Israel, sehingga orang Israel ketika membaca Yesaya 13 mereka menunggu harinya Tuhan. Yesaya 14, berbicara pada hari Tuhan bangsa Israel yang berserakan akan kembali, pada hari Tuhan akan dimuliakan dan bangsa yang menjajah akan dihancurkan. Yeremia 46:10, pada hari Tuhan Allah semesta alam, hari itu adalah hari pembalasan, pembalasan kepada Mesir. Lihat Yeremia 46:27, satu adalah penghancuran untuk Mesir dan satu adalah pengangkatan Israel. Ini adalah sesuatu pengangkatan demi pengangkatan yang Tuhan katakan, dan Tuhan katakan kepada orang Israel apa yang dikatakan Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Yoel, saudara akan menemukan prinsip yang sama. The day of the Lord adalah Allah akan menghabisi musuh Israel dan Allah akan mengangkat Israel.

    Di dalam kekristenan, The day of the Lord, harinya Tuhan, Tuhan akan menghancurkan musuh gereja, dan Tuhan akan mengangkat gereja. Ayat-ayat ini adalah ayat-ayat yang menjadi penghiburan, khususnya jika kita berada di dalam penganiayaan. Hal yang sama terjadi pada orang-orang Israel, mereka menunggu-nunggu kedatangan Mesias. Pada hari Tuhan, mereka akan dibangkitkan, direstorasi, musuh akan dihancurkan, tetapi masalahnya ini adalah kebenaran separuh. Mereka berpikir ini adalah kebenaran secara keseluruhan, maka ketika Yohanes Pembaptis menyatakan bertobatlah karena Kerajaan Allah sudah dekat, maka mereka berduyun-duyun dengan sukacita menghampiri Yohanes Pembaptis, karena mereka berpikir Mesias akan datang dan akan memulihkan. Ini adalah cara iblis untuk menipu gereja Tuhan. Setan itu kalau menipu kita dia tidak menipu dengan 100% kebohongan, tetapi dia akan menipu kita dengan 99% kebenaran dan 1% kebohongan. Ini adalah kebenaran yang tidak utuh, karena di dalam pikiran mereka ada sesuatu yang disebut selective perception. Selective perception yaitu ketika kita membaca dengan sifat alamiah, jika kita tidak sungguh-sungguh peka akan pimpinan Roh Kudus, kita akan mengambil sesuatu yang menguntungkan kita dan kita akan cepat-cepat membuang sesuatu yang tidak kita sukai. Itu adalah sesuatu yang biasa dalam hidup kita, saudara jangan pernah lakukan itu di dalam hal kerohanian, jangan pernah lakukan itu ketika kita membaca Firman Tuhan. Ada hamba-hamba Tuhan yang mengkhotbahkan hanya bagian-bagian tertentu di dalam Alkitab yaitu hanya tentang kasih dan berkat selama beberapa tahun dan saudara seakan-akan mengerti bagian itu tetapi sebenarnya kalau saudara mau jujur pada diri sendiri, saudara tidak mengerti the whole picture, itu adalah bagian-bagian yang dipilih secara selektif dan saudara tidak akan bertumbuh. Kita akan berputar hanya dalam posisi seperti itu saja. Pertama kali mungkin saudara mendapatkan berkat dan kesegaran, tetapi jika bertahun-tahun saudara hanya mendengar hal itu saja maka ini adalah sesuatu selective perception.

    Gereja di sini bukan segala-galanya, tetapi kami dididik dalam arus teologia Reformed, kabarkan injil, kabarkan Firman itu dengan eksposisi ayat per ayat, sehingga ketika semuanya itu sudah selesai, saudara gabungkan seluruh khotbah itu, saudara mengerti ada ayat berkenaan dengan penghukuman, ada ayat berkenaan dengan berkat, ada ayat berkenaan dengan isi hati Tuhan yang dalam, ada ayat berkenaan dengan penyangkalan diri, ada ayat berkenaan dengan kekuatan untuk berani ke depan, seluruh ayat demi ayat secara teratur harus dikhotbahkan. Selective perception itu menjadi sesuatu alat setan untuk menjebak kerohanian kita sehingga kita tidak maju, kita berpikir itu adalah segala-galanya padahal itu adalah kebenaran separuh. Perhatikan di dalam pikiran orang Israel, mereka melupakan ayat yang begitu jelas seperti dalam Amos 5:18-20. Amos menuliskan kalimat-kalimat untuk orang Israel dan bukan untuk bangsa-bangsa lain. Di dalam ayat itu para nabi mengatakan kepada bangsa Israel untuk tidak menunggu hari Tuhan karena itu adalah hari kegelapan bagi mereka. Seluruh orang Israel berpikir bahwa mereka adalah bangsa pilihan, orang yang diberkati Tuhan, mereka berpikir bahwa Tuhan akan memihak mereka. Tetapi mereka melupakan yang tertulis di dalam kitab Amos bahwa The day of the Lord adalah hari kegelapan dan bukan terang. Allah itu menegakkan diri-Nya sendiri, kemuliaan-Nya sendiri dan kesucian-Nya sendiri. Bangsa-bangsa lain yang bukan Israel jikalau melawan kesucian-Nya akan dilawan oleh Allah dan Israel bangsa-Nya sendiri yang tidak menghormati kesucian-Nyapun akan dihancurkan oleh Allah. Kita jangan berpikir bahwa jika kita adalah orang Kristen, orang yang sudah mengikut Yesus Kristus, lalu kemudian semua janji-janji Tuhan bagiku. Tetapi, jika kita tidak menghormati kesucian Allah, Dia akan lebih murka daripada kepada bangsa-bangsa lain. Ketika Tuhan itu hadir, Dia adalah Allah yang suci, Allah yang tidak bisa diganggu gugat, Allah yang berdaulat, Allah yang memiliki kehendak-Nya sendiri dan kita harus takluk kepada Dia. Dia adalah Allah yang tidak bisa dipermainkan. Jika kita berada di dalam Yesus Kristus sejati pasti diselamatkan. Tetapi pertanyaannya apakah sejati atau tidak, itu bukan diukur kita pernah angkat tangan lalu maju ke depan, itu diukur dari pertobatannya yang berbuah atau tidak dan salah satu buah yang paling nyata adalah kesucian.

    Banyak orang Kristen hidup persis seperti Israel, berpikir bahwa mereka adalah umat Allah. Yohanes Pembaptis menyatakan “Bertobatlah!” Kita jangan pikir bahwa kita adalah orang yang sudah diselamatkan dan nanti Kristus datang menyelamatkan kita, jangan-jangan hari itu adalah hari kegelapan bagimu. Selective perception menakutkan sekali, ini adalah pembodohan yang terjadi pada diri kita. Calvin pernah menyatakan salah satu masalah dari orang-orang yang akan dibinasakan adalah mereka selalu tidak menyadari adanya self deception, penipuan pada diri sendiri dan tidak mau memiliki self examination, punya sesuatu pengujian kepada diri sendiri. Yohanes Pembaptis mengatakan “Bertobat berbaliklah umatku!”, kalau tidak hari itu adalah hari yang menakutkan. Maka perhatikan, repentance ini harus asli, pertobatan ini harus murni. Repentance secara mulut itu tidak cukup, harus ada buah buah pertobatan. Banyak orang yang mengaku Yesus Tuhan, tetapi hidupnya tidak pernah berpindah dari diri yang menjadi pusat. Banyak orang yang mengaku Yesus Tuhan adalah karena kita memeluk budaya Kristiani, tetapi sebenarnya bukan Dia Tuhan dalam hidup saya. Memeluk budaya Kristiani yaitu hari minggu pergi ke Gereja, karena saudara mengerti kalau tidak pergi ke Gereja, ada perasaan bersalah, hanya itu saja. Biar kita sungguh-sungguh serius, hidup sungguh-sungguh menguji diri kita sendiri.

  2. Arti Kerajaan Allah di dalam Perjanjian Baru dan apa yang sesungguhnya yang Yesus Kristus ajarkan.
    Satu ayat Alkitab yang berkali-kali kita baca dan mungkin kita menghafalnya, yaitu “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya,maka semuanya akan ditambahkan kepadamu”. Ayat ini sesungguhnya menyatakan bahwa Kerajaan Allah adalah hal yang paling fundamental. Makanan dan pakaian merupakan elemen yang paling dasar dari hidup kita, elemen paling rendah, yang harus dicukupi terlebih dahulu. Tetapi Yesus Kristus di dalam perkataan-Nya membongkar semua itu. Yang paling dasar dalam hidup saat ini dan di dalam kekekalan adalah Kingdom of God. Kerajaan Allah bukan sesuatu yang sederhana. Kerajaan Allah yang dikhotbahkan oleh Yohanes Pembaptis memiliki sesuatu arti yang begitu dalam dan itu adalah isi hatinya Tuhan. Kalau Tuhan sendiri melihat kepentingan-Nya lebih daripada elemen paling dasar hidup kita, maka Gereja harus melihat kepentingannya. Kita tidak boleh mengangkat dan mencari seumur hidup sesuatu yang tidak penting bagi Allah dan tidak boleh menghina apa yang penting bagi Tuhan. Suatu hari, murid-murid-Nya datang kepada Tuhan Yesus dan berkata, “Tuhan, ajar kami berdoa”. Kemudian Yesus Kristus mengucapkan, “Bapa kami yang di sorga. Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di Sorga”. Kerajaan Allah sudah diartikan sendiri oleh mulut Yesus Kristus. Kerajaan Allah adalah “kehendak-Mu jadi, di bumi seperti di Sorga”. Tuhan menginginkan Dia yang bertahta di Sorga, Dia bertahta juga di bumi yang berdosa. Ini adalah sesuatu ambisi yang luar biasa besar dari Allah.

    Ini adalah sesuatu yang tidak mudah karena kita tahu bahwa bumi ini berdosa dan penuh dengan hal yang melawan Tuhan di dalam seluruh aspek, baik gaya hidup, etika, hukum, moralitas, dan di dalam worldview, segala sesuatu melawan Allah. Tetapi, Tuhan membangkitkan saudara dan saya. Melalui Roh Kudus, Ia melahir-barukan saudara dan saya. Melalui pertobatan yang sejati, saudara dan saya diberi mata rohani untuk mengerti bahwa sesungguhnya Tuhan itu Raja, sesungguhnya adalah Yesus Kristus, dan kehendak-Nya harus jadi di bumi seperti di Sorga. Jikalau Tuhan menginginkan kehendak-Nya jadi di bumi seperti di sorga, maka Gereja Tuhan, yaitu saudara dan saya yang harus mengerjakannya melalui ketaatan. Dia akan mempertontonkan kepada seluruh dunia, bahkan kepada musuh-musuhNya, bahwa kehendak-Nya jadi di bumi seperti di Sorga. Arti dari kalimat “Bertobatlah” adalah saudara bertobat, berbalik dan meninggalkan dosa, tetapi secara positif, artinya adalah kita mau merendahkan diri kita kepada kehendak Allah supaya kehendak Allah jadi di dalam hidup kita dan di dalam keluarga kita. Di dalam seluruh aspek hidup kita dan di dalam Gereja, ini adalah perendahan diri umat Allah di hadapan Allah yang berdaulat. Di dalam satu kalimat dari Yesus Kristus yang menjadi patron bagi seluruh orang-orang yang ada di dalam Gereja adalah, “Bapa, sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu daripada-Ku, tetapi jikalau tidak biarlah kehendak-Mu saja yang jadi”. Seluruh gereja yang kudus dan am dengan semuanya umat-Nya sepanjang jaman, di seluruh dunia memiliki satu kosakata yang sama, yaitu “Thy will be done”. Hal ini bukan sesuatu yang mudah kita katakan. Mungkin ini adalah sesuatu yang penuh dengan air mata, pergumulan dan kesulitan, tetapi pada akhirnya kita akan selalu setuju bahwa kehendak-Mu yang jadi. Jikalau kita ada dalam posisi seperti ini, Yesus Kristus berkata, orang seperti ini adalah orang yang rendah hati dan yang miskin di hadapan Allah. Kepada orang-orang inilah Dia akan membukakan rencana-Nya. Yesus Kristus mengatakan, “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa di sorga, karena Engkau sembunyikan kepada orang-orang besar, bijak, dan pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang-orang yang miskin dan rendah hati.” Dalam hal ini Yesus bukan berbicara mengenai status sosial. Dia berbicara berkenaan dengan bagaimana sikap hati kita di hadapan Allah. Orang yang mau agar kehendak Allah jadi, orang ini adalah orang yang lowly, orang yang rendah hati. Sombong atau rendah hati, ditentukan hanya oleh satu faktor yaitu bagaimana orang itu ketika dia sendiri berdoa di hadapan Tuhan. Ketika dia sendiri di hadapan Allah, di tengah-tengah seluruh air mata dan pergumulannya, orang yang rendah hati menghendaki agar hatinya yang keras itu dihancurkan oleh Tuhan dan kemudian dia tertunduk di hadapan Tuhan dan mengatakan “Kehendak-Mu jadilah”.

    Perhatikanlah Yohanes Pembaptis. Apakah dia orang yang rendah hati atau sombong? Perhatikanlah Stefanus. Apakah dia orang rendah hati atau sombong? Lihatlah Yeremia yang ditolak oleh seluruh Israel bahkan oleh keluarganya juga karena khotbahnya yang begitu keras. Apakah dia orang yang rendah hati atau sombong? Di hadapan dunia, orang semacam itu seakan-akan mau benar sendiri, tidak bisa berteman, tidak bisa bertoleransi. Tetapi mereka adalah orang yang dekat di hati Allah. Orang seperti ini mau berlutut dan mempersembahkan seluruh hatinya kepada Tuhan. Kita menginginkan agar kehendak-Nya jadi tetapi mungkin kita berpikir ini terlalu sulit. Alkitab mengatakan “Perintah-perintah-Ku tidak berat bagimu. Dan Aku memberikan kepadamu satu penolong yang lain, yaitu Roh Kudus”. Jika Roh Kudus bekerja dengan bebas di dalam hati kita dan kita tidak melawan, maka dia akan menumbuhkan rohani kita dan makin memperlihatkan bahwa Kristus itu lebih mulia dari segala-galanya. Hal ini menjadi kunci dimana kita bisa berdoa, “Kehendak-Mu jadilah”. Jikalau saudara-saudara serahkan dan sungguh-sungguh mau supaya Kerajaan Allah datang, penguasaan Kristus terjadi, Yesus Kristus berkata, “Engkau tidak usah kuatir.” “Letakkan hatimu, rendahkan dirimu, sekali untuk selamanya menjadi milik-Ku”, dan seluruh providensia Allah akan diberikan kepada kita. Bertobatlah, karena Kerajaan Allah sudah dekat! Mari kita berdoa.

^