[simple_crumbs root="Home" /]
-->

Arti Panggilan: Follow Me (5)

Pengkotbah: Pdt.Agus Marjanto, M.Th.
Nats: Matius 4:18-25

“Mari, ikutlah Aku, dan engkau akan Kujadikan penjala manusia” demikian kata Tuhan Yesus. Ini adalah kehendak Allah bagi kita. Salah satu kehendak Allah yang paling penting adalah mengikut Kristus. Dia akan membentuk, memproses dan menjadikan kita penjala manusia. Ini adalah isi hati-Nya yang dinyatakan sendiri dari lidah bibir-Nya yang menciptakan alam semesta. Dia memanggil kita dari hidup yang gelap, yang hina dan tidak berharga untuk mendekat dan dan dibentuk oleh Dia menjadi hidup yang mulia, yang indah, yang berharga, dan yang bahagia. Mengikut Kristus adalah kebahagiaan yang sejati. Banyak orang tertipu oleh setan yang mengatakan, “Kalau engkau mengikut Tuhan, maka engkau tidak akan mendapatkan kebahagiaan, hidupmu sulit, harus memikul salib dan menyangkal diri, itu sulit.” Saya katakan memang itu bukan sesuatu yang mudah, tetapi ketika kita mengerti inti dari apa yang Kristus katakan, maka kita akan menemukan sukacita tertinggi, kebahagiaan tertinggi, karena mengikut Dia bukan mengikut dengan hati yang terus menerus menangis. Ada sesuatu keindahan ketika kita mengikut dan taat kepada Kristus. Apakah jiwa kita menginginkan kebahagiaan? Jikalau ya, maka ikuti kalimat Dia. Apakah hidupmu itu menginginkan sesuatu pembaharuan, dan sesuatu yang mulia? Jikalau ya, saya tantang engkau taati Firman. Maka engkau akan mengerti itu adalah hidup yang paling bahagia. Bahkan di dalam ayat ini, D.L. Moody, seorang pengkotbah Injili yang sangat diurapi oleh Tuhan mengatakan, “Jika engkau ingin mendapatkan kebahagian untuk dirimu sendiri, maka beritakan Injil dan engkau akan mendapatkan kebahagiaan yang belum pernah engkau alami dan dunia tidak bisa memberikannya”

Kebahagiaan dan sukacita Kristen itu lain dengan dunia. Yesus Kristus sendiri mengatakan, “Aku akan memberikan sukacita dan dunia tak mungkin akan memberikan sukacita seperti itu. Aku akan memberikan damai sejahtera-Ku kepadamu dan dunia tak mungkin bisa memberikannya.” Itu berarti engkau tidak dapat membelinya di toko dan bahkan pergi ke tempat yang jauh sekalipun engkau tidak mungkin mendapatkannya. Itu hanya didapatkan jikalau engkau di dalam Kristus dan taat kepada-Nya. Ketaatan kita adalah untuk kemuliaan Tuhan. Benar! Tetapi pada saat yang sama, maka satu hal yang integrasi dengan hal itu, ketika Allah dipermuliakan, jiwa kita akan melonjak kegirangan. Ini adalah rahasia rohani yang kita harus berani melangkah dengan iman.

Saya sudah bicarakan berkenaan dengan ayat ini, “Kamu akan Ku-jadikan penjala manusia,Follow Me, Peter,” lalu kemudian Petrus mengikut Yesus. Petrus lalu melihat Yesus mengajar dan memberitakan Injil dari kota ke kota. Saya sudah berbicara berkenaan dengan apa itu Injil dan panggilan gereja yang sejati. Injil itu sekali lagi adalah sesuatu pembukaan, pewahyuan, pernyataan kekayaan hikmat Allah, yaitu Yesus Kristus itu sendiri yang tidak terjangkau dan tersembunyi berabad-abad. Injil itu berharga. Injil itu mulia. Injil itu dinantikan oleh bangsa-bangsa. Injil adalah jawaban dari seluruh jeritan hidup manusia, karena di dalam Injil-lah satu-satunya ada kelepasan dan kemerdekaan. Di luar Injil, di luar Kristus, kita tidak mungkin mendapatkan keselamatan dan jawaban. Di luar Kristus, jiwa kita tidak mungkin penuh adanya. Barangsiapa yang bisa melihat Injil, akan mengabdikan seluruh hidupnya bagi Injil karena Injil itu begitu mulia. Suatu hari Yesus Kristus mengatakan, “Kerajaan Allah itu adalah seumpama seseorang yang pergi bekerja di satu tempat dan ketika dia menggali tempat itu, dia temukan harta terpendam. Ketika dilihat begitu berharganya harta itu, maka dia pendamkan lagi harta itu, lalu dia pulang, dia jual seluruh miliknya, dan setelah dia jual seluruh miliknya, uangnya dibawa ke tempat orang itu, aku mau beli tanah ini.” Itu mau menyatakan betapa mulianya harta itu, tidak terbanding dengan apapun saja yang dia miliki. Berarti semua harga yang dia simpan bertahun-tahun dari hasil bekerja tidak sebanding dengan harta yang terpendam itu. Itulah Injil. Jikalau kita dicelikkan betapa mulianya Kristus, betapa mulianya Injil, maka kita akan memberikan apapun saja di dalam hidup kita untuk Injil, karena begitu berharga, melebihi daripada seluruh kehidupan kita. Itulah sebabnya kita menemukan orang-orang yang dipakai oleh Tuhan, mereka bukan saja menyerahkan uangnya, tenaganya, tetapi mereka menyerahkan seluruh kehidupannya.

Saya sudah berbicara berkenaan dengan gereja yang sejati adalah gereja yang berdiri di depan dunia dan setan untuk berperang mengabarkan Injil. Proclaim the gospel. Gereja tidak ditentukan untuk mengumpulkan orang Kristen. Gereja itu ditentukan untuk menyatakan Kristus di tengah-tengah dunia dan Kristus di tengah-tengah kita dan Kristus itu menjadi Raja atas seluruh dunia, seluruh aspek hidup, dan Raja di dalam hidup kita. Itu adalah tugas gereja. Alkitab mengatakan sampai seluruh kepenuhan Kristus ada di dalam segala sesuatu. Gereja itu panggilannya adalah proclaim the gospel. Saya akan melanjutkan ayat ini: “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia”. Penjala manusia adalah mencari dan membawa jiwa-jiwa kepada Kristus. Maka ini adalah sesuatu hal yang penting. Saya akan berbicara mengenai aplikasi praktis di dalam ayat ini dan saya akan khususnya berbicara berkenaan dengan 3 keinginan murni dari penjala manusia untuk kita mengerti bagaimana menerapkan ayat ini.

  1. Keinginan penjala manusia adalah Kerajaan Allah diperluas lebih daripada gereja lokal.

    Setiap gereja lokal itu penting karena di dalam gereja lokal Allah mengajar kita bersekutu, beribadah bersama-sama, diperlengkapi untuk pelayanan, dididik untuk mengenal Allah melalui pembacaan Alkitab secara teratur. Gereja lokal yang baik akan mendidik jemaatnya untuk mengasihi Kerajaan Allah jauh lebih besar daripada gerejanya sendiri. Saudara mungkin akan mengalami gesekan dan kesulitan di dalam gereja lokal, tetapi gereja lokal itu dipakai oleh Tuhan untuk menumbuhkan iman saudara, mendidik dan memperlengkapi di dalam pelayanan, membuat saudara bertumbuh untuk semakin serupa dengan Kristus. Tetapi Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa kita harus mengasihi Kerajaan Allah lebih daripada gereja lokal, karena di situlah hal yang paling utama. Lalu bagaimana penerapannya? Perhatikan baik-baik, kita harus membawa jiwa-jiwa untuk mengenal Kristus dan masuk di dalam gereja, tetapi bukan dengan cara mengambil anggota gereja lain. Bukanlah sesuatu yang berguna di dalam Kerajaan Allah jika kita membangun gereja kita dan menghancurkan gereja tetangga kita. Ketika kita mengabarkan Injil, dan kemudian orang itu bertobat dan berkeinginan masuk ke dalam gereja yang lain dan bukan gereja kita, asalkan gereja itu adalah gereja yang sejati, maka kita harus mendoakan dan mendukung dia, kecuali gereja yang dia masuki itu adalah sesat, doktrinnya tidak beres, hamba Tuhannya main-main di dalam keuangan, seks, dosa, dan tidak bertobat. Kita harus memiliki hati yang luas. Kabarkan Injil ke manapun saja dan selanjutnya doakan orang yang di Injili tersebut. Kita harus mengasihi Kerajaaan Allah lebih daripada gereja kita sendiri. Jadi, aplikasi dari keinginan yang murni dari penjala manusia adalah Kerajaan Allah diperluas lebih daripada gereja lokal. Jangan mencintai gereja ini lebih daripada Kerajaan Allah. Saudara harus mencintai gereja Tuhan secara keseluruhan di dunia. Saudara harus mendoakan mereka. Kita harus berlutut untuk gereja-gereja, khususnya yang dianiaya. Air mata kita harus ada untuk gereja-gereja yang hamba-hamba Tuhannya itu menyeleweng dan kita minta kiranya Tuhan memberikan pertobatan sambil kita berdoa seperti itu sambil kita mengoreksi diri kita. Biarlah kita boleh murni di dalam hal ini.

  1. Keinginan penjala manusia yang murni adalah jikalau jiwa orang lain diselamatkan di dalam Kristus.

    Ini adalah keinginan adanya suatu perubahan hidup (conversion), adanya kelahiran baru, perubahan dari hati ke seluruh hidup. Dari hidup untuk dosa, sekarang hidup bagi Allah. Dari hidup yang berpusatkan pada diri, sekarang hidup yang berpusatkan pada Allah, dan itu adalah keinginan hati kita untuk mengabarkan Injil. Maka yang paling penting ketika menginjili seseorang adalah hatinya dijangkau dan dibawa untuk takluk kepada Kristus. Keinginan penjala manusia, adalah hati manusia. Keinginan penjala manusia adalah melihat Kristus dipertuhankan di dalam hidupnya, sama seperti Kristus dipertuhankan dalam hidup kita. Keinginan penjala manusia yaitu adanya perubahan hidup dari kegelapan menuju kepada terang. Keinginan penjala manusia adalah seperti yang dikatakan nabi: “Dengarlah dan taatilah dan keselamatan akan datang ke dalam rumah tanggamu”. Keinginannya adalah mencari hati untuk diperkenalkan kepada Kristus dengan tujuan pertobatan. Saya katakan hal ini karena ada manipulasi besar yang terjadi di dalam gereja. Di dalam mempersiapkan kotbah ini, saya membaca Firman, berdoa, dan membaca buku-buku berkenaan dengan penjangkauan jiwa, saya sangat terkejut dalam tulisan Charles Spurgeon. Dia menyatakan bahwa dia banyak menemui orang-orang yang baik, yang mulai tertarik dengan kekristenan, mau tahu apa itu kekristenan, mau tahu siapa itu Kristus, lalu hamba Tuhan gereja itu tahu orang itu, lalu hamba Tuhan itu cepat-cepat menarik orang itu, diberikan pelayanan, dan diberikan kedudukan di dalam gerejanya, sehingga orang tersebut seakan-akan sudah masuk di dalam tubuh Kristus, lalu kemudian hamba itu akhirnya bisa mengatakan, “Lihat gerejaku bertumbuh, bukan? Lihat jemaatku makin banyak bukan yang berkomitmen?” Spurgeon mengatakan: Usaha ini akan menghasilkan kemunafikan.” Tanpa pengujian, tanpa memperhatikan pimpinan Roh Kudus, maka orang-orang baru ini cepat-cepat dimasukkan di dalam pelayanan dan aktivitas gereja, pertumbuhan gereja seperti ini, demikian kata Spurgeon, bukan asli menjala manusia, ini mendukakan Roh Kudus dan usaha seperti ini bergabung dengan setan (evil). Yang diutamakan oleh hamba Tuhan itu bukan jiwa jemaatnya, tetapi jumlah jemaatnya.

    Saya tidak katakan bahwa saya lebih baik daripada orang lain atau gereja ini lebih baik daripada gereja lain, tetapi biarlah kalimat-kalimat ini boleh mengintrospeksi kita dan menjagai kita dan biarlah kita, saya sebagai hamba Tuhan, atau pengurus, atau jemaat di tempat ini, atau GRII Sydney, saudara-saudara menjagai hidup kita, jiwa kita, pelayanan kita dengan hal-hal dari peringatan Spurgeon seperti ini sehingga seumur hidup, seumur gereja ini, sampai Kristus datang, kita dilihat sebagai orang yang sungguh-sungguh berjuang, tetapi murni adanya. Jikalau kita mau melayani di gereja ini, ujilah terlebih dahulu, perhatikan baik-baik seluruh langkah kami. Kami terbuka untuk seluruh ujian, dan kalau saudara melihat ada sesuatu penyelewengan tidak beres, tidak suci dan ada hal yang  disembunyikan, saudara boleh langsung untuk tidak pergi ke gereja ini. Tetapi kalau Tuhan itu menyertai kami, kalau Tuhan itu memimpin kami, dan saudara bisa melihat Tuhan itu hadir di tengah-tengah kami dan Tuhan meletakkan urapan-Nya dan tangan-Nya dan pimpinan-Nya dan api-Nya dan jalan-Nya itu jelas, maka saya mengundang saudara-saudara untuk beribadah kepada Tuhan dan minta urapan dan minta api berjuang bersama-sama. Tetapi sebelum itu ada, saudara uji terlebih dahulu.

    Saudara-saudara biar kita boleh mengerti kemurnian dari penjala manusia. Jikalau saudara pergi mengabarkan Injil, ingatlah yang paling penting adalah hati orang tersebut diubahkan dan menuju kepada Kristus bukan untuk menambah jumlah jemaat. Itu urusan Tuhan. Ada gereja-gereja sudah berjuang menjadi besar, ada gereja-gereja sudah berjuang tetap kecil, biar itu kehendak Allah jadi. Tetapi yang paling penting berjuang dengan hati nurani yang murni dan minta pertolongan Tuhan, kabarkan Injil. Lihat orang-orang yang dipakai oleh Tuhan, mereka memiliki kemurnian yang luar biasa. Saya akan bacakan bagaimana keinginan dari Charles Spurgeon untuk mengabarkan Injil, untuk menjangkau jiwa, untuk membawa hati dan manusia kepada Tuhan. Lihat apa yang dia katakan seperti ini, “Jikalau mereka harus binasa,” demikian kata Spurgeon, “maka biarlah binasa dengan tangan kita memegang kakinya dan terus memohon mereka untuk berhenti dan tidak gila menghancurkan diri mereka sendiri. Jikalau neraka harus diisi, minimal biarlah diisi setelah kita bekerja keras dan janganlah neraka diisi dengan satu orang pun yang belum kita ingatkan dan belum kita doakan”. Charles Spurgeon adalah orang yang terus-menerus mencari jiwa, mencari hati manusia dan bukan untuk jumlah jemaat.

  1. Keinginan murni dari penjala manusia adalah keutuhan Injil diberitakan.

    Seorang penjala manusia ingin Allah yang sejati makin dikenal dan ditakuti. Allah yang sejati dikenal dan ditakuti jika dan hanya jika keutuhan Injil, keseluruhan Injil itu diberitakan. Penjala manusia yang murni, tidak menawarkan Injil yang tidak lengkap, tidak memanipulasi Injil, tidak memperlunak Injil sehingga orang-orangnya lebih mudah untuk menerima. Berapa sering di dalam hidup kita, kita hanya mengabarkan tentang Yesus mencintai engkau, Yesus memberkati engkau saja. Kristus mengasihi dan memberkati kita, pasti benar! Kita tentu mengingat Yohanes 3:16, “Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga dikaruniakan Anak-Nya Tunggal sehingga setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.” Kita terus menawarkan itu kepada dunia, kita sedang memanipulasi Injil dan kita sedang menipu dunia karena saudara tidak mengkotbahkan ayat selanjutnya (ayat 17), “Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak dihukum tetapi barangsiapa tidak percaya, ia sudah berada di bawah hukuman.” Mengapa kita selalu menyatakan hal-hal yang mau didengar oleh telinga manusia tanpa ada sesuatu barrier? Injil sejati kalau itu diberitakan selalu menjadi berita yang tidak pernah populer dari dulu. Bahkan Yesus pun seakan-akan gagal untuk hal itu. Mengapa kita berpikir bahwa kita akan memperlunak Injil dan kita akan menyatakan sesuatu hal yang pasti lebih berhasil? Itu bukan Injil sama sekali. Jikalau kita ingin membuat orang makin mudah menerima Injil bukanlah dengan cara Injil dimanipulasi, tetapi kita, sebagai pemberitanyalah yang harus makin inkarnasi. Kita yang harus sangkal diri dan pikul salib dan mengikut Kristus. Karena barrier terbesar dari pemberitaan Injil adalah diri kita dan bukan isi Injil itu. Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan, Injil adalah hikmat Allah. Mungkin saudara-saudara tidak mengatakannya tetapi saudara-saudara memperlakukannya seakan-akan kita lebih berhikmat. Allah menyatakan ada berkat, Allah menyatakan ada hukuman. A.W. Pink menyatakan kalau saudara-saudara melihat seluruh isi Alkitab, maka hukuman Allah jauh lebih besar daripada kalimat cinta Allah. Kata-kata yang negatif, kata-kata yang menyerang manusia, kata-kata yang membuat manusia harus bertobat, kata-kata murka Allah jauh lebih banyak daripada kata-kata Tuhan mencintai manusia. Kita sudah memanipulasi Injil. Kita menjala manusia dan dengan sesuatu penipuan Injil yang sebenarnya Injil hanya separuh saja yang dinyatakan dan kemudian kita membawa orang-orang banyak pergi ke gereja karena selalu menginginkan berkat, segala sesuatu yang sifatnya materi, maka itu bukan menjala manusia. Dan saudara akan tahu orang-orang yang seperti itu bukan orang-orang Kristen yang sejati.

    Di dalam Yohanes 6, ada satu peristiwa yang sangat terkenal, Yesus memberi makan 5000 orang. Jika ditambah anak-anak dan perempuan maka itu diperkirakan 10000-12000 orang, begitu banyak. Dan setelah Yesus memberi makan orang banyak seperti itu, perhatikan ayat yang ke-14-15, “Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia. Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia, Raja, Dia menyingkir pula ke gunung seorang diri.” Bukankah Yesus akan menjadi Raja? Bukankah Dia Raja atas segala raja? Dia Nabi di atas segala nabi? Dia Imam di atas segala imam? Bukankah ini yang menjadi kehendak Dia? Bukankah ketika saya dan seluruh hamba Tuhan berkotbah dan kalau saudara-saudara itu pergi ke jalanan dan memberitakan Injil kemanapun saja bukankah saudara dan saya berkata Yesus adalah Raja? Dan bukankah ribuan orang ini sudah menerima iman seperti ini? Apakah Yesus Kristus menerima mereka? Jawabannya adalah tidak! Apakah Yesus Kristus menghargai iman seperti ini? Jawabannya adalah tidak! Apakah Yesus itu senang dengan hal ini? Jawabannya tidak! Apakah Yesus kemudian menerima bahwa ya, Aku Raja, engkau sudah diselamatkan semua karena engkau sudah mengatakan kepada-Ku bahwa Aku Raja? Tidak! Dia menyingkir, Dia tidak mempercayakan diri-Nya kepada iman seperti ini, karena ini bukan iman yang sesungguhnya. Iman yang lahir hanya dari mujizat, saudara harus terus berani untuk mengujinya. Tuhan pasti memberikan mujizat. Tuhan pasti memberikan berkat. Tetapi jangan berpikir bahwa Dia selalu akan memberikan mujizat kepada kita seturut dengan kehendak kita, karena Dia adalah Raja dan kita adalah bawahannya, bukan terbalik. Mereka menginginkan Yesus, membawa Yesus, untuk menjadi Raja. Yesus katakan, tidak!

    Sebaliknya ada satu peristiwa yang sangat mendukakan yaitu peristiwa di atas Kalvari, di atas kayu Salib, dan ada seorang penjahat yang tadinya mencemooh Yesus dan akhirnya kemudian dia bertobat. Roh Kudus bekerja di dalam hatinya, dia melihat Yesus Kristus dengan tangan yang sangat penuh dengan darah, dengan tubuh yang terpanggang matahari dan tidak ada harapan untuk hari besok dia tetap hidup, tidak ada satu mujizat pun dibuat untuk orang itu. Orang itu dengan air mata mengakui dosanya, Roh Kudus bekerja dalam hatinya, dia mengatakan, “Yesus, jikalau Engkau menjadi Raja, ingat aku.” Dan Yesus mengatakan, “Hari ini juga engkau akan bersama dengan Aku di Firdaus!” Ini adalah Injil yang murni, Injil yang seutuhnya.

    Perhatikan, satu bergerak, Engkau Raja, di belakangnya berkat. Satu bergerak, Engkau Raja, di belakangnya ada hukuman. Satu bergerak, Engkau Raja, belakangnya mujizat. Satu orang bergerak, Engkau Raja, di belakangnya salib. Begitu banyak orang Kristen di dunia memberikan puji-pujian bahwa Yesus adalah Raja, hanya Yesus yang tahu siapa yang sungguh-sungguh di dalam hatinya itu, imannya adalah benar adanya. Biarlah kita boleh mengerti dan menyatakan Injil yang murni.

Ketika saya memikirkan hal ini, sekali lagi, saya sangat terpesona dengan tulisan Charles Spurgeon, “Sekarang begitu banyak gereja yang menampilkan acara untuk menggairahkan perasaan dan jiwa seseorang.” Spurgeon mengatakan, “Salah satu tanda kebangunan adalah memang kegairahan. Tidak ada kebangunan rohani yang silent. Bagaimana mungkin ada bom yang meledak tetapi tidak ada debu-debu yang beterbangan. Bagaimana mungkin ada kebangunan rohani tetapi tidak ada kegairahan rohani. Tetapi ingatlah, bahwa bom itu bom dan debu itu debu. Kegairahan adalah debu itu.” Spurgeon menyatakan, “Di dalam gereja, banyak atraksi yang ditampilkan yang membuat kegairahan debu seperti itu. Ada yang beratraksi secara orasi (oratorical display), ada yang beratraksi di dalam musiknya. Atraksi-atraksi itu dipakai oleh gereja untuk membawa jiwa kepada Tuhan.” Spurgeon mengatakan, “Itu bukan penjala manusia.” Lalu Spurgeon mengatakan, “Jika engkau mau membuat atraksi di dalam gereja, maka the best attraction is the Gospel in its purity.” Jikalau engkau mau membuat atraksi di dalam gereja, maka the best attraction itu adalah keseluruhan dan kemurnian Injil. Dan Spurgeon mengatakan satu kalimat yang sekali lagi menghancurkan hati saya, “Kita tidak perlu jala lain selain jala yang sudah diberikan Tuhan yaitu Injil. Jala kita hanyalah satu, the old, old Gospel.” Apakah engkau mempercayai Injil? Apakah gereja ini mempercayai Salib-Nya? Saudara boleh punya gereja yang ada musik meriah, atau yang seluruh pelayanannya sangat profesional, atau memiliki Hamba Tuhan yang sangat pandai untuk berorasi, itu tidak ada salahnya. Tetapi apa yang diberitakan? Apakah seluruh kemurnian dan keseluruhan Injil dinyatakan? Sebarkan jala itu, “the old, old Gospel“, maka jiwa-jiwa akan datang karena Yesus Kristus berjanji jikalau Anak Manusia ditinggikan maka Dia akan menarik banyak orang datang kepada Dia. Ketika Dia mengatakan, ‘Anak Manusia ditinggikan,’ tidak lain dan tidak bukan adalah jikalau Anak Manusia itu disalib. Salib akan membawa seluruh manusia itu yang sudah dipilih kembali kepada Tuhan karena Salib-lah keunikan dari berita Kristiani. Agama lain memiliki berkat, kesembuhan, musik, apapun saja yang sama dengan kekristenan, kecuali, Tuhan datang dan mati di atas kayu Salib.

Saya sudah berbicara berkenaan dengan kemurnian penjala manusia. Tiga hal ini jangan lupa kita kerjakan di dalam gereja kecil ini. Kasihi Kerajaan Allah lebih dari gereja lokal di sini. Kasihi hati dan jiwa manusia, minta kepada Tuhan untuk mereka bertobat, bukan jumlah jemaat yang kita perhatikan. Kasihi dan beritakan Injil sepenuhnya, semurninya dan jangan dengan cara manipulasi. Milikilah hati yang murni menjadi penjala manusia. Yesus katakan, “Follow me and I will make you fishers of men.” Kiranya Tuhan dipermuliakan.

Arti Panggilan: Follow Me (2)

Pengkhotbah: Pdt. Agus Marjanto, M.Th
Matius 4:18-22

Yesus Kristus menyusur danau Galilea dan melihat murid–murid-Nya. Pada waktu itu mereka belum menjadi murid, kemudian Yesus Kristus mengatakan, “Mari, ikutlah Aku (Follow Me), dan Aku akan menjadikan engkau menjadi penjala manusia.” Panggilan yang keluar dari mulut Tuhan sendiri. Mulut Tuhan yang suci, dan hati-Nya yang penuh dengan cinta kasih, dan kuasa-Nya yang menciptakan langit dan bumi, mulut-Nya yang sama yang mengatakan, “Jadilah terang.” Maka terang itu jadi. Maka Dia mengatakan, “Follow Me, Peter. Follow Me, John. Follow Me, Andrew.” Satu persatu “ikut Aku”. Maka perhatikan, kita sebagai orang Kristen dan khususnya orang–orang yang sudah dilahirbarukan, mari minta kepada Tuhan belajar untuk peka kepada suara Tuhan yang halus, yang lembut, yang lirih, tetapi suatu suara yang akan masuk ke dalam jiwa kita. Dan jikalau engkau membuka-Nya itu adalah suatu suara yang agung, dan jikalau engkau mengikuti-Nya itu akan mengubah hidup kita dari kegelapan menjadi terang, dari kehinaan menjadi kemuliaan. Sudah berapa banyak kita mendengarkan seluruh suara di dunia ini, tetapi kenapa suara Pencipta langit dan bumi, yang menciptakan kita, kita tidak dengar? Setiap hari kita mendengar begitu banyak suara yang mendesak kita, yang menghentikan kita, yang memanggil kita, seluruhnya kita dengar. Ada suara dari mobil, ada suara dari orang yang mendesak kita, mungkin dari bos kita di kantor, di rumah kita mendengar suara anak-anak dan lain-lain. Terhadap suara-suara tersebut kita begitu peka, begitu sadar dan langsung mendengarnya. Tetapi mengapa suara Tuhan kita tidak mendengar dan mengikuti-Nya? Mari kita belajar melembutkan hati kita untuk mendengarkan suara Tuhan. Ketika saya melihat satu persatu, di antara seluruh pelayanan-Nya, seluruh mujizat-Nya, seluruh hal yang membuat kita itu terpaku, terpesona di dalam Alkitab, selalu ada suara lirih seperti ini, “Ikut Aku.” Sejak saat itu maka murid–murid Kristus melepaskan jalanya, keluar dari perahu, meninggalkan ayah dan ibunya, dan kemudian mengikuti Yesus Kristus. Ini adalah suatu suara untuk mengenal pribadi Kristus lebih dalam. Saudara tidak ditentukan hanya untuk pergi ke Surga, lahir baru lalu kemudian menikmati gereja hari Minggu lalu kemudian selesai. Kita ditentukan untuk makin mengenal Allah. Kita dipanggil untuk mengenal pribadi-Nya.

Sejak hari itu, seluruh murid-Nya, satu persatu, memperhatikan bagaimana pelayanan Kristus. Memperhatikan bagaimana prinsip–prinsip hidup Kristus. Memperhatikan ketika Dia melakukan mujizat. Suatu hari Yesus sedang tertidur di sebuah kapal bersama murid–murid-Nya dan angin bergelombang besar sekali dan malam yang pekat menakutkan, dan seluruh murid-Nya mengatakan, “Guru! Guru! Apakah Engkau tidak peduli kami ini binasa?” Kemudian Yesus Kristus terbangun dan kemudian dengan keanggunan-Nya Dia malah pergi ke tempat buritan dan kemudian Dia mengatakan kepada seluruh angin itu, “Diam!” Dan angin itu diam. Melihat peristiwa ini, murid-murid itu diam, ketakutan gemetar. Siapakah orang ini? Mereka belajar mengenal Kristus. Belajar mengenal pelayanan-Nya, belajar mengenal prinsip hidup-Nya, mengenal Dia melakukan mujizat, mengenal Dia di dalam emosi-Nya. Ketika Dia marah, ketika Bait Suci dipakai sebagai tempat berjualan, mengadakan seluruh transaksi ekonomi, ini persis seperti gereja masa kini. Gereja memakai nama Tuhan, tetapi seluruhnya transaksi bisnis. Gereja, memakai nama Tuhan, tetapi dari mimbar sampai seluruh jemaatnya isinya uang. Yesus marah sekali. Engkau jadikan tempat Bait Suci, tempat doa seluruh bangsa ini menjadi tempat berjualan. Maka Yesus marah, dan murid-Nya kemudian mengenal kemarahan-Nya.

Sebelum peristiwa Yesus Kristus membangkitkan Lazarus, Alkitab mengatakan Yesus Kristus masygul hati-Nya. Masygul hati-Nya ini adalah satu kata yang tajam sekali. Kata ini mau menyatakan ada sesuatu kemarahan, ketidaksabaran, kesedihan bercampur menjadi satu. Dan ketika Petrus, Yakobus dan Yohanes melihat itu, maka mereka mengerti isi hati Kristus. Follow Me maka engkau akan melihat bagaimana Aku melayani, melihat emosi-Ku, melihat cara kerja-Ku, melihat prinsip–prinsip-Ku. Follow Me, engkau melihat sukacita-Ku. Apa yang menjadi sukacita Kristus ketika Dia melayani? Suatu ketika pelayanan itu ditolak dan kemudian banyak orang murid–murid-Nya datang, “Guru, bahkan setan–setan pun takut kepada kami.” Yesus Kristus berkata, “Jangan engkau bersukacita karena setan itu takut, tetapi bersukacitalah karena namamu ada tertulis di dalam kerajaan Surga.” Lalu kemudian Dia menarik diri-Nya, Dia menengadah ke langit, dan mengatakan, “Aku bersyukur kepada-Mu Bapa di Surga karena Engkau sembunyikan kepada orang–orang besar tetapi Kau nyatakan kepada orang–orang yang kecil.” Saudara– saudara, itu adalah sukacita Kristus. Ketika Petrus mengikut Tuhan, dia melihat sukacita Kristus, melihat kesedihan dan ratapan Kristus. Kita harus makin mengenal Firman. Harus membaca Firman. Dan minta kepada Tuhan yang empu-Nya Firman, Tuhan yang adalah yang pencerah Firman ini untuk kita bisa mengerti-Nya, dan kita bisa mengenal Kristus yang kita sembah. Celakanya kita menjadi orang Kristen tetapi sama sekali tidak mengenal Kristus di dalam kehidupan kita. Kita berpikir kita adalah orang Kristen, tetapi tidak memiliki relasi yang intim dengan Kristus. Bahkan banyak dari kita yang menjadi hamba Tuhan, majelis, menjadi orang–orang yang menentukan arah gereja, tetapi seluruhnya bukan pikiran Kristus, bukan cara Kristus, bukan emosi Kristus yang melingkupi kita. Ini adalah sesuatu kebahayaan yang luar biasa. Tuhan meminta kepada kita, dari hamba Tuhan sampai seluruh jemaat, dari yang tertua sampai yang termuda, mendengarkan suara ini, “Follow Me”. Kita dipanggil untuk mengikut Kristus, untuk dibentuk oleh Kristus, untuk mengenal Dia secara intim, itu panggilan pertama.

Ketika kita makin lama makin intim, di dalam kedaulatan-Nya dan anugerah-Nya, Dia sendiri yang akan memakai kita. Jangan pernah berpikir aku mau dipakai sama Tuhan tanpa aku mengenal Tuhan. Aku mau untuk berjuang bagi Tuhan, untuk mempermuliakan Tuhan, tetapi menghindar dari seluruh bentukan yang Tuhan tetapkan di dalam hidup kita. Sekarang perhatikan apa yang Alkitab katakan berkenaan dengan panggilan yang lembut ini. Follow Me. Meskipun panggilan itu lembut, halus, dan sederhana, tetapi ini adalah panggilan yang hormat dan mulia karena yang memanggil adalah Allah yang mulia dan hormat. Kita jangan pernah berpikir bahwa Allah sedang memohon kepada kita. Ketika Allah mengatakan, “Follow Me” walaupun selembut apapun maka itu adalah sesuatu perintah. Follow Me itu adalah sesuatu ketetapan. Itu adalah sesuatu order, itu adalah sesuatu command, itu adalah sesuatu panggilan karena Dia itu Allah yang terhormat dan mulia. Jangan pernah berpikir ketika kita menolak-Nya tidak ada resiko yang kita harus tanggung. Dia adalah Allah yang menyatakan kalimat-Nya dan kalimat-Nya itu pasti jadi adanya. Banyak di antara kita yang berpikir bahwa Allah itu memanggil seakan–akan memohon. Dia adalah Allah dan kita itu adalah manusia. Jangan perlakukan Dia sama seperti manusia. Jangan perlakukan Dia sama seperti seseorang menelpon kita, saudara pikir saudara punya kebebasan untuk terima atau reject. Saudara, Dia adalah Allah kita. Dialah yang menciptakan kita. Kita adalah hamba–hamba-Nya. Kita diciptakan oleh Dia. Kalau Dia sudah berbicara kepada kita, jangan pernah berpikir kalau kita bisa menerimanya atau menolaknya. Aku boleh datang boleh tidak tanpa ada sesuatu resiko bagi jiwa kita. Terlalu banyak orang yang tidak mengerti prinsip ini, dia pikir Kristus itu adalah pembantu. Sama sekali tidak. Panggilan ini adalah panggilan yang harus diresponi. Dan kalau saudara dan saya tidak merespon, ada sesuatu resiko bagi jiwa kita. Mari kita lihat Matius 22:1-14: Yesus Kristus memanggil para murid-Nya, Yesus Kristus memanggil kita, ketika panggilan Allah yang begitu lembut, jangan berpikir bahwa itu adalah panggilan yang bisa kita hindarkan. Kita harus mengambil keputusan terhadap panggilan itu. Dan apapun saja keputusan itu, akan mengandung sesuatu resiko bagi jiwa kita.

Gereja yang sejati adalah gereja yang memanggil setiap jiwa yang sudah diciptakan oleh Allah untuk mendekat, untuk mengenal Allah. Jiwa tersebut tidak dipanggil untuk mendekat kepada hamba Tuhan atau kepada organisasi, tetapi jiwa tersebut dipanggil untuk mendekat dan mengenal pribadi Kristus. Terlalu banyak bahkan jemaat sendiripun tidak mengindahkan panggilan-Nya. Aku sibuk, aku punya urusanku sendiri, terlalu jauh. Setiap kali ketika kami mengadakan sesuatu program pembinaan, saya mau saudara mengerti, saya tidak pernah berpikir untuk saudara datang supaya gereja ini penuh, ini seluruh program pembinaan adalah panggilan untuk kita sendiri semakin mengenal Kristus melalui Firman. Bukan raja yang memanggil, raja mengutus orang-orangnya untuk memanggil orang-orang lain dan hamba-hambanya kemudian tidak diindahkannya. Kemudian hamba-hambanya sebagian dicemooh dan kemudian juga ada yang dibunuh. Nabi-nabi, rasul-rasul, gereja-gereja yang sejati menyatakan panggilan-panggilan itu dan panggilan-panggilan terdekat mengenal Kristus, dimuridkan oleh Kristus, dibentuk oleh Kristus, hidup berdedikasi bagi Kristus. Tetapi kita tidak, kita merasa satu kali seminggu ke gereja itu sudah cukup. Jangan perlakukan Tuhan seperti demikian, jangan kita tidak menghormati-Nya. Sekali lagi, panggilan itu adalah panggilan yang halus, tetapi hormat dan mulia. Ini bukan permohonan, ini adalah perintah, ini adalah ketetapan di dalam kedaulatan-Nya.

Hal yang kedua, panggilan ini adalah panggilan untuk meminta Allah diutamakan, diprioritaskan dan memberi satu-satunya di dalam hati kita. Ini adalah panggilan yang menjadi utama. Ketika Petrus, Andreas, Yohanes ada disana, Tuhan mengatakan, “Follow Me”, maka kemudian Alkitab mengatakan mereka meninggalkan semua. Saya tidak mengatakan bahwa kita meninggalkan seluruh pekerjaan lalu kemudian mengikut Kristus. Memang ada panggilan-panggilan khusus untuk menjadi hamba Tuhan, tetapi intinya adalah apakah di dalam hati kita sungguh-sungguh seluruh arah hati kita adalah follow Christ atau tidak, apakah sungguh-sungguh seluruh hidup kita itu bagi Kristus atau tidak. Perhatikan beberapa ayat Alkitab ini, kembali panggilan itu ada dan kembali panggilan itu ditolak oleh manusia dan lihat standar Kristus terhadap panggilan tersebut.

Mari kita lihat Matius 19:16-26. Seorang pemuda yang sangat saleh menurut ukuran agama, dan juga orang yang sangat kaya, dan ketika dia mencari Yesus, Alkitab mengatakan di dalam ketiga Injil sinoptik, kalau saudara-saudara gabungkan, dia lari dan kemudian dia mulai menyembah Yesus Kristus. Dan dia bertanya “Guru yang baik, apa yang harus aku perbuat untuk aku bisa pergi ke surga?” Ketika Saya melihat ayat ini, orang muda, saleh, kaya dan kemudian berlari untuk bertemu Yesus. Saya langsung pikir ini adalah masa depan gereja, banyak anak muda tidak mau tahu tentang Tuhan, banyak anak muda malas-malasan. Anak muda ini kaya, dia kerja keras, bukan itu saja, orang muda ini orang saleh, jadi dia adalah orang aktif di gereja, tetapi mata Tuhan tidak bisa dikelabui, kalau kemudian setelah pembicaraan itu, maka Yesus tahu seluruhnya. Pemuda itu katakan telah menuruti hukum-hukum yang berkenaan dengan manusia, sekarang tentang hukum yang paling utama yaitu kasihilah Allahmu dengan segenap hatimu, dengan segenap kekuatanmu, dengan segenap akal budimu. Yesus Kristus mengatakan jikalau engkau mau sempurna, maka hartamu yang banyak itu jual, berikan kepada orang miskin. Itu berarti lepaskan semua dan ikut Aku. Yesus tahu, satu hal yang tersembunyi di dalam hati orang muda ini, dia mau ikut Yesus tetapi ada tuan yang lain. Alkitab mengatakan engkau tidak bisa mengabdi kepada dua tuan, apakah engkau harus mengabdi kepada Allah atau mammon, tidak bisa kedua-duanya. Maka orang muda ini, adalah orang muda yang kemudian Alkitab katakan begitu sedih hati, dia menangis tetapi tidak ada pertobatan. Dan apa yang saya mau katakan adalah, Yesus setelah itu membiarkan dia pergi dan tidak memanggilnya kembali. Kristus adalah satu pribadi Allah yang ketat, yang memiliki standar dan Dia tidak akan mundur setapakpun dari standar-Nya. Berikan semuanya kepada-Ku atau tidak sama sekali. Follow Me!

Ini adalah suatu prinsip Alkitab, banyak dari kita menipu diri kita sendiri. Aku orang Kristen, padahal di dalam hatimu, engkau tak pernah memberikan seluruhnya bagi Kristus.

Di tempat yang lain mari kita melihat Lukas 9:57-62, panggilan ini adalah panggilan yang lembut, panggilan ini adalah panggilan yang tidak memaksa, tetapi panggilan ini adalah panggilan yang urgent dan tidak mungkin tertolak, panggilan ini adalah panggilan yang mulia dan memiliki standar. Jangan pernah berpikir kita mengikuti Kristus, menjadi orang Kristen dengan pikiran kita sendiri, dengan standar kita sendiri, dengan nilai kita sendiri, kita mendefinisikan Kristen, kita mendefinisikan diri kita pengikut Kristus tanpa ada standar yang jelas. Ketika melihat panggilan di dalam Lukas 9:57-62 itu, orang ini baru saja ayahnya meninggal, lalu kemudian dia mengatakan ijinkan aku menguburkan ayahku. Apa yang lebih urgent di dalam hidup kita dibandingkan dengan kematian? Holiday bukan sesuatu yang urgent, saudara ada seminar bukan sesuatu yang urgent, saudara bisa planning itu beberapa tahun sebelumnya, beberapa bulan sebelumnya, sekolah anak bukan sesuatu yang urgent, saudara bisa planning itu beberapa bulan sebelumnya, tetapi kematian tidak ada yang bisa mem-planning itu bukan, dan begitu itu sudah datang, saudara akan melupakan apapun saja, saudara akan mempersiapkan untuk hal itu, saudara akan membeli petinya, saudara akan pergi ke tempat rumah duka, saudara akan memikirkan bagaiamana tata upacara pemakamannya, tidak ada yang bisa menghentikan untuk hal itu, tetapi Kristus pun mengatakan, bahkan itupun maka Aku harus menjadi yang lebih utama. Saudara-saudara, biarkan orang mati menguburkan orang mati, berarti engkau ikut Aku.

Hal yang lain adalah “aku mau pamitan dahulu”. Yesus Kristus mengatakan setiap orang yang siap untuk membajak dan menoleh ke belakang tidak layak bagi-Ku. Ini adalah suatu tuntutan tajam, keras, yang tidak kompromi dan tidak mau mundur. Saya tidak mengatakan bahwa ini adalah sesuatu hal yang sifatnya harafiah, yang paling penting adalah bagaimana hati kita. Suatu hari Elia memanggil Elisa dan Elisa pun minta ijin kepada Elia untuk pamitan kepada keluarganya dan itu diperbolehkan. Masalahnya adalah ini bukan harafiah tampak luar, sebenarnya adalah isi hati kita, apakah sungguh-sungguh memprioritaskan Kristus di dalam seluruh hidup kita atau tidak. Biarlah kita boleh jujur di dalam hidup kita. Jikalau Kristus bukan yang utama di dalam hati kita, tidak perlu saudara melakukan atraksi agama seperti ini. Saudara sedang action di hadapan Allah. Berikan hati kita seluruhnya atau tidak sama sekali. Jadikan Dia utama atau tidak sama sekali, itu adalah panggilan hidup. Apa bedanya antara satu kebangunan rohani yang Kristus itu nyatakan, dengan yang setan itu nyatakan. Setan selalu akan mengatakan jangan berikan semuanya, berikan sedikit saja. Setan mengatakan, berikan 3 detik saja dari waktumu untuk melihat video porno tidak akan mengubah apa-apa di dalam hidupmu, engkau akan menikmatinya. Tetapi lihatlah, seluruh keluarga Daud hancur berantakan karena dosa yang masuk karena sesuatu yang sedikit. Itu hebatnya setan, tetapi Tuhan tidak akan begitu. Tuhan akan mengatakan, berikan di depan seluruhnya. Kasih semuanya, prioritas, didepan, atau tidak sama sekali. Semuanya, seluruh hatimu, sepenuh hidupmu dan Aku menjadi satu-satunya yang prioritas dalam hidupmu atau tidak sama sekali.

Kiranya kita boleh mengerti sebenarnya apa yang menjadi standar dari tuntutan Alkitab ketika kita menjadi orang Kristen dan kita tidak bermimpi di siang hari bolong memikirkan, mendefinisikan kekristenan menurut cara pikir kita sendiri. Sekali lagi biarlah kita ingat akan dua hal, pertama itu adalah panggilan yang mulia dari Allah yang hormat yang harus kita hormati jikalau kita menolaknya, jangan berpikir tidak ada resikonya dan yang kedua itu adalah sesuatu panggilan yang standar yang meminta Dia menjadi prioritas satu-satunya tertinggi, semuanya di dalam hati kita atau tidak sama sekali.

^