[simple_crumbs root="Home" /]
kembali

Eksposisi Matius (11) Datanglah Kerajaan-Mu

Matius 3:1-12,Maleakhi 4:5-6

Sebelum kita masuk eksposisi kitab Matius, mari kita melihat Maleakhi 4:5-6, melihat bagaimana sebelum Tuhan mengakhiri Perjanjian Lama, Dia sudah menubuatkan seorang yang akan hadir di Perjanjian Baru. Mari kita meneruskan eksposisi kitab Matius 3:1-12. Setelah 400 tahun masa kegelapan, tidak ada satu orang yang berteriak, maka Yohanes Pembaptis memecahkan seluruh keheningan itu, “Bertobatlah karena Kerajaan Surga sudah dekat, ini adalah satu khotbah yang menjadi isi hati Tuhan dinyatakan kepada Yohanes Pembaptis. Jika kita perhatikan khotbah yang diucapkan oleh Yohanes Pembaptis adalah sama dengan khotbah yang diucapkan oleh Yesus Kristus, dan khotbah yang diucapkan oleh para murid-Nya. Ini adalah khotbah yang dinyatakan di dalam Alkitab dan khotbah yang kelihatannya begitu sederhana tetapi menarik banyak orang. Khotbah ini juga begitu dipakai oleh Roh Kudus, karena pada saat itu di Bait Suci, para Imam mengkhotbahkan apapun saja tetapi bukan isi hati Tuhan, bukan inti iman. Celakalah gereja yang mengkhotbahkan apapun saja tetapi bukan inti iman. Gereja harus mempersiapkan manusia hidup bertanggung jawab kepada Tuhan setiap hari, pada hari akhir manusia harus mempertanggungjawabkan seluruh hidupnya yang hanya satu kali itu. Yohanes Pembaptis mengkhotbahkan satu kalimat, yang bahkan pada waktu pertama Allah Bapa berbicara kepada Adam dan Hawa itu adalah kalimat yang sama yaitu Kerajaan Allah, Kingdom of God harus ditegakkan di muka bumi, seluruh dunia yang Allah Bapa sendiri ciptakan. Ini adalah khotbah yang merupakan isi hati Tuhan, khotbah yang diulang-ulang oleh para nabi dan merupakan benang merah antara Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru. Di dalam kalimat, “Bertobatlah, Kerajaan Allah sudah dekat,” ada dua doktrin/pengajaran/elemen yang penting. Elemen yang pertama adalah repent, bertobat. Mengenai arti pertobatan sudah dibicarakan minggu lalu. Elemen kedua yaitu Kingdom of God, Kerajaan Allah. Ini adalah doktrin yang kedua yang kita harus mengerti, doktrin yang luar biasa dalam dan luas, karena ini akan menyangkut paut dengan segala sesuatu kehidupan orang-orang di dalam Perjanjian Lama, yang kelihatannya orang sudah tahu, tetapi ketika dia mendalami Alkitab, pengertiannya tidak sama seperti yang dia tahu. Hari ini saya akan berbicara berkenaan dengan apa yang dimengerti oleh Israel tentang Kerajaan Allah, dan apa yang dinyatakan oleh Yesus Kristus tentang konsep Kerajaan Allah di dalam Perjanjian Baru.


  1. Apa yang dimengerti oleh orang Israel pada waktu jaman Yesus Kristus mengenai Kerajaan Allah, dan bagaimana mereka salah di dalam selective perception. Saya akan berbicara pertama adalah mengenai apa yang orang Israel tahu tentang Kerajaan Allah ketika mereka membaca di dalam Perjanjian Lama. Di dalam Perjanjian Lama, kata Kerajaan Allah tidak pernah muncul satu kalipun. Kita tidak akan menemukan Kingdom of God atau Kingdom of Heaven muncul di dalam Perjanjian Lama, tetapi konsep bahwa Allah memerintah, Allah memberikan berkat kepada umat-Nya, Allah berdaulat akan menghimpun umat-Nya kembali, ada di dalam konsep orang Israel, sehingga ketika Yohanes Pembaptis mengatakan, “Bertobatlah karena Kerajaan Surga sudah dekat!” maka pada saat itu semua orang berduyun-duyun datang kepada Yohanes Pembaptis. Kerajaan Allah dan Kerajaan Surga adalah sesuatu yang sama. Lukas, Markus, Yohanes,mereka menuliskan Kerajaan Allah, tetapi hampir sebagian besar, Matius menyatakan Kerajaan Surga. Mengapa? Karena Matius menuliskan kepada orang Yahudi, dan orang Yahudi adalah orang yang sangat menghormati Allah. Mereka mengutamakan kata Allah, mereka tidak sembarangan untuk berbicara atau menuliskannya. Mereka menggantikan Kingdom of God menjadi Kingdom of Heaven. Maka ketika Yohanes Pembaptis mengkhotbahkan, “Bertobatlah! Kerajaan Allah sudah dekat”, orang Israel tidak lagi mempertanyakan arti dari Kerajaan Allah karena konsep itu ada pada mereka. Di dalam Perjanjian Lama dikatakan the day of the Lord, harinya Tuhan. Pada hari itu Tuhan akan hadir, akan memulihkan, akan menghukum, dan bagi orang Yahudi yang hidup pada jaman Yesus Kristus ketika mendengar Kerajaan Allah datang itu berarti pada hari itu Mesias akan datang.

    Pada saat Kristus datang, ada 2 hal yang akan dikerjakan oleh Kristus:

    1. Penghakiman kepada seluruh musuh Israel karena Israel adalah umat Allah.
    2. Restorasi, berkat belas kasihan dan seluruh hal anugerah demi anugerah diberikan kepada orang Israel, kemenangan diberikan kepada orang Israel.

    Kita harus mengingat bahwa orang Israel adalah orang yang sudah ditindas ratusan bahkan ribuan tahun lamanya, mereka adalah orang yang terus menerus dihancurkan oleh Mesir, Babel, Asyur, Media Persia, Romawi, dan Yunani. Mereka terus menerus di dalam kondisi penuh dengan darah, air mata, keringat, kerja paksa, meskipun pada saat itu mereka berada di dalam satu bait Allah yang besar, itupun dimiliki dan diatur oleh Romawi. Romawi mengatur hidup mereka, mereka tidak pernah menjadi negara yang bebas, itulah sebabnya mereka menunggu kapan Mesias datang, karena itu dijanjikan oleh Allah. Ini adalah konsep yang ada, berkait erat di dalam pikiran dan hati orang Israel pada waktu jaman Yesus Kristus dan sebelumnya. Konsep Tuhan akan menghakimi bangsa-bangsa lain dan Tuhan akan memulihkan Israel ada di seluruh Perjanjian Lama. Yesaya 13:9, bicara mengenai ucapan Ilahi terhadap Babel. Secara keseluruhan ayat ini ditujukan bukan untuk Israel, tetapi ditujukan kepada Babel yang adalah musuh Israel, sehingga orang Israel ketika membaca Yesaya 13 mereka menunggu harinya Tuhan. Yesaya 14, berbicara pada hari Tuhan bangsa Israel yang berserakan akan kembali, pada hari Tuhan akan dimuliakan dan bangsa yang menjajah akan dihancurkan. Yeremia 46:10, pada hari Tuhan Allah semesta alam, hari itu adalah hari pembalasan, pembalasan kepada Mesir. Lihat Yeremia 46:27, satu adalah penghancuran untuk Mesir dan satu adalah pengangkatan Israel. Ini adalah sesuatu pengangkatan demi pengangkatan yang Tuhan katakan, dan Tuhan katakan kepada orang Israel apa yang dikatakan Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Yoel, saudara akan menemukan prinsip yang sama. The day of the Lord adalah Allah akan menghabisi musuh Israel dan Allah akan mengangkat Israel.

    Di dalam kekristenan, The day of the Lord, harinya Tuhan, Tuhan akan menghancurkan musuh gereja, dan Tuhan akan mengangkat gereja. Ayat-ayat ini adalah ayat-ayat yang menjadi penghiburan, khususnya jika kita berada di dalam penganiayaan. Hal yang sama terjadi pada orang-orang Israel, mereka menunggu-nunggu kedatangan Mesias. Pada hari Tuhan, mereka akan dibangkitkan, direstorasi, musuh akan dihancurkan, tetapi masalahnya ini adalah kebenaran separuh. Mereka berpikir ini adalah kebenaran secara keseluruhan, maka ketika Yohanes Pembaptis menyatakan bertobatlah karena Kerajaan Allah sudah dekat, maka mereka berduyun-duyun dengan sukacita menghampiri Yohanes Pembaptis, karena mereka berpikir Mesias akan datang dan akan memulihkan. Ini adalah cara iblis untuk menipu gereja Tuhan. Setan itu kalau menipu kita dia tidak menipu dengan 100% kebohongan, tetapi dia akan menipu kita dengan 99% kebenaran dan 1% kebohongan. Ini adalah kebenaran yang tidak utuh, karena di dalam pikiran mereka ada sesuatu yang disebut selective perception. Selective perception yaitu ketika kita membaca dengan sifat alamiah, jika kita tidak sungguh-sungguh peka akan pimpinan Roh Kudus, kita akan mengambil sesuatu yang menguntungkan kita dan kita akan cepat-cepat membuang sesuatu yang tidak kita sukai. Itu adalah sesuatu yang biasa dalam hidup kita, saudara jangan pernah lakukan itu di dalam hal kerohanian, jangan pernah lakukan itu ketika kita membaca Firman Tuhan. Ada hamba-hamba Tuhan yang mengkhotbahkan hanya bagian-bagian tertentu di dalam Alkitab yaitu hanya tentang kasih dan berkat selama beberapa tahun dan saudara seakan-akan mengerti bagian itu tetapi sebenarnya kalau saudara mau jujur pada diri sendiri, saudara tidak mengerti the whole picture, itu adalah bagian-bagian yang dipilih secara selektif dan saudara tidak akan bertumbuh. Kita akan berputar hanya dalam posisi seperti itu saja. Pertama kali mungkin saudara mendapatkan berkat dan kesegaran, tetapi jika bertahun-tahun saudara hanya mendengar hal itu saja maka ini adalah sesuatu selective perception.

    Gereja di sini bukan segala-galanya, tetapi kami dididik dalam arus teologia Reformed, kabarkan injil, kabarkan Firman itu dengan eksposisi ayat per ayat, sehingga ketika semuanya itu sudah selesai, saudara gabungkan seluruh khotbah itu, saudara mengerti ada ayat berkenaan dengan penghukuman, ada ayat berkenaan dengan berkat, ada ayat berkenaan dengan isi hati Tuhan yang dalam, ada ayat berkenaan dengan penyangkalan diri, ada ayat berkenaan dengan kekuatan untuk berani ke depan, seluruh ayat demi ayat secara teratur harus dikhotbahkan. Selective perception itu menjadi sesuatu alat setan untuk menjebak kerohanian kita sehingga kita tidak maju, kita berpikir itu adalah segala-galanya padahal itu adalah kebenaran separuh. Perhatikan di dalam pikiran orang Israel, mereka melupakan ayat yang begitu jelas seperti dalam Amos 5:18-20. Amos menuliskan kalimat-kalimat untuk orang Israel dan bukan untuk bangsa-bangsa lain. Di dalam ayat itu para nabi mengatakan kepada bangsa Israel untuk tidak menunggu hari Tuhan karena itu adalah hari kegelapan bagi mereka. Seluruh orang Israel berpikir bahwa mereka adalah bangsa pilihan, orang yang diberkati Tuhan, mereka berpikir bahwa Tuhan akan memihak mereka. Tetapi mereka melupakan yang tertulis di dalam kitab Amos bahwa The day of the Lord adalah hari kegelapan dan bukan terang. Allah itu menegakkan diri-Nya sendiri, kemuliaan-Nya sendiri dan kesucian-Nya sendiri. Bangsa-bangsa lain yang bukan Israel jikalau melawan kesucian-Nya akan dilawan oleh Allah dan Israel bangsa-Nya sendiri yang tidak menghormati kesucian-Nyapun akan dihancurkan oleh Allah. Kita jangan berpikir bahwa jika kita adalah orang Kristen, orang yang sudah mengikut Yesus Kristus, lalu kemudian semua janji-janji Tuhan bagiku. Tetapi, jika kita tidak menghormati kesucian Allah, Dia akan lebih murka daripada kepada bangsa-bangsa lain. Ketika Tuhan itu hadir, Dia adalah Allah yang suci, Allah yang tidak bisa diganggu gugat, Allah yang berdaulat, Allah yang memiliki kehendak-Nya sendiri dan kita harus takluk kepada Dia. Dia adalah Allah yang tidak bisa dipermainkan. Jika kita berada di dalam Yesus Kristus sejati pasti diselamatkan. Tetapi pertanyaannya apakah sejati atau tidak, itu bukan diukur kita pernah angkat tangan lalu maju ke depan, itu diukur dari pertobatannya yang berbuah atau tidak dan salah satu buah yang paling nyata adalah kesucian.

    Banyak orang Kristen hidup persis seperti Israel, berpikir bahwa mereka adalah umat Allah. Yohanes Pembaptis menyatakan “Bertobatlah!” Kita jangan pikir bahwa kita adalah orang yang sudah diselamatkan dan nanti Kristus datang menyelamatkan kita, jangan-jangan hari itu adalah hari kegelapan bagimu. Selective perception menakutkan sekali, ini adalah pembodohan yang terjadi pada diri kita. Calvin pernah menyatakan salah satu masalah dari orang-orang yang akan dibinasakan adalah mereka selalu tidak menyadari adanya self deception, penipuan pada diri sendiri dan tidak mau memiliki self examination, punya sesuatu pengujian kepada diri sendiri. Yohanes Pembaptis mengatakan “Bertobat berbaliklah umatku!”, kalau tidak hari itu adalah hari yang menakutkan. Maka perhatikan, repentance ini harus asli, pertobatan ini harus murni. Repentance secara mulut itu tidak cukup, harus ada buah buah pertobatan. Banyak orang yang mengaku Yesus Tuhan, tetapi hidupnya tidak pernah berpindah dari diri yang menjadi pusat. Banyak orang yang mengaku Yesus Tuhan adalah karena kita memeluk budaya Kristiani, tetapi sebenarnya bukan Dia Tuhan dalam hidup saya. Memeluk budaya Kristiani yaitu hari minggu pergi ke Gereja, karena saudara mengerti kalau tidak pergi ke Gereja, ada perasaan bersalah, hanya itu saja. Biar kita sungguh-sungguh serius, hidup sungguh-sungguh menguji diri kita sendiri.

  2. Arti Kerajaan Allah di dalam Perjanjian Baru dan apa yang sesungguhnya yang Yesus Kristus ajarkan.
    Satu ayat Alkitab yang berkali-kali kita baca dan mungkin kita menghafalnya, yaitu “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya,maka semuanya akan ditambahkan kepadamu”. Ayat ini sesungguhnya menyatakan bahwa Kerajaan Allah adalah hal yang paling fundamental. Makanan dan pakaian merupakan elemen yang paling dasar dari hidup kita, elemen paling rendah, yang harus dicukupi terlebih dahulu. Tetapi Yesus Kristus di dalam perkataan-Nya membongkar semua itu. Yang paling dasar dalam hidup saat ini dan di dalam kekekalan adalah Kingdom of God. Kerajaan Allah bukan sesuatu yang sederhana. Kerajaan Allah yang dikhotbahkan oleh Yohanes Pembaptis memiliki sesuatu arti yang begitu dalam dan itu adalah isi hatinya Tuhan. Kalau Tuhan sendiri melihat kepentingan-Nya lebih daripada elemen paling dasar hidup kita, maka Gereja harus melihat kepentingannya. Kita tidak boleh mengangkat dan mencari seumur hidup sesuatu yang tidak penting bagi Allah dan tidak boleh menghina apa yang penting bagi Tuhan. Suatu hari, murid-murid-Nya datang kepada Tuhan Yesus dan berkata, “Tuhan, ajar kami berdoa”. Kemudian Yesus Kristus mengucapkan, “Bapa kami yang di sorga. Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di Sorga”. Kerajaan Allah sudah diartikan sendiri oleh mulut Yesus Kristus. Kerajaan Allah adalah “kehendak-Mu jadi, di bumi seperti di Sorga”. Tuhan menginginkan Dia yang bertahta di Sorga, Dia bertahta juga di bumi yang berdosa. Ini adalah sesuatu ambisi yang luar biasa besar dari Allah.

    Ini adalah sesuatu yang tidak mudah karena kita tahu bahwa bumi ini berdosa dan penuh dengan hal yang melawan Tuhan di dalam seluruh aspek, baik gaya hidup, etika, hukum, moralitas, dan di dalam worldview, segala sesuatu melawan Allah. Tetapi, Tuhan membangkitkan saudara dan saya. Melalui Roh Kudus, Ia melahir-barukan saudara dan saya. Melalui pertobatan yang sejati, saudara dan saya diberi mata rohani untuk mengerti bahwa sesungguhnya Tuhan itu Raja, sesungguhnya adalah Yesus Kristus, dan kehendak-Nya harus jadi di bumi seperti di Sorga. Jikalau Tuhan menginginkan kehendak-Nya jadi di bumi seperti di sorga, maka Gereja Tuhan, yaitu saudara dan saya yang harus mengerjakannya melalui ketaatan. Dia akan mempertontonkan kepada seluruh dunia, bahkan kepada musuh-musuhNya, bahwa kehendak-Nya jadi di bumi seperti di Sorga. Arti dari kalimat “Bertobatlah” adalah saudara bertobat, berbalik dan meninggalkan dosa, tetapi secara positif, artinya adalah kita mau merendahkan diri kita kepada kehendak Allah supaya kehendak Allah jadi di dalam hidup kita dan di dalam keluarga kita. Di dalam seluruh aspek hidup kita dan di dalam Gereja, ini adalah perendahan diri umat Allah di hadapan Allah yang berdaulat. Di dalam satu kalimat dari Yesus Kristus yang menjadi patron bagi seluruh orang-orang yang ada di dalam Gereja adalah, “Bapa, sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu daripada-Ku, tetapi jikalau tidak biarlah kehendak-Mu saja yang jadi”. Seluruh gereja yang kudus dan am dengan semuanya umat-Nya sepanjang jaman, di seluruh dunia memiliki satu kosakata yang sama, yaitu “Thy will be done”. Hal ini bukan sesuatu yang mudah kita katakan. Mungkin ini adalah sesuatu yang penuh dengan air mata, pergumulan dan kesulitan, tetapi pada akhirnya kita akan selalu setuju bahwa kehendak-Mu yang jadi. Jikalau kita ada dalam posisi seperti ini, Yesus Kristus berkata, orang seperti ini adalah orang yang rendah hati dan yang miskin di hadapan Allah. Kepada orang-orang inilah Dia akan membukakan rencana-Nya. Yesus Kristus mengatakan, “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa di sorga, karena Engkau sembunyikan kepada orang-orang besar, bijak, dan pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang-orang yang miskin dan rendah hati.” Dalam hal ini Yesus bukan berbicara mengenai status sosial. Dia berbicara berkenaan dengan bagaimana sikap hati kita di hadapan Allah. Orang yang mau agar kehendak Allah jadi, orang ini adalah orang yang lowly, orang yang rendah hati. Sombong atau rendah hati, ditentukan hanya oleh satu faktor yaitu bagaimana orang itu ketika dia sendiri berdoa di hadapan Tuhan. Ketika dia sendiri di hadapan Allah, di tengah-tengah seluruh air mata dan pergumulannya, orang yang rendah hati menghendaki agar hatinya yang keras itu dihancurkan oleh Tuhan dan kemudian dia tertunduk di hadapan Tuhan dan mengatakan “Kehendak-Mu jadilah”.

    Perhatikanlah Yohanes Pembaptis. Apakah dia orang yang rendah hati atau sombong? Perhatikanlah Stefanus. Apakah dia orang rendah hati atau sombong? Lihatlah Yeremia yang ditolak oleh seluruh Israel bahkan oleh keluarganya juga karena khotbahnya yang begitu keras. Apakah dia orang yang rendah hati atau sombong? Di hadapan dunia, orang semacam itu seakan-akan mau benar sendiri, tidak bisa berteman, tidak bisa bertoleransi. Tetapi mereka adalah orang yang dekat di hati Allah. Orang seperti ini mau berlutut dan mempersembahkan seluruh hatinya kepada Tuhan. Kita menginginkan agar kehendak-Nya jadi tetapi mungkin kita berpikir ini terlalu sulit. Alkitab mengatakan “Perintah-perintah-Ku tidak berat bagimu. Dan Aku memberikan kepadamu satu penolong yang lain, yaitu Roh Kudus”. Jika Roh Kudus bekerja dengan bebas di dalam hati kita dan kita tidak melawan, maka dia akan menumbuhkan rohani kita dan makin memperlihatkan bahwa Kristus itu lebih mulia dari segala-galanya. Hal ini menjadi kunci dimana kita bisa berdoa, “Kehendak-Mu jadilah”. Jikalau saudara-saudara serahkan dan sungguh-sungguh mau supaya Kerajaan Allah datang, penguasaan Kristus terjadi, Yesus Kristus berkata, “Engkau tidak usah kuatir.” “Letakkan hatimu, rendahkan dirimu, sekali untuk selamanya menjadi milik-Ku”, dan seluruh providensia Allah akan diberikan kepada kita. Bertobatlah, karena Kerajaan Allah sudah dekat! Mari kita berdoa.

^