[simple_crumbs root="Home" /]
-->

EXPOSITION OF THE MATTHEW GOSPEL (9) LESSONS FROM JOHN THE BABTIST


Eksposisi Matius (9) Pelajaran Hidup dari Yohanes Pembabtis


Matius 3:1-17


Matius 3 membuka era yang baru. Di tengah cerita mengenai bayi Yesus yang terus menerus dikejar dan mau dibunuh oleh Herodes, Allah kemudian membangkitkan satu nabi pendahulu sebelum Kristus yaitu Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis adalah nabi dalam Perjanjian Lama yang muncul di dalam Perjanjian Baru. Ia adalah satu-satunya figur yang menjadi perantara dari Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru. Setelah kitab Maleakhi tidak ada satu nabipun yang dimunculkan Tuhan dan bangsa Israel mengalami masa kegelapan selama 400 tahun. Masa kegelapan bangsa Israel bukan pada saat mereka dibuang ke Babel karena pada masa ini Tuhan masih menyertai bangsa Israel dan Tuhan tetap membangkitkan nabi-nabi seperti Yeremia, Yehezkiel, Daniel dan ada orang-orang benar seperti Sadrakh Mesakh, dan Abednego. Tetapi masa kegelapan sungguh-sungguh meliputi Israel pada 400 tahun ini. Pada saat itu tidak ada satu orang yang diurapi Tuhan. Selama 400 tahun Tuhan diam. Di dalam kesulitan apapun jika Tuhan masih menyertai adalah lebih baik daripada hidup di dalam kenyamanan tetapi tidak ada suara Tuhan dan pimpinan Tuhan yang jelas dalam hidup kita. Ini adalah prinsip dan sesuatu hal yang harus kita mengerti. Hal yang terbaik dari hidup kita adalah God with us, sekalipun hidup di dalam kesulitan apapun. Jikalau Firman itu masih terus mengunjungi kita, kita masih memiliki kekuatan untuk menghadap ke depan, tetapi jikalau tidak ada suara, tidak ada Firman, tidak ada nabi, tidak ada hamba Tuhan yang sejati, tidak ada pengarah hidup, maka kita akan berada dalam kesulitan rohani yang luar biasa meskipun kita mendapatkan segala sesuatu di tengah-tengah dunia.

Pada masa kegelapan ini, Tuhan memberikan anugerah yang besar melalui Yohanes Pembaptis dan sampai kepada Yesus Kristus. Yohanes Pembaptis pertama kali mengeluarkan isi hatinya, yang adalah Firman yang ditanam oleh Tuhan, dengan satu kalimat, “Bertobatlah karena kerajaan Surga sudah dekat” Kalimat ini memecah kediaman dan keheningan selama 400 tahun. Kalimat ini mau menyatakan bahwa kehidupan kita harus dibedah oleh bedah yang menyakitkan, tajam dan keras. Tetapi ini adalah bedah yang akan menyembuhkan, kecuali kita berada di dalam kenikmatan dosa dan kita tidak mau dibedah. Jika kita adalah orang yang sungguh-sungguh mengharapkan kehendak Tuhan jadi dan mau melihat damai sejahtera didepan yang Tuhan berikan, kita harus mau dibedah oleh Tuhan.

Hari ini kita akan melihat pelayanan Yohanes Pembaptis, apa yang dia kerjakan, apa karakternya, dan apa value dalam hidupnya. Yohanes adalah satu nabi yang tidak menulis Kitab Suci, tetapi kehidupannya ditulis oleh orang-orang. Hari ini saya akan bicara mengenai 7 warisan rohani/karakter yang menjadi prinsip Yohanes Pembaptis melayani Tuhan, dan ini menjadi arah untuk setiap hamba Tuhan, bagi gereja yang sejati dan yang mengarahkan kehidupan seluruh jemaat. Yohanes Pembaptis merupakan satu pribadi yang menjadi patron pelayanan kita seumur hidup. Saya akan mulai dari hal yang pertama.

  1. Yohanes Pembabtis mengikuti pimpinan Roh Kudus


    Yohanes Pembaptis adalah seorang yang lahir dari keluarga imam, tetapi dia tidak mengambil posisi imam. Tuhan membawa dia ke padang gurun, untuk berkotbah kepada orang Israel. Yohanes Pembaptis adalah anak dari Zakaria dan Elisabeth. Zakaria adalah imam. Elisabeth adalah keturunan Harun, maka sebenarnya dari kedua gabungan ini, Yohanes memliki hak untuk menjadi imam. Imam adalah seorang yang dipandang dan dihormati oleh orang lain, imam dengan pakaian kebesarannya boleh melayani Tuhan di Bait Suci, tidak semua orang boleh menjadi imam, hanya keturunan Harun saja yang boleh menjadi imam. Ini adalah jabatan yang penting dan memiliki kehormatannya tersendiri dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, tetapi Yohanes tidak memilih masuk ke dalam Bait Suci pada waktu itu.

    Yohanes begitu jeli melihat Roh Kudus bekerja. Roh Kudus menuntun Yohanes ke padang gurun, di sana dia berkotbah, “Bertobatlah kerajaan Allah sudah dekat”. Pada saat itu Yohanes tidak memakai microphone dan tidak ada jemaat pertama-tama. Yohanes tidak memiliki kedudukan sama sekali, tetapi dia memiliki Roh Allah, ini adalah sesuatu hal yang kita harus pelajari.

    Saya teringat mengenai Allah dan Bait Allah. Allah sendiri yang memberi perintah untuk membangun Bait Allah. Selama berpuluh-puluh bahkan ratusan tahun, orang Israel mengidamkan Bait Allah. Sejak Daud, Salomo dan kemudian setelah itu, bait Allah menjadi sesuatu kebanggaan orang Israel karena Allah hadir di Bait suci-Nya. Tetapi ada waktunya gereja mulai menyimpang, hamba Tuhan sudah tidak beres dalam hatinya, dan nilai-nilai gereja tersebut tidak berbeda dengan nilai dunia, maka di saat seperti itu, Allah keluar dari bait-Nya dan kemudian berada di padang gurun. Tidak ada yang mengerti hal ini selain Yohanes Pembaptis yang dengan jeli melihat pimpinan Tuhan.

    Saya teringat satu kalimat dari Yesus Kristus, “Orang-orang yang mau melayani Aku, dia akan berada di tempat di mana Aku berada”. Maka Yohanes Pembaptis melawan semuanya itu, Yohanes Pembaptis tidak lagi ada di bait suci, padahal dia imam, dia boleh nyaman dengan kedudukan imam, imam adalah orang besar dan dihormati. Adalah benar jika kita harus menghormati setiap orang yang taat dan dipakai oleh Tuhan, tetapi kemudian saya langsung teringat akan Yohanes Pembaptis. Dia boleh mendapatkan seluruh kegemirlangan dunia, seluruh pujian manusia, kenyamanan hidup, tetapi dia tinggalkan itu semua dan dia berteriak-teriak dengan teriakan yang sifatnya penghakiman. Dia tidak mementingkan uang, masa depan, atau apapun saja, dia hanya mementingkan satu, Engkau ada dimana Tuhan? Ini adalah contoh hamba Tuhan yang luar biasa, contoh dari seorang yang tidak memikirkan seluruh kehidupannya, kecuali satu memikirkan bagaimana mau berkenan kepada Tuhan. Jikalau saudara melihat Tuhan itu sudah tidak ada di dalam gereja ini dan di dalam gerakan ini, silahkan keluar, jangan engkau habiskan waktu untuk memegang gerejamu lebih daripada memegang Tuhan. Tetapi jikalau saudara melihat bahwa Tuhan itu hadir di dalam gereja, yang engkau sendiri bisa lihat bagaimana Firman-Nya masuk ke dalam hati kita, maka saudara pegang itu, masukan hatimu disitu, dan seumur hidup engkau mengabdi. Yohanes Pembaptis ada di padang gurun, dan dia berteriak-teriak menyampaikan Firman Tuhan yang sejati dengan kepolosannya, ketulusannya dan kejujurannya. Ini adalah tanda gereja yang sejati. Tanda gereja yang sejati bukan gedungnya atau orang yang banyak tetapi gereja sejati adalah di mana Tuhan hadir dan berkenan.

  2. Yohanes Pembaptis mengajarkan kepada kita melihat Kristus yang mulia di dalam kehinaan-Nya.


    Manusia dan orang pertama yang tercatat di dalam Alkitab yang bisa melihat Kristus yang mulia di dalam kehinaan-Nya adalah Yohanes Pembaptis. Yohanes Pembaptis mengatakan kalau Dia datang, membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Pada waktu itu, yang biasa membuat tali kasut adalah seorang budak. Yohanes Pembaptis mau mengatakan bahwa kalau Kristus datang maka aku jadi budak-Nya pun tidak layak. Semua orang tidak suka direndahkan. Jika ada orang yang menghina saudara, maka saudara akan marah. Tetapi perhatikan baik-baik, orang yang mengikut Kristus harus mengerti bahwa Kristus merendahkan diri-Nya untuk dihina, dan orang yang mengikut Kristus adalah orang yang mau untuk direndahkan di hadapan Kristus yang begitu besar dan begitu mulia. Ketika Yohanes Pembaptis menyatakan kehinaan Kristus bukan ketika Yesus menjadi raja. Yohanes Pembaptis melihat Yesus sebagai manusia biasa berjalan di tengah debu Yerusalem, ditolak, disalah-mengerti, tidak banyak pengikut, seorang yang biasa saja. Yohanes tidak pernah melihat Yesus diangkat ke surga, tetapi dia bisa melihat bahwa ini adalah pribadi yang paling mulia. “Aku menjadi budaknya pun aku tidak layak” Biar kita boleh mendidik diri kita sendiri. Kalau kita adalah orang-orang yang dipakai oleh Tuhan, baik menjadi pengurus, aktivis, atau menjadi hamba Tuhan seperti saya, minta belas kasihan Tuhan untuk selalu sadar aku tidak layak. Kunci dari kekristenan adalah kalau Roh Kudus bekerja dalam hatimu, maka engkau akan bisa melihat kemuliaan Kristus di dalam kehinaan-Nya seturut dengan Alkitab. Saudara akan melihat bahwa Kristus yang berjalan itu adalah Tuhan pencipta alam semesta. Dia yang ditampar itu, dari mulut-Nyalah yang menciptakan seluruh benda benda di angkasa dan juga di bumi, dan juga dirimu dan diriku. Kekristenan tidak berbicara mengenai moralitas dan etika saja, kekristenan adalah bicara mengenai hati yang ditawan untuk menyembah Yesus Kristus yang adalah Tuhan dan raja.

  3. Yohanes Pembabtis dipenuhi oleh Roh Kudus


    Yohanes Pembaptis adalah nabi yang dipenuhi oleh Roh Kudus dari sejak kandungan ibunya, tetapi tidak pernah membuat satu mujizatpun (Yoh 10:41). Banyak orang yang mendengar pengajaran yang tidak bertanggung jawab berpikir bahwa orang yang dipenuhi dan diurapi oleh Roh Kudus akan ada mujizat. Tetapi Yohanes adalah nabi yang besar bahkan Alkitab mengatakan di dalam kandungan ibunya sudah dipenuhi oleh Roh Kudus, dan ia tidak membuat satu mujizat pun. Tanda sejati orang yang dipenuhi Roh Kudus adalah menyatakan tentang Yesus Kristus benar adanya. Terlalu banyak orang Kristen, hamba Tuhan, aktivis gereja yang kelihatannya begitu dipakai oleh Tuhan, tetapi sebenarnya mereka ketika berbicara mengenai Yesus Kristus, dia tidak pernah berbicara mengenai Yesus yang sejati yang ada di dalam Alkitab. Biarlah kita sebagai orang Kristen tidak mudah ditipu oleh setan.

  4. Yohanes Pembabtis mengerti inti kitab suci


    Yohanes Pembaptis adalah seorang nabi yang mengerti inti dari seluruh kitab Perjanjian Lama. Yohanes membaca seluruh 39 kitab Perjanjian Lama dan kemudian dia menyimpulkan satu hal, dia menyatakan “Inilah Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia”. Ini luar biasa, ini adalah orang yang besar sekali di dalam reduksionis. Banyak orang membaca Alkitab tidak mengerti artinya atau menyalah-artikannya. Mengambil hal-hal yang tidak penting, dan kehilangan center dari seluruh perikop itu, dan memiliki teologia yang salah. Tetapi Yohanes orang yang begitu mahir sekali, ketika dia membaca Alkitab satu per satu lalu kemudian dia menyimpulkannya dengan tepat. Dia adalah orang yang dipakai oleh Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Yesus Kristus. Luar biasa, dan orang ini mengerti hal-hal yang penting. Di dalam Matius 3, dia juga menyatakan hasilkan buah sesuai dengan pertobatanmu. Ia begitu mengerti apa itu justification (pembenaran) dan sanctification (pengudusan). Yohanes mengajarkan kepada kita, bahwa yang namanya dibenarkan oleh Kristus adalah harus menghasilkan buah-buah pengudusan. Jangan hanya percaya bahwa sesudah kita menerima Yesus Kristus maka kita akan tenang dan menikmati saja. Yohanes Pembaptis menyatakan tidak, jikalau engkau menerima Kristus, engkau harus tahu ada buah-buah pertobatan. Dia orang yang tidak mudah ditipu, dia mengerti inti sari teologia dan bukan itu saja, di dalam Alkitab, dia menyatakan teologia-teologia yang penting, yaitu Kristologi, Soteorologi, dan terakhir dia bicara mengenai Eskatologi. Yohanes menyatakan “aku datang membaptis engkau dengan air, tetapi jika Yesus Kristus datang, Dia akan membaptis dengan Roh Kudus dan dengan api”. Jikalau Yesus Kristus datang, kalimat-Nya akan membagi dunia ini menjadi dua kelompok, satu yang diselamatkan, dibaptis dengan Roh Kudus, satu lagi yang dihakimi dan dimusnahkan dan dibaptis dengan api. Orang ini orang yang bisa melihat sesuatu hal yang nomena, bukan saja yang fenomena, melihat Kristus yang mulia dari kehinaan-Nya. Orang ini bukan saja menyatakan Firman dengan kuasa Surga, meskipun dia tidak melakukan mujizat, orang ini mengerti teologia dengan tepat.

  5. Yohanes Pembabtis menegur dosa


    Yohanes Pembaptis adalah seorang nabi yang luar biasa begitu zeal, begitu rajin, begitu berapi-api untuk menghancurkan dosa. Yohanes berani menyatakan, “Bertobatlah! Kerajaan Allah sudah dekat.” Kalimat ini sangat tajam dan menegur semua orang. Di dalam Alkitab, nabi-nabi menyatakan dosa, tetapi salah satu ciri yang paling kuat di dalam Perjanjian Baru adalah Yohanes Pembaptis bukan saja menyatakan dosa, dia mau mematikan dosa. Dia berani menegur Herodes, ahli Taurat, dan orang Farisi. Dengan hati yang hancur, saya katakan kepada saudara-saudara, jika Tuhan masih berfirman menyatakan dosa kepada kita, terimalah. Kalau tidak, sebenarnya kita adalah orang yang akan dibuang oleh Tuhan. Seorang hamba Tuhan yang berani menegur dosa, mungkin sekali hidupnya akan mati seperti Yohanes yaitu dipenggal kepalanya. Stefanus, ribuan batu ke kepalanya sampai berdarah-darah dan mati tidak wajar karena satu hal, yaitu ia menegur dosa dengan keras. Hai orang-orang engkau tak bersunat hati, engkau sudah membunuh orang benar, mereka bilang ini orang ga tahu diri, ini orang muda, ini orang tidak punya kedudukan di tempat. Sebelum Stefanus mati dia berdoa di dalam hati, “Tuhan jangan tanggungkan dosa ini pada mereka”. Itu namanya hamba Tuhan yang sejati, di luarnya keras, di dalam air mata doa untuk engkau. Tetapi banyak orang ketika sudah ditegur dosanya dengan keras, saudara tidak mau datang ke gereja. Di akhir, Yohanes Pembaptis kotbah keras kepada Herodes, di awal dia kotbah keras kepada orang Farisi dan ahli Taurat. Yohanes mengatakan, “Hai! Kamu ular beludak, siapa yang bilang bahwa engkau akan lepas dari penghukuman? Kalau engkau mau bertobat, hasilkan buah-buah pertobatan itu”. Mendengar hal ini, orang Farisi dan ahli Taurat yang memiliki kedudukan dan ditakuti oleh orang Israel, mereka marah dan tidak suka. Yohanes Pembaptis tidak bermaksud untuk menghina orang itu. Yohanes Pembaptis menyatakan kebenaran, dan orang itu sendiri yang merasakan keterhinaan karena orang itu berada dalam dosa. Ketika Tuhan berbicara keras dan menghardik dosa kita setajam dan sekeras apapun itu sebenarnya menyatakan kehadiran-Nya dan cinta-Nya kepada engkau dan saya. Kalau saudara merasa berada di dalam hardikan dosa yang setajam apapun, orang Kristen yang sungguh-sungguh dia akan melihat ini adalah sesuatu cinta Tuhan. Kalau Tuhan itu menyatakan sesuatu larangan/hardikan itu adalah cinta Tuhan kepadamu dan kepadaku. Belajarlah sebelum pergi ke gereja, katakan kepada Tuhan, Tuhan aku mau mendengarkan Firman-Mu setajam apapun, remukkan hatiku aku ingin kenal Engkau, jangan Engkau lalui, janganlah Engkau diam.

    Di tengah orang-orang dunia yang tidak peduli dengan kebenaran, di tengah orang-orang dunia yang hanya pergi ke gereja untuk mengisi hari Minggu saja, di tengah rekan-rekan gereja lain yang terus bicara teologia sukses, di tengah-tengah gereja yang menjelek-jelekkan apa yang menjadi pelayanan kami, Tuhan kepada siapa orang itu percaya berita yang kami perdengar? Biar kita boleh menjadi orang orang yang sungguh sungguh belajar menerima cambukan dan didikan dari Tuhan. Ibrani mengatakan jikalau kita di cambuk dan dididik oleh Tuhan, itu artinya kita dikasihi. Artinya engkau bukan anak-anak yang sembarangan.

  6. Yohanes Pembabtis membawa orang kepada Kristus


    Yohanes Pembaptis adalah seorang nabi yang besar. Yesus Kristus mengatakan lebih besar dari nabi di Perjanjian Lama, tetapi dia menyerahkan haknya kepada Kristus. Dua murid utama Yesus Kristus sebenarnya adalah murid Yohanes Pembaptis. Yohanes memiliki beberapa murid dan dia menyerahkan murid itu untuk mengikut Kristus. Dua orang muridnya yaitu, Andreas dan Yohanes, adalah murid dari Yohanes Pembaptis. Mereka bukan murid Kristus yang pertama, tetapi ketika Kristus datang maka Andreas dan Yohanes disuruh pergi bahkan murid yang lain silahkan untuk lihat Kristus dan jadi murid-Nya. Yohanes Pembaptis merasa dirinya bukan mempelai tapi pendamping saja. Bagi kami, hamba-hamba Tuhan, ini adalah sesuatu yang sangat tidak mudah. Kita adalah orang yang terlalu sempit hati, kita adalah orang yang terlalu self-centered. Kita memikirkan pelayanan itu berhasil atau tidak, tergantung orang datang atau tidak.Tapi kita harus mengerti satu hal bahwa pelayanan itu berhasil atau tidak, tergantung dari perkenanan Allah atau tidak. Kotbah Stefanus tidak membawa ribuan orang datang tetapi membawa ribuan batu datang kepada dia.

    Mari lihat Injil Yohanes 1:35-40. Dua orang yang dimaksudkan disini adalah, penulis kitab ini sendiri yaitu Yohanes dan Andreas. Jikalau saudara adalah guru di dalam satu sekolah dan kemudian murid saudara pergi ke tempat sekolah lain, apa yang menjadi perasaan saudara? Sedih bukan? Tetapi Yohanes Pembaptis tahu bahwa tujuan dari hidupnya adalah membawa orang kepada Kristus. Dan ini adalah sesuatu yang tidak mudah dan saya belajar dan mau belajar dan minta Tuhan terus didik. Di dalam hati saya katakan kepada Tuhan kalau ada seseorang yang lebih baik, lebih jitu dalam mengajar, lebih benar-benar Tuhan pakai, saya akan membawa pemuda dan jemaat saya untuk mendengarkan orang itu. Karena orang yang Tuhan pakai di dunia tidak banyak. Saya minta kepada Tuhan untuk bisa membawa seluruh jemaat untuk mengenal Kristus lebih lagi. Dan mengenal Kristus lebih lagi bukan dari satu sumber, kami sangat terbatas dan penuh dengan kekurangan. Saya akan membawa saudara-saudara kepada orang yang dipakai Tuhan. Kenapa saya katakan kepada saudara-saudara, coba untuk lihat Pdt. Dr. Stephen Tong, bukan karena saya adalah anggota GRII, bukan karena saya sudah bekerja di bawah dia, sama sekali tidak. Saudara lihat, perhatikan dan nilai orang ini dengan begitu dekat, lihat apa yang Tuhan kerjakan, lihat prinsip-prinsipnya. Kalau saudara mengujinya dan pikir orang ini tidak diurapi oleh Tuhan, silahkan pergi. Tetapi sepengetahuan dan sepandangan mata saya, di dalam satu kejujuran dan ketulusan di hadapan Allah, saya tetap melihat orang ini dipakai oleh Tuhan. Yohanes Pembaptis mengerti dirinya siapa. Dia membawa murid-muridnya untuk pergi ke tempat Yesus Kristus untuk mendengarkan. Rohaninya begitu mahir, dia melayani bukan untuk self-centered. Dia melayani untuk God-centered.

  7. Yohanes Pembabtis mengerti panggilannya


    Yohanes Pembaptis adalah orang yang mengerti panggilannya hanya untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Lihat Yohanes 1:20-23. Yohanes Pembaptis mengatakan bahwa dirinya bukan Mesias. Dia mengerti panggilannya, dia menghidupinya dan dia berkata-kata dengan tepat, tidak memberikan satu konotasi yang lain yang membuat orang kemudian memuja dia. Dia membawa orang melihat Mesias. “Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskan jalan bagi Tuhan!” Saudara akan menemukan persis seperti orang sedang meratakan jalan, lembah akan ditutup, gunung akan diratakan jalannya. Seperti presiden atau orang penting akan datang, Yohanes Pembaptis itu seperti orang yang membawa bulldozer untuk membuka seluruh jalan. Begitu selesai, dia hanya diam saja. Saat raja datang dan melambaikan tangan maka semua rakyat menyambut. Yohanes Pembaptis hanya meluruskan jalan bagi Tuhan, dia tidak mengambil kemuliaan Kristus untuk dirinya sendiri, dia tidak mengambil pujian Kristus bagi dirinya sendiri. Saudara perhatikan, di sini dia seperti orang yang mem-bulldozer jalanan supaya raja itu lewat dan raja itu diketahui oleh semua rakyat. Di tempat yang lain, dia menyatakan “aku hanya pendamping dari pengantin”. Lihat Yohanes 3:27-30. Apa yang sesungguhnya menjadi sukacita seorang hamba Tuhan? Yang menjadi sukacita seorang hamba Tuhan adalah melihat orang-orang yang dipimpinnya siap menyongsong mempelai laki-laki. Bertumbuh mengenal mempelai laki-laki, bertumbuh untuk makin melihat mempelai laki-laki begitu indah. Ini adalah suatu sukacita yang penuh. Seorang hamba Tuhan yang sejati adalah orang yang bersukacita bukan karena dipuji atau jumlah orangnya banyak tetapi sukacita karena jemaat bertumbuh mengenal Tuhan. Itu adalah sukacita seorang pelayan.

    Yohanes memberikan kepada kita apa arti melayani, satu pengertian seorang pelayan tidak mengambil kemuliaan untuk dirinya sendiri, tidak mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri, tetapi membawa semua jemaatnya untuk siap menyongsong mempelai laki-laki. Orang ini adalah orang yang jitu teologi, dewasa karakter, dan orang yang diurapi Roh Kudus yang sesungguhnya. Yohanes Pembaptis melihat kemuliaan Kristus lebih besar dari apa pun saja dan dirinya tidak lebih rendah dari seorang budak. Ia mengerti panggilannya yaitu mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Saya berharap saudara-saudara pada pagi hari ini belajar, gereja yang sejati harusnya seperti apa. Saya berharap saudara-saudara belajar, melayani yang sejati seharusnya seperti apa dan belajar membedakan seorang hamba Tuhan yang sejati itu seharusnya seperti apa. Kiranya Tuhan boleh mendidik kita pada pagi hari ini dan kiranya nama-Nya dipermuliakan.

back to Sermon Gallery

^